Tampilkan postingan dengan label Makna Hidup. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Makna Hidup. Tampilkan semua postingan
17 Mar 2013
12 Mar 2013
Cinta itu Sebentuk Hati Rasa Coklat
"Menurut kamu, cinta itu apa?"
"Eh? Apa ya.... Aku juga gak tau apa. Mungkin sebentuk hati rasa coklat. :D"
"Coklat? Kenapa coklat?"
"Karna coklat itu manis."
"Tapi, Kenapa coklat yang kumakan ini pahit?"
"Itu mungkin karena coklatnya belum diolah."
"Diolah bagaimana?"
"Coklat yang kamu makan itu masih mentah. Kalau kamu olah, misal ditambah tepung, telur, gula, dan sebagainya. Maka jadilah kue rasa coklat."
"Maksud kamu?"
"Semua butuh proses. Sama halnya seperti cinta. Ya, seperti coklat yang kamu makan sekarang lah. Coklat kamu itu masih butuh proses lagi agar rasanya menjadi lebih enak, bentuknya menjadi menarik dan sebagainya lah."
"Proses?"
"Iya. Proses. Cinta gak bisa terjadi gitu aja. Cinta butuh proses. Butuh disiram dan dipupuk seperti pohon. Pohon tumbuh tidak tergesa-gesa. Dimulai dari menanam benih, kemudian jadilah kecambah. Lalu pohon kecil, perlahan-lahan tumbuh, menjelma jadi pohon remaja. lalu seiring berjalannya waktu dimana pohon tersebut pun tumbuh menjadi pohon dewasa yang kokoh. Yang akarnya kuat mencengkrambumi, daunnya hijau, berbunga juga berbuah."
"Bagaimana dengan kaktus?"
"Kaktus memang berduri. Tapi dari batangnya yang buruk dan berduri itu bisa tumbuh bunga yang cantik. Dan dari ulat yang terselubung, telah menjelma menjadi kupu-kupu yang indah."
"Apakah cinta itu hak?"
"Bukan hanya hak, tapi juga kewajiban."
"Kewajiban?"
"Ya. Hak adalah sesuatu yang harus kita terima bukan?! Dan kewajiban adalah sesuatu yang harus kita lakukan untuk memperoleh hak itu. Simpulannya, ada keseimbangan antara memberi dan menerima. Kamu gak bisa menerima apa-apa jika kamu tidak memberi sesuatu. Itu kausalitas hidup. Jadi, jika ingin dicintai maka belajarlah mencintai."
"Seperti cinta Rabb kepada hamba-Nya?"
"Ya. Allaah selalu memberi banyak kemudahan pada kita hamba-Nya. Tapi kita yang tak tau diri ini malah mempersulitnya. Allaah selalu memberi banyak karunia dan nikmat-Nya tapi kita tak tau bagaimana mensyukuri tiap nikmat yang diberi-Nya untuk kita. Lisa kita sering mengaku mencintai Allaah dan rasul-Nya. Tapi apa yang dilarang oleh-Nya malah banyak yang kita lakukan, sedangkan apa-apa yang diperintah-Nya justru kita abaikan."
"Sederhana, tapi benar-benar menyindir. Fuuh...."
" :) "
*Buku Harian Langit Senja
Selasa, 1 September 2009
"Eh? Apa ya.... Aku juga gak tau apa. Mungkin sebentuk hati rasa coklat. :D"
"Coklat? Kenapa coklat?"
"Karna coklat itu manis."
"Tapi, Kenapa coklat yang kumakan ini pahit?"
"Itu mungkin karena coklatnya belum diolah."
"Diolah bagaimana?"
"Coklat yang kamu makan itu masih mentah. Kalau kamu olah, misal ditambah tepung, telur, gula, dan sebagainya. Maka jadilah kue rasa coklat."
"Maksud kamu?"
"Semua butuh proses. Sama halnya seperti cinta. Ya, seperti coklat yang kamu makan sekarang lah. Coklat kamu itu masih butuh proses lagi agar rasanya menjadi lebih enak, bentuknya menjadi menarik dan sebagainya lah."
"Proses?"
"Iya. Proses. Cinta gak bisa terjadi gitu aja. Cinta butuh proses. Butuh disiram dan dipupuk seperti pohon. Pohon tumbuh tidak tergesa-gesa. Dimulai dari menanam benih, kemudian jadilah kecambah. Lalu pohon kecil, perlahan-lahan tumbuh, menjelma jadi pohon remaja. lalu seiring berjalannya waktu dimana pohon tersebut pun tumbuh menjadi pohon dewasa yang kokoh. Yang akarnya kuat mencengkrambumi, daunnya hijau, berbunga juga berbuah."
"Bagaimana dengan kaktus?"
"Kaktus memang berduri. Tapi dari batangnya yang buruk dan berduri itu bisa tumbuh bunga yang cantik. Dan dari ulat yang terselubung, telah menjelma menjadi kupu-kupu yang indah."
"Apakah cinta itu hak?"
"Bukan hanya hak, tapi juga kewajiban."
"Kewajiban?"
"Ya. Hak adalah sesuatu yang harus kita terima bukan?! Dan kewajiban adalah sesuatu yang harus kita lakukan untuk memperoleh hak itu. Simpulannya, ada keseimbangan antara memberi dan menerima. Kamu gak bisa menerima apa-apa jika kamu tidak memberi sesuatu. Itu kausalitas hidup. Jadi, jika ingin dicintai maka belajarlah mencintai."
"Seperti cinta Rabb kepada hamba-Nya?"
"Ya. Allaah selalu memberi banyak kemudahan pada kita hamba-Nya. Tapi kita yang tak tau diri ini malah mempersulitnya. Allaah selalu memberi banyak karunia dan nikmat-Nya tapi kita tak tau bagaimana mensyukuri tiap nikmat yang diberi-Nya untuk kita. Lisa kita sering mengaku mencintai Allaah dan rasul-Nya. Tapi apa yang dilarang oleh-Nya malah banyak yang kita lakukan, sedangkan apa-apa yang diperintah-Nya justru kita abaikan."
"Sederhana, tapi benar-benar menyindir. Fuuh...."
" :) "
*Buku Harian Langit Senja
Selasa, 1 September 2009
17 Jan 2013
Momentum Yang Hilang
Aku terdiam lagi. Mematung. Tak bergerak, seolah nafasku terhenti. benarlah, nafasku tertahan. Menyesak. Aku tau persis ini tabiat penyesalan. Yang mengundangku seketika berselancar pada dimensi khayalku. Andai . . . Mungkinkah . . . dua kata itu membenak pekat, dua kata itu berseliweran diatas kepalaku. Tapi nyata itu harus kuhadapi. Sesalku hanya seonggok nasi yang sudah menjadi bubur. Percuma, tak kan mungkin. Mungkin inilah akhir untuk epidose kehidupan ini, yang setelahnya kan ada episode-episode baru dari cerita yang baru dimulai. Kata temanku, penyesalan yang paling kerak adalah ketika kita merasa kehilangan momentum kesempatan disaat kita tak ada melakukan sedikitpun usaha untuk mendapatkannya. Aku bagaimana? Itukah yang aku rasakan? Sedang saat sadar, aku hanya bisa menghembuskan nafasku yang tertahan, tersengal-sengal. Menyengat hingga ke pusat saraf. Mungkin momentum itu memang bukan punyaku. Aku hanya terlambat, aku hanya terlambat sepersekian detik.
Dan diam, atau sesekali bicara untuk meredakan rasa yang berwujud sesal. Pasti tidak untuk selamanya, karna jika momentum itu punyaku, suatu saat pasti kan kudapati kembali. Mungkin. Bukankah semua adalah Dia yang mengatur?
---------
Bintang beredar dan tampak pada malam, sedang mentari gagah bersinar kala pagi hingga senja menjelang. Semua bergantian menurut garis edarnya. Lalu dimana letak ragu itu, jika kita tau segalanya telah diatur sesuai aturan-Nya?! Tak perlu khawatir. Biar Dia yang mengurusi segala.
Dan diam, atau sesekali bicara untuk meredakan rasa yang berwujud sesal. Pasti tidak untuk selamanya, karna jika momentum itu punyaku, suatu saat pasti kan kudapati kembali. Mungkin. Bukankah semua adalah Dia yang mengatur?
---------
Bintang beredar dan tampak pada malam, sedang mentari gagah bersinar kala pagi hingga senja menjelang. Semua bergantian menurut garis edarnya. Lalu dimana letak ragu itu, jika kita tau segalanya telah diatur sesuai aturan-Nya?! Tak perlu khawatir. Biar Dia yang mengurusi segala.
29 Des 2012
Lembayung
Menjejak, berdendang
Hadir dipenghujung badai
Saat kesedihan yang paling kerak menjamah
Saat kesakitan berdekit dipenghujung kematian
;selalu ada pengganti dari apa yang hilang
Datang pergi hilang kembali
Seperti mimpi
Tapi inilah hidup yang harus dijalani.
Siapapun, mengharapkan hadirnya pelangi diujung badai.
Mungkin sama seperti Firman-Nya, "Bersama kesulitan ada kemudahan"
Dan Lembayung Jingga akan terus menawan di Langit-Nya yang terserak.
Sudahkah kita bersyukur akan tarikan nafas hari ini?
"Maka nikmat Rabb yang manakah yang mampu kita dustakan?!"
:)
Hadir dipenghujung badai
Saat kesedihan yang paling kerak menjamah
Saat kesakitan berdekit dipenghujung kematian
;selalu ada pengganti dari apa yang hilang
Datang pergi hilang kembali
Seperti mimpi
Tapi inilah hidup yang harus dijalani.
Siapapun, mengharapkan hadirnya pelangi diujung badai.
Mungkin sama seperti Firman-Nya, "Bersama kesulitan ada kemudahan"
Dan Lembayung Jingga akan terus menawan di Langit-Nya yang terserak.
Sudahkah kita bersyukur akan tarikan nafas hari ini?
"Maka nikmat Rabb yang manakah yang mampu kita dustakan?!"
:)
17 Des 2012
~Luka
Terkadang, tak hanya cukup satu luka untuk membuat kita benar-benar mengerti dan menyadari bahwa bukan itu seharusnya jalan yang kita pilih. Ada banyak keberagaman dalam hidup, dan kita masih bisa memilih selama yang dihadirkan adalah pilihan. Tetap bertahan ataukah membuat rencana-rencana baru yang lebih matang dengan sedikit resiko didalamnya.
Jika kita cerdas, maka cukup sekali ujian itu mampu kita lewati. Dan kalaupun hasilnya remedial, maka haruslah pula kita mengulang ujian kembali. Dan harusnya pula kita belajar dari kesalahan yang lalu, belajar dari ujian yang sebelumnya. Memahami dimana letak kekurangan serta kesalahan yang kita lakukan. Keledai tidak akan jatuh di lubang yang sama bukan?!
Adalah belajar dari kesalahan, adalah belajar dari pengalaman kisah silam, adalah belajar menemukan kebenaran, bukan pembenaran. Hidup adalah belajar dan terus belajar. Meski luka, tapi kita tau, bahwa luka adalah bagian dari pelajaran kehidupan yang kita lalui.
*Semoga selalu menjadi pribadi yang baru, dengan semangat menantang menyeru ^^9
Jika kita cerdas, maka cukup sekali ujian itu mampu kita lewati. Dan kalaupun hasilnya remedial, maka haruslah pula kita mengulang ujian kembali. Dan harusnya pula kita belajar dari kesalahan yang lalu, belajar dari ujian yang sebelumnya. Memahami dimana letak kekurangan serta kesalahan yang kita lakukan. Keledai tidak akan jatuh di lubang yang sama bukan?!
Adalah belajar dari kesalahan, adalah belajar dari pengalaman kisah silam, adalah belajar menemukan kebenaran, bukan pembenaran. Hidup adalah belajar dan terus belajar. Meski luka, tapi kita tau, bahwa luka adalah bagian dari pelajaran kehidupan yang kita lalui.
*Semoga selalu menjadi pribadi yang baru, dengan semangat menantang menyeru ^^9
16 Des 2012
Menembus Batas Kehidupan
Kita menari, diantara dua bayangan. Hitam putih. Kau aku. Kita. Terus menari, mencari nada yang bersesuaian. Berkali berhenti atau mungkin terhenti, lalu kita pergi dan kembali membersamai hari. Menyapa lewat misykat qalbu, berkata lewat sajak yang patah, menepi lewat mimpi, berbagi, menginspirasi, bertukar pendapat, sesekali beradu argumentasi, lalu diam atau mungkin mendiamkan.
Kadang kekesalan itu hadir, ketika jelas berbuat kesalahan tiada gerak sapa untuk mengajukan kata maaf. Hanya butuh sapa kata, meski dihati, jauh dilubuk sebenarnya telah lebih dulu memberi maaf. Hanya mencari kepedulian diantara bekunya suasana bagai batu, seperti tak pernah menyatu sebelumnya.
Dan kadang diam untuk menghindar adalah kebaikan. Agar tiada celah amarah yang sejak kemarin tertahan terlampiaskan. Dan adakalanya pun diabaikan adalah sebuah kebaikan, ketika yang mencari-cari perhatian menjadi begitu ingin terus diperhatikan.
Hidup ini begitu, hidupmu, hidupku, hidup kita semua manusia. Berjalan sesuai dengan garis edarnya. Sesuai dengan apa yang menjadi kehendak-Nya. Yang telah terjadi, kita tak bisa lagi memilih. Yang akan terjadi nanti ada diantara kesempatan dan pilihan, atau jua ketentuan takdir Allaah.
Maka bersabarlah, ketika segala keinginan tak terwujud dengan segera. Allaah lebih tau apa yang terbaik bagi hamba-Nya.
Maka bersyukurlah, ketika memiliki segala yang telah ia beri meski kita begitu menginginkan yang lainnya.
Sebab Allaah tak pernah main-main dengan janji-Nya.
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?"
Kadang kekesalan itu hadir, ketika jelas berbuat kesalahan tiada gerak sapa untuk mengajukan kata maaf. Hanya butuh sapa kata, meski dihati, jauh dilubuk sebenarnya telah lebih dulu memberi maaf. Hanya mencari kepedulian diantara bekunya suasana bagai batu, seperti tak pernah menyatu sebelumnya.
Dan kadang diam untuk menghindar adalah kebaikan. Agar tiada celah amarah yang sejak kemarin tertahan terlampiaskan. Dan adakalanya pun diabaikan adalah sebuah kebaikan, ketika yang mencari-cari perhatian menjadi begitu ingin terus diperhatikan.
Hidup ini begitu, hidupmu, hidupku, hidup kita semua manusia. Berjalan sesuai dengan garis edarnya. Sesuai dengan apa yang menjadi kehendak-Nya. Yang telah terjadi, kita tak bisa lagi memilih. Yang akan terjadi nanti ada diantara kesempatan dan pilihan, atau jua ketentuan takdir Allaah.
Maka bersabarlah, ketika segala keinginan tak terwujud dengan segera. Allaah lebih tau apa yang terbaik bagi hamba-Nya.
Maka bersyukurlah, ketika memiliki segala yang telah ia beri meski kita begitu menginginkan yang lainnya.
Sebab Allaah tak pernah main-main dengan janji-Nya.
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?"
[ QS. Al-An'aam (Al-An'am) [6] : 32]
#SangPembelajar
11 Des 2012
Hitam Putih Penantian
Cerita ini sebenarnya sudah pernah saya posting di Blog Multiply saya beberapa tahun yang lalu, tapi berhubung blognya sudah tidak ada lagi maka saya pun menyalin ulang disini. Itung-itung sebagai BackUp tulisan saya juga :)
Lets Cekidot . . .
Ini cerita tentang sedikit pengalaman saya selama magang yang menurut saya sangat berarti untuk bisa diambil hikmah yang terkandung didalamnya (khususnya buat saya lho ya…).
Jika sahabat semua bertanya
kenapa judulnya Hitam Putih Penantian, maka akan saya uraikan beberapa
alasaannya. Pertama, selama magang ini, kostum yang dipakai harus hitam putih
(ini secara simboliknya). Nah yang kedua, status saya dan teman-teman yang
lainnya masih hitam putih. Kita udah nggak ada mata kuliah lagi, dibilang udah
selesai juga belum, karna kita masih dalam proses awal ditahap yang terakhir.
Yaitu menanti datangnya hari Wisuda yang lebih kurang 10 minggu lagi. Dimana
selama dalam masa penantian itu, kita harus magang euy..pake hitam putih pula.
Jadilah judulnya “Hitam Putih Penantian”.
Oke, kita langsung saja masuk ke
pengalaman cerita yang ingin saya bagi2kan kepada sahabat2 semua.
Senin, tepatnya 18 Januari 2010
yang lalu. Hari itu merupakan hari pertama saya di siklus kedua-Magang (Tiap2
siklus, waktunya 2 minggu). Di siklus yang sebelumnya, saya magang di bagian
Departemen Manajemen FE USU, shift Sore. Nah, untuk siklus yang kedua ini, saya
dan teman satu kelompok saya magang dibagian Keuangan. Hari pertama masuk shift
pagi, agak gimanaaa gituu. Coz, saya dan temen2 yang lainnya udah ngerasa
nyaman saat di departemen Manajemen kemarin.
Tugas-tugas pun mulai diberikan,
saat itu saya dan teman saya-ridha, diberi tugas untuk membuat neraca. Lebih
tepatnya sih menyalin ulang. Alias memindah bukukan hasil print out ke buku
neraca atas penerimaan dan pengeluaran FE USU selama bulan Desember 2009. Atas
perintah Pak Fai, kami pun menyanggupinya. Kemudian, Pak Fai pun memberi arahan
kepada kami tentang bagaimana cara mengerjakannya. Agar tidak terjadi
kesalahan. Setelah paham dengan penerangan pak Fai, kami pun mengerjakannya.
Ya..dengan banyak grogi tentunya. Karna nggak boleh sedikitpun melakukan
kesalahan. Jika salah, akibatnya bisa fatal. Lembar pertama dikerjakan dengan
sempurna. Begitupun dengan lembar kedua. Pak Fai berpesan sebelumnya, agar
bertanya terlebih dahulu jika kami tidak tau. Mewanti-wanti kami agar
mengerjakan neraca itu sesuai perintahnya. Pengerjaan neraca itu pun cukup
menyita waktu kami. Start dari jam 9 pagi sampai sekitar jam12. Pada saat itu
waktu menunjukkan jam setengah dua belas, ada satu lembaran lagi yang belum
diselesaikan. Sedangkan saya memburu waktu agar tepat jam 12 nanti, pekerjaan
itu dapat terselesaikan. Pak Fai tidak berada ditempat, padahal saya ingin
bertanya lagi. Namun, karna nggak sabaran untuk menunggu pak Fai, saya pun
berinisiatif untuk langsung mengerjakannya saja. Dengan melihat catatan2 pada
bulan2 sebelumnya. Ridha-teman saya itu pun mengikuti langkah saya, meskipun
dia sendiri nggak yakin dengan apa yang saya lakukan, benar atau enggak.
Sekitar jam dua belas kurang
lima, pekerjaan saya pun selesai. Nggak lama, pak Fai pun muncul. Saya pun
kemudian menanyakan tentang pekerjaan yang baru saya selesaikan tadi. Dan,
disitulah masalah muncul. Ternyata saya melakukan sebuah kesalahan kecil yang
dampaknya sangat besar, bahkan Fatal. Saya salah menempatkan item2 cek
penerimaan pada lembaran neraca. Seharusnya, item tersebut diletakkan dilembar
terakhir bulan November. Sedangkan saya meletakkannya dilembar kedua bulan
Desember. Pak Fai pun menegur kami atas kesalahan yang kami lakukan. Dan,
langsung saja, lembaran2 neraca yang telah kami kerjakan berjam-jam tersebut
langsung di robek. Semuanya. Tanpa tersisa. Kami pun harus mengulang pekerjaan
kami tersebut dari awal lagi.
Hufff…
Ketika jam pulang tiba, pak Fai
pun nyeletuk sambil tertawa kecil “Baru kali ini ada anak magang, kerjaannya
salah semua”.
Hehe..kesalahan memang ada pada
lu. Kesalahan temen saya adalah karna dia mengikuti kesalahan saya.
Ehm..jadi, ba’da kejadian ini,
pelajaran yang bisa saya ambil adalah bahwa




Alhasil, pekerjaan itu pun kami
lanjutkan minggu depannya. Tepatnya tanggal 25 Januari 2010. Nah, belajar dari
kejadian minggu lalu, kami pun mengerjakannya dengan sangat hati-hati sekali.
Yang tidak kami tau, langsung kami tanyakan ke pak Fai. Pokoknya motto kami
kali ini adalah “Biar lambat asal selamat”. Hehehe… nggak boleh buat kesalahan
yang sama lagi dah intinya. Jadi, ketika pak Fai nggak ada ditempat, kami pun
menghentikan kerjaan kami. Nunggu bapak itu datang, trus nanya lagi deh. Meski
kerjaan kami tersebut tidak bisa kami selesaikan dalam satu hari itu, Dari pada
salah lagi, mendingan tertunda 1 hari. Ya ndak sih?!
Sahabat, semoga cerita saya
diatas juga memberikan sebuah hikmah kecil yang bisa kita jadikan pelajaran
bagi hidup kita. Meskipun tidak banyak, tapi semoga saja yang sedikit ini
memberi manfaat bagi yang banyak.
25 January 2010
-Langit Senja-
Filosopi Kepompong
Alangkah Syahdu menjadi kepompong ,, berkarya dalam diam.,,bertahan dalam kesempitan. tetapi bila tiba waktu untuk menjadi kupu-kupu tidak ada pilihan selain terbang menari melantunkan kebaikan diantara bunga2,menebarkan keindahan pada dunia. dan anginpun memeluknya dalam sejuk dan wangi surga.. :)
Salim A Fillah-
10 Des 2012
Becoz of Allaah
Bicara, dengan kata percuma
Mencoba hadir hangatkan suasana yang beku
Mencairkannya agar tetap terlihat biasa
Mestinya tetap seperti biasa
Namun luka itu membuat perjalanan panjang kehidupan kian berbeda
Mungkin bukan jalan ini yang harus dilalui
Atau mungkin pun bukan pintu ini yang harus dimasuki
Di Bumi-Nya terhampar begitu luas pandangan hijau membentang
Dan kan selalu ada harapan baru disebalik pupusnya sebuah harapan
Mungkin bukan saat ini waktu yang harus ditempuh dengan bekal yang telah ditempa sebelumnya
Rabbuna masih memberi jeda sejenak, untuk melakukan perbaikan-perbaikan baru
untuk berpijak pada belahan bumi yang lain
Memilih apa yang bisa dipilih
Atau mengabaikannya dengan resiko ataupun kejutan-kejutan baru yang kan mengelilingi.
Ya, semua berpilin pada prosesnya.
Bahkan diam pun adalah proses . . .
Proses menentukan pilihan, antara bicara atau tetap teguh memegang prinsip yang selama ini ditanam.
Anggaplah lalu ketika penilaian orang-orang tak sejalan dengan roda kehidupan yang dijalani, Meski isyarat mereka jelas menghakimi.
Cukup pahami bahwa hidup ini tidak sendiri, ada Allaah yang menemani.
Bila pun lelah memenuhi, yakini selalu ada kebaikan disebaliknya. Allaah telah mempersiapkan segalanya untuk kita manusia. Tiada pernah meleset satu pun yang telah ditetapkan oleh-Nya. Sebab takdir berada di ujung ikhtiar kita manusia, Sebab takdir pun dapat berubah oleh doa-doa khusyuk kita kepada Rabbuna.
Proses kehidupan, serumit apapun, sesulit apapun, sekalut apapun kita dibuatnya, tetaplah harus terus kita jalani, suka tidak suka, terima tidak terima, sebab dari sanalah kita terus belajar, belajar menjadi insan yang sempurna, yang hidupnya selalu dialiri dengan kesyukuran, yang hidupnya selalu diliputi kesabaran, meski keduanya lebih sering alpa ketimbang hadirnya.
Hanya satu, Allaah! Dia-lah Allaah Yang Esa. Kembalikanlah segala pada-Nya, sebab segala hanyalah milik-Nya. Sang Penggenggam Arsy, Sang Penguasa Alam semesta. Jika bukan pada Dia, lalu pada siapa lagi kita sandarkan segala pinta dan resah?
Rabbana Atina fiddunya hasanah wafil akhiroti hasanah waqina adzabannar . . .
*Menulis dengan tanpa aba-aba, tenpa editan kata, membiarkannya mengalir begitu saja hingga terangkai irama nada bahasa.
Semua ini jelas karena-Mu ya Rabb, tanpa-Mu tiadalah daya kami membuat suatu perkara. :)
4 Des 2012
Obat Hidup Paling Mustajab
Pernahkah
kita menghela nafas panjang, dada berdebar tanpa penjelasan, kecemasan
datang tanpa diundang, dan pundak seolah menanggung beban berat tidak
terlihat?
Pernahkah kita membenci siang.. hingga berharap dia
tidak usah datang saja esok pagi.. berharap semoga malam ini tidak akan
pernah berakhir.. terusss saja malam, terusss saja.. sehingga urusan
besok tidak perlu dihadapi...
Pernahkah kita tidur gelisah,
kebas memeluk bantal, kosong menatap langit2 kamar, bahkan kadang mata
berair tanpa terasa akibat sesak di hati.. bahkan kadang menangis dalam
tidur (entah itu mimpi atau bukan, tp kita tahu sedang menangis
terisak), atau bahkan kadang menangis tanpa air-mata?
Pernahkan kita sesak disakiti orang lain.. kecewa dikhianati orang
lain.. dihinakan.. dianggap tidak-ada.. sudah menunggu
ber-tukatul-tukatul tp yg ditunggu sama sekali merasa tidak ditunggu..
pernahkan kita tergugu kehilangan sesuatu yg berharga.. terjebak dalam
masalah2 (hutang, janji, bangkrut, jerawatan, gemuk nan buncit,
dsbgnya).. khawatir akan masa depan.. ambisi2 yg menjauh.. hingga
masalah2 kecil yg dataaaaang saja tanpa bosan2, membuat terkeluh,
"kenapa sih?"...
Pernahkah kita sebal oleh pertanyaan2 serupa
yg datang bertubi2.. pertanyaan dari keluarga, teman, tetangga, bahkan
yg paling menyebalkan dari diri sendiri.. "kenapa, kenapa?".. "mengapa,
mengapa?" seolah kesendirian tidak mendatangkan berjuta pertanyaan yg
sama, seolah hidup tidak mendatangkan ratusan masalah tanpa perlu
dicampuri oleh orang lain..
Pernahkah kita sekali saja dalam
hidup ini membenci HUJAN? ber-duuhhh, ber-arggh, ber-sialan mengumpat
kenapa hujan harus turun?
Karena jika pernah, maka sungguh
kita membutuhkan obat paling mustajab dalam kehidupan.. kita
berpenyakit.. penyakit hati... dan jika kita sudah tega mengumpat HUJAN
yg sejatinya adalah berkah, maka sudah kronis sekali sakitnya..
Dan tahukah kalian apa obat mustajabnya? sederhana sekali, yaitu: B E R S Y U K U R . . .
Benar my dear... dari berpuluh2 akhlak mulia yg disebutkan kitab suci,
dari ratusan sifat2 hebat Nabi, Rasul, dan orang2 hebat nan terpilih,
inilah sala-satu akhlak pertama dan utama yg harus dikuasai..
bersyukur.. itulah obat paling mustajab hati dalam kehidupan hari ini..
bersyukur..
Dgn menguasai ilmu syukur.. maka akhlak2 mulia yg
lain akan mudah dikuasai.. ihklas.. sabar... qanaah, merasa cukup..
tidak serakah, rakus, itu semua turunan dari akhlak syukur.. dan saya
kasih tahu rahasia kecil tentang syukur.. yaitu: kita tidak cukup hanya
pandai, my dear.. banyak sekali orang2 yg pandai bersyukur tapi hidupnya
tidak kunjung bahagia.. yaps, pandai bersyukur itu necessary (penting);
tp pelengkapnya (sufficient) adalah 'senantiasa'.. jadi senantiasalah
pandai2 bersyukur, selalulah pandai2 bersyukur.. maka seperti apapun
dunia ini menyakiti kita, seketika, di depan mata kita seolah akan
dibentangkan 8 pelangi indah.. yakinlah.
~Tere Liye
*Aku si penyuka Hujan :) Insya Allaah yakin dengan janji-Nya :)
26 Nov 2012
Hati yang Lapang
Mau seberapa menyakitkan sebuah kejadian, jika
kita mempunyai hati selapang lautan, ditumpahkan racun paling mematikan
se-kontainer sekalipun, tetap akan larut, tidak terasa.
Tetapi kalau hati itu sempit, satu tetes berbisa saja cukup untuk membuat hidup kita 'binasa' sehari, seminggu, bahkan berbulan-bulan.
Melapangkan hati adalah pekerjaan panjang, perlu latihan, berkali-kali jatuh-bangun, dan jelas membutuhkan ilmu dan pemahaman baik. Tidak mengapa gagal, besok lusa tidak terasa hatinya sudah semakin luas.
~Tere Liye
Tetapi kalau hati itu sempit, satu tetes berbisa saja cukup untuk membuat hidup kita 'binasa' sehari, seminggu, bahkan berbulan-bulan.
Melapangkan hati adalah pekerjaan panjang, perlu latihan, berkali-kali jatuh-bangun, dan jelas membutuhkan ilmu dan pemahaman baik. Tidak mengapa gagal, besok lusa tidak terasa hatinya sudah semakin luas.
~Tere Liye
20 Nov 2012
Jangan pernah merusak diri sendiri
*Jangan pernah merusak diri sendiri
Terkadang hidup ini tidak seindah yang kita bayangkan. meski sy menumpahkan ratusan amunisi tulisan bahwa hidup ini sederhana dan indah, sejatinya hidup ini kadang berubah menyakitkan dan menimbulkan kebencian. Ada harapan yg tidak tercapai, ada proses kehilangan, ada musnahnya mimpi2, terkena penzaliman, kesalahan melakukan sesuatu, dan sebagainya.
maka berkumpullah, saling jalin-menjalin seperti sarang laba-laba, segenap perasaan2 buruk itu. Rasa sedih. Rasa marah. Rasa kecewa. Rasa sesal. Dan rasa sebagainya... Tetapi sungguh, jika kita sedang mengalaminya, ingatlah nasehat lama itu: jangan pernah merusak diri sendiri. Jangan sekali2.
Jangan pernah menjatuhkan harga diri begitu rendahnya saat sedih, sesak, kebencian sedang mengungkung kepala.. kegagalan sesuatu, bercerai, atau apa saja tidak pernah menjadi alasan untuk melakukannya...
jangan pernah mengumbar emosi, murka begitu berlebihan saat rasa sabar sedang hilang, marah sedang datang apalagi sampai menyalahkan orang lain, 'membakar' semuanya... itu tdk pernah akan menyelesaikan masalah..
Jangan pernah merusak diri sendiri ketika hidup sedang berbelok tajam berubah dari harapan.. jika kalian tdk punya solusi, tdk tegar, tdk sabar, atau apalah, setiap kali rasa sedih, benci, marah, dsbgnya itu datang, cukup ingat kalimat sederhana ini, ya.. : jangan pernah merusak diri sendiri. Sambil mencoba bertahan, menyilahkan waktu berlalu, mengambil semua kesedihan.
Semoga berhasil.
Terkadang hidup ini tidak seindah yang kita bayangkan. meski sy menumpahkan ratusan amunisi tulisan bahwa hidup ini sederhana dan indah, sejatinya hidup ini kadang berubah menyakitkan dan menimbulkan kebencian. Ada harapan yg tidak tercapai, ada proses kehilangan, ada musnahnya mimpi2, terkena penzaliman, kesalahan melakukan sesuatu, dan sebagainya.
maka berkumpullah, saling jalin-menjalin seperti sarang laba-laba, segenap perasaan2 buruk itu. Rasa sedih. Rasa marah. Rasa kecewa. Rasa sesal. Dan rasa sebagainya... Tetapi sungguh, jika kita sedang mengalaminya, ingatlah nasehat lama itu: jangan pernah merusak diri sendiri. Jangan sekali2.
Jangan pernah menjatuhkan harga diri begitu rendahnya saat sedih, sesak, kebencian sedang mengungkung kepala.. kegagalan sesuatu, bercerai, atau apa saja tidak pernah menjadi alasan untuk melakukannya...
jangan pernah mengumbar emosi, murka begitu berlebihan saat rasa sabar sedang hilang, marah sedang datang apalagi sampai menyalahkan orang lain, 'membakar' semuanya... itu tdk pernah akan menyelesaikan masalah..
Jangan pernah merusak diri sendiri ketika hidup sedang berbelok tajam berubah dari harapan.. jika kalian tdk punya solusi, tdk tegar, tdk sabar, atau apalah, setiap kali rasa sedih, benci, marah, dsbgnya itu datang, cukup ingat kalimat sederhana ini, ya.. : jangan pernah merusak diri sendiri. Sambil mencoba bertahan, menyilahkan waktu berlalu, mengambil semua kesedihan.
Semoga berhasil.
~Tere Liye
16 Nov 2012
Jodoh Terbaik
Ada
seorang atlet dunia yang mengagumkan. Saat ditanya, apa rahasia
terbesarnya hingga dia berkali-kali memecahkan rekor dunia? Jawabannya
pendek: saya bertanding melawan diri sendiri, saya berusaha terus
menerus mengalahkan diri sendiri. Ini sesungguhnya jawaban yang super,
menjelaskan banyak hal. Tapi bagaimana bisa dia jadi juara dunia jika
dia hanya sibuk melawan dirinya sendiri? Bukankah dia harus peduli
dengan catatan waktu pesaingnya? Bagaimana pesaingnya berlatih? Kemajuan
pesaingnya. Tidak, dia tidak peduli. Baginya, setiap hari menjadi lebih
baik, setiap hari memperbaiki rekor sendiri, jauh lebih penting
dibanding memikirkan orang lain. Maka itulah yang terjadi, resep ini
berhasil, berkali-kali dunia menyaksikan atlet hebat ini memecahkan
rekor dunia, rekor yang tercatat atas nama dirinya sendiri. Jika dia
hanya sibuk memikirkan orang lain, boleh jadi dia hanya berhasil
memecahkan rekor itu sekali, lantas berpuas diri, merasa cukup. Game
over.
Logika memperbaiki diri sendiri dan terus melakukan yang
terbaik ini sangat efektif dalam banyak hal. Sekolah misalnya. Kita
tidak perlu peduli kita ranking berapa, kita lulusan terbaik atau bukan,
sekolah terbaik atau bukan, pokoknya belajar yang terbaik, maka lihat
saja besok lusa, ternyata semua hal datang dengan sendirinya, termasuk
ranking dan kesempatan melanjutkan di tempat lebih baik. Juga pekerjaan.
Kita tidak perlu peduli siapa pesaing di sekitar, siapa yang akan
menyalip dsbgnya, posisi dsbgnya, pokoknya bekerjalah yang terbaik,
memperbaiki diri sendiri secara terus menerus. Maka, lihat saja besok
lusa, semua pintu2 kesempatan akan terbuka dengan sendirinya.
Nah, termasuk mencari jodoh. Rumus ini juga berlaku sama sederhananya.
Teruslah memperbaiki diri, maka besok lusa, jodoh terbaik akan datang.
Banyak orang yang berpikir sebaliknya, sibuk pacaran, sibuk cari2
perhatian, sibuk jatuh hati, sibuk 'mencari jodoh'--di usia dini sekali.
Itu benar, kita boleh jadi segera mendapatkan yang diinginkan tersebut,
tapi hanya sebatas itulah definisi jodoh terbaik yang kita dapatkan.
Berbeda jika dengan sibuk memperbaiki diri. Terus sekolah dengan baik
misalnya, belajar apa saja. Termasuk belajar ilmu agama, semakin
bermanfaat bagi sekitar, mencemerlangkan akhlak, maka jalinan
silaturahmi akan semakin luas, membuat kesempatan bertemu dengan jodoh
terbaik lebih lebar. Dengan terus memperbaiki diri, kita bisa mengenal
banyak orang, paham banyak karakter, memiliki prinsip2 yang baik, dan
itu lagi-lagi membuka lebih lebar kesempatan bertemu dengan jodoh
terbaik.
Bayangkan saja seseorang yang hanya tinggal di sebuah
kampung, sibuk pacaran di kampung itu saja, menikah. Selesai. Itulah
ruang lingkup jodoh terbaiknya. Sebaliknya seorang remaja puteri, yg
memilih terus belajar memperbaiki diri sendiri, bodo amat teman2nya
sudah pacaran, dengan terus belajar dia bisa membuka pintu sekolah di
kota lain, bertemu dengan banyak orang, dengan belajar agama dia
memiliki prinsip2 hidup yg baik, bisa memilih teman bergaul yang baik,
hingga akhirnya bertemu dengan jodoh terbaiknya. Dia berhasil
meningkatkan berkali-kali lipat kesempatan jodoh terbaiknya. Bukan cuma
si cowok paling ganteng di kampung tersebut--yang ditaksir gadis
sekampung.
Nah, apakah dengan terus memperbaiki diri menjamin
mendapatkan jodoh terbaik? Tidak. Memang tidak. Tapi rasa-rasanya, jika
proses terus memperbaiki diri itu dilakukan dengan baik, kalian akan
berbahagia dengan apapun situasi yang akan dihadapi. Jadi kalaupun dia
gagal memberikan jodoh tampan macam anggota boyband korea, atau baik
hati pol macam poh si kungfu panda, dia sukses memberikan sesuatu:
pemahaman yg baik, bekal hidup yang baik. Dan kalian siap dengan takdir
apapun dari Tuhan.
~Tere Liye
Logika memperbaiki diri sendiri dan terus melakukan yang terbaik ini sangat efektif dalam banyak hal. Sekolah misalnya. Kita tidak perlu peduli kita ranking berapa, kita lulusan terbaik atau bukan, sekolah terbaik atau bukan, pokoknya belajar yang terbaik, maka lihat saja besok lusa, ternyata semua hal datang dengan sendirinya, termasuk ranking dan kesempatan melanjutkan di tempat lebih baik. Juga pekerjaan. Kita tidak perlu peduli siapa pesaing di sekitar, siapa yang akan menyalip dsbgnya, posisi dsbgnya, pokoknya bekerjalah yang terbaik, memperbaiki diri sendiri secara terus menerus. Maka, lihat saja besok lusa, semua pintu2 kesempatan akan terbuka dengan sendirinya.
Nah, termasuk mencari jodoh. Rumus ini juga berlaku sama sederhananya. Teruslah memperbaiki diri, maka besok lusa, jodoh terbaik akan datang.
Banyak orang yang berpikir sebaliknya, sibuk pacaran, sibuk cari2 perhatian, sibuk jatuh hati, sibuk 'mencari jodoh'--di usia dini sekali. Itu benar, kita boleh jadi segera mendapatkan yang diinginkan tersebut, tapi hanya sebatas itulah definisi jodoh terbaik yang kita dapatkan. Berbeda jika dengan sibuk memperbaiki diri. Terus sekolah dengan baik misalnya, belajar apa saja. Termasuk belajar ilmu agama, semakin bermanfaat bagi sekitar, mencemerlangkan akhlak, maka jalinan silaturahmi akan semakin luas, membuat kesempatan bertemu dengan jodoh terbaik lebih lebar. Dengan terus memperbaiki diri, kita bisa mengenal banyak orang, paham banyak karakter, memiliki prinsip2 yang baik, dan itu lagi-lagi membuka lebih lebar kesempatan bertemu dengan jodoh terbaik.
Bayangkan saja seseorang yang hanya tinggal di sebuah kampung, sibuk pacaran di kampung itu saja, menikah. Selesai. Itulah ruang lingkup jodoh terbaiknya. Sebaliknya seorang remaja puteri, yg memilih terus belajar memperbaiki diri sendiri, bodo amat teman2nya sudah pacaran, dengan terus belajar dia bisa membuka pintu sekolah di kota lain, bertemu dengan banyak orang, dengan belajar agama dia memiliki prinsip2 hidup yg baik, bisa memilih teman bergaul yang baik, hingga akhirnya bertemu dengan jodoh terbaiknya. Dia berhasil meningkatkan berkali-kali lipat kesempatan jodoh terbaiknya. Bukan cuma si cowok paling ganteng di kampung tersebut--yang ditaksir gadis sekampung.
Nah, apakah dengan terus memperbaiki diri menjamin mendapatkan jodoh terbaik? Tidak. Memang tidak. Tapi rasa-rasanya, jika proses terus memperbaiki diri itu dilakukan dengan baik, kalian akan berbahagia dengan apapun situasi yang akan dihadapi. Jadi kalaupun dia gagal memberikan jodoh tampan macam anggota boyband korea, atau baik hati pol macam poh si kungfu panda, dia sukses memberikan sesuatu: pemahaman yg baik, bekal hidup yang baik. Dan kalian siap dengan takdir apapun dari Tuhan.
31 Okt 2012
Aku dan Kesempatan
Selalu coba memahami bahwa kesempatan itu tidak datang dua kali. Namun mencoba memahami saja ternyata sangatlah tidak cukup, karena sebaiknya juga harus menyadarinya dengan sepenuh arti. Menyadari dengan pemahaman yang benar bahwa jelas kesempatan itu menghampiri. Lalu ketika tau kesempatan itu ternyata telah pergi, mungkin hanya bisa gigit jari sambil merenungi 
Jika menanti kehadiran kesempatan kedua itu adalah kemungkinan kecil, maka tunggu saja kesempatan berikutnya yang semoga lebih baik :)
Insya Allaah ketika Ridho dan ikhlas sudah tertancap benar di sanubari, maka tak pelak lagi, akan hadir kesempatan baik lainnya setelah ini.
Just Change your Lens - Change your World ^_^
Jika menanti kehadiran kesempatan kedua itu adalah kemungkinan kecil, maka tunggu saja kesempatan berikutnya yang semoga lebih baik :)
Insya Allaah ketika Ridho dan ikhlas sudah tertancap benar di sanubari, maka tak pelak lagi, akan hadir kesempatan baik lainnya setelah ini.
Just Change your Lens - Change your World ^_^
30 Okt 2012
~Insya Allaah Bulan Mei
Abang : "Lu, calonmu katanya ada, orang mana?"
Lu: "Hah?
sapa yang bilang? mana ada calon aku
"
Abang: "Oh, waktu lebaran kemaren bilang sama eka, ada. Aku gak jadi habis lebaran."
Lu: "Haha..canda aja itu
, Hm...kemaren ada yang mau ma aku tapi aku gak mau. Hoho..."
Abang: "Jangan mau yang tua2 atau duda
. Aku nikah bulan 5 jadinya."
Lu: "Alhamdulillah... akhirnya, seneng diriku dengernya
"
Abang: "Siapkan bantuan aja. Materil or imateril"
Lu: "Baiklah, Aku bantu doa aja ya. hohoho..."
Abang: "Setidaknya souvenir. kata mama mau ke jakarta dulu kan
, ntar cari disana, yang gak ada modelnya di Medan."
Lu: " -______-' Tekorlah bandar. hahhaha..."
-----------------------------------------------------------------------
Lu: "Hah?
Abang: "Oh, waktu lebaran kemaren bilang sama eka, ada. Aku gak jadi habis lebaran."
Lu: "Haha..canda aja itu
Abang: "Jangan mau yang tua2 atau duda
Lu: "Alhamdulillah... akhirnya, seneng diriku dengernya
Abang: "Siapkan bantuan aja. Materil or imateril"
Lu: "Baiklah, Aku bantu doa aja ya. hohoho..."
Abang: "Setidaknya souvenir. kata mama mau ke jakarta dulu kan
Lu: " -______-' Tekorlah bandar. hahhaha..."
-----------------------------------------------------------------------
Ini percakapan antara aku dan Alm. Bang Aan 1 tahun yang lalu. Ketika ia sedikit menceritakan bahwa pernikahannya dipercepat. Karena rencana awalnya abang mau nikah sehabis lebaran tahun ini. hem. . . Mungkin semacam pertanda juga dari Allaah, hingga acara nikahannya abang dipercepat menjadi bulan Mei. Setelah sebelumnya direncanakan sehabis lebaran tahun ini. Takdir mengatakan kalau abang menghembuskan nafas terakhirnya justru dibulan Ramadhan, tepatnya 27 Ramadhan. Beberapa hari menuju hari Lebaran. Hehe. . . gak kebayang kalau misalnya itu nikah jadi dilaksanakan ba'da lebaran. Kuasa Allaah memang gak ada yang bisa nebak. Segalanya diluar Logika kita manusia. Tinggal kitanya aja yang kudu memahami juga menyadarinya, mengambil hikmah dari tiap peristiwa. Pahami dan sadari bahwa rencana Allaah jauh lebih indah dari rencana-rencana yang pernah kita bangun untuk kehidupan kita. Ingatlah bahwa Dia jauh lebih berhak mengatur kehidupan kita. :)
#Chance
Tidak ada yang harus disesali, bahkan ketika kita kehilangan satu kesempatan baik saat pintunya pernah terbuka lebar dihadapan kita. Cukup dijadikan pelajaran yang berarti, untuk kelak tak kembali menyia-nyiakan kesempatan yang terbuka didepan mata. Pahami bahwa kesempatan itu tak hadir dua kali. Pahami bahwa itu memang kesempatan baik, bukan hanya tawaran sepintas lalu. Sadari bahwa kesempatan itu harus diraih, tidak untuk dibiarkan begitu lama samapai akhirnya keputusanmu menjadi terlambat. Pahami dan sadari :)
12 Okt 2012
Aku Mencintai Hidupku. . .
"Sederhana saja, karena aku mencintai hidupku." Itulah jawaban singkat yang akan kulontarkan jika ada yang bertanya kenapa aku itu cuek. Hm . . . hey, Cuek bukan berarti aku acuh pada orang lain. Aku hanya akan mengacuhkan perkataan yang justru tidak berguna untuk kehidupanku.
"Biasa Aja, Terserah, Oo gitu.." ini kata andalanku dalam menanggapi komentar orang. Bukan andalan sebenernya, hanya kebiasaan. Orang bertanya, dengan nada ingin tau yang sangat, biasanya sih tentang rasa, maka "Biasa aja", jawabku seadanya.
"Gimana rasanya, enak gak? atau bagus gak? cocok gak? keren gak?"
~Biasa aja. Tidak perlu berlebihan untuk menanggapi sesuatu bukan. Juga tak mau sekedar ikut-ikutan trendnya jaman sekarang. Just Be My Self. . .
"Kamu bla . . . bla. . . bla. . . ., Lu itu selalu bla bla bla. . . ."
~Terserah. Hehehe :D terserah mau bilang apa, mau komen apa. Kalau ditanya sebel atau gak, ya begitulah kira-kira. Apalagi ketika ada orang yang tidak mengenal diri kita dengan baik udah komen ini itu seolah-olah paling tau siapa diri kita. Jadi ya terserah mau nilai apa. Lebih milih untuk bahagia jadi diri sendiri daripada harus tersiksa dengan komen-komen miring yang seolah menyudutkan.
Hidup udah sulit, maka jangan lagi mempersulit. Natural, apa adanya. . . gak perlu terlalu banyak menuntut. Bahkan dalam persahabatan sekalipun. Berharap orang lain mengerti kita. Sudah ngertiin orang lain belum??? *ngomong sama cermin
~Bercerminlah dengan khusyuk maka kamu akan melihat diri kamu sendiri.
Hidup itu menerima, penerimaan yang indah. Sederhana saja, tak perlu dibuat-buat. Apa adanya. Hidup cuma sekali, jadilah berarti :)
Hidup itu menerima, penerimaan yang indah. Sederhana saja, tak perlu dibuat-buat. Apa adanya. Hidup cuma sekali, jadilah berarti :)
Terimakasih untukmu yang rajin menebar manfaat.
*Kubisikkan satu rahasia untukmu, Bahwa Rabbuna teramat menyayangimu ;)
*Kubisikkan satu rahasia untukmu, Bahwa Rabbuna teramat menyayangimu ;)
5 Okt 2012
Behind the Heart
Nyatanya kesibukan-kesibukan itu tak pernah membunuh perasaanmu dengan benar, tak pernah sungguh-sungguh mematikannya seperti yang kau harapkan. Kau hanya memalingkan muka dari wujud yang ada didepanmu. Tak selamanya bisa seperti itu. Menghindar adalah bukan jalan terbaik. Namun kau terus melakukannya, berharap ia luruh begitu saja tanpa meninggalkan jejak dalam perjalananmu. Begitupun kau tak pernah puas dengan pencapaian kehebatanmu yang sekarang, mereka mengenalmu dengan sangat baik. Tapi, selalu ada yang tersembunyi dibalik itu semua yang tak mereka lihat.
Lalu saat waktu sejenak buatmu membisu, saat isyarat lagu lama terlantun perlahan, kau tersekat dalam bayangmu. Seakan merengek pada Tuhan, berharap kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam benakmu dulu tercapaikan. Anganmu membenak pada jutaan detik silam, "Jika masih mungkin, akan kuperbaiki". Kembali kau berandai meski kau tau itu tak bisa.
Dan masih kau tak menyadari, dibalik kerapuhanmu itu justru tersimpan kekuatan terbesarmu. Hanya saja kesombonganmu terlalu angkuh, hingga kau benar-benar terjatuh.
Dan Rabbuna Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. . . .
3 Okt 2012
#Bersabar dan Bersyukur
Bagai buih ombak bergelayut
diantara arus air. Memecah karang lewat emosi angin. Menyapu dedaun dan
semerbak pasir dalam genggaman. Malam berselimut halimun gelap. Sedang pagi
masih ada di ujung mimpi insani. Seolah semua terkubur, oleh hiburan-hiburan semu
yang berkulit sendu. Pilu seolah terbenam dalam tawa yang berdusta. Tak
sebenarnya pulih dalam kebaikan, meski berpura-pura adalah jawaban. Pun hidup
bukan hanya perasaan. Sebab logika berperan dalam perjalanan jauh kehidupan,
apapun itu. Tertawa bersama, namun bayangan berurai air mata. Belajar
sederhana, belajar menerima. Ini hidup kawan. Jika kau tak mampu bertahan maka
kau kan terjatuh. Jika kau tak mampu berdiri, maka mereka akan menginjakmu
bagai sampah. Tanpa peduli apa kalian pernah berdiri bersama dalam suka atau
cita, tapi mungkin tidak untuk duka. Orang-orang akan meninggalkanmu saat
sulitmu menguasai. Namun mereka kan kembali saat kayamu menghampiri. Kebaikanmu
kan berbalas kebaikan jua, bila orang yang kau tuju menyadari akan hal itu. Allaah
akan membisikkan langsung ke hatinya tentang kebaikanmu, tanpa perlu kau poles
dengan kepalsuan apapun.
Beginilah hidup kawan, kau harus bertahan. Jika yang baik telah kau temukan, maka kebaikan itu kan selalu menyertaimu, kan selalu mengawasimu, menyelamatimu dari sisi-sisi jahat orang-orang disekitarmu. Jika kau baik dan masih saja ada orang yang menjahatimu maka percayalah, itu sunnatullaah. Kelak lewat kesabaranmu, meraka pula akan berbuat baik. Atau bisa saja itu uji bagimu. Dan percayalah, yakinlah. . . sesakit apapun yang kau rasakan sekarang, sepedih apapun yang kau rasakan saat ini kelak kau kan berterimakasih dengannya. Melalui kesakitan kau belajar kesabaran dan kesyukuran. Lalu diantara keduanya adalah keikhlasan. Kau kan belajar untuk itu. Karna beginilah hidup kawan, keikhlasan kan mengobrak abrik emosimu, menekan amarahmu, memberaikan airmatamu, menyesakkan dadamu. Keikhlasan kan tertanam jika kau mampu bersabar dan bersyukur atas nikmat yang kau jalani. Entah itu nikmat senang ataupun nikmat susah.
Hidup itu sederhana, sesederhana mengeja hujan yang jatuh membasahi bumi.
~Di ujung malam menuju Pagi
#Tentang T A K D I R
Bayangkan
sebutir gandum tergeletak sendirian di lantai, di gudang penyimpanan.
Sebutir gandum itu jatuh saat karung-karung ditumpuk. Lantas terkena
sepakan kuli-kuli angkut yang beranjak pulang sore hari, terlempar
kesana kemari, hingga akhirnya terjepit tersembunyi di sela-sela tegel.
Seseorang yang bertugas menyapu lantai gudang menjelang malam meletakkan
ember kering persis di atasnya. Sempurna sudah melindungi butir itu
dari apapun. Atap gudang penyimpanan itu juga kokoh dan rapi, tidak
pernah tampias meski setetes air sepuluh tahun terakhir.
Malam itu hujan deras turun.
Tetapi kering atau basah nasib sebutir gandum itu sudah ditentukan.
Tidak peduli seberapa baik atap gudang menahan hujan. Tidak peduli
seberapa kokoh ember plastik melindunginya. Tidak peduli seberapa dalam
rekahan tegel menutupinya. Kalau malam itu ditentukan basah, maka
basahlah ia, kalau ditentukan kering, maka keringlah ia. Begitu pula
kehidupan. Robek-tidaknya sehelai daun di hutan paling tersembunyi
sekalipun semua sudah ditentukan. Menguap atau menetesnya sebulir embun
yang menggelayut di bunga anggrek di dahan paling tinggi, hutan paling
jauh…. semua sudah ditentukan.
My dear, kehidupan ini tidak
sia-sia. Besar kecil, semua berarti. Semua sudah ada yang menentukan.
Kalau urusan sebutir gandum saja sudah ditentukan, bagaimana mungkin
urusan manusia yang lebih besar luput dari ketentuan…. Bagi binatang,
tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda mati kehidupan adalah sebab-akibat.
Mereka hanya menjalani hukun alam yang sudah ditentukan. Setandan pisang
masak-menguning setelah sekian hari, setangkai bunga melati jatuh-layu
setelah sekian hari, seekor buaya ditentukan jenis kelaminnya
berdasarkan hangat-dinginnya suhu induk mengerami…. Tidak ada yang
melanggar aturan main itu.
Bagi manusia, hidup ini juga
sebab-akibat. Bedanya bagi manusia sebab-akibat itu membentuk peta
dengan ukuran raksasa. Kehidupanmu menyebabkan perubahan garis kehidupan
orang lain, kehidupan orang lain menyebabkan perubahan garis kehidupan
orang lainnya lagi dan begitu seterusnya, kemudian entah pada siklus
yang keberapa, kembali lagi ke garis kehidupanmu…. Saling mempengaruhi,
saling berinteraksi…. Sungguh kalau kulukiskan peta itu, maka ia bagai
bola raksasa dengan benang jutaan warna yang saling melilit, saling
menjalin, lingkar melingkar. Indah. Sangat indah. Sama sekali tidak
rumit.
Itulah mengapa tidak semua orang mengerti apa
sebab-akibat kehidupannya. Dengan tidak tahu, maka mereka yang menyadari
kalau tidak ada yang sia-sia dalam kehidupan akan selalu berbuat baik.
Setiap keputusan yang mereka ambil, setiap kenyataan yang harus mereka
hadapi, kejadian-kejadian menyakitkan, kejadian-kejadian menyenangkan,
itu semua akan mereka sadari sebagai bagian dari bola raksasa yang
indah, yang akan menjadi sebab-akibat bagi orang lain. Dia akan selalu
berharap perbuatannya berakibat baik bagi orang lain.
Kecil-besar nilai sebuah perbuatan, langitlah yang menentukan,
kecil-besar pengaruhnya bagi orang, langit juga yang menetukan. Bukan
berdasarkan ukuran manusia yang amat keterlaluan mencintai dunia ini.
* Tere Liye, novel "Rembulan Tenggelam Di Wajahmu"
~Rembulan Tenggelam Di Wajahmu, satu-satunya Novel Tere Liye yang sudah finish kubaca beberapa bulan lalu. Novelnya memaparkan bagaimana berlangsungnya hukum sebab akibat dalam kehidupan kita, hingga kita tak perlu menyalahkan sesuatu. Karena semuanya sudah diatur oleh Sang Maha Pengatur. Sering kita bertanya dalam kehidupan, "Kenapa begini? Kenapa harus aku? Kenapa? dan pertanyaan kenapa yang lainnya. Pun ketika kita menyatakan bahwa "Hidup ini tak adil untuk kita", termasuk dalam bahasan novel tersebut. Pemaparan yang cukup sederhana ala Bang Tere Liye dapat membuat kita mengerti bagaimana seharusnya menyikapi hidup ini, bagaimana seharusnya kita menjalani hidup ini secara sederhana lewat hikmah yang terkandung didalamnya. :)
Malam itu hujan deras turun.
Tetapi kering atau basah nasib sebutir gandum itu sudah ditentukan. Tidak peduli seberapa baik atap gudang menahan hujan. Tidak peduli seberapa kokoh ember plastik melindunginya. Tidak peduli seberapa dalam rekahan tegel menutupinya. Kalau malam itu ditentukan basah, maka basahlah ia, kalau ditentukan kering, maka keringlah ia. Begitu pula kehidupan. Robek-tidaknya sehelai daun di hutan paling tersembunyi sekalipun semua sudah ditentukan. Menguap atau menetesnya sebulir embun yang menggelayut di bunga anggrek di dahan paling tinggi, hutan paling jauh…. semua sudah ditentukan.
My dear, kehidupan ini tidak sia-sia. Besar kecil, semua berarti. Semua sudah ada yang menentukan. Kalau urusan sebutir gandum saja sudah ditentukan, bagaimana mungkin urusan manusia yang lebih besar luput dari ketentuan…. Bagi binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda mati kehidupan adalah sebab-akibat. Mereka hanya menjalani hukun alam yang sudah ditentukan. Setandan pisang masak-menguning setelah sekian hari, setangkai bunga melati jatuh-layu setelah sekian hari, seekor buaya ditentukan jenis kelaminnya berdasarkan hangat-dinginnya suhu induk mengerami…. Tidak ada yang melanggar aturan main itu.
Bagi manusia, hidup ini juga sebab-akibat. Bedanya bagi manusia sebab-akibat itu membentuk peta dengan ukuran raksasa. Kehidupanmu menyebabkan perubahan garis kehidupan orang lain, kehidupan orang lain menyebabkan perubahan garis kehidupan orang lainnya lagi dan begitu seterusnya, kemudian entah pada siklus yang keberapa, kembali lagi ke garis kehidupanmu…. Saling mempengaruhi, saling berinteraksi…. Sungguh kalau kulukiskan peta itu, maka ia bagai bola raksasa dengan benang jutaan warna yang saling melilit, saling menjalin, lingkar melingkar. Indah. Sangat indah. Sama sekali tidak rumit.
Itulah mengapa tidak semua orang mengerti apa sebab-akibat kehidupannya. Dengan tidak tahu, maka mereka yang menyadari kalau tidak ada yang sia-sia dalam kehidupan akan selalu berbuat baik. Setiap keputusan yang mereka ambil, setiap kenyataan yang harus mereka hadapi, kejadian-kejadian menyakitkan, kejadian-kejadian menyenangkan, itu semua akan mereka sadari sebagai bagian dari bola raksasa yang indah, yang akan menjadi sebab-akibat bagi orang lain. Dia akan selalu berharap perbuatannya berakibat baik bagi orang lain.
Kecil-besar nilai sebuah perbuatan, langitlah yang menentukan, kecil-besar pengaruhnya bagi orang, langit juga yang menetukan. Bukan berdasarkan ukuran manusia yang amat keterlaluan mencintai dunia ini.
* Tere Liye, novel "Rembulan Tenggelam Di Wajahmu"
Langganan:
Postingan (Atom)
Dua beda
Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta. Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana. Me...
-
aku belum melakukan iniiii >>> Lapor pajak tahunan, buat Neraca 2012, ngoreksi hutang piutang, Ngoreksi nilai buku aktiva, pengarsi...
-
Setangguh Elang Yang mengepakkan sayapnya saat terbang. Lalu hilang Dibalik rimbunan dedaunan 09 January 2011
-
“Kalau Tuhan menginginkannya terjadi, maka sebuah kejadian pasti terjadi. Tidak peduli seluruh isi langit-bumi bersekutu menggagalkannya....