Tampilkan postingan dengan label cinta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cinta. Tampilkan semua postingan

29 Apr 2013

Aku Rasa Aku Jatuh Cinta (Repost)

 
Maaf
Aku Rasa aku Jatuh cinta. 
Pada hati yang bernama cinta. 
Cinta yang kucari selama ini, saat aku bergelut dalam sunyi. 
Jangan aku dihalangi, karena kau takkan bisa mengambilnya dariku. 
Semuanya telah terlanjur . . . 
Aku terlanjur cinta pada hati yang bernama cinta.
Ini pilihanku untuk mencintainya.
Jika kau melihat begitu banyak bunga yang mewarnai tatapanku,
Yakinlah . . . itu semua memang karena cinta. 
Cinta yang semakin mendekatkanku pada Allaah. 
Hingga akhirnya aku benar-benar siap untuk terjun bebas di lautannya.
 
Medan, 3.2.09

13 Mar 2013

Mereka Berkata Tentang Cinta

Anas radhiallahu anhu berkata, "Nabi shallallahu alaihi wasallam berkata,

ما تحابا الرجلان إلا كان أفضلهما أشدهما حبا لصاحبه
'Dua orang saling mencintai (karena Allah) maka yang paling baik di antara keduanya adalah yang paling kuat cintanya kepada temannya."'

[Shahih, di dalam kitab Ash-Shahihah (450). [lihat kitab Shahih Adabul Mufrad]

Dari Ubaid al-Kindi berkata:

سَمِعْتُ عَلِيًّا يَقُوْلُ لاِبْنِ الْكَوَّاءِ هَلْ تَدْرِي مَا قَالَ اْلأَوَّلُ ؟ أَحْبِبْ حَبِيْبَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُوْنَ بَغِيْضَكَ يَوْمًا مَا وَأَبْغِضْ بَغِيْضَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُوْنَ حَبِيْبَكَ يَوْمَا مَا

“Aku mendengar Ali berkata kepada Ibnul Kawwa, “Apakah engakau tahu apa yang dikatakan pertama?” “Cintailah orang yang engkau cintai dengan sewajarnya, karena mungkin ia akan menjadi orang yang engkau benci suatu hari nanti. Bencilah orang yang engkau benci dengan sewajarnya, mungkin ia akan menjadi kecintaanmu suatu hari nanti.”

[Hasan lighairihi, diriwayatkan dengan riwayat yang mauquf, telah di shahihkan dengan riwayat marfu' di dalam kitab Ghaayatul-Maram (272), (Lihat Shahih Adabul Mufrad Imam Bukhari) oleh Syaikh Albani)]

Dari Aslam, dari Umar bin Khaththab radhiallahu anhu berkata:

لاَ يَكُنْ حُبُّكَ كَلَفًا وَلاَ بَغُضُكَ تَلَفًا فَقُلْتُ كَيْفَ ذَاكَ ؟ قَالَ إِذَا أَحْبَبْتَ كَلِفْتَ كَلَفَ الصَّبِيِّ وَإِذَا أَبْغَضْتَ أَحْبَبْتَ لِصَاحِبِكَ التَّلَف

“Janganlah cintamu menjadikan keterlenaan bagimu, dan jangan pula kebencianmu menjadikan kehancuran bagimu. Aku berkata, “Bagaimanakah itu?” Ia berkata, “Bila engkau mencintainya, maka engkau mencitainya sampai engkau terlena seperti layaknya seorang anak kecil, dan bila engkau membenci, engkau menginginkan kehancuran baginya.”

Shahih sanadnya (Lihat Shahih Adabul Mufad Imam Bukhari oleh Syaikh Albani)

Mu’adz bin Jabal radhi'allahu 'anhu berkata:

إذا أحببت أخا فلا تماره ولا تشاره ولا تسأل عنه فعسى أن توافى له عدوا فيخبرك بما ليس فيه فيفرق بينك وبينه

"Apabila engkau mencintai seseorang, maka janganlah engkau berdebat dengan dia. Janganlah engkau membicarakannya, janganlah engkau bertanya tentang dia, karena barangkali engkau bertemu dengan musuhnya lalu dia memberitahukanmu tentang sesuatu yang tidak terdapat pada dia sehingga menyebabkan perpecahan antara dia denganmu."

Shahih, sanadnya yang mauquf dan hadits tersebut diriwayatkan dengan periwayatan yang marfu' di dalam kitab Adh-Dha'ifah (1420).

http://www.khayla.net/

Sumber: FanPage Muslimah.or.id

12 Mar 2013

Cinta itu Sebentuk Hati Rasa Coklat

"Menurut kamu, cinta itu apa?"
"Eh? Apa ya.... Aku juga gak tau apa. Mungkin sebentuk hati rasa coklat. :D"
"Coklat? Kenapa coklat?"
"Karna coklat itu manis."
"Tapi, Kenapa coklat yang kumakan ini pahit?"
"Itu mungkin karena coklatnya belum diolah."
"Diolah bagaimana?"
"Coklat yang kamu makan itu masih mentah. Kalau kamu olah, misal ditambah tepung, telur, gula, dan sebagainya. Maka jadilah kue rasa coklat."
"Maksud kamu?"
"Semua butuh proses. Sama halnya seperti cinta. Ya, seperti coklat yang kamu makan sekarang lah. Coklat kamu itu masih butuh proses lagi agar rasanya menjadi lebih enak, bentuknya menjadi menarik dan sebagainya lah."
"Proses?"
"Iya. Proses. Cinta gak bisa terjadi gitu aja. Cinta butuh proses. Butuh disiram dan dipupuk seperti pohon. Pohon tumbuh tidak tergesa-gesa. Dimulai dari menanam benih, kemudian jadilah kecambah. Lalu pohon kecil, perlahan-lahan tumbuh, menjelma jadi pohon remaja. lalu seiring berjalannya waktu dimana pohon tersebut pun tumbuh menjadi pohon dewasa yang kokoh. Yang akarnya kuat mencengkrambumi, daunnya hijau, berbunga juga berbuah."
"Bagaimana dengan kaktus?"
"Kaktus memang berduri. Tapi dari batangnya yang buruk dan berduri itu bisa tumbuh bunga yang cantik. Dan dari ulat yang terselubung, telah menjelma menjadi kupu-kupu yang indah."
"Apakah cinta itu hak?"
"Bukan hanya hak, tapi juga kewajiban."
"Kewajiban?"
"Ya. Hak adalah sesuatu yang harus kita terima bukan?! Dan kewajiban adalah sesuatu yang harus kita lakukan untuk memperoleh hak itu. Simpulannya, ada keseimbangan antara memberi dan menerima. Kamu gak bisa menerima apa-apa jika kamu tidak memberi sesuatu. Itu kausalitas hidup. Jadi, jika ingin dicintai maka belajarlah mencintai."
"Seperti cinta Rabb kepada hamba-Nya?"
"Ya. Allaah selalu memberi banyak kemudahan pada kita hamba-Nya. Tapi kita yang tak tau diri ini malah mempersulitnya. Allaah selalu memberi banyak karunia dan nikmat-Nya tapi kita tak tau bagaimana mensyukuri tiap nikmat yang diberi-Nya untuk kita. Lisa kita sering mengaku mencintai Allaah dan rasul-Nya. Tapi apa yang dilarang oleh-Nya malah banyak yang kita lakukan, sedangkan apa-apa yang diperintah-Nya justru kita abaikan."
"Sederhana, tapi benar-benar menyindir. Fuuh...."
" :) "


*Buku Harian Langit Senja
Selasa, 1 September 2009

10 Jan 2013

Kunci

Suka dengan kalimat sahabatku yang satu ini "Kunci yang kita gunakan mungkin saja sudah benar, hanya saja cara kita yang salah membuka pintu itu. Sehingga pintu itu belum mau terbuka."
Lagi-lagi semua itu terletak bagaimana cara kita membuka pintu yang ingin kita buka, terletak pada cara, atau bisa juga kita sebut sebagai "Proses". Lewat cara/ proses yang benar lah maka kita akan dengan mudah menggapai sesuatu. Mungkin untuk sesuatu yang selama ini kita tunggu. Boleh jadi itu tentang cita, asa, impian, ataupun tentang cinta. :)

17 Des 2012

Cinta bukan kalimat gombal

“Cinta bukan kalimat gombal, cinta adalah komitmen untuk saling mendukung, untuk selalu ada, baik senang maupun duka.

Jadi berhentilah sibuk dengan galau perasaan kalau kita sebenarnya bahkan mengurus diri sendiri pun belum bisa. Menentukan mana yg baik, mana yg buruk pun masih egois. Uang jajan pun masih minta dengan orang tua. Lebih baik belajar banyak hal, sekolah yang baik, memahami banyak hal, menaati nasehat orang tua, maka besok lusa, akan tiba sendiri masa2 tersebut. Masa2 cinta dengan pemahaman yg baik. Akan tiba dengan sendirinya pangeran yang kalian impikan, puteri2 yang kalian dambakan."

--Tere Liye, separuh quote dari novel 'Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah'

14 Des 2012

Jika Seseorang Jatuh Cinta

Jika ada seseorang yang jatuh cinta. Maka lazimnya yang paling sibuk adalah teman baik seseorang itu.

Sibuk jadi tempat cerita, mendengarkan, tempat berkeluh kesah, tempat galau tertumpah, ditanya ini, itu, dsbgnya.

--Tere Liye



#Selalu menjadi pendengar yang baik, seolah sudah seperti problem solver aja bagi sahabat2 yang mengalaminya. Hehehe . . . harusnya ada fee jasa konsultasinya kan yaa :D (*Dasar anak Ekonomi :p)

6 Des 2012

Sepotong Hati

Ada seseorang dalam hidupmu yang ketika ia pergi, maka ia juga membawa sepotong hatimu.
Tere Liye, buku "Sepotong Hati yang Baru"

26 Nov 2012

Cinta Sejati (Repost)

“Cinta sejati selalu menemukan jalan. Ada saja kebetulan, nasib, takdir, atau apalah sebutannya. Tapi sayangnya, orang-orang yang mengaku sedang dirundung cinta justru sebaliknya, selalu memaksakan jalan cerita, khawatir, cemas, serta berbagai perangai norak lainnya. Jika berjodoh, Tuhan sendiri yang akan memberikan jalan baiknya. Kebetulan yang menakjubkan."

— Tere Liye – novel "Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah"

23 Nov 2012

Cinta Laki-laki dan Perempuan

Cinta laki2 itu sifatnya kecil tapi sering terjadi, sebaliknya cinta perempuan sifatnya besar tapi jarang terjadi.

Jadi kalau kalian perempuan, jgn mau digombali cowok kecuali dia serius mengajak menikah. Karena dia boleh jadi juga lagi gombal ke bnyk cewek lain.

Nah, buat cowok, berhentilah menggombali anak gadis orang lain atau kalian akan membuktikan rahasia kecil ini benar adanya.
 
~Tere Liye
 
 

19 Nov 2012

Kunci Hati

Jika belum siap, maka tutup pintunya rapat2, gembok dengan rantai terbaik, lantas lemparkan anak kuncinya ke dalam lautan luas. Begitulah cara terbaik menjaga hati dari perasaan.

Well, jangan cemas anak kuncinya tidak akan ketemu. Jika sudah tiba saatnya, jika Tuhan menakdirkannya demikian, jodoh yg baik akan membawa anak kuncinya, dan hei, pas sekali, sempurna sudah membuka pintu hati.

~Tere Liye
 
*Lupa apa sudah pernah posting tulisan ini atau belum. Yang Pasti ini copas lagi dari Page Fb Bang Tere Liye :)

16 Nov 2012

Jodoh Terbaik

Ada seorang atlet dunia yang mengagumkan. Saat ditanya, apa rahasia terbesarnya hingga dia berkali-kali memecahkan rekor dunia? Jawabannya pendek: saya bertanding melawan diri sendiri, saya berusaha terus menerus mengalahkan diri sendiri. Ini sesungguhnya jawaban yang super, menjelaskan banyak hal. Tapi bagaimana bisa dia jadi juara dunia jika dia hanya sibuk melawan dirinya sendiri? Bukankah dia harus peduli dengan catatan waktu pesaingnya? Bagaimana pesaingnya berlatih? Kemajuan pesaingnya. Tidak, dia tidak peduli. Baginya, setiap hari menjadi lebih baik, setiap hari memperbaiki rekor sendiri, jauh lebih penting dibanding memikirkan orang lain. Maka itulah yang terjadi, resep ini berhasil, berkali-kali dunia menyaksikan atlet hebat ini memecahkan rekor dunia, rekor yang tercatat atas nama dirinya sendiri. Jika dia hanya sibuk memikirkan orang lain, boleh jadi dia hanya berhasil memecahkan rekor itu sekali, lantas berpuas diri, merasa cukup. Game over.

Logika memperbaiki diri sendiri dan terus melakukan yang terbaik ini sangat efektif dalam banyak hal. Sekolah misalnya. Kita tidak perlu peduli kita ranking berapa, kita lulusan terbaik atau bukan, sekolah terbaik atau bukan, pokoknya belajar yang terbaik, maka lihat saja besok lusa, ternyata semua hal datang dengan sendirinya, termasuk ranking dan kesempatan melanjutkan di tempat lebih baik. Juga pekerjaan. Kita tidak perlu peduli siapa pesaing di sekitar, siapa yang akan menyalip dsbgnya, posisi dsbgnya, pokoknya bekerjalah yang terbaik, memperbaiki diri sendiri secara terus menerus. Maka, lihat saja besok lusa, semua pintu2 kesempatan akan terbuka dengan sendirinya.

Nah, termasuk mencari jodoh. Rumus ini juga berlaku sama sederhananya. Teruslah memperbaiki diri, maka besok lusa, jodoh terbaik akan datang.

Banyak orang yang berpikir sebaliknya, sibuk pacaran, sibuk cari2 perhatian, sibuk jatuh hati, sibuk 'mencari jodoh'--di usia dini sekali. Itu benar, kita boleh jadi segera mendapatkan yang diinginkan tersebut, tapi hanya sebatas itulah definisi jodoh terbaik yang kita dapatkan. Berbeda jika dengan sibuk memperbaiki diri. Terus sekolah dengan baik misalnya, belajar apa saja. Termasuk belajar ilmu agama, semakin bermanfaat bagi sekitar, mencemerlangkan akhlak, maka jalinan silaturahmi akan semakin luas, membuat kesempatan bertemu dengan jodoh terbaik lebih lebar. Dengan terus memperbaiki diri, kita bisa mengenal banyak orang, paham banyak karakter, memiliki prinsip2 yang baik, dan itu lagi-lagi membuka lebih lebar kesempatan bertemu dengan jodoh terbaik.

Bayangkan saja seseorang yang hanya tinggal di sebuah kampung, sibuk pacaran di kampung itu saja, menikah. Selesai. Itulah ruang lingkup jodoh terbaiknya. Sebaliknya seorang remaja puteri, yg memilih terus belajar memperbaiki diri sendiri, bodo amat teman2nya sudah pacaran, dengan terus belajar dia bisa membuka pintu sekolah di kota lain, bertemu dengan banyak orang, dengan belajar agama dia memiliki prinsip2 hidup yg baik, bisa memilih teman bergaul yang baik, hingga akhirnya bertemu dengan jodoh terbaiknya. Dia berhasil meningkatkan berkali-kali lipat kesempatan jodoh terbaiknya. Bukan cuma si cowok paling ganteng di kampung tersebut--yang ditaksir gadis sekampung.

Nah, apakah dengan terus memperbaiki diri menjamin mendapatkan jodoh terbaik? Tidak. Memang tidak. Tapi rasa-rasanya, jika proses terus memperbaiki diri itu dilakukan dengan baik, kalian akan berbahagia dengan apapun situasi yang akan dihadapi. Jadi kalaupun dia gagal memberikan jodoh tampan macam anggota boyband korea, atau baik hati pol macam poh si kungfu panda, dia sukses memberikan sesuatu: pemahaman yg baik, bekal hidup yang baik. Dan kalian siap dengan takdir apapun dari Tuhan.
 
 ~Tere Liye

14 Nov 2012

Cinta (Dan) Omong Kosong

"Cinta adalah perbuatan. Kata-kata dan tulisan indah adalah omong kosong."

Jadi bisa diartikan: kalau cuma ngomong dan nulis doang, nggak berani melamar, nggak berani datang ke orang tuanya itu cinta yang masih omong kosong :)

---Tere Liye, separuh quote dari novel "Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah"

*Note: 
Lagi-lagi nyulik status Bang Tere Liye di FP PesBuk. Yak . .. Ketika sudah banyak CopyPaste dari Bang Tere, itu artinya saya sedang tidak produktif menulis. Disamping itu, kata-kata yang disampaikan oleh beliau sangat menarik minat saya untuk men-share-kannya di blog kecil saya ini. Kata-kata diatas cukup jelas bukan?! Jadi sepertinya saya tidak perlu menambahkan penjelasan apapun lagi untuk menyederhanakan maknanya seperti yang sebelum-sebelumnya. :)
 

15 Okt 2012

Hakikat Cinta

“Kau tahu, hakikat cinta adalah melepaskan. Semakin sejati ia, semakin tulus kau melepaskannya. Percayalah, jika memang itu cinta sejati kau, tidak peduli aral melintang, ia akan kembali sendiri padamu. Banyak sekali pecinta di dunia ini yang melupakan kebijaksanaan sesederhana itu. Malah sebaliknya, berbual bilang cinta, namun dia menggenggamnya erat-erat.”

--Tere Liye, novel 'Eliana'

2 Okt 2012

Cinta sejati selalu menemukan jalan. . .

“Cinta sejati selalu menemukan jalan. Ada saja kebetulan, nasib, takdir, atau apalah sebutannya. Tapi sayangnya, orang-orang yang mengaku sedang dirundung cinta justru sebaliknya, selalu memaksakan jalan cerita, khawatir, cemas, serta berbagai perangai norak lainnya. Jika berjodoh, Tuhan sendiri yang akan memberikan jalan baiknya. Kebetulan yang menakjubkan."

— Tere Liye – novel "Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah"
 
My Notes:
Seperti yang selalu kusampaikan pada kalian teman, sekuat apapun kalian berusaha untuk mempertahankan seseorang dalam hidup kalian agar kelak kau dapat hidup bersama dengan orang yang kau cintai itu, namun jika Allaah tak berkehendak, maka selamanya kau takkan pernah bersamanya. Pun sebaliknya, sekeras atau sekuat apapun kau menghindari seseorang, namun jika Allaah berkehendak, maka kau akan bersamanya. Karena Dia MahaPembolakbalik hati. Jodoh itu misterius kawan :)

*Gambar di unduh dari googel image

29 Sep 2012

Sepotong Hati Yang Baru

 
"Jika kita memahami cinta adalah perasaan irrasional, sesuatu yang tidak masuk akal, tidak butuh penjelasan, maka cepat atau lambat, luka itu akan kembali menganga. Kita dengan mudah membenarkan apapun yang terjadi di hati, tanpa tahu, tanpa memberikan kesempatan berpikir bahwa itu boleh jadi karena kita tidak mampu mengendalikan perasaan tersebut.

Tidak lebih, tidak kurang."

*Tere Liye, novel "Sepotong Hati Yang Baru"

21 Jul 2012

Sebab Cinta Maka BerHatiHati-lah

“Sebab cinta adalah kata lain dari memberi...

sebab memberi adalah pekerjaan...

sebab pekerjaan cinta dalam siklus memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi itu berat...

sebab pekerjaan itu harus ditunaikan dalam waktu lama...

sebab pekerjaan berat dalam waktu lama begitu hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki kepribadian kuat dan tangguh.

maka setiap orang hendaklah berhati-hati saat ia akan mengatakan,“Aku mencintaimu.”

Kepada siapapun!”

(Anis Matta)

17 Jul 2012

Seseorang Yang mencintaimu (Untuk Yang belum Nikah)

Seseorang yang mencintaimu, tidak akan mengganggu kehormatanmu, ia akan menjaganya, sampai tiba waktunya...

Seseorang yang mencintaimu, tidak akan berani menatap wajahmu lama2, namun justru ia akan menunduk malu, karna ia merasa berdosa kepada Allaah atas pandangan matanya yang tak terjaga

Seseorang yang mencintaimu, dibalik diamnya ia akan selalu mendoakan kebaikan untukmu tanpa diketahui olehmu ataupun yang lainnya.

Seseorang yang mencintaimu, mungkin saat ini ia tengah mempersiapkan dirinya untuk menjemputmu dari genggaman Rabbuna
mungkin saat ini ia tengah mencari tau tentang dirimu dan memperhatikan sosokmu dari kejauhan dimana kau tak mengetahui hal itu...
"‎(Untuk akhwat.....) Selagi laki laki itu masih manusia, engkau wahai para wanita yang setia dengan kesuciannya. Hendaklah tetap waspada. Sebagus apapun ia kelihatannya, jangan pernah percaya. Sampai ia menyatakan Qabiltu nikahana wa tajwizaha.

 

18 Jun 2012

#Udah Putusin Aja (Part 2)

1. pantaskah berbicara tentang sayang, berkata tentang cinta | sementara disaat yang sama amalnya selalu ajak maksiat? #UdahPutusinAja

2. pantaskah rencanakan masa depan, rancang apa yang dihadapan | sementara saat sekarang saja tak berani bilang nikah? #UdahPutusinAja

3. pantaskah panggil memanggil dengan sebutan "ayah" - "bunda" | sementara engkau masih menadahkan tangan untuk biaya? #UdahPutusinAja

4. pantaskah kau katakan dirimu menjaganya | padahal justru cumbu rayu harammu merusak akal dan fisiknya? #UdahPutusinAja

5. kau kata itu ungkapan sayang, katamu sayang perintah Allah | alasanmu, perintah jelas Allah jgn berkhalwat kau langgar #UdahPutusinAja

6. kau berharap hari esok yg baik, sementara hari ini yg membentuk hari esok kau penuhi dengan maksiat? | #UdahPutusinAja

7. kau bilang putuskan dia memutus tali silaturahim | pdhl pacar bukan kerabat, ayah-ibumu bera[pa kali kau abaikan? #UdahPutusinAja

8. kau kata putuskan dia sulit | egois, pikirkan hanya diri sendiri, tak kau pikirkan dia saat harus diisab krn maksiat? #UdahPutusinAja

9. #UdahPutusinAja, berhentilah bermaksiat | dengannya Allah akan turunkan cahaya kebaikan yg mengisi relung yang selama ini gelap gulita

10. #UdahPutusinAja, satu saat nanti, yakinlah engkau akan bersyukur telah mengambil keputusan yang tepat dengan taatmu

11. #UdahPutusinAja, mungkin selama ini Allah menghijabmu dari mahligai pernikahan yang engkau dambakan karena maksiatmu tetap jalan

12. #UdahPutusinAja, hatimu akan lebih ringan saat hadapkan wajahmu pada kiblat saat shalat | tiada kebohongan dan nifaq yg engkau pikul

13. #UdahPutusinAja, ramadhan sebentar lagi menjelang, hendakkah kau kotori bulan suci dengan maksiat? | bisa jadi ini ramadhan terakhir

14. #UdahPutusinAja, engkau takkan mati tanpanya, karena bukan karenanya engkau hidup | pahami seutuhnya hidup-matimu hanya Allah!

15. #UdahPutusinAja, bila tidak engkau segerakan, setiap lisan padanya adl dosa, setiap sentuhan adl maksiat, setiap pandangan akan dihisab

16. #UdahPutusinAja, beri dirimu waktu untuk ketahui bukan hanya apa yg engkau inginkan, tapi apa yang Allah kehendaki bagimu

17. #UdahPutusinAja, dengannya kau mungkin akan merasakan apa beda cinta ikhlas sejati dengan cinta nafsu yang hanya perlu pelampiasan

18. #UdahPutusinAja, hormati badanmu sendiri, muliakan dirimu sendiri, sempurnakan keimananmu | agar pantas bagimu atas surga yg kau pinta

Kultwit Ust. Felix Siauw (@felixsiauw )^__^

15 Jun 2012

Cinta (tak) Harus memiliki

Ngutip lagi dari Web tetangga sebelah. heheh... sekalian dibaca, sekalian di share ^__^
Semoga bermanfaat
(*Estafet amal jariyah, semoga pahalanya mengalir terus.. Aamiin :)

dakwatuna.com – Cinta. Hanya satu kata, tersusun dari lima huruf yang berbeda. Sangat sederhana. Kata yang sama sekali bukan kata sulit untuk dituliskan, pun untuk diucapkan. Namun kata sederhana ini menjadi jutaan tema dalam kehidupan. Tema dalam kisah bahagia, kisah sedih yang tak ada habis-habisnya, kisah lucu yang menyegarkan, kisah kegalauan remaja zaman sekarang, kisah sukses penuh semangat, dan kisah-kisah lainnya.

Kali ini aku ingin berbagi tentang cinta antar manusia. Teringat akan sebuah kalimat, “cinta tak harus memiliki”. Kalimat yang cukup populer dan sering dijadikan alasan atau sekadar kalimat penghibur bagi mereka yang sedang dilanda kisah cinta episode kesedihan. Kalimat populer ini jelas ditujukan untuk kisah cinta antar manusia. Cinta pada seseorang yang diharapkan dapat menjadi pasangan hidup, namun tak berujung pada pernikahan. Kasihan. Ah, mereka bukan orang-orang yang perlu untuk dikasihani. Karena rasa kasihan hanya akan menambah kesedihan bagi yang mengalami. Malang. Sejatinya orang-orang yang mengalami episode ini bukanlah orang yang malang. Jika disikapi secara baik, hal ini justru dapat melatih yang bersangkutan untuk menjadi lebih sabar, lebih dewasa, lebih bijaksana, dan selalu yakin serta bersyukur akan pemberian-pemberian dari Allah. Karena yakinlah, bahwa Allah akan memberikan yang terbaik yang kita butuhkan, bukan yang terbaik (menurut kita) seperti yang kita inginkan.

Cinta tak harus memiliki. Sedikit terasa mengganjal dalam hati mencermati kalimat ini. Konon kabarnya, fitrah manusia untuk mencintai. Ya, baiklah kalau begitu. Tapi yang mengganjal di sini adalah seseorang mencintai seorang manusia lainnya sebelum dinyatakan sah dan halal. Apakah salah? Entahlah. Suka pada seseorang sebelum menikah, sepertinya tak ada masalah. Tak ada masalah jika hanya sebatas rasa kagum, simpati, suka karena terdapat teladan yang baik dalam diri seseorang. Tapi apakah harus mencintainya? Mengharapkan seseorang tersebut untuk menjadi pasangan hidup, sepertinya itu juga bukan suatu kesalahan. Sangat wajar jika seseorang mengharapkan pasangannya adalah orang yang baik, shalih/shalihah, mengagumkan, dan terdapat suri teladan yang baik dalam dirinya. Wajar, sangat wajar dan manusiawi. Tapi apakah harus mencintainya? Dan apakah harus “dia”?

Kawan, aku bukanlah orang yang penuh kebaikan sehingga aku pantas untuk menggurui dan menasihatimu. Maaf, sekali lagi, maaf. Tugas kita sesama muslim adalah saling mengingatkan pada saudaranya. Dan kali ini, sejatinya aku ingin mengingatkan diriku sendiri, dan ingin berbagi padamu. Mohon ingatkan aku jika ada yang salah, kawan.

Wajar-wajar saja jika kita suka pada seseorang, mengaguminya, itu hal yang manusiawi. Tapi mencintainya, wajarkah? Teringat seorang teman mengatakan kalimat yang juga cukup populer tentang cinta. “Cintai apa yang dimiliki, bukan miliki apa yang dicintai.” Begitu pula kurasa dengan kekasih, pasangan hidup, seorang manusia yang menjadi pendamping dunia akhirat. Sayang sekali jika kita mencintai seseorang yang belum tentu akan menjadi pasangan hidup kita nantinya. Iya kalau jodoh kita adalah dia. Tapi jika bukan, betapa kasihan jodoh kita yang sebenarnya. Ia yang seharusnya mendapatkan cinta seutuhnya, namun sebagian hati telah tertawan pada hati yang lain. Ia yang seharusnya kita cintai, tapi nyatanya hanya mendapatkan sisa-sisa cinta dari sekeping hati kita yang rapuh ini.

“Jodoh itu tak akan tertukar”, begitu celoteh temanku yang lain. Yakinlah bahwa seseorang yang berjodoh dengan kita nantinya adalah yang terbaik. Jadi tak perlu menyibukkan diri untuk mencintai hati yang belum tentu akan mencintai seperti kita mencintainya. Kalaupun ia juga cinta, belum tentu kan berjodoh. Tak sampai hati rasanya bila menyakiti pasangan yang sebenarnya nanti. Dialah yang seharusnya dicintai dengan sepenuhnya. Bukan dengan sisa-sisa cinta, apalagi hanya sebagai pelarian semata. Ada baiknya jika sekarang kita mempersiapkan diri dan menjaga hati untuknya. Tak ingin hati ini ternoda oleh cinta yang salah alamat.

Cintaku hanya akan kuberikan setelah akad nikah. Ijab qobul yang begitu sakral terucap, menggetarkan hati begitu dahsyat sehingga cinta itu kan tumbuh secara alami. Aku hanya ingin mencintainya setelah ia halal bagiku. Sepenuhnya, tanpa terbagi.

Kembali pada dua kalimat cinta yang cukup populer tadi. “cinta tak harus memiliki” dan “cintai apa yang dimiliki, bukan miliki apa yang dicintai”. Dua kalimat ini terasa bertolak belakang dari satu sudut pandang tertentu. Kalimat pertama menyiratkan makna bahwa cintailah apa saja, siapa saja. Tapi ingat, mencintainya bukan berarti harus memilikinya.

Sedangkan kalimat kedua, cukup lugas. Memberikan pandangan dan pilihan yang sedikit berbeda. Ada perbedaan antara mencintai apa yang dimiliki dengan memiliki apa yang dicintai. Dalam konteks pasangan hidup, Mencintai apa yang dimiliki, ini berarti cinta itu tumbuh setelah seseorang sah dan halal bagi kita. Sedangkan memiliki apa yang dicintai, ini berarti cinta itu telah bersemi indah sebelum seseorang tersebut sah dan halal baginya. Jika kita ingin “memiliki apa yang kita cintai”, maka kalimat “cinta tak harus memiliki” berlaku di sini. Namun tak kan berlaku jika kita “mencintai apa yang kita miliki”. Yang berlaku adalah “cinta harus memiliki”. Karena kita sudah memiliki terlebih dulu sebelum mencintainya. Dan hal ini menyiratkan sebuah isyarat rasa syukur yang begitu besar atas apa yang telah ditetapkan oleh Allah untuk kita. Kalaupun ternyata pasangan kita nantinya tak sesuai harapan, itu artinya Allah ingin kita belajar untuk bersabar. Dan ingatlah, Allah itu bersama orang-orang yang sabar. Di sisi lain, Allah akan menambah nikmatnya bagi yang selalu bersyukur.
Sungguh dahsyat rasanya jika kita mencintai apa yang kita miliki. Hidup dalam bingkai cinta yang tulus berhiaskan kesyukuran dan kesabaran. Kebahagiaan bukanlah hal yang sulit diwujudkan. Kedamaian dan ketenangan pun akan terus mengiringi dalam setiap degup jantung. Bukankah ini begitu indah, kawan?
Satu hal yang perlu diingat, kawan. Cinta pada manusia bukanlah yang abadi. Jadikan cinta itu sebagai media mengalirnya cinta menuju muara cinta yang paling agung. Cinta pada Allah. Cinta inilah yang hakiki. Mencintai pasangan merupakan salah satu perwujudan cinta pada Rabb yang menguasai jiwa ini. Sebesar apapun cinta itu, tetap tujuan akhirnya adalah cinta pada Sang penguasa cinta. Dialah yang memiliki cinta terluas, cinta tak berbatas. Dialah yang berhak untuk dicintai sepenuhnya. Karena setiap detail kehidupan kita tak bisa lepas dari cinta-Nya.

Kawan, andai dirimu kebingungan melabuhkan cinta karena belum ada seseorang yang halal bagimu, tak perlu merasa galau. Kegelisahan hanya membuat kita terus merasa risau. Ada Allah yang kita miliki dan yang memiliki kita sepenuhnya. Cintailah dengan cinta terbaik yang kita punya. Yakinlah Dia tak akan menyia-nyiakan cinta kita yang seadanya ini. Jika yang kita dapatkan tak sesuai keinginan, bukan Allah tak mencintai kita. Tapi Allah ingin kita belajar menjadi orang yang sabar sehingga kita bisa terus merasa dekat dengan-Nya. Karena Allah bersama orang-orang yang sabar. Namun jangan lupa untuk bersyukur ketika yang kita dapatkan sesuai keinginan. Karena rasa syukur itulah yang menjadikan nikmat Allah terus bertambah. Tidak pernah rugi, bukan? Ibarat berdagang, perdagangan yang selalu menguntungkan hanyalah perdagangan dengan Allah, Rabb penguasa semesta.


Di tengah hirup pikuk area tambang
Bersama mendungnya awan

2 Jun 2012

......(¯`*•.¸☆ ˚•° ♥♥˚•° ☆¸.•*´¯)….. OBAT KETIKA HATI MERINDUKAN SÍ DIA ......(¯`*•.¸☆ ˚•° ♥♥˚•° ☆¸.•*´¯)…..


Lagi! Menemukan artikel menarik dari fb tetangga. hm... keren kalau dishare :) sekalian buat ngingatin diri sendiri yang  sering lalai dan lupa ini.

lets cekidot...

Tak bisa disangkal, manusia akan selalu bersentuhan dengan cinta. Sementara kecintaan memberikan buah kerinduan. Orang yang mencinta akan rindu kepada orang yang dicintainya.

Kerinduan kepada kekasih, seringkali membekaskan duka. Karena sudah tahu bahwa pacaran bukanlah jalan yang halal untuk ditempuh, maka nikahlah satu-satunya yang jadi pilihan. Padahal si pria belum mampu memberi nafkah lahir. Wanita pun masih muda dan dituntut oleh orang tua untuk menyelesaikan sekolah atau meraih gelar. Akhirnya, karena tidak kesampaian untuk nikah, maka pacaran terselubung sebagai jalan keluar karena tidak kuat menahan rasa rindu pada si dia. Lewat chatting, inbox FB atau sms jadi jalur alternatif.

Inilah yang dialami pemuda masa kini. Mungkin juga dialami para aktivis dakwah. Agar dikira tidak melalui pacaran, maka sms dan chatting yang jadi pilihan. Seharusnya rasa rindu ini bisa dipendam dengan melakukan beberapa kiat yang akan kami utarakan[1]. Semoga Allah senantiasa memberi taufik.

Terapi dari Rasa Rindu dengan Segera Nikah

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

“Wahai para pemuda, barangsiapa yang memiliki baa-ah[2], maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.”[3]

Yang dimaksud dengan syabab (pemuda) di sini adalah siapa saja yang belum mencapai usia 30 tahun. Inilah pendapat ulama-ulama Syafi’iyah.[4]

Secara bahasa, baa-ah bermakna jima’ (berhubungan suami istri). Sedangkan mengenai makna baa’ah dalam hadits di atas terdapat ada dua pendapat di antara para ulama, namun intinya kembali pada satu makna.

Pertama: makna baa-ah adalah sebagaimana makna secara bahasa yaitu jima’. Sehingga makna hadits adalah barangsiapa yang mempunyai kemampuan untuk berjima’ karena mampu memberi nafkah nikah, maka menikahlah. Barangsiapa yang tidak mampu berjima’ karena ketidakmampuannya memberi nafkah, maka hendaklah ia memperbanyak puasa untuk menekan syahwatnya dan untuk menghilangkan angan-angan jeleknya.

Pendapat kedua: makna baa-ah adalah kemampuan memberi nafkah. Dimaknakan demikian karena konsekuensi dari seseorang mampu berjima’, maka tentu ia harus mampu memberi nafkah. Sehingga makna hadits adalah barangsiapa yang telah mampu memberi nafkah nikah, maka hendaklah ia menikah. Barangsiapa yang tidak mampu, maka berpuasalah untuk menekan syahwatnya.

Jadi maksud dari dua pendapat ini adalah sama yaitu harus punya kemampuan untuk memberi nafkah. Sehingga inilah yang menjadi syarat seseorang (khususnya pria) untuk membina rumah tangga dengan kekasih pilihan, yaitu ia memiliki kemampuan untuk memberi nafkah keluarga. Hal ini yang banyak disalahpahami sebagian pemuda. Mereka ngebet minta nikah pada ortunya. Padahal sesuap nasi saja masih ngemis pada ortunya. Hanya Allah yang memberi taufik.

Dari sini, barangsiapa yang memiliki kemampuan, maka segeralah untuk menikah guna memadamkan rasa rindu yang ada. Menikah di sini tidak mesti dengan orang yang selalu dirindukan. Boleh jadi, juga dengan orang lain. Karena nikah telah mencukupkan segala kebutuhan jiwa di samping dalam nikah akan ditemui banyak keberkahan. Jika memungkinkan menikah dengan orang yang dirindukan, maka menikahlah dengannya. Ini merupakan terapi manjur.

Berusaha untuk Ikhlas dalam Beribadah

Ikhlas adalah obat manjur penyakit rindu. Jika seseorang benar-benar ikhlas menghadapkan diri pada Allah, maka Allah akan menolongnya dari penyakit rindu dengan cara yang tak pernah terbetik di hati sebelumnya. Cinta pada Allah dan nikmat dalam beribadah akan mengalahkan cinta-cinta lainnya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Sungguh, jika hati telah merasakan manisnya ibadah kepada Allah dan ikhlas kepada-Nya, niscaya ia tidak akan menjumpai hal-hal lain yang lebih manis, lebih indah, lebih nikmat dan lebih baik daripada Allah. Manusia tidak akan meninggalkan sesuatu yang dicintainya, melainkan setelah memperoleh kekasih lain yang lebih dicintainya. Atau karena adanya sesuatu yang ditakutinya. Cinta yang buruk akan bisa dihilangkan dengan cinta yang baik. Atau takut terhadap sesuatu yang membahayakannya.”

Hati yang tidak ikhlas akan selalu diombang-ambingkan nafsu, keinginan, tuntutan serta cinta yang memabukkan. Keadaannya tak beda dengan sepotong ranting yang meliuk ke sana kemari mengikuti arah angin.

Banyak Memohon pada Allah

Setiap do’a yang kita panjatkan pasti akan bermanfaat. Boleh jadi do’a tersebut segera dikabulkan oleh Allah. Boleh jadi sebagai simpanan di akhirat. Boleh jadi dengan do’a kita tadi, Allah akan menghilangkan kejelekan yang semisal.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

«
ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ « اللَّهُ أَكْثَرُ »

“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selam tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allahu akbar (Allah Maha besar).”[5]

Ketika seseorang berada dalam kesempitan dan dia bersungguh-sungguh dalam berdo’a, merasakan kebutuhannya pada Allah, niscaya Allah akan mengabulkan do’anya. Termasuk di antaranya apabila seseorang memohon pada Allah agar dilepaskan dari penyakit rindu dan kasmaran yang terasa mengoyak-ngoyak hatinya. Penyakit yang menyebabkan dirinya gundah gulana, sedih dan sengsara. Oleh karena itu, perbanyaklah do’a.

Memenej Pandangan

Pandangan yang berulang-ulang adalah pemantik terbesar yang menyalakan api hingga terbakarlah api dengan kerinduan. Orang yang memandang dengan sepintas saja jarang yang mendapatkan rasa kasmaran. Namun pandangan yang berulang-ulanglah yang merupakan biang kehancuran. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk menundukkan pandangan agar hati ini tetap terjaga. Dari Jarir bin Abdillah, beliau mengatakan,

سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِى أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِى

“Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang cuma selintas (tidak sengaja). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepadaku agar aku segera memalingkan pandanganku.”[6]

Mujahid mengatakan,

غَضُّ الْبَصَرِ عَنْ مَحَارِ?مِ اللَّهِ يُورِثُ حُبَّ اللَّهِ

“Menundukkan pandangan dari berbagai hal yang diharamkan oleh Allah, akan menimbulkan rasa cinta pada Allah.”[7]Berarti menahan pandangan dari wanita yang bukan mahrom akan menimbulkan rasa cinta pada Allah. Menundukkan pandangan yang dimaksud di sini ada dua macam yaitu memandang aurat sesama jenis dan memandang wanita yang bukan mahram.

Tiga faedah dari menundukkan pandangan telah disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah[8].

Pertama: Akan merasakan manis dan lezatnya iman. Barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah, Dia akan memberi ganti dengan yang lebih baik.

Kedua: Akan memberi cahaya pada hati dan akan memiliki firasat yang begitu cemerlang.

Ketiga: Akan lebih menguatkan hati.

Lebih Giat Menyibukkan Diri

Dalam situasi kosong kegiatan biasanya seseorang lebih mudah untuk berangan memikirkan orang yang ia cintai. Dalam keadaan sibuk luar biasa berbagai pikiran tersebut mudah untuk lenyap begitu saja. Oleh karena itu, untuk memangkas kerinduan seseorang hendaknya menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat baik untuk dunia atau akhirat. Hakikat dari rasa rindu adalah kesibukan hati yang kosong. Di kala sepi sendiri, tanpa aktivitas muncullah bayangan sang kekasih, wajah, gerak-gerik, dan segala yang berkaitan dengannya. Seluruhnya hanya sekedar bayangan dan khayalan yang berakhir dengan kesedihan diri. Tiada manfaatnya sedikit pun bagi kehidupan kita.

Ibnul Qayyim menyebutkan nasehat seorang sufi yang ditujukan pada Imam Asy Syafi’i. Ia berkata,

وَنَفْسُكَ إِنْ أَشْغَلَتْهَا بِالحَقِّ وَإِلاَّ اشْتَغَلَتْكَ بِالبَاطِلِ

“Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil).”[9]

Menghindari Nyanyian dan Film Percintaan

Nyanyian dan film-film percintaan memiliki andil besar untuk mengobarkan kerinduan pada orang yang dicintai. Apalagi jika nyanyian tersebut dikemas dengan mengharu biru, mendayu-dayu tentu akan menggetarkan hati orang yang sedang ditimpa kerinduan. Akibatnya rasa rindu kepadanya semakin memuncak, berbagai angan-angan yang menyimpang pun terbetik dalam hati dan pikiran. Bila demikian, sudah layak jika nyanyian dan tontonan seperti ini dan secara umum ditinggalkan. Demi keselamatan dan kejernihan hati. Sehingga sempat diungkapkan oleh beberapa ulama nyanyian adalah mantera-mantera zina.

Ibnu Mas’ud mengatakan, “Nyanyian menumbuhkan kemunafikan dalam hati sebagaimana air menumbuhkan sayuran.”

Fudhail bin Iyadh[10] mengatakan, “Nyanyian adalah mantera-mantera zina.”

Adh Dhohak[11] mengatakan, “Nyanyian itu akan merusak hati dan akan mendatangkan kemurkaan Allah.”[12]

Imam Asy Syafi’i berkata, “Nyanyian adalah suatu hal yang sia-sia yang tidak kusukai karena nyanyian itu adalah seperti kebatilan. Siapa saja yang sudah kecanduan mendengarkan nyanyian, maka persaksiannya tertolak.”[13]

Bayangkan Kekurang Si Dia

Ingatlah selalu, orang yang engkau rindukan bukanlah pribadi yang sempurna. Ia sangat banyak kekurangan, sehingga tidak layak untuk dipuja, disanjung atau senantiasa dirindukan. Orang yang dirindukan sebenarnya tidak seperti yang dikhayalkan dalam lamuman.

Ibnul Jauzi berkata, “Sesungguhnya manusia itu penuh dengan najis dan kotoran. Sementara orang yang dimabuk cinta senantiasa melihat kekasihnya dalam keadaan sempurna. Disebabkan cinta ia tidak lagi melihat adanya aib.”

Kita bisa menghukumi sesuatu dengan timbangan keadilan sedangkan orang yang sedang kasmaran tengah dikuasai oleh hawa nafsunya sehingga tak dapat bersikap dengan adil. Kecintaannya menutupi seluruh aib yang dimiliki oleh pasangannya.

Para ahli hikmah berkata, “Mata yang diliputi oleh hawa nafsu akan menjadi buta.”

Semoga Allah memberi taufik. Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.



Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel http://rumaysho.com/

Pangukan, Sleman, Kamis, 24 Dzulqo’dah 1430 H



[1] Kiat-kiat yang ada kami olah dari pembahasan di Majalah Elfata, edisi 02, volume 05, tahun 2005.

[2] Baa-ah ada tiga penyebutan lainnya: [1] al baah (الْبَاءَة), [2] al baa’ (الْبَاء), dan [3] al baahah (الْبَاهَة). Lihat Syarh Muslim, An Nawawi, 5/70, Mawqi’ Al Islam.

[3] HR. Bukhari no. 5065 dan Muslim no. 1400.

[4] Lihat Syarh Muslim, 5/70.

[5] HR. Ahmad no. 11149, 3/18, dari Abu Sa’id. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid (bagus). Syaikh Musthofa Al ‘Adawi mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan.

[6] HR. Muslim no. 2159.

[7] Majmu’ Al Fatawa, 15/394, Darul Wafa’, cetakan ketiga, tahun 1426 H

[8] Majmu’ Al Fatawa, 15/420-426

[9] Al Jawabul Kafi, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, hal. 109, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah

[10] Beliau adalah Abu Ali Al-Fudhail bin Iyadh bin Mas’ud bin Bisyr At-Tamimi Al-Yarbu’i, dilahirkan di Samarqan. Beliau adalah seorang yang dinilai tsiqah dan menghaafal banyak hadits. Sebagian ulama, seperti Imam Al-Bukhari Ali bin Al-Madini, dan Yahya bin Ma’in menyebutkan bahwa beliau wafat pada tahun 186 H di kota Makkah dalam usia lebih dari delapan puluh tahun.

[11] Beliau adalah Dhahhak bin Muzaahim Al-Hilaali Abul Qasim atau Abu Muhammad Al-Khurasani. Beliau wafat setelah abad pertama hujriah. Lihat biografi beliau di kitab Taqrib at-Tahdzib (I/373).

[12] Lihat Talbis Iblis, 289, Asy Syamilah

[13] Talbis Iblis, 283



http://rumaysho.com/belajar-islam/muslimah/2780-obat-ketika-merindukan-si-dia.html

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...