Tampilkan postingan dengan label SOH. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SOH. Tampilkan semua postingan

17 Mar 2013

Symposium Ruang Rindu


Jika rindu adalah kumpulan luka-luka pilu, maka aku ingin kamu yang menjadi penawar rindu. Agar sembuh lukaku, agar lenyap senduku. Karna kamu adalah rinduku yang kian membuatku memilu.
Jika rindu adalah sajak-sajak bisu, maka aku ingin mendengar lantunanmu lewat senandung lagu. Agar bersatu sajakku yang patah. Karna kamu adalah rinduku dalam sajak yang tak pernah lekang oleh waktu.

Pernah kukhawatirkan rindu yang mengaliri tiap aliran darahku saat bayangmu melesat masuk kedalam dimensi ruang batinku. Saat cengkrama kita diantara derikan jangkrik dan seuntai cahaya dari rembulan yang tak lagi purnama. Sabit, dipenuhi bintang gemintang. Saat ceritaku memulai segalanya dalam ruang dengarmu, saat ceritamu menjadi dongeng untukku dalam ruang dengarku.
Dan cerita kita kian melarut, bersama waktu yang kian mengkerut. Adalah malam saat mula kita terpisah dari jarak sekian masa.

Dalam candaku, terpercik pendar-pendar asa yang meramu. Menguntaikannya menjadi kata sederhana dalam bahasa manusia yang menganggap itu tak biasa. Bisa saja katamu, semua takkan pernah ada yang tau. Dan pedulimu adalah rindu yang tertawar oleh waktu pilu, terpisah jarak mil beribu. Aku bisu dalam malam yang kian menyendu. Menyeka asa yang berlinang dalam sudut pandang mata. Tak biasa, tentu saja ini tabu. Kembali seperti menepuk genderang tabu yang takkan terdengar oleh manusia-manusia bumi. Tentu tak semua memahami, ada rindu yang menunggu dipenghujung waktu. Menunggu diantara ceritaku dan ceritamu. Mungkin kelak kan ada cerita kita. Mungkin, meski itu mustahil bagiku atau untukmu. Dan masing-masing kita menunggu di ruang rindu. Dengan tempat dan design yang berbeda bentuk. Aku -- Kamu. Kita? Entahlah. Kita masih sama, berada dalam ruang tunggu yang kita sebut rindu.

Mengenalmu, baru berbilang pada periode ke-tujuh. Kita sama, sama-sama menunggu waktu diruang rindu. Saling mendoakan, atau sesekali berbagi cerita dalam simposyum ruang rindu.

#Chapter
Ruang tunggu,
17.3.13

11 Jan 2013

Look Inside



And then a hero comes along
With the strength to carry on
And you cast your fears aside
And you know you can survive
So when you feel like hope is gone
Look inside you and be strong
And then you’ll finally see the truth
That a hero lies in you

10 Jan 2013

Bahagia Itu Sederhana

Bahagia itu sederhana,
Cukup selalu tersenyum dan selalu bersyukur
Namun yang tak sederhana adalah ketika harus selalu tersenyum ketika suasana duka menyelimuti, ketika asa amarah menguasai, ketika airmata terendap-endap mengikuti.
Namun yang tak sederhana adalah ketika harus selalu bersyukur ketika kondisi sempit menghampiri, ketika harapan pupus mengecewai, ketika keinginan tak terpenuhi.

Bahagia itu sederhana,
Cukup selalu tersenyum dan selalu bersyukur
Meski duka menyelimuti, meski amarah menguasai, meski air mata terendap-endap mengikuti.
Meski kondisi sempit menghampiri, meski harapan pupus mengecewai, meski keinginan tak terpenuhi.

Bahagia itu sederhana,
Cukup mengatakan pada dunia, Ya aku Bahagia. Bahagia membersamaimu disisa-sisa usiaku.

30 Des 2012

K.U.A.T

Aku berlari
Terluka, sendiri
Terjatuh, sendiri
Mengerang, sendiri.
Duka ini tak abadi bukan?!
Hanya masih terus berjuang.
Melawan kerasnya jalan kehidupan
Menentang badai yang menerpa pijakan
Masih harus berlari, meski terjatuh berkali
Masih harus bangkit berdiri, meski melemah pijakan kaki
Masih harus kuat melangkahkan kaki, meski menusuk kawat berduri.
M
E
D
A
N
30 Desember 2012



“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”
[QS. Al-Ankabut ayat 2-3]

20 Des 2012

Tadi Malam

Riuh rimbun tanah basah
Gemerlap oleh hujan lelangit mengejawantah
Tubuhku remuk tertindih bau sengat mentari
Sudahkah aku boleh menyerah?
Atau masih terus berkelana dengan arus waktu yang menua?!
Lalu aku bicara pada Dia dalam redupnya mata
Meminta-minta dengan harap segera terijabah doadoa
Menyeret-nyeret rasa dengan percuma tanpa jeda
Sungguh Dia lebih tau apa-apa.
Dan pada-Nya kusandar segala lelah
;segala masalah, segala asa, segala masa
Sebab tiada dayaku tanpa-Nya.

Medan
20.12.2012


*Padang-Bukit Tinggi, Jogja-Bromo ~Semoga

19 Nov 2012

~Jeruji

Tak harus bicara
Cukup lewat doa-doa
Kujabar lewat kekata yg patah-patah
Asa ini mengalun indah
Tariannya seirama nada rintikan hujan
Bersemi, mekar, kembali . . .
Uji ini masih belum berhenti.
Innallaaha ma'ana.

19.11.12

1 Nov 2012

~Sajak Daun


Pesta belum dimulai, namun jauh disudut ruang sudah ada yang begitu gelisah. Ingin pergi, tapi kemana? Seolah semua pijakan sama saja. Selalu mencari tujuan baru, mengenal orang baru, meski itu tak sepenuhnya mengobati. Lagi, terdiam ditempat yang baru. Padahal seharusnya disana adalah saat-saat yang menyenangkan. Bukankah disana hanya pelarian? hingga tak perlu hingar bingar dengan riuhnya suara-suara para penjual di pasar.
Jika bumi yang kupijak saat ini tidak memberikan ketenangan, itu karena ada ruang disudut qalbuku yang menggelegar. Kenapa? Entah. . .

Beginilah hidup, seharusnya aku lebih bijak. Dan menyadari bahwa diam tak selamanya emas, bahwa diam berarti melepas kesempatan, karena diam bukan menunggu, tak semua orang dapat berlaku seperti itu. Diam adalah beku.

Dan saat menyadari sepenuh arti, embun tlah menguap dalam genggaman daun. Esok pagi, kan kujelang kembali embun yang lain. Semoga akhirnya kuraih tarian sang embun diatas daunku.

*Rabb. . . masih bolehkah harap ini pada-Mu?



~Season Of Hope~

27 Sep 2012

#Hanya Sesaat


Hanya sesaat, kebersamaan kita yang paling akrab. Saat kebencianku yang paling karat begitu cepat melarat dimakan rayap-rayap waktu padamu. Aku membenci lakumu, bukan pribadimu, karna-Nya. Dan aku pun mencintaimu karna-Nya, karna ikatan pertalian darah diantara kita.

Hanya sesaat, kebersamaan kita yang paling pekat. Saat punggungmu kujadikan tempat bersandar diujung lelahku. Saat tubuhmu kurangkul kuat kala kutakut terjatuh. Dan kau tak mengeluh karena itu.

Hanya sesaat, kebersamaan kita yang paling rekat. Saat aku benar-benar menyadari bahwa aku memilikimu sebagai pelindungku. Saat aku pernah berpikiran bahwa kelak kaulah yang kan menggantikan peran ayah disisiku untuk pernikahanku kelak, jika ternyata ayah tak mampu melakukannya untukku. Dan meski sekarang akupun harus menyadari lamat-lamat, berdiri dengan kuat-kuat, karena ternyata Allaah lebih mencintaimu, Allaah lebih menginginkanmu untuk segera kembali disisi-Nya.

Hanya sesaat, kebersamaan kita yang paling kuat. Saat kugenggam jari jemari tanganmu ditengah malam sebelum pernikahanmu. Aku mengeluh, betapa sudah mengantuknya aku malam itu, dan kau belum juga pulang kerumah untuk kubersihkan badanmu, untuk ku inaikan kuku di jari jemarimu. Ku usap-usapkan tanganku ke sekujur badanmu yang penuh daki. Ku poles-poles pewarna kuku alami. Ku kipas badanmu agar tiada keringatmu membasahi taburan obat pengantin yang ku olesi keseluruh badanmu. Disaat itu kusadari, baru kali itu aku sedekat itu padamu.

Hanya sesaat, kebersamaan kita yang paling dahsyat. Saat kurangkul mesra tanganmu dengan tak ingin melepaskannya segera. Saat kuhanya ingin berdiri disampingmu diantara kanopi indah pelaminanmu. Dan tak pula ingin menegakkan kepalaku yang bersandar dibahumu.

Hanya sesaat, kebersamaan kita yang paling cepat. Saat akhirnya Dia memanggilmu kembali kepangkuan-Nya. Dan tak menyisakan sedikit waktu pun untukku melihat hembusan nafas terakhirmu. Setidaknya, Aku menyadari kepergianmu lebih dulu dari yang lainnya.

Hanya sesaat, kedukaan menyelimuti langit qalbuku yang sekarat. Dan biarkan malam ini hujanku membasahi bumi madani. Biar aku bermandi dalam tangisan. Sesekali merinduimu dalam sesak, menjadi pribadi tegar diantara ribuan pasang mata.

Hanya sesaat kebersamaan kita berulang lewat misykat. Cukup lewat mimpi kau hadirkan jasadmu. tanpa suara, tanpa canda, tapi kau tersenyum disana. Lama kau tak hadir dimimpiku. Bahkan saat awal kepergianmu tak sekalipun kau menghampiriku lewat mimpi. Beberapa waktu belakangan ini, kau hadir dengan senyum lewat mimpi. Bagiku, itu sudah cukup. Amat sangat cukup. Setidaknya aku masih bisa melihatmu, meski hanya lewat mimpi.

Maaf, malam ini aku menjadi begitu cengeng.  Tak ada punggung untuk tempat yang kujadikan sandaran lelahku. Tak ada bahu yang bisa menampung berat beban yang ada dikepalaku. Tak ada. Aku tak memilikinya, Aku tak menemukannya. Aku hanya sangat kehilanganmu, kehilangan sosok abang dalam hidupku. Aku kehilangan orang yang bisa melindungiku.

Rabb. . . . kuatkan aku dengan kekuatan-Mu. Tangguhkan aku dengan ketangguhan-Mu.
Hilangkanlah duka ini. . . Gantilah segala yang hilang dengan pengganti yang lebih baik dari-Mu.
Ajari kami arti ikhlas, Ajari kami makna memiliki. Tiada daya dan upaya kami melainkan dengan kekuatan-Mu ya Rabb. . .
Lindungi bang Aan, Jagalah ia dengan penjagaan-Mu, Rahmati dan Ridhoilah ia, terimalah segala amal ibadahnya disisi-Mu.
Aamiin. . .


*Kehilangan akan mengajarkan kita arti memiliki yang sesungguhnya. innalillahi wa innailaihi rooji'un. Segala yang datang dari Allaah maka akan kembali pula pada-Nya. Milik-Nya lah segala sesuatu yang ada didunia ini. Kita hanyalah sebagai titipan-Nya didunia ini.

12 Sep 2012

Rinduku Memar dihantam Batu

Jika embun yang menguap laksana kerinduan yang kuharap terbang hingga ia lelap, maka biarkan embun itu jatuh meski tak kuinginkan diwaktu yang tak tepat. Namun Rabb... kuharap rindu ini lenyap, selenyap kehadirannya dalam kehidupan kami. Secepat kepergiaannya dari perjalanan hari-hari kami.
Maafkan aku Rabb, jika nyatanya rinduku menjadi begitu mabuk dipenghujung sisa usiaku. Dan aku menjadi begitu cengeng dintara senja yang masih kelabu seperti senja yang lalu.

Aku kuat di depan ibu, di depan ayahku, di depan saudara-saudaraku. Namun aku tak cukup kuat di depan bayanganku sendiri.
Dan rinduku mengantarkan lelehan airmata yang tak kusadarkan saat jatuhnya. Aku rindu, rindu... hanya itu yang aku tau. Sedang batinku berbisik sendu, Adakah abang yang akan mengantarkan kue tart esok hari saat senja tiba? Adakah boneka kelinci berwarna merah jambu yang kan kuperoleh lagi? Atau sekotak coklat dan teh rasa srawberry? ----- Tidak. Tidak ada jawabannya. Sedang aku terus mengulang-ulang tanya dimana takkan pernah lagi kutemukan jawabannya disini.
Rabbi.... aku rinduuu, rinduuu, kenapa air mata ini tak mau berhenti. Sedang pusara abang masih basah disana oleh air hujan, sedang kebersamaan terlalu singklat kurasakan.

Tidak, tidak akan ada yang mengerti. Sedang rasaku kian memar dihantam batu kerinduan. 
Dan disini, hujan masih tak henti membasahi asaku yang kosong.

31 Jul 2012

#Sesuatu yang Tertunda

Jika sesuatu tertunda untukmu, berbaik sangkalah pada-Nya. Karena selalu ada kejutan indah dibalik rencana-Nya. 
Bukankah Allaah sesuai persangkaan hamba-Nya?! :)
So, berprasangka baiklah. Dan doakanlah kebaikan, juga bayangkan keindahan yang kan diberikan-Nya untuk mengindahkan hidupmu.
Kau sungguh tahu, bahwa Allaah teramat menyayangimu.

22 Jul 2012

#Season Of Hope

Karna Allaah sesuai persangkaan hamba-Nya....

Berharaplah dengan keimanan yang kau miliki, dan jangan pernah takut akan kecewa akan harapanmu kepada-Nya,
Berharaplah dengan ketaqwaanmu pada-Nya, dan jangan pernah berputus asa dari Rahmat-Nya yang sungguh Mahaluas.
Berharaplah dengan ketauhidanmu atas-Nya, inilah yang utama. Keyakinanmu atas segala ketentuan dan ketetapan-Nya akan membawamu pada nikmatnya harapan yang sesungguhnya.

Karna Allaah sesuai persangkaan hamba-Nya, maka berprasangka baiklah pada-NYa.
Dalam Semusim Pengharapan, tebarkanlah segala kebaikan dibulan yang penuh keberkahan,

Pengharapan Ramadhan,
22:22
22.7.12

17 Jul 2012

Gerbang Penantian

Menjelang Ramadhan....
Harapkan kesempurnaan menghampiri
Hingga bias kebaikan terpenuhi dengan hakiki
Lewat doadoa ditiap hembusan nafas yang mengaliri
Perlahan,
Doadoa terus dijabarkan.
Memuja keagungan Tuhan,
Bersambut bening daun mata yang berjatuhan
Ramadhan kali ini,
Beda!!

Kota Madani,
17.7.12

16 Jul 2012

Dalam Balutan taqwa

Dalam balutan kata kita bersenandung nada-nada
Lewat kekata puja dan puji Sang Mahakuasa
Menyentuh qalbu tanpa ragu menyapa
Mendendang surga dua dunia
Dalam dekapan keimanan
Dibalut dengan taqwa
Kota Madani,
16.7.12

7 Jul 2012

~Dalam Semusim

Pagi....
Aromamu masih saja merayu sukmaku

Atau kisah esok nanti yang kita jalani.

Dhuha....
Harummu menggoda derap langkah
Untuk membutirkan doadoa segala asa
Atau menabur benih doa dalam irama nada
Diujung siang, ada senja yang meggantung
Menuju malam dalam biru jingga yang bersambung
Masih...
Kau hadirkan segala rasa lewat celah celoteh semusim
Menghangatkan kebekuan yang membatu.
Mungkin perlahan waktu memberikan perannya kepada alam
Agar tak diam terlalu lama bak pualam.


~Hujan Semusim
7.7.12

27 Jun 2012

Doa Dalam Senyap

Aku kembali berdoa dalam senyap
Lewat celah iman kembali berharap
Menanti asa segera terjawab

26.6.12
Medan

Together we could^^ 
*Las3

~Lusia seftie Arini

Harapan Lewat Iman


"Harapan Tanpa Iman Hanyalah Kekecewaan"
-Season Of Hope-

  • Berharaplah . . . . Dengan keimanan yang kau miliki. Dengan tauhidmu kepada Yang Maha Esa.
  • Berharaplah . . . . Dengan keteguhan hatimu yang hakiki. Dengan keyakinanmu yang memancang disanubari.
  • Berharaplah . . . . Dengan ketaqwaanmu pada yang menggenggam kehidupan. Dengan kesungguhanmu menuju perbaikan
  • Berharaplah . . . . Lewat doadoa yang kau jabarkan, lewat kekata yang kau panjatkan, lewat selaksa yang kau hamparkan, lewat asa yang kau tanamkan.
  • Berharaplah . . . . Dalam Semusim Pengharapan__


~Lusia Seftie Arini 

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...