Tampilkan postingan dengan label Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Islam. Tampilkan semua postingan

26 Mar 2013

Antara Dua Wanita (Berkelana Dalam Pilihan 2nd)

Bahwa ada pilihan-pilihan dalam menyusun cita dan langkah di jalan cinta para pejuang, biarlah kali ini dua orang wanita mengajari kita. Wanita pertama bernama Habibah binti Sahl, istri Tsabit ibn Qais. Suatu masa ia datang kepada Rasulallah saw. Ia berkata, ”... Aku tidak mengingkari kebagusan akhlaq dan agamanya, Ya Rasulallah. Tetapi aku takut menjadi kufur jika tak bercerai darinya. Aku takut jika terus menerus bermaksiat padanya karena ketidaktaatan pada suami, dan aku tahu itu menyalahi perintah Allah...”
Rasulallah bersabda, ”Maukah engkau mengembalikan kebun-kebunnya?” Habibah menjawab, ”Ya...!” Maka Rasulallah bersabda kepada Tsabit, ”Ambil kembali kebun itu, dan thalaq-lah istrimu satu kali!” 
Habibah begitu mengerti akan potensi dirinya. Ia tahu resiko yang kemungkinan besar terjadi sebagai konsekuensi dari bertemunya realita kondisi yang ia hadapi dengan watak, sifat dan karakter dirinya. Maka ia bicara tentang sebuah hak yang memang semestinya ia peroleh. 
Ia tidak tercela. Bagaimanapun ada harapan-harapan tersendiri bagi seorang wanita untuk mendapatkan suami yang begini dan begitu. Siapapun tidak berhak mengatakan Habibah berselera rendah karena menolak Tsabit ibn Qais semata karena alasan fisik. Dan sebenarnya alasannya lebih pada dirinya sendiri yang khawatir kufur kepada Allah atas kondisi suaminya. Ada hal yang lebih besar yang ia takutkan, yakni kufur pada nikmat Allah, dan durhaka pada suami. Habibah memilih untuk bertaqwa pada Allah dengan meminta cerai dari seorang suami yang sulit diterima oleh perasaannya. 
Selalu ada ruang dan ruang itu berisi pilihan-pilihan. Tetapi, bicara tentang kemuliaan, tentu lebih dari sekedar bicara tentang hak.
Inilah kisah tentang wanita kedua. Dengarlah, dalam riwayat Imam An Nasa’i, ’Aisyah bercerita dalam perasaan yang senada. ”Ada seorang gadis remaja dinikahkan dengan seorang laki-laki. Ia kemudian berkata padaku, ”Sesungguhnya ayah telah menikahkanku dengan putera saudaranya agar martabatnya dapat terangkat melalui diriku. Tetapi aku tidak menyukainya...!”
’Aisyah lalu mengajaknya bertemu dengan Rasulallah. Kemudian Rasulallah mengutus seseorang untuk memanggil ayahnya agar hadir ke rumah beliau. Ketika sang ayah hadir, Rasulallah menyerahkan kembali urusan hal pernikahan kepada sang gadis. Dan gadis itu berkata’ ”Ya Rasulallah, sebenarnya aku telah ridha akan apa yang dilakukan ayah kepadaku. Hanya saja, aku berkeinginan untuk memberitahukan kepada para wanita, bahwa mereka memiliki hak dalam masalah ini.” 
Ada hak dalam menolak pernikahan yang digagas orang tua. Tapi ada kemuliaan dalam mentaati orang tua dan berbakti pada mereka. Wanita agung ini memilih yang kedua. Bukanya tanpa resiko. Karena dalam pernikahan ini ianya harus membangun cinta, mengatur perasaannya dari titik tidak suka. Menarik. Karena gadis ini mengungkap satu pelajaran besar tentang hak wanita untuk menentukan pilihan. Ia memperjuangkan hak saudari-saudarinya agar mendapat ketegasan pengakuan dari Allah dan RasulNya. Dan jauh lebih menarik, karena ia mengungkap kemuliaan sebuah kata ridha kepada orang tua, dan keagungan kata shabar atas ujian.
Begitulah. Selalu ada ruang diantara rangsangan dan tanggapan. Dan ruang itu berisi pilihan-pilihan. Maka itulah gunanya misteri takdir. Agar kita memilih diantara bermacam tawaran.
Sumber: Web In RZ

13 Mar 2013

Seorang Laki-laki dan Anjing Kehausan

Seorang laki-laki tampak kehausan. Ketika di kejauhan terlihat sumur, dia bersegera mendatanginya. Karena tidak ada timba dan tali, dia turun ke dasar sumur itu, dan minum di dalamnya sampai hilang dahaganya.
Sampai di atas sumur, terlihat seekor anjing yang menjulurkan lidahnya karena sangat haus.
Orang ini berkata,"Dia mengalami haus sebagaimana yang kualami"
Dia mengambil keputusan untuk turun ke dasar lagi dan menjadikan sepatunya sebagai tempat air serta menggigitnya dengan gigi.
Dia memberi anjing itu minum, karena sifat kasih sayangnya kepada makhluk Allah.
Allah pun bersyukur atas perbuatan laki-laki itu dan Dia mengampuninya.
(Para shahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah kami mendapatkan pahala pada setiap (perbuatan baik kami kepada) hewan? Beliau menjawab, "ya, pada setiap hewan yang hidup (kalian mendapatkan pahala") HR. Bukhari Muslim

Di antara faidah kisah ini:
1. Anjuran untuk berbuat baik kepada hewan yang tidak diperintahkan untuk dibunuh secara syara',
2. Allah tetap menerima amal kebaikan dari pelaku dosa besar
3. Hamba yang penyayang akan disayangi oleh Allah Yang Maha Penyayang
4. Allah tidak menyia-nyiakan amal kebaikan sedikitpun

Sebagian faidah diambil dari 'Aunul Ma'bud, 'Azhim al-Abady
(Qishshah Saqyi al-Kalb al-'Uthsyaan, Syaikh Falih ash-Shughayyir)
Kisah Tauladan bagi Ananda, Istiqomah Publishing

Sumber: Fanpage Status Nasehat

Iblis Berkhutbah

Iblis berkhutbah…??,
benar…
ia berkhutbah…
bahkan khutbah yang paling menyentuh hati…
tidak ada khutbah yang menyentuh hati
sebagaimana khutbah Iblis ini.

Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah
berkata :

"Tatkala hari kiamat
Iblis berdiri di atas sebuah mimbar dari api
lalu berkhutbah seraya berkata,

"Sesungguhnya
Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar,
dan akupun telah menjanjikan kepadamu
tetapi aku menyalahinya…"

(Tafsiir At-Thobari 16/563)

--

Al-Haafizh Ibnu Katsiir rahimahullah
berkata :

"Allah mengabarkan tentang khutbah yang disampaikan oleh Iblis kepada para pengikutnya,
yaitu setelah Allah memutuskan/menghisab para hambaNya,

lalu Allah memasukan kaum mukminin ke surga,

dan Allah menempatkan orang-orang kafir ke dalam neraka jahannam.

Maka Iblispun tatkala itu berdiri dan berkhutbah kepada para pengikutnya
agar semakin menambah kesedihan di atas kesedihan mereka,
kerugian di atas kerugian,
serta penyesalan di atas penyesalan…."

(Tafsiir Al-Qur'an Al-'Adziim 4/489)

--

Khutbah tersebut disampaikan oleh Iblis kepada para pengikutnya pada saat yang sangat menegangkan…
tatkala mereka pertama kali dimasukkan ke dalam neraka jahannam…
tatkala mereka telah melihat api yang menyala-nyala
yang siap membakar mereka…!!!

--

Khutbah tersebut…

Benar-benar masuk ke dalam hati para pengikut Iblis…,

Khutbah yang mengalirkan air mata mereka…

khutbah yang benar-benar telah menyadarkan mereka akan kesalahan-kesalahan mereka…

Khutbah yang menyadarkan mereka
bahwasanya selama ini
mereka hanya terpedaya oleh sang pemimpin…
sang khotiib
Iblis la’natullah 'alaihi

--

Allah menyebutkan khutbah Iblis yang sangat menyentuh tersebut:

"Dan berkatalah syaitan
tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan:

"Sesungguhnya
Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar,
dan
akupun telah menjanjikan kepada kalian
tetapi aku menyalahinya.

sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian,
melainkan (sekedar) aku menyeru kalian
lalu kalian mematuhi seruanku,

oleh sebab itu
janganlah kalian mencerca aku
akan tetapi
cercalah diri kalian sendiri.

Aku sekali-kali
tidak dapat menolong kalian
dan kalian pun sekali-kali tidak dapat menolongku.

Sesungguhnya
aku tidak membenarkan perbuatan kalian
yang mempersekutukan aku (dengan Allah)
sejak dahulu".

Sesungguhnya
orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih".

Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh
ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,
mereka kekal di dalamnya
dengan seizin Tuhan mereka"

(QS Ibrahim : 22-23)

--

Demikianlah khutbah Iblis tersebut….
setelah ia menggoda manusia…
setelah menipu mereka…
setelah menjerumuskan mereka
dalam neraka…
setelah tercapai cita-citanya…
lalu…

Iapun berlepas diri
dari para pengikutnya.

Ia sama sekali tidak mau bertanggung jawab atas godaan-godaannya…

Bahkan ia sama sekali tidak mau disalahkan dan dicela…

akan tetapi
ia menyuruh mereka (para pengikutnya)
untuk mencela diri mereka sendiri…

Bahkan ia mengaku
sejak dulu kufur/ingkar
terhadap kesyirikan yang dilakukan oleh pengikutnya…

--

Yang lebih menjadikan para pengikutnya tersentuh,
Iblis menutup khutbahnya dengan menyatakan bahwa

"Sesungguhnya orang-orang zalim
mendapatkan siksaan yang pedih"…

lalu Iblis menyebutkan
tentang kenikmatan penduduk surga,
yaitu
orang-orang yang tidak mau menjadi pengikut Iblis…!!!

--

Sungguh kehinaan dan kesedihan yang tidak bisa terbayangkan
dalam hati para penghuni neraka
tatkala mendengar khutbah
dari sang pemimpin…

Semoga Allah menjaga kita dari rayuan Iblis…

jangan sampai kita termasuk dari orang-orang yang tersentuh karena kutbah Iblis ini….

orang-orang yang tatkala di dunia
tidak tersentuh oleh nasehat-nasehat,
tidak tergerak hati mereka
tatkala mendengar pengajian-pengajian
dan khutbah-khutbah…

hati mereka hanyalah
tergerak dan tersentuh
tatkala mendengar khutbah Iblis….

wal'iyaadzu billah.

Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 14-02-1434 H / 27 Desember2012 M
Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja
www.firanda.com

4 Mar 2013

Perilaku Muslim

Yahya bin Mu’adz Ar-Razi rahimahullah bekata: “Hendaknya orang mukmin mendapatkan tiga perlakuan darimu: bila engkau tidak memberikan manfaat kepadanya, jangan mendatangkan mudharat kepadanya, bila engkau tidak membahagiakannya, maka jangan membuatnya sedih; dan jika engkau tidak menyanjungnya, maka engkau jangan mencelanya.”(Shifatush Shafwah 4/91)

1 Mar 2013

Kapan Wanita Mulai Shalat Dzuhur di hari Jumat?

Mumpung ini hari jum'at, saya ingin nge-share artikel menarik tentang bilamana wanita melaksanakan sholat zuhur dihari jum'at. Semoga bermanfaat . . . :)
 

Pertanyaan:
Sebaiknya sebagai perempuan apabila setelah adzan zuhur di hari Jumat apakah bisa langsung shalat zuhur ataukah harus menunggu selesainya shalat Jumat baru melaksanakan shalat zuhur.
Terima kasih.
Dari: Hamba Allah


Sebaiknya sebagai perempuan apabila setelah adzan zuhur di hari Jumat apakah bisa langsung shalat zuhur ataukah harus menunggu selesainya shalat Jumat baru melaksanakan shalat zuhur.
Terima kasih.
Dari: Hamba Allah

Jawaban:
Alhamdulillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, wa ba’du,
Shalat termasuk ibadah yang telah ditetapkan waktunya.
Allah berfirman,

إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا

“Sesungguhnya shalat adalah kewajiban bagi kaum mukminin yang telah ditetapkan waktunya.” (QS. An-Nisa: 103).

Ibnu Mas’ud mengatakan: “Sesungguhnya shalat memiliki waktu khusus, sebagaimana haji juga memiliki waktu khusus.” (Tafsir Ibn Katsir, 2:403)

Waktu zuhur dimulai sejak zawal (matahari tergelicir ke arah Barat) sampai bayangan benda sama dengan tinggi bendanya. Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وقت الظهر إِذا زالت الشمس، وكان ظلّ الرجل كطوله، ما لم يحضُر العصر

Waktu zuhur, sejak matahari tergelincir sampai bayangan orang sama dengan tingginya, sebelum masuk waktu asar.” (HR. Muslim no. 612).

Dari keterangan di atas, para wanita dan orang yang tidak wajib jumatan, seperti orang sakit atau musafir, mereka bisa memulai shalat zuhur setelah masuk waktu zuhur, meskipun bisa jadi jumatan belum selesai. Terlebih, di beberapa daerah semacam Jogjakarta, jumatan disepakati untuk dimulai tepat jam 12.00. padahal terkadang zuhur dimulai sebelum jam 12.00.
Untuk mengetahui kapan masuk waktu zuhur, Anda bisa menggunakan acuan bayangan benda. Jika bayangan sudah bergeser ke Timur meskipun sedikit, yang itu artinya matahari telah bergeser ke Barat maka sudah masuk waktu zuhur. Atau jika cara ini tidak memungkinkan untuk dilakukan, Anda bisa mengacu pada jadwal shalat yang diterbitkan departemen Agama.
Allahu a’lam.

22 Feb 2013

Allah berada di atas Arsy

Allah berada di atas Arsy, BUKAN dmana2 ......
HATI-HATI dengan pemahaman yang mngatakan bahwa Allah ada dmana2 !!!

---

Dalil Sifat Istiwa’

Sifat istiwa’ adalah salah satu sifat Allah yang telah Allah Ta’ala tetapkan untuk diriNya dalam tujuh ayat Al-Quran, yaitu :
Surat Al-A’raf: 54,
Yunus: 3,
Ar-Ra’d: 2,
Al-Furqan: 59,
As-Sajdah: 4 dan
Al-Hadid: 4, semuanya dengan lafazh:

ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ

Artinya:

“Kemudian Dia berada di atas ‘Arsy (singgasana).”

Dan dalam Surat Thaha 5 dengan lafazh:

الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى

Artinya:

“Yang Maha Penyayang di atas ‘Arsy (singgasana) berada.”

Rasulullah shollallahu’alaihiwasallam juga telah menetapkan sifat ini untuk Allah dalam beberapa hadits, diantaranya:

1. Hadits Abu Hurairah rodiallahu’anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda:

لَمَّا قَضَى اللَّهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِي كِتَابِهِ -فَهُوَ عِنْدَهُ فَوْقَ الْعَرْشِ- إِنَّ رَحْمَتِي غَلَبَتْ غَضَبِي

“Ketika Allah menciptakan makhluk (maksudnya menciptakan jenis makhluk), Dia menuliskan di kitab-Nya (Al-Lauh Al-Mahfuzh) – dan kitab itu bersama-Nya di atas ‘Arsy (singgasana) – : “Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan kemarahan-Ku.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

2. Hadits Abu Hurairah rodiallahu’anhu bahwa Nabi shollallahu’alaihiwasallam memegang tangannya (Abu Hurairah) dan berkata:

يَا أَبَا هُرَيْرَةَ، إِنَّ اللهَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرَضِيْنَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ، ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ

“Wahai Abu Hurairah, sesungguhnya Allah menciptakan langit dan bumi serta apa-apa yang ada diantara keduanya dalam enam hari, kemudian Dia berada di atas ‘Arsy (singgasana).” (HR. An-Nasai dalam As-Sunan Al-Kubra, dishahihkan Al-Albani dalam Mukhtasharul ‘Uluw)

3. Hadits Qatadah bin An-Nu’man rodiallahu’anhu bahwa ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shollallahu’alaihiwasallam bersabda:

لَمَّا فَرَغَ اللهُ مِنْ خَلْقِهِ اسْتَوَى عَلَى عَرْشِهِ.

“Ketika Allah selesai mencipta, Dia berada di atas ‘Arsy singgasana-Nya.” (Diriwayatkan oleh Al-Khallal dalam As-Sunnah, dishahihkan oleh Ibnul Qayyim dan Adz-Dzahabi berkata: Para perawinya tsiqah)

Dari artikel 'Sifat Istiwa’ Allah di Atas ‘Arsy — Muslim.Or.Id'

11 Feb 2013

Hadits tentang Zuhud

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ
“Dunia penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir.” (HR. Muslim no. 5256)
Dari Mutharrif dari ayahnya radhiallahu anhu dia berkata: Aku mendatangi Nabi shallallahu alaihi wasallam dan beliau tengah membaca, “Bermegah-megahan telah melalaikanmu.” (QS. At Takaatsur: 1). Lalu beliau bersabda:

يَقُولُ ابْنُ آدَمَ مَالِي مَالِي قَالَ وَهَلْ لَكَ يَا ابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلَّا مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ أَوْ لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ
“Anak cucu Adam berkata: ‘Hartaku, hartaku’.” Beliau meneruskan: “Hartamu wahai anak cucu Adam tidak lain adalah yang kau makan lalu kau habiskan, yang kau kenakan lalu kau usangkan atau yang kau sedekahkan lalu kau habiskan.” (HR. Muslim no. 5258)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam beliau bersabda:

يَقُولُ الْعَبْدُ مَالِي مَالِي إِنَّمَا لَهُ مِنْ مَالِهِ ثَلَاثٌ مَا أَكَلَ فَأَفْنَى أَوْ لَبِسَ فَأَبْلَى أَوْ أَعْطَى فَاقْتَنَى وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَهُوَ ذَاهِبٌ وَتَارِكُهُ لِلنَّاسِ
“Manusia berkata, ‘Hartaku, hartaku, ‘ sesungguhnya hartanya ada tiga: yang ia makan lalu ia habiskan, yang ia kenakan lalu ia usangkan atau yang ia berikan (sedekahkan) lalu ia miliki, selain itu akan lenyap dan akan ia tinggalkan untuk manusia.” (HR. Muslim no. 5259)

Anas bin Malik radhiallahu anhu menuturkan: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ
“Mayit diantarar (ke kuburan) oleh tiga hal, yang dua akan kembali sedang yang satu terus menyertainya. Dia diiringi oleh keluarganya, hartanya dan amalnya. Harta dan keluarganya akan kembali, sedang amalnya akan terus tetap bersamanya.” (HR. Al-Bukhari no. 6033 dan Muslim no. 5260)

Dari Amr bin Auf radhiallahu anhu dia berkata:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ أَبَا عُبَيْدَةَ بْنَ الْجَرَّاحِ إِلَى الْبَحْرَيْنِ يَأْتِي بِجِزْيَتِهَا وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُوَ صَالَحَ أَهْلَ الْبَحْرَيْنِ وَأَمَّرَ عَلَيْهِمْ الْعَلَاءَ بْنَ الْحَضْرَمِيِّ فَقَدِمَ أَبُو عُبَيْدَةَ بِمَالٍ مِنْ الْبَحْرَيْنِ فَسَمِعَتْ الْأَنْصَارُ بِقُدُومِ أَبِي عُبَيْدَةَ فَوَافَوْا صَلَاةَ الْفَجْرِ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْصَرَفَ فَتَعَرَّضُوا لَهُ فَتَبَسَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ رَآهُمْ ثُمَّ قَالَ أَظُنُّكُمْ سَمِعْتُمْ أَنَّ أَبَا عُبَيْدَةَ قَدِمَ بِشَيْءٍ مِنْ الْبَحْرَيْنِ فَقَالُوا أَجَلْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَأَبْشِرُوا وَأَمِّلُوا مَا يَسُرُّكُمْ فَوَاللَّهِ مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنِّي أَخْشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُبْسَطَ الدُّنْيَا عَلَيْكُمْ كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ
 
“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengutus Abu Ubaidah bin Al Jarrah ke Bahrain membawa jizyahnya dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam membuat perjanjian damai dengan penduduk Bahrain, beliau mengangkat Al Ala` bin Al Hadاrami sebagai pemimpin mereka. lalu Abu Ubaidah datang membawa harta dari Bahrain dan kaum Anshar mendengar kedatangan Abu ‘Ubaidah lalu mereka shalat fajar bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam , seusai shalat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bergegas lalu mereka menghadang beliau, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tersenyum saat melihat mereka, setelah itu beliau bersabda: “Aku kira kalian mendengar bahwa Abu ‘Ubaidah datang membawa sesuatu.” Mereka berkata: Benar, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: “Bergembiralah dan berharaplah apa yang menggembirakan kalian, demi Allah bukan kemiskinan yang aku takutkan pada kalian, tapi aku takut dunia dibentangkan untuk kalian seperti halnya dibentangkan pada orang sebelum kalian, lalu kalian berlomba mengejarnya sebagaimana mereka berlomba mengejarnya, lalu dunia membinasakan kalian seperti dia telah membinasakan mereka.” (HR. Al-Bukhari no. 2924 dan Muslim no. 5261)

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ
“Pandanglah orang yang berada di bawah kalian, jangan memandang yang ada di atas kalian, itu lebih akan membuat kalian tidak meremehkan nikmat Allah.” (HR. Muslim no. 5264)
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhu dia berkata:

أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِي فَقَالَ كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ
وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ
 
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah memegang pundakku dan bersabda: ‘Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan orang asing atau seorang pengembara.” Ibnu Umar juga berkata; ‘Bila kamu berada di sore hari, maka janganlah kamu menunggu datangnya waktu pagi, dan bila kamu berada di pagi hari, maka janganlah menunggu waktu sore, pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu.” (HR. Al-Bukhari no. 5937)
Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لَا يَزَالُ قَلْبُ الْكَبِيرِ شَابًّا فِي اثْنَتَيْنِ فِي حُبِّ الدُّنْيَا وَطُولِ الْأَمَلِ
“Hati orang tua masih akan tetap muda dalam dua perkara, yaitu: Mencintai dunia dan panjang angan-angan.” (HR. Al-Bukhari no. 5941)

Ibnu Abbas radhiallahu anhuma berkata: Saya mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لَوْ كَانَ لِابْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لَابْتَغَى ثَالِثًا وَلَا يَمْلَأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
“Sekiranya anak Adam memiliki harta sebanyak dua bukit, niscaya ia akan mengharapkan untuk mendapatkan bukit yang ketiga, dan tidaklah perut anak Adam itu dipenuhi melainkan dengan tanah, dan Allah menerima taubat siapa saja yang bertaubat.” (HR. Al-Bukhari no. 5956 dan Muslim no. 1737)

Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:

مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ
“Barangsiapa dapat menjamin bagiku sesuatu yang berada di antara jenggotnya (mulut) dan di antara kedua kakinya (kemaluan), maka aku akan menjamin baginya surga.” (HR. Al-Bukhari no. 5993)

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
حُجِبَتْ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ وَحُجِبَتْ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ
“Neraka dikelilingi dengan syahwat (hal-hal yang menyenangkan nafsu), sedang surga dikelilingi hal-hal yang tidak disenangi (nafsu).” (HR. Al-Bukhari no. 6006)

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu menuturkan: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

الْجَنَّةُ أَقْرَبُ إِلَى أَحَدِكُمْ مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ وَالنَّارُ مِثْلُ ذَلِكَ
“Surga lebih dekat kepada salah seorang dari kalian daripada tali sandalnya, neraka juga seperti itu.” (HR. Al-Bukhari no. 6007)

Dari Ubadah bin Ash-Shamit radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:

مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ قَالَتْ عَائِشَةُ أَوْ بَعْضُ أَزْوَاجِهِ إِنَّا لَنَكْرَهُ الْمَوْتَ قَالَ لَيْسَ ذَاكِ وَلَكِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا حَضَرَهُ الْمَوْتُ بُشِّرَ بِرِضْوَانِ اللَّهِ وَكَرَامَتِهِ فَلَيْسَ شَيْءٌ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا أَمَامَهُ فَأَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ وَأَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَإِنَّ الْكَافِرَ إِذَا حُضِرَ بُشِّرَ بِعَذَابِ اللَّهِ وَعُقُوبَتِهِ فَلَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَهَ إِلَيْهِ مِمَّا أَمَامَهُ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ وَكَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ
 
“Barangsiapa mencintai perjumpaan dengan Allah, Allah juga mencintai perjumpaan dengannya, sebaliknya barangsiapa membenci perjumpaan dengan Allah, Allah juga membenci perjumpaan dengannya.” Kontan ‘Aisyah atau sebagian isteri beliau berkomentar ‘kami juga cemas terhadap kematian! ‘ Nabi lantas bersabda: “Bukan begitu maksudnya, namun maksud yang benar, seorang mukmin jika kematian menjemputnya, ia diberi kabar gembira dengan keridhaan Allah dan karamah-Nya, sehingga tak ada sesuatu apapun yang lebih ia cintai daripada apa yang dihadapannya, sehingga ia mencintai berjumpa Allah, dan Allah pun mencintai berjumpa kepadanya. Sebaliknya orang kafir jika kematian menjemputnya, ia diberi kabar buruk dengan siksa Allah dan hukuman-Nya, sehingga tidak ada yang lebih ia cemaskan daripada apa yang di hadapannya, ia membenci berjumpa Allah, sehingga Allah pun membenci berjumpa dengannya.” (HR. Al-Bukhari no. 6026 dan Muslim no. 4844)


Sumber: Klik Disini

22 Jan 2013

Keelokan dan Keburukan Amalan Hati

Keelokan dan kecantikan yang berasal dari amal shalih di dalam hati akan berimbas kepada keindahan wajah. Demikian juga dengan keburukan dan kenistaan yang berasal dari amalan rusak di dalam hati akan berimbas kepada kegelapan wajah.

Selanjutnya, efek pada wajah tersebut semakin kuat seiring dengan kuatnya amal shalih maupun amal yang rusak. Semakin banyak kebajikan dan ketakwaan, maka semakin kuatlah keelokan dan keindahan. Sebaliknya, semakin kuat dosa dan permusuhan, maka semakin kuatlah keburukan dan kenistaan. Sampai-sampai fenomena seperti ini bisa menghapus keindahan dan juga keburukan fisik. Berapa banyak orang yang tidak memiliki bentuk fisik yang indah, tapi ia memiliki amal shalih yang memancarkan keindahan dan kecantikan luar biasa, hingga membias pada keindahan fisiknya.

Karena itulah, bias pada fisik ini begitu nyata terlihat pada kontinyuitas keburukan di akhir-akhir usia menjelang kematian. Sehingga Anda bisa melihat wajah Ahlussunnah dan ahli ketaatan, semakin mereka tua semakin bertambah keindahan dan kewibawaannya. Bahkan, salah seorang dari mereka ketika tua memiliki wajah lebih indah dan lebih tampan dibanding wajahnya ketika muda. Sebaliknya, Anda melihat wajah ahli bid’ah dan maksiat, semakin mereka tua semakin gelap dan kelam wajah-wajahnya. Sampai-sampai orang yang dahulu mengenalnya ketika muda, tidak bisa lagi mengenali wajahnya…

(Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, al Istiqamah, I/365)

19 Jan 2013

Asas kebaikan dan keburukan

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, ”Asas seluruh kebaikan adalah pengetahuanmu bahwa apa saja yang Allah kehendaki pasti terjadi, dan apa saja yang tidak Dia kehendaki pasti tidak akan terjadi. Ketika itulah akan tampak, bahwa semua kebaikan adalah berasal dari nikmat-Nya, maka sudah semestinya kamu pun bersyukur kepada-Nya atas nikmat itu, dan kamu memohon dengan sangat kepada-Nya agar nikmat itu tidak terputus darimu. Dan akan tampak pula, bahwa seluruh keburukan adalah akibat (manusia) dibiarkan bersandar kepada dirinya sendiri dan bentuk hukuman dari-Nya, maka sudah semestinya kamu bersungguh-sungguh berdoa kepada-Nya agar menghalangimu dari keburukan-keburukan itu. Mintalah kepada-Nya supaya kamu tidak dibiarkan bersandar pada dirimu sendiri (tanpa ada bantuan dari-Nya) dalam mengerjakan kebaikan-kebaikan dan meninggalkan keburukan-keburukan.”

Beliau melanjutkan, ”Seluruh ahli ma’rifat pun telah sepakat bahwa segala kebaikan bersumber dari taufik yang Allah karuniakan kepada hamba. Dan semua bentuk keburukan bersumber dari penelantaran Allah terhadap hamba-Nya. Mereka pun telah sepakat, bahwa hakekat taufik adalah ketika Allah tidak menyerahkan urusanmu kepada dirimu sendiri. Sedangkan hakekat al-khudzlan (ditelantarkan) yaitu ketika Allah membiarkan kamu bersandar kepada kemampuanmu semata (tanpa bantuan-Nya) dalam mengatasi masalahmu. Kalau ternyata segala kebaikan bersumber dari taufik, sedangkan ia berada di tangan Allah bukan di tangan hamba, maka kunci untuk mendapatkannya adalah do’a, perasaan sangat membutuhkan, ketergantungan hati yang penuh kepada-Nya, serta harapan dan rasa takut kepada-Nya…” (al-Fawa’id, hal. 94).

23 Des 2012

Khalifah Umar dan Taubat Lelaki Tua

Suatu kali, Umar keluar dari rumahnya bersama Abdullah bin Mas'ud. Tiba-tiba beliau melihat cahaya api. Beliau mendekati arah api itu hingga memasuki suatu kampung. Ternayata, cahaya itu bersumber dari rumah. Ia mendatangi tempat itu dan ia mendapati ada lelaki tua sedang minum khamer dan di sebelahnya ada wanita penyanyi. Ia tidak sadar sampai Umar menghardiknya. Umar berkata, "Aku tidak melihat malam hari ini pemandangan yang lebih buruk dari seorang lelaki tua yang sedang menunggu saat kematiannya."

Lelaki tua itu mengangkat kepalanya dan berkata, "Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya apa yang engkau lakukan terhadapku lebih buruk lagi. Karena engkau melakukan tajassus (menyelidiki/ memata-matai kesalahan orang lain), padahal tajassus itu dilarang. Dan engkau masuk ke dalam rumahku juga tanpa ijin. "Benar apa yang kau katakan," kata Umar.

Kemudian Umar keluar sambil menangis dan mengusapnya dengan bajunya, lalu bergumam, "Wahai Umar, celakallah dirimu, jika Rabbmu tidak memberi ampun kepadamu."

Lelaki tua itu tidak hadir di majelis Umar untuk sementara waktu. Sampai pada suatu kali, ketika Umar duduk diantara kawan-kawannya, ia melihat lelaki tua itu menyembunyikan dirinya di ujung majelis.

"Panggillah kemari lelaki tua," kata Umar. Lelaki tua itu mendatangi Umar dengan perasaan takut karena mengira Umar akan menghukum karena telah melihatnya bersalah. Lelaki itu dipersilahkan mendekat di sisi Umar, kemudian Umar membisiki telinganya, "Demi Yang engutus Muhammad dengan benar, aku tidak memberitahu kepada siapapun tentang perbuatanmu yang aku lihat, meskipun kepada Ibnu Mas'ud yang datang bersamaku pada waktu itu."

Gantian lelaki tua mendekatkan mulutnya ke telinga Umar dan berbisik, "Wahai Amirul Mukminin, demi yang mengutus Muhammad dengan benar, sejak kedatanganmu kepadaku waktu itu, aku tidak mengulangi lagi kesalahanku."

Maka Umar mengucapkan kalimat takbir dengan keras, sehingga membuat orang-orang yang berada di majelis itu terkejut, tetapi mereka tidak mengetahui apa yang menyebabkan Umar bertakbir.

(Kanzul Ummal, 3/692-693)

20 Des 2012

Qolbu

'Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Diinik'

“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.”

19 Des 2012

( RENUNGAN ) TEGURAN BAGI KAUM WANITA DAN TEGURAN KITA BERSAMA

Maafkan bukan bermaksud kasar apalagi kepada saudari yang berhati sensitif, Rasulullah SAW adalah manusia penyayang nomor satu, kalo ada yang klaim bukan beliau, mendingan gak usah didengarkan. Diantaranya sifat penyayangnya, beliau pun mengabarkan kepada kita sekalian, bahwa Nabi hanyalah pemberi peringatan kepada umatnya, kenapa ? agar kita selamat dari derita abadi dan azab yg pedih, kalo disimpen dalilnya karena enggak enak, ntar malah berabe ketemu Rosulullah SAW diakhirat, salah-salah kita ikutan dosa karena gak bilangin sesama sodara seiman. Na'udzubillah. Marilah kita simak pemaparannya sbb :

Wahai para wanita...tahukah anda bahwa:

(1) Semakin banyak pandangan lelaki yang tergiur denganmu semakin bertumpuk pula dosa-dosamu

2) Semakin sang lelaki menghayalkanmu...semakin berhasrat denganmu maka semakin bertumpuk pula dosa-dosamu

(3) Janganlah anda menyangka senyumanmu yang kau tebarkan secara sembarangan tidak akan ada pertanggungjawabannya kelak..!. Bisa jadi senyumanmu sekejap menjadi bahan lamunan seorang lelaki yang tidak halal bagimu selama berhari-hari..

(4) Bayangkanlah... betapa bertumpuk dosa-dosa para artis dan penyanyi yang aurotnya diumbar di hadapan ribuan...bahkan jutaan para lelaki??

(5) Jika anda menjaga kecantikanmu dan kemolekan tubuhmu hanya untuk suamimu...maka anda kelak akan semakin cantik dan semakin molek di surga Allah...

(6) Akan tetapi jika anda umbar kecantikanmu dan kemolekanmu maka ingatlah itu semua akan sirna dan akan lebur di dalam liang lahad menjadi santapan cacing dan ulat...dan di akhirat kelak...bisa jadi berubah menjadi bahan bakar neraka ! Naudzubillah

Allah Subhannahu wa Ta'ala Berfirman, Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh dia telah sesat, sesat yang nyata. (Al-Ahzab :36).

Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda, Setiap umatku yang bersalah akan dimaafkan, kecuali orang yang secara terang-terangan berbuat maksiat ( HR-Bukhari Dan Muslim )

Dari Abu Musa al-Asyari berkata: Rasulullah Saw bersabda: Siapa saja wanita yang memakai wangi-wangian kemudian keluar rumah dan berjalan melewati satu kaum sehingga mereka dapat mencium baunya, maka ia adalah wanita PEZINA. (H.R. an-NasaI)

Rasulullah Saw bersabda: Perempuan yang berpakaian tetapi TELANJANG, berlenggang-lenggok waktu berjalan. Menghayun-hayunkan bahu. Kepala mereka bagaikan bonggol unta yang senget. Golongan ini TIDAK AKAN masuk syurga dan tidak akan dapat mencium bau wanginya. Sesungguhnya bau wangi syurga itu sudah dapat dicium dari perjalanan yang sangat jauh daripadanya. (HR-Muslim)

Semoga mereka saudari kita yang belum berjilbab, dibukain pintu hatinya dan mau kejalan yang benar dengan berjilbab, sama-sama kita doain dengan kesungguhan hati.

Dunia mah gak sampe 100th, sedangkan diakhirat saja bediri dipengadilan Allah bisa sampe 50.000 tahun. Mari kita upayakan kesungguhan kita dan terus berdoa memohon pertolongan-Nya

Sumber: Fanpage FB Yusuf Mansur Network

22 Okt 2012

Doa Agar Hati Cinta Pada Al Qur'an

Berikut doa agar hati ini cinta pada Al Qur’an. Mengapa perlu berdoa? Cinta letaknya ada di hati, sedangkan kita tidak mampu menguasai hati kita sendiri. Hati di bawah kekuasaan Allah.
Maka kita berdoa, memohon pada Allah, agar membuat hati ini cinta pada Al Qur’an.

اللَّهُمَّ إِنِّى عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَداً مِنْ خَلْقِكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِى كِتَابِكَ أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِى عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِيْ وَنُورَ صَدْرِيْ وَجَلاَءَ حُزْنِيْ وَذَهَابَ هَمِّيْ

“Ya Allah, sesungguhnya aku ini adalah hamba-Mu, anak dari hamba-Mu (laki-laki), anak dari hamba-Mu (perempuan). Ubun-ubunku berada di tangan-Mu, takdir-Mu berlaku atasku, dan ketetapan-Mu adalah adli. Aku memohon kepada-Mu dengan setiap nama yang menjadi milik-Mu, Nama yang Engkau lekatkan sendiri untuk diri-mu, atau yang Engkau sebutkan dalam Kitab-mu, atau yang Engkau ajarkan kepada salah seorang diantara hamba-Mu (Nabi), atau yang Engkau sembunyikan di alam keghaiban-Mu; hendaknya Engkau menjadikan Al-Qur’an ini sebagai penyejuk hatiku, cahaya dalam dadaku, penghilang kesedihanku, dan penolak rasa gundahku.”

Diambil dari sebuah hadits yang shahih, dari riwayat Ibnu Hibban.

Bacalah doa ini banyak-banyak, berkali-kali setiap hari, agar Allah membuat hati kita cinta Al Qur’an.

Jika hati kita tidak cinta Al Qur’an, maka lawan kata dari cinta adalah benci. Jika hati kita tidak cinta Al Qur’an, maka hati kita benci pada Al Qur’an. Apa jadinya jika hati kita benci pada Al Qur’an?

Sumber: Klik Disini

13 Jan 2009

TAKDIR???

*Jika aku melihat warna maka yang pertama ingin kutanyakan. Mengapa harus warna itu.
Mengapa bertanya? Karena aku tidak paham...
Dan . . .
Apakah saat dilahirkan kedunia ini kita juga harus bertanya,
“Mengapa aku dilahirkan?”
Tentu saja tidak kan! Justru seharusnya yang kita ucapkan adalah
“Maha suci ALLAH dan segala puji bagi-NYA yang telah menciptakan aku dengan sebaik-baik bentuk, . . . dsb.

Firman ALLAH:
“Dan ALLAH mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan DIA memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu berSyukur.”
(QS. An-Nahl: 78)

“Dan AKU tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKU.”
(QS. Az-Zariyat:56)

**Begitupun terkadang aku bertanya tentang takdir pada Rabb-ku. Karena terkadang tidak kupahami. Atau memang aku belum mengenal keindahan yang IA berikan dalam takdir itu...
Kenapa harus bingung dengan takdir yang diberikan ROBBuna?
Semoga kebingungan itu tidak membuat kita sebagai hamba-NYA mengingkari takdir itu. Karena, Qadhi Iyadh Rohimahullah berkata, “orang yang mengatakan ini-mengingkari takdir adalah kafir”
Diriwayatkan oleh Ahmad dan yang lainnya dari Ibnu Ad-Dailami, ia menuturkan:
“Aku datang kepada Ubay bin Ka’ab dan aku katakan padanya, “Ada suatu keraguan dalam diriku tentang masalah Qadar, maka tuturkanlah kepadaku suatu hadits, dengan harapan semoga ALLAH menghilangkan keraguan itu dalam hatiku.” Maka dia berkata, “Sekiranya ALLAH menyiksa penghuni langit dan bumi, maka DIA akan menyiksa mereka, sedang DIA tidak Zholim kepada mereka; dan sekiranya DIA mengasihi mereka, maka rahmat-NYA adalah lebih baik bagi mereka daripada perbuatan mereka. Seandainya kamu menginfakkan emas sebesar gunung uhud, maka ALLAH tidak menerimanya darimu sebelum kamu beriman kepada qadar. Kamu meyakini bahwa apa yang telah ditakdirkan mengenai dirimu pasti tidak akan meleset, dan apa yang telah ditakdirkan tidak mengenai dirimu pasti tidak akan menimpamu. Kalau saja kamu meninggal dunia tidak dalam keyakinan ini, pasti kamu akan menjadi penghuni neraka.”

Ibnu Ad-Dailami melanjutkan perkataanya, “Lalu aku pun mendatangi Abdullah bin Mas’ud, Hudzaifah bin Al Yaman dan Zaid bin Tsabit, seluruhnya menuturkan kepadaku bahwa hadits itu dari Nabi SAW.”
(HR. Abu daud dalam As-Sunnah, no.699; Ibnu Majah dalam Al Mukadiamah, no.77; Ahmad, no. 21101. lihat pula Shohih Abu daud, no.46999.) 

Ibnu Abu Al Izz rohimahullah berkata dalam Syarh Ath-Thahawi,h. 201-202: Al Qurthubi menukil perkataan Ibnu Abdil Barr, ia berkata: “Barangsiapa menanyakan tentang takdir karena ingin mencari tahu dan menghilangkan ketidaktahuan dalam dirinya, dan ingin mencari sesuatu dalam rangka memantapkan agamanya, maka tidak apa-apa menanyakannya, karena obat dari kebodohan adalah bertanya. Sedangkan bila seseorang menanyakannya tanpa berniat ingin belajar dan mengetahui apa yang ia tidak tahu, maka tidak boleh dijawab pertanyaannya.”
Ingatlah bahwa takdir ALLAH itu meliputi segala sesuatu. Bukankah meyakini Qada’ dan Qadar ALLAH merupakan rukun iman?!

Perlu kita ketahui bahwa iman kepada takdir itu akan melahirkan dua sikap dalam diri seorang hamba. Jika ia benar-benar beriman terhadap takdir, maka ia tidak akan marah (tidak terima) ataupun mempermasalahkannya. Dua sikap tersebut adalah:
1. Sikap memuji dan bersyukur. Ia akan memuji RABBnya, mengingat keagungan dzat dan asma-NYA serta segala nikmat yang telah diberikan kepadanya
2. Sikap malu akan segala dosa dan kekurangannya, sehingga ia akan memohon ampun kepada-NYA.
“Dan kepunyaan ALLAH-lah apa yang ghaib dilangit dan dibumi dan kepada-NYA lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah DIA, dan bertaqwalah kepada-NYA. Dan sekali-kali RABB-mu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Hud: 123)

Imam Ibnu Qoyyim Rohimahullah berkata dalam syifa’ Al Alil ( h.214):
“Segala perbuatan ALLAH mengandung hikmah dan tujuan, sekalipun tidak diketahui oleh makhluk secara detail. Karena itu, sekalipun tidak mengetahuinya, mereka tidak patut menafikannya (mengingkarinya) dari diri mereka.”

“Jika ALLAH menimpakan sesuatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali DIA. Dan jika ALLAH menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-NYA. DIA memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-NYA diantara hamba-hamba-NYA dan DIA-lah YANG MahaPengampun lagi MahaPenyayang.”
(QS. Hud:107)

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa dibumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum KAMI menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi ALLAH.” (QS. Al-Hadiid[57]: 22)

“ALLAH tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang di usahakannya dan dia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. . ”
(QS. Al-Baqarah: 286)

“Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi KAMI-lah khazanahnya dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.”
(QS.Al-Hijr[15]: 21)

“Sesungguhnya KAMI menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (QS. Al-Qamar[54]: 49)

“Dan jikalau ALLAH melapangkan rezki kepada hamba-hamba-NYA tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi ALLAH menurunkan apa yang dikehendaki-NYA dengan ukuran. Sesungguhnya DIA MahaMengetahui (keadaan) hamba-hamba-NYA lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-Syuura[42] :27)

“ . . . , Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; ALLAH MahaMengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah: 216)

Ketika Imam Syafi’I Rohimahullah ditanya tentang takdir, ia menjawab dengan beberapa bait syair:
Apa yang ENGKAU kehendaki itulah yang terjadi,
Sekalipun aku tidak menghendakinya
Dan apa yang kuhendaki tidak akan terjadi apabila ENGKAU tidak menghendakinya
ENGKAU ciptakan manusia dengan ilmu-MU, baik yang tua maupun yang muda
Kepada si fulan KAU beri ia anugrah, dan KAU hinakan yang lainya
Hamba ini KAU tolong dan yang itu tidak KAU tolong
Di antara manusia ada yang bahagia dan ada pula yang celaka.
Ada pula yang jelek di antara mereka
Dan demikian pula ada yang buruk.

***Dan aku kembali bertanya, bagaimana caranya agar setiap yang DIA berikan, berupa warna apapun dapat menyadarkanku bahwa sesungguhnya semua yang IA berikan adalah untuk mengindahkan kehidupanku?
Jadi teringat akan SMS yang pernah dikirim oleh sahabatku dulu, isinya subhanallah indah untuk dijadikan bahan perenungan.
“Seorang laki-laki berdoa pada ALLAH agar ia diberi bunga, namun ALLAH memberikannya sebuah kaktus. Laki-laki ini tidak paham mengapa yang ia dapat tidak sesuai dengan yang ia minta, lantas ia pun kecewa. Suatu ketika laki-laki ini sangat terkejut ketika melihat dari batang kaktus yang buruk dan berduri itu tumbuh bunga yang cantik dan dari ulat yang terselubung, telah menjelma menjadi kupu-kupu yang indah.
Itulah ciri ALLAH. Indah pada waktunya. ALLAH tidak memberikan apa yang kita minta, tetapi DIA memberikan apa yang sebenarnya kita butuhkan. :)

Pernah dengar kata-kata bijak ini ga?
“You are what you think”
ya. . . kamu adalah apa yang kamu pikirkan. Kesadaran itu kamu sendiri yang buat. Bukan orang lain. Kita adalah produk dari pikiran kita. Jika pikiran berkata “Ya” maka kita pun akan berkata “ya”. Begitu juga sebaliknya.

Tok . . .tok . . . caranya mudah saja, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah membuka kesadaran kamu melalui pikiranmu. Karena, segala sesuatu itu berawal dari pikiran.

Perhatikanlah pikiranmu; maka jadilah ia kata
Perhatikanlah kata-katamu; maka jadilah ia tindakan
Perhatikanlah tindakanmu; maka jadilah ia kebiasaan
Perhatikanlah kebiasaanmu; maka jadilah ia karakter
Perhatikanlah karaktermu; maka jadilah ia nasibmu.
(Frank Otlaw)

Jangan biarkan orang lain yang menentukan nasib kamu! Dan tetaplah bersabar dan bertahan, maka kamu akan mewujudkan mimpi-mimpi kamu menjadi nyata.
Kemudian, tetaplah berpikiran positif. Ini yang paling penting. Karena, satu-satunya kendala adalah apa yang kamu letakkan pada diri kamu.
Lalu. . yakinlah setiap apa yang kamu dapati, semuanya itu adalah hasil dari diri kamu sendiri, yakni dari pikiran kamu.
Kesadaran ada didalam hati dan pikiranmu, maka kendalikanlah mereka.

Nabi Muhammad bersabda, “Apapun yang anda pikir mudah adalah mudah”
“ALLAH tidak melihat jasad-jasadmu, tidak pula melihat mukamu, namun DIA melihat hatimu.” (Muttafak’alaih)

“Ketahuilah bahwa didalam tubuh manusia terdapat sebongkah daging; yang apabila dia baik, maka baiklah seluruh tubuhnya, dan apabila dia buruk, maka buruklah seluruh anggota tubuhnya. Sebongkah daginng itu adalah hati.” (Muttafak’alaih)

Setelah itu . . . , buat tindakan. Karena sebuah pikiran tak akan berarti apa-apa jika tidak diiringi sebuah tindakkan atau perbuatan. Sama halnya ketika kita mendapatkan sebuah ilmu, maka yang kita lakukan dengan ilmu tersebut adalah mengamalkannya. Saya rasa semuanya setuju dengan ini.
Dan yang paling utama, selalu minta pertolongan ALLAH ya . . . :)

“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).” (QS. An-Naml[27]: 62)

*Mengenai doa. . .silahkan baca pada Artikel saya tentang “Doa”
Hanya penjelasan ini yang bisa saya haturkan. Untuk yang lebih lengkapnya lagi silahkan merujuk pada Qur’an dan sunnah, sebagaimana yang telah di syafa’atkan oleh Rasulullah pada kita ummatnya. Saya rasa, kamu udah tahu haditsnya. Jadi tidak perlu saya tuliskan lagi disini. Baca juga buku tentang Qadha dan qadar ALLAH, atau bisa juga cari di internet. Bertanyalah pada orang-orang alim yang lebih memahami hakikatnya, misalnya pada alim ulama, Murabbi kita (bagi yg punya. . ) or siapa saja yang sholeh dan mempunyai pengetahuan tentangnya.
Saya hanya manusia biasa yang terbatas ilmu pengetahuannya.
Jika ada kata-kata yang tidak berkenan mohon dimaafkan.
Kepada ALLAH, saya memohon ampun.
Oke . . . semoga bermanfaat.


Maraaji:
# Al-Qur’an Al-Karim
# Abu Abdurrahman Ali bin As-Sayyid Al-Washifi, Qadha dan Qadar, cet.1, 2005, Jakarta, Pustaka Azzam.
# Faiez H. Seyal, Change your lens Change your world, cet.1, 2006, Jakarta, Nakhlah Pustaka.


LuLu Asy-Syifa’

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...