Tampilkan postingan dengan label Keluarga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Keluarga. Tampilkan semua postingan

29 Apr 2013

Ketika Rumah Tangga Menghadapi Ujian :)

Ketika rmh tangga di timpa masalah/ujian :
1. Diam, merenung, berfikir, perbanyak sholat & doa, perbanyak komunikasi dgn Allah, perbanyak shaum sunnah, perbanyak shadaqah, perbanyak mohon ampun, perbanyak koreksi diri 


2. Hindari menulis keluh kesah di dinding fesbuk. Jaga aib diri sendiri. Satu kalimat saja sudah bisa memperlihatkan terbukanya aib keluarga & kmbali ke poin no 1


3. Hindari bersegera sms/tlp kpd teman utk curhat. Tahan diri. Kendalikan diri & kmbali ke poin no 1


4. Komunikasikan, diskusikan dgn pasangan. Jgn gengsi utk mminta maaf & bertrimakasih kpd pasangan.


5. Jgn mngedepankan gengsi utk mngajak ato mmulai lebih dulu kpd pasangan utk mbicarakan masalah tsb.


6. Jgn jg mndramatisir ssuatu masalah yg sbenarnya bukan masalah. Tp hnya sdikit ke salah pahaman ato komunikasi yg tdk tepat wktnya


7. Jgn mmindahkan ato mnumpahkan suatu masalah kpd pasangan seolah diri sndiri tdk ada andil dlm permasalahan tsb. Krn rmh tangga adalah terbangun dr 2 isi kpala yg berbeda. Jika mo di paksakan cocok, maka ga akan cocok. Krn dgn adek/kakak kandung yg kluar dr perut ibu yg sama aja ada ke tidak cocokan, bgmn dgn pasangan yg baru ktmu & 1 rmh ktika dewasa. Tp jadikan slaras di jlnNya


8. Jgn mbiasakan diri utk maen krmah teman tanpa ada suatu keperluan dgn alasan BeTe ato kesepian ato jenuh ada drmh. 1x sifat ini dituruti maka akan ada pengulangan lg lg & lg. Cukupkanlah krmh teman/ttangga ktika betul2 ada keperluan misal : mngembalikan buku & buat target wktu maksimal berkunjung 1 jam saja. Krn stiap org punya urusan, stiap org punya keperluan


9. Jgn mbiarkan diri utk ngadu ke ortu & pulang krmh ortu. Cukupkanlah hanya pasangan yg mngetahui permasalahan yg di hadapi & kembali ke poin no 1


10. Jgn ber-mudah2an "nantang" suami dgn mngatakan : ceraikan aku, krn istri yg minta cerai ke suaminya tanpa alasan syar'i maka tdk bs mncium bau SurgaNya


11. Jika upaya no 4 sdh di upayakan tp masalah mmg sangat rumit & mmg mnyangkut urusan hukum syar'i maka datanglah bsama pasangan, minta nasehat kpd seorg ust yg Manhaj & Aqidah nya cukup 


12. Jika ada tanda2 pasangan mpunyai keinginan thadap prempuan laen yg bukan mahrom, ajak bicara scara terbuka & jujur serta ungkapkan agar jika mmg ada niat mbangun rmh tangga baru maka jgnlah sembunyi2 & carilah prempuan yg lurus Aqidah & Manhajnya


13. Jgn perturutkan jengkel, kecewa, marah, ngambek, gengsi ato apapun. Pikirkan jika masih mmelihara ngambek lalu maut mnjemput dlm keadaan demikian.

sumber: Copas Status FB

~~Smoga bermanfaat buat teman-teman sekalian :)

21 Mar 2013

Aku Berdarah Jawa - Minang

Hai, namaku Lulu. Aku si perempuan berdarah minang, campuran jawa tentunya. Kalau ditanya apakah aku bisa berbahasa minang, tentu saja (bisa?) tidak--- aku tidak bisa berbahasa minang. Jawa juga tidak, aku tak bisa berbahasa daerah manapun. Sepertinya aku ini punya masalah sama bahasa. Aku sangat sulit menguasai bahasa lain, meski itu bahasa ibuku sendiri.

Ibuku keturunan Minang tulen, nenek dari Pariaman- suku Jambak, sedangkan kakek dari Bojol- suku Melayu. Ibuku lahir di Medan. Karna semasa muda nenekku dulu, nenekku sudah hijrah ke Medan. Tapi sama saja sepertiku, ibuku pun tak bisa berbahasa minang. Gak heran kan kalau nurun ke anaknya.
Oh iya, aku memanggil orangtua ibuku dengan sebutan "Andong", bukan nenek. Hehe. . .

Kalau kakek, beliau dulunya seorang tentara (TNI). Istrinya ada tiga. Seumur hidupku yang saat itu masih kecil, yang aku tau, aku pernah melihat kakek justru ketika kakek meninggal. Nah pas jasad kakek terbujur kaku di rumah Andong, kami semua cucu-cucunya diminta untuk mencium kakek, ya jelas aja cucu-cucunya pada kaburr, sembunyi masuk kamar. Secara gak kenal. Tau-tau udah dibilang aja, "Itu kakek kalian, kakek udah meninggal. Ayo lekas cium kakek." Tanpa aba-aba, kami semua lari bersembunyii. hahah. . . . harap maklum yaa, namanya juga masih anak-anak, kami tidak mengerti, belum memahami apa-apa :D
 
Eh iya, karena istri kakek ada tiga, jadilah aku punya banyak saudara. Anak kakek ada 17 (kalau gak salah ingat sih) Nah, ibuku anak pertama dari istri pertama. Anak Paling Sulung lah :)
Alhamdulillaah, bertujuhbelas itu akur semua. Meski aku sudah lupa semua siapa2 saja adik ibuku dari istri-istri kakek yang lainnya.
Ini ya urutannya ---->>; Mama - Om Idrus - Om Marjuki - Om Iwan - Bu Ratna - Om Didi - Bu dewi. (ini dari Istri pertama)
Kalau dari Istri kedua --->>; Om Imran - Om Irsan - Bu Rini. . . . dan sepertinya urutannya juga salah. hehe... harap maklum yah. Ingatan saya payah nih.
Kalau dari Istri ketiga ---- >> Om ..... - Bu ..... - Om Pendi - Khaidir - Mu'im
Masih Empat belas, Tiganya lagi siapa?? Saya lupa -____-' Tujuh belas atau empat belas ya?? -____-" (Mohon maaf lahir bathin kalau ghitu ^^)

Nah kali ini tentang Ayahku. Papa itu keturunan Jawa - Sunda. Kakek Jawa Solo, Nenek Sunda. Tapi sejak kecil, papa sudah diasuh sama kakaknya Bapak Papa. Karna kakaknya bapak papa tidak punya anak, jadilah si papa di urus sama "Uwaknya" (Kakak kandung Bapaknya Papa). Kata Papa, Orangtua papa (Nenek) berikut keluarga besarnya, sudah hijrah dari bandung sejak lama, bahkan katanya sekeluarga udah netap di Sumatera. Kalau gak salah sih waktu itu hijrahnya antara ke Meuredu, NAD - Aceh atau ke Medan (Saya lupa lagi yang mana, ingatan saya emang payah nih). So, sundanya jelas udah luntur karna terkontaminasi iklim Medan :) Haha. . . Eh iya, mengenai bahasa, papa masih bisa berbahasa jawa. Tapi tidak diturunkan ke anaknya, jadilah satupun diantara kami tidak ada yang bisa berbahasa jawa atupun minang, apalagi sunda. Hehehe . . .
Nah, suami "Uwaknya" itu (yg ngasuh papa) orang Medan asli, marganya Nasution. Kalau gak salah sih tentara juga. Eh iya, bapak kandungnya papa juga sama kayak bapak kandungnya mama. Istrinya ada tiga. Jadilah saya punya banyak saudara dimana-mana. Adik-adiknya Papa itu Paling banyak di kota Binjai,tidak terlampau jauh dari Medan.
Papa itu anak paling bungsu dari tiga bersaudara. Wak Ramlan - Wak Madi - Papa. Dari istri kedua dan ketiga saya sama sekali gak tau urutannya. -____- (Maafkan saya yaa...)
Nah, dari adek2 papa yang di Binjai, beberapa yang ku ingat, ada bu Ayu, om Su, Om Harjo, Om Harto, masih banyak lagi sebenernya, tapi saya sama sekali gak ingat.

Nah, malangnya ketika ada orang yang nanya-nanya aku orang apa (asal-suku). Dulunya suka ribet harus jelasin satu-satu, asal ibuku, ayahku, dsb. Tapi kali ini, tiap kali ditanya jawabannya cuma satu, "Orang Medan". Wes, itu aja. Biar gak ribet juga. Hehehe. . .
Oiya, biasanya kalau dalam berteman, kita itu gak jauh beda "nasib" dengan teman-teman dekat kita yg lainnya. Nah, si akunya punya temen deket yang kita itu senasib dan sepenanggungan. Punya latar belakang budaya yang sama, dan juga kebiasaan. hehe.... tapi bukan berarti menutup kemungkinan untuk yang beda dengan kita lhoo yaa.
Sebut saja, sahabat yang paling sering aku sebut-sebut di Blog ini, dialah si Lastroo, eh salah... Lastri maksudnya. Hihi . . . Lastri juga berdarah minang. Tapi lebih kental minangnya. Kalau udah ketemu sama orang minang, pastilah berbahasa minang. Cuma akunya aja yang bingung-bingung tebodo' karna gak ngerti sama sekali.

Hm. . . . Lelah ternyata, aku jadi ingat. Kata si Lastri, akunya jangan tidur terlalu larut. Ngantuk sekaliii. ..  .



*Continued

20 Mar 2013

Tsurayya

Doubble Tsurayaa untuk dua bidadariku yang cantik jelita. Sebut saja yang pertama "Nurin Nayla Tsurayya" dan yang kedua "Fajra Alifa Tsurayya". Dua nama yang indah bukan . . . hehe.
Alhamdulillaah, tanggal 15 Maret kemarin, telah hadir anggota baru di keluarga besar kami. Yaitu anak kedua dari kakakku yang di Malaysia. Masih seperti biasa, si akunya dipercaya lagi untuk ngasih nama buat si kecil. Jadilah beberapa waktu lalu sibuk browsing mencari padu padan nama yang cocok untuk bidadari kecilku di Negeri Jiran tersebut.

Nurin dengan panggilan "Nuwi" dan mungkin kelak si dedek Fajra dipanggil dengan sebutan "Ara". Hm, sangat suka dengan nama Nayla, Tsurayya, juga Alifa. Nanti kalau punya anak laki, dikasih nama Alif ^^. Si Alif kecil . . . ada lagunya kan yah :)

Hm. . . jadi gak sabaran pengen lihat dek Ara :)

17 Mar 2013

Namanya Siapa?

Udah dua hari ini saya disibukkan dengan terus-terusan mengirim sms ke Ayah saya dengan intonasi isi yang sama. "Namanya siapa?" - Udah dikasih nama? -jadinya siapa namanya? ---- Sibuk minta ditelpon dan mau nelpon (tapi sayang lupa kode nelpon murah ke Malaysia pake XL) jadilah akhirnya pihak negeri jiran yang menelpon. Tapi sayang sungguh sayang, jawaban yang diinginkan tentu saja belum mendarat di terminal pengharapan. Nama itu belum juga kutemukan.

Eh iya, alhamdulillaah 15 Maret 2013, pukul 02.17 dini hari telah lahir seorang putri nan cantik jelita dari pasangan Lala dan Anton. Yang tak lain dan tak bukan adalah kakak kandung saya.-- Kak Lala.
Malam sebelum melahirkan, kami sempat smsan. Saling menukar kabar, aku bertanya kapan melahirkan, bahkan menebak dan mengira-ngira bahwa sebentar lagi dia akan melahirkan, yaitu tgl 15. Alhamdulillaah tebakan itu benar. Malam itu, kakak udah kesakitan perutnya, lalu dibawalah ia ke Rumah Sakit. Dan akhirnya, tengah malam yang senyap, saat aku pun tertidur diatas kasur dengan pulasnya ---lahirlah putri nan cantik jelita dari rahim kakakku. Dan pulasku pun terganggu dengan bunyi nyaring sms HP Jinggaku. Sms dari si kakak yg mengabarkan bahwa ia sudah melahirkan. Alhamdulillaah, berjalan dengan cepat.

Mulailah si aku sibuk mencari nama. Sampai saat ini sudah 8 nama yang aku ajukan. Tapi belum ada kabar dari seberang nama mana yg dipilih. Huhuhu . . . sedang aku disini tak sabar menanti. Khususnya pengen tau siapa nama tengahnya. Karna untuk nama awal dan akhirnya udah dapat. Tapi masih belum tau lagi jadinya nama yang mana. Masih menunggu di ruang pengap ini. hihihi. . .
tentu saja ada gurat ketidaksabaran ingin melihat wajah comel si dedek Bayi ^^ katanya sih lebih cantik dari kakaknya "Nurin" ^^

Menunggu hingga akhirnya kakiku sampai memijak bumimu duhai bidadari kecilku. Tunggu kehadiran Bunda ya Nak!! :)

Rabb . . . terimakasih untuk keluarga baru ini :)

11 Mar 2013

Bersakit-sakit dahulu

Bosan, jenuh juga, mungkin itu yang saya rasakan sekarang di ruang petak ini. In My Room. Hari ini, saat senja menjelang nanti, mama papa akan berangkat menuju Kuala Lumpur. Karena dekat hari nanti kakak saya yang di Kuala Lumpur akan segera melahirkan anak keduanya. Itu artinya sesaat lagi ada keluarga baru di keluarga besar kami, dan bertambahlah keponakan saya yang tentunya kelak akan ngefans berat sama saya, seperti si Nurin yang ngefans berat sama bundanya yang satu ini. Hehehhe . . .

Nah, setiap kali-- dan ini udah kesekian kalinya ketika orang yang saya sayangi pergi meninggalkan saya maka kondisi kesehatan saya langsung menurun. Jadilah hari ini saya izin gak masuk kerja. Si kesehatannya down karna hanya dalam hitungan jam saja mama papa akan meninggalkan saya sendiri. Sebenernya saya gak sendiri sih, masih ada kakak saya, adik dan dua ponakan. Tapi ya tetap aja akan merasa kehilangan keberadaan mereka. Maka jadilah kondisi kesehatan saya terpengaruh sama kondisi psikologi yang sesungguhnya tidak ingin ditinggalkan. Pengen ikut, tapi katanya kudu gantian. Nanti setelah kedua orang tua saya balik ke Medan, barulah kemudian saya yang ke Kuala Lumpur. Menjenguk si kakak dan ponakan baru saya.

Ini bukan kejadian pertama loh. Dulu saat di Batam, ketika kakak saya pindah ke Tangerang, saya sampai sakit juga selama sepekan. Tersadar bahwa saya akan ditinggal sendiri di Pulau kecil itu. Dengan kondisi fisik yang melemah, saya melakukan semuanya sendiri. Tapi tidak, saya tidak sepenuhnya sendiri. Saya mempunyai sahabat-sahabat yang luar biasa baik kepada saya. Sahabat yang menghargai saya, mencintai dan menyayangi saya apa adanya saya.

Lalu, saat sahabat saya Noney suatu kali hendak pergi juga. Ketika itu dia bilang hendak keluar kota, untuk keperluan kerja. Jadilah saya sakit menjelang hari-hari terakhirnya di kantor. Hehe . . . mungkin ada yang bilang saya lebay kali ya, tapi ya begitu lah adanya . . . kondisi psikologis saya terlalu lemah ketika harus dihadapi dengan perginya orang-orang yang saya sayangi dalam keseharian yang saya lewati. Dan selalunya berdampak pada kesehatan dimana imunitas tubuh saya juga terbilang rendah.

Ketika ada yang pergi dari hari yang saya jalani rasanya seperti kehilangan puzzle dalam ruang kehidupan yang saya miliki. Kosong, meski sadar sebenarnya masih banyak potongan-potongan puzzle lainnya yang menemani.

Hidup ibarat kaca
Kadang begitu rapuh dan kadang begitu angkuh
Bilapun ia pecah berserakan 
Itu bukanlah akhir dari keindahan
Karena masih ada harapan dalam perjalanan panjang kehidupan
Kan ada yang menyusunnya kembali utuh
(Siluet Senja Quote's)

18 Jan 2013

16 Agustus 2012

Rusuh,
Riuh,
Gemuruh,
Menyesak,
Diam,
Terpukul,
Tersabar,
Terkuak,
Memecah,
Menahan,
Air mata,
Sesal,
Membiru,
Duka,
Prahara,
Syukur,
Luka,
Sakit,
Tangisan,
Menghela nafas panjang,
Memojok,
Terisak,
Teriak,
Pelukan,
Empati,
Hiburan,
Duka,
Senyuman luka,
Tangis bahagia,

Berakhir, Nafas itu terhenti. Tak menoleh, hanya menatap. Diam. Tak menyadari. Berhenti berdetak. Menguning. Meregang. Kesakitan sang pesakitan. Begitu luka. 
Amarah. Kebencian. Hingga harus meregang nyawa. Benarkah?
Jelujur keikhlasan. Jelujur berjuta kesabaran. Jelujur airmata pengantaran. Jelujur duka kehambaan. Terhenti pada satu masa. Empati merapat masa.

Innallaaha ma'ashobirin~

15 Jan 2013

Jogja. . . .

Jogja. . . 

Boleh pergi kesana, asaall . . . Papa sama mama juga ikutan. Hehe, . . tekor bandar, tapi emang gak boleh pergi tanpa mahrom (kata si papa). Baiklah, ini kan jadi motivasi sekaligus doa. Kan kubawa mamakku dan bapakku ke Jogja. Aamiin~
kabulkan ya Rabb. Bawa kami sekeluarga kesana. :)

29 Des 2012

A.B.A.N.G



Ini foto Almarhum Bang Aan bersama istrinya. Foto ini diambil beberapa hari sebelum beliau meninggal. :')
Bagiku, ia kan tetap hidup. Bukan tetap, tapi masih. Kami terbiasa jarang bertemu, terbiasa pila hidup jauh. Meski dahulu masih serumah, tapi abang itu anak jalanan, kerjaannya keluyuran terus. Sedang aku, anak rumahan. Yang lebih betah berada di rumah, mencari inspirasi di dalam kamar. :)

Semoga Allaah mengampuni segala dosamu, Bang!

26 Des 2012

Maret 2013

Insya Allaah ada keluarga baru ^^ Dan kami semua sudah tak sabar untuk menunggu kehadirannya. Hemm . . . Harus siap-siapin nama nih buat keluarga baru keluarga besar kami :)

Kira-kira namanya siapa yaa???

Tik Tok Tik Tok . . .
Menghitung waktu yang berjalan, semoga kakakku selalu diberi kesehatan sampai nanti, hingga si Bayi mungil itu keluar dari rahimnya menyaksikan dunia.
Aamiin Allaahuma Aamiin :)

Subhanallaah . . . bayinya ngegemesin ^^

7 Des 2012

My Luvly Nephew :)

Aira dan Nuwi

Aira dan Nuwi

Nadine

Aira dan Nuwi

Aira dan Nuwi
Ini bidadari-bidadari kecilku, Aira, Nuwi dan Nadine.
Nuwi, nama sebenarnya Nurin, tapi karena masih kecil dan belum bisa berbahasa dengan baik, jadilah ia menyebut dirinya Nuwi :)
Berhubung bundanya yang satu ini hobby foto, jadilah mereka objek sasaran yang di foto ^^
Ekspresinya selalu berubah-ubah ketika difoto, terlebih Aira. Slalu Pasang Gaya kalau udah ada kamera di depan mata.
Aira dan Nuwi gayanya selalu kompakan ^^, dan bundanya ini sebagai pengarah gayanya. Heheh . . .

Rainbow Cake

Pieces of Rainbow Cake

Missing some Pieces

Pas milad beberapa bulan yang lalu, dihadiahkan kue ini sama kakak ipar :)
Rainbow Cake, rasanya manis-manis eneg. Terlalu manisss :D
Buat yang punya penyakit diabetes disarankan untuk tidak mengkonsumsi si manis berwarna-warni ini ^^

30 Okt 2012

~Insya Allaah Bulan Mei

Abang : "Lu, calonmu katanya ada, orang mana?"

Lu: "Hah? sapa yang bilang? mana ada calon aku"

Abang: "Oh, waktu lebaran kemaren bilang sama eka, ada. Aku gak jadi habis lebaran."

Lu: "Haha..canda aja itu, Hm...kemaren ada yang mau ma aku tapi aku gak mau. Hoho..."

Abang: "Jangan mau yang tua2 atau duda. Aku nikah bulan 5 jadinya."

Lu: "Alhamdulillah... akhirnya, seneng diriku dengernya "

Abang: "Siapkan bantuan aja. Materil or imateril"

Lu: "Baiklah, Aku bantu doa aja ya. hohoho..."

Abang: "Setidaknya souvenir. kata mama mau ke jakarta dulu kan, ntar cari disana, yang gak ada modelnya di Medan."

Lu: " -______-' Tekorlah bandar. hahhaha..."

-----------------------------------------------------------------------
Ini percakapan antara aku dan Alm. Bang Aan 1 tahun yang lalu. Ketika ia sedikit menceritakan bahwa pernikahannya dipercepat. Karena rencana awalnya abang mau nikah sehabis lebaran tahun ini. hem. . . Mungkin semacam pertanda juga dari Allaah, hingga acara nikahannya abang dipercepat menjadi bulan Mei. Setelah sebelumnya direncanakan sehabis lebaran tahun ini. Takdir mengatakan kalau abang menghembuskan nafas terakhirnya justru dibulan Ramadhan, tepatnya 27 Ramadhan. Beberapa hari menuju hari Lebaran. Hehe. . . gak kebayang kalau misalnya itu nikah jadi dilaksanakan ba'da lebaran. Kuasa Allaah memang gak ada yang bisa nebak. Segalanya diluar Logika kita manusia. Tinggal kitanya aja yang kudu memahami juga menyadarinya, mengambil hikmah dari tiap peristiwa. Pahami dan sadari bahwa rencana Allaah jauh lebih indah dari rencana-rencana yang pernah kita bangun untuk kehidupan kita. Ingatlah bahwa Dia jauh lebih berhak mengatur kehidupan kita. :)

14 Okt 2012

Lelaki Penyendiri. . .

Status si Abang di FB
"Kadang tanpa disadari, dikota ini hanya aku sendiri dari saudaraku yang lain. Rindu ketika dulu si Aan kecil bergaduh dengan si bayu kecil, si lala kecil bergaduh dengan si lulu kecil, si kakak saja yang jadi penengah, walau kadang ikutan juga."

Tuh kan, makanya dari kemaren tuh aku pengen pulang. Jadi sakit, badan meriang2. Obatnya cuma satu, PULANG! PULANG ke MEDAN!
anak mama papa semua pada hijrah,
Anak pertama di Tangerang ikut suami, si Abang tinggal di Medan sendirian tanpa kami, anak ketiga di Kuala Lumpur ikut suami (Nasib lah punya suami orang sana -___-'), trus aku terdampar di Tangerang tempat kakakku yg anak pertama, yg terakhir adekku juga di Tangerang. Tapi bentar lagi mau ke Subang, mau kuliah disitu. jadi mama papa abang, mereka cuma bertiga di rumah.
Hm...Seperti apa wujud kamarku??? Udah setaun lebih aku tinggal.
Udah 2 tahun ini juga aku hidup No maden. -______-'
Klo gak di bolehin pulang, mending gak pulang sekalian (ngambek mode on)

Sabar... sabar.....
hm....ceritanya masih Homesick!!

Anak2nya Mama n Papa

1. Shindie Aprilia Asmara alias kak Iin

2. Andrie Meissa Anggara alias Bang Aan

3. Fitra Yunia Untari alias Kak LaLa

4. Lusia Seftie Arini alias LuLu

5. Bayu Febrie Andhana alias Bayu   

-------------------------------------------------------------------------------



Ini tulisan lamaku yang aku copas dari blogku yang satu lagi, Multiply. Tulisan yang aku buat tanggal 2 Januari 2012. Waktu itu aku habis buka FB, dan melihat status yang dibuat alm. Bang Aan. hemm.... Emang akhir2 ini kerinduanku sedang memuncak pada sosoknya. Kalau keingetan selalu gak bisa membendung air yg jatuh dari mata.

Ketika status itu tercipta, benarlah hanya ia sendiri di medan bersama kedua orangtua. Sedang saat itu aku berada di perantauan. Ini tentang kerinduan, kerinduan berkumpul bersama. Aku tidak ingat kapan terakhir kali kami semua berkumpul bersama dengan lengkap. Dan untuk mengharapkan agar kembali lagi seperti dahulu sudah tak mungkin. :( (*Yaaahh . . . . beneran cengeng ini si aku.

Aku rindu bersandar di punggungnya saat lelah, atau rindu sosoknya yang selalu mengganggu tidurku disiang hari.
Benci saat keadaan lagi sendiri gini, memori kisah lalu terus membenak. Oh Rabbi. . . hapus saja rindu ini jika ia luka. Karna terlalu sesak untuk kurasa. . .


Lelaki Penyendiri . . .
"Rasa kehilangan hanya akan ada jika kau pernah merasa memilikinya. . . ."

12 Okt 2012

Dua Puluh Ribu

Jika diibaratkan persawahan, maka keuanganku ibarat muslim paceklik. Hehe . . . biar begitu masih tetap harus bersyukur :)
Selalu tidak bisa berkata tidak ketika orangtua terutama papa ngecek duit dari kantong anaknya. Meski si anaknya punya duit cuma pas-pasan. 

"Dua puluh ribu, lu. untuk pegangan papa", katanya merayu.
"Yahh pa, ini bukan duit lu", seruku sambil menyerahkan uang berwarna hijau itu. Ada bibit tidak rela, namun lebih besar lagi pohon keikhlasan memberinya.


Setelah memberinya, lalu aku pun berlalu. Belum pernah bisa nabung sampai detik ini. Tapi setidaknya aku bahagia, itu sudah cukup. Meski belum mampu memberi mereka berjuta-juta. Setidaknya aku disamping mereka.

Dua puluh ribu, kuperhatikan uang berwarna hijau itu yang kumasukkan begitu saja kedalam tasku. Uang hijau itu tidak akan rapi jika dimasukkan kedalam dompet berwarna putih milikku. Tentu saja, hal itu karena tidak ada si merah atau si biru yang menemani. Selembar dua puluh ribu itu, cukuplah dimasukkan kedalam tas begitu saja. Lebih aman :)
Sejenak aku berpikir, Eh ini tanggal berapa ya... Oo tanggal dua belas, hmm. . . masih tanggal muda seharusnya. Yang tersisa hanya selembar dua puluh ribu. Eh iya, besok kan dapat dua puluh ribu lagi pikirku. Alhamdulillaah, masih ada rezeki disana :)

Dua puluh ribu, kertas berwarna hijau itu kian berharga. Seharga ingatanku tentang ayah pada kopi. Tiba-tiba siang ini aku ingin membuat kopi dengan si Hijau Dua puluh ribu. Berkurang sediklit tidak mengapalah. Asal aku tidak mengantuk saja di ruangan ini :)

Hidup penuh berkah, Awali basmalah, akhiri hamdalah :)
~Terus bersyukur, sampai syukur itu kian terukir di jiwa


26 Sep 2012

Kabar Langit ~27 Ramadhan

"Lu . . . cepat pulang dek. Pulang sekarang ya dek. Bang Aan gak bisa ngapain-ngapain lagi. Udah gak gerak lagi."
"Kenapa kak? trus mau diapain? apa mau di ruqyah?"
"Iya dek. Carilah kawan adek yang bisa ngeruqyah."
"Oh, ya kak. Bentar lu cariin ya."
-------------------------------------------------------------
"Pak saya permisi pulang deluan, abang saya sakit parah."
"Oh, ya udah bu. Silahkan"
-------------------------------------------------------------
"Pak, punya kenalan yang bisa ngeruqyah gak? abang saya parah katanya. Udah gak bisa ngapain-ngapain lagi."
"Ada bu, bentar saya coba hubungi dulu."
-------------------------------------------------------------
-Di jalan pulang, motor laju kukendarai. Melewati celah-celah yg bisa kulalui. Namun. . . . Oh Robbi, macet!!!! Ini bulan puasa, hampir setiap perusahaan memberlalkukan pulang lebih awal. "Kenapa jam segini pun macet? bukan kah biasanya jam 5 baru macett????"
--------------------------------------------------------------
Sampai di rumah.
Kak Iin keluar menuju pintu depan, dengan wajah sendu berurai air mata. Aku parkirkan kereta di teras rumah. Masuk ke dalam rumah dengan tergesa. 
"Mana bang Aan??"
"Itu dek.", Seru istrinya
"Sebentar lu wudhu' dulu." (Berwudhu' hendak membacakan Kalam Allaah didekat abang)
Dengan cemas sambil membasuh tubuh dengan wudhu'. Selepas wudhu', aku pun bergegas masuk ke kamar dimana abang terbaring diatas lantai. Ku ambil Qur'an dari dalam tasku. Belum sempat Quran itu kubuka untuk kubaca, langsung kuletakkan diatas meja. Tubuh abang lain, pikirku. Seperti tidak bernyawa. Dan . . . Dimana nafasnya? Tak kulihat gelombang naik turun desah nafas dari perutnya.
Lalu kuperiksa nadinya, berulang kali. nadiku pun kuperiksa sebagai bahan perbandingannya. Nadiku berdenyut. Sedang nadinya, kosong! Rabbi. . . . dimana denyut nadi itu?? kukirimkan sms ke sahabatku nurul, Nurul mencoba menenangkan. Coba periksa nadi lehernya lu, yang itu lebih akurat. Tidak au lakukan. Ku tempelkan rapat-rapat telingaku ke dada abang. Mencoba merasakan detak jantungnya. Kulepaskan-kutempelkan-kulepaskan-kutempelkan lagi, orang disekelilingku ku minta untuk diam, karna aku sedang konsentrasi dengan pendengaranku yang menempel didada abang. Tidak, detak jantungnya pun tidak kutemukan, satu degub pun tak terdengar, meski yang terlemah sekalipun.
"Innalillaahi. . . . . . iinnalillaahi wa inna ilaihi rooji'un", kataku pelan. "Bang Aan udah gak ada", katalku tegar.

Mama dan adikku menangis histeris. Adikku Bayu memeluk mama. Mama Shock mendengar kalimat yang terucap dari bibirku. Om/ pamanku pun menangis, memanggil-manggil abangku. Sepupuku Deni menampar-nampar abangku, menyuruh agar ia segera bangun. Tapi itu tak mungkin. Abang sudah tidak bernyawa lagi. Menangis. . . kamarku ini diselimuti dengan hujan. Mendung yang sudah kurasakan sejak beberapa waktu yang lalu.

Masih antara sadar dan gak sadar, seisi rumah belum sepenuhnya mempercayai kalimatku. "Untuk lebih pasti, kita bawa ke rumah sakit. Minta diperiksa sama dokter. Semuanya setuju. Aku berulangkali menghubungi sahabatku Angga untuk memastikan Ambulance. Tapi, ternyata ambulance-nya semua sedang beroperasi. Tak berapa lama, abang ipar pulang membawa serta  mobil kantornya. Abang diangkut dengan mobil menuju Rumah Sakit Pirngadi Medan. Awalnya aku ingin ikut, tapi niat kuurungkan setelah papa memintaku untuk di rumah saja.

Kuputuskan untuk merapikan ruang depan. Memeindahkan barang-barang yang ada ke kamar belakang. Aku meminta adikku untuk membantuku. Feeling ini tak pernah bohong. Dan benarlah, beberapa menit kemudian om/pamanku datang membawa kabar duka dari langit, langit memang kala mendung hari itu, "Abangmu udah gak ada." Dan . . . pecahlah tangis yang kutahan sejak tadi.


"Kullu nafsin Dzaa iqotul maut". . . 
Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati.
Qur'an

Malam Jum'at, 27 Ramadhan
Bang Aan meninggal diwaktu dan dihari yang baik,
Meninggal pun dalam keadaan yang baik pula,
Lewat penerimaan atas sakit yang dideritanya
Lewat keikhlasan atas apa yang menimpanya.
Ya Rabb. . .
Jadikan kami Ridho atas segala yang menjadi ketetapan-Mu
Jadikan kami ikhlas atas apa yang pernah Engkau titipkan pada kami.


12 Sep 2012

Rinduku Memar dihantam Batu

Jika embun yang menguap laksana kerinduan yang kuharap terbang hingga ia lelap, maka biarkan embun itu jatuh meski tak kuinginkan diwaktu yang tak tepat. Namun Rabb... kuharap rindu ini lenyap, selenyap kehadirannya dalam kehidupan kami. Secepat kepergiaannya dari perjalanan hari-hari kami.
Maafkan aku Rabb, jika nyatanya rinduku menjadi begitu mabuk dipenghujung sisa usiaku. Dan aku menjadi begitu cengeng dintara senja yang masih kelabu seperti senja yang lalu.

Aku kuat di depan ibu, di depan ayahku, di depan saudara-saudaraku. Namun aku tak cukup kuat di depan bayanganku sendiri.
Dan rinduku mengantarkan lelehan airmata yang tak kusadarkan saat jatuhnya. Aku rindu, rindu... hanya itu yang aku tau. Sedang batinku berbisik sendu, Adakah abang yang akan mengantarkan kue tart esok hari saat senja tiba? Adakah boneka kelinci berwarna merah jambu yang kan kuperoleh lagi? Atau sekotak coklat dan teh rasa srawberry? ----- Tidak. Tidak ada jawabannya. Sedang aku terus mengulang-ulang tanya dimana takkan pernah lagi kutemukan jawabannya disini.
Rabbi.... aku rinduuu, rinduuu, kenapa air mata ini tak mau berhenti. Sedang pusara abang masih basah disana oleh air hujan, sedang kebersamaan terlalu singklat kurasakan.

Tidak, tidak akan ada yang mengerti. Sedang rasaku kian memar dihantam batu kerinduan. 
Dan disini, hujan masih tak henti membasahi asaku yang kosong.

29 Agu 2012

~Sendu Senja

Senja selalu menjingga
Dibalut warnanya tersimpan duka nestapa
Senjaku takkan pernah tiada
Meski kembali pergi dia yang kucinta,
Untuk selamanya . . .

20.8.12



Alm. Bang Aan dan Istri (jilbab Coklat)


Tempat peristirahatan terakhir abang-
12051985-16082012
(27 Tahun)

14 Agu 2012

BBM (Belum Boleh Menikah)

Anak : Yah, aku nikah aja ya...
Ayah : Apa? nikah,., hahah......kamu ini becanda aja.
Anak : Lah, trus jadi gimana dong?
Ibu   : kamu ini ada-ada aja, kamu kira nikah itu gampang ya? emangnya calon kamu udah ada? nikah itu bukan untuk satu dua hari, tapi untuk seumur hidup.
Ayah : jalani aja dulu hidupmu, lagian masih kecil juga kok. masih muda. berapa umurmu?
Anak : dua tiga
Ayah : nah tuh masih muda, Ibumu aja dulu nikahnya umur 29
Anak : jiaaaahhh.....
Ayah : ya kan gpp, kamu masih bisa cari duit, masih banyak pengalaman yang bisa kamu dapatkan.
Anak : jadi?
Ibu   : ya, jalani aja hidup yang sekarang. itu mah nanti-nanti.
Anak :    


Import From MP (23.10.12)

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...