Tampilkan postingan dengan label bunda. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bunda. Tampilkan semua postingan

15 Jul 2019

Ketika

Ketika

Seketika kabar menghunus diri
Lewat lagu sendu penyejuk qalbu
Lidah kelu
Saat kata hampir bisu
Lalu ingatan membawa diri pada memori beribu waktu ttg ibu dimasa dulu
Oh Rabbi...
Inikah buah dr kesabarannya yg dipupuknya dahulu
Meski bukan melaluiku, atau dua saudara perempuanku yg lainya
Kau beri lewat jalan lain yg tak disangka2 olehku..
Bulir2 air haru jatuh
Isak memburu
Duhai Rabbi...
Senduku menderu
Bahagiaku membiru lewat senyum sendu ibu
Diusianya yg kini telah sepu
Hingga kinipun lidahku masih kelu
Tak sanggup membayangkan perjumpaannya kelak dgn rumahmu..
Yg tlah lama memanggil manggil berseru..
Rabbi...


Medan, 15 Juli 2019

12 Mar 2013

Segi Empat Kulipat

Segi empat. Dan ruang itu bersekat-sekat. Rasa itu kian melekat kuat-kuat. Menjamah tiap butiran pasir yang memekat di dasar jurang. Tanya dalam tanda selalu menjuntai-juntai bersautan. Dan otakku mulai buntu di waktu batu. Ayah ibu baru terbilang satu waktu meninggalkanku. Apalah aku ini, baru juga mereka ke Pulau seberang. Rasa sudah mencari-cari barang yang bertahun menghilang. Baru berbilang satu waktu, tapi sudah begitu pekat merasa kehilangan. Tak ingin jauh, tak pernah ingin. Aku ingin terus membersamai. Bagaimanalah ini, separuh hatiku terbawah penuh oleh mereka. Orang yang lebih kucintai dari diriku sendiri.

Ma, Pa . . . kalian sedang apa sekarang? Demam lu sudah turun, hanya lehernya yang masih tersekat saat menelan. Sakit, jadi malas makan. Dan anakmu ini terus menghitung hari dari sekarang. Satu April, lama sekali rasanyaa . . .

11 Mar 2013

Bersakit-sakit dahulu

Bosan, jenuh juga, mungkin itu yang saya rasakan sekarang di ruang petak ini. In My Room. Hari ini, saat senja menjelang nanti, mama papa akan berangkat menuju Kuala Lumpur. Karena dekat hari nanti kakak saya yang di Kuala Lumpur akan segera melahirkan anak keduanya. Itu artinya sesaat lagi ada keluarga baru di keluarga besar kami, dan bertambahlah keponakan saya yang tentunya kelak akan ngefans berat sama saya, seperti si Nurin yang ngefans berat sama bundanya yang satu ini. Hehehhe . . .

Nah, setiap kali-- dan ini udah kesekian kalinya ketika orang yang saya sayangi pergi meninggalkan saya maka kondisi kesehatan saya langsung menurun. Jadilah hari ini saya izin gak masuk kerja. Si kesehatannya down karna hanya dalam hitungan jam saja mama papa akan meninggalkan saya sendiri. Sebenernya saya gak sendiri sih, masih ada kakak saya, adik dan dua ponakan. Tapi ya tetap aja akan merasa kehilangan keberadaan mereka. Maka jadilah kondisi kesehatan saya terpengaruh sama kondisi psikologi yang sesungguhnya tidak ingin ditinggalkan. Pengen ikut, tapi katanya kudu gantian. Nanti setelah kedua orang tua saya balik ke Medan, barulah kemudian saya yang ke Kuala Lumpur. Menjenguk si kakak dan ponakan baru saya.

Ini bukan kejadian pertama loh. Dulu saat di Batam, ketika kakak saya pindah ke Tangerang, saya sampai sakit juga selama sepekan. Tersadar bahwa saya akan ditinggal sendiri di Pulau kecil itu. Dengan kondisi fisik yang melemah, saya melakukan semuanya sendiri. Tapi tidak, saya tidak sepenuhnya sendiri. Saya mempunyai sahabat-sahabat yang luar biasa baik kepada saya. Sahabat yang menghargai saya, mencintai dan menyayangi saya apa adanya saya.

Lalu, saat sahabat saya Noney suatu kali hendak pergi juga. Ketika itu dia bilang hendak keluar kota, untuk keperluan kerja. Jadilah saya sakit menjelang hari-hari terakhirnya di kantor. Hehe . . . mungkin ada yang bilang saya lebay kali ya, tapi ya begitu lah adanya . . . kondisi psikologis saya terlalu lemah ketika harus dihadapi dengan perginya orang-orang yang saya sayangi dalam keseharian yang saya lewati. Dan selalunya berdampak pada kesehatan dimana imunitas tubuh saya juga terbilang rendah.

Ketika ada yang pergi dari hari yang saya jalani rasanya seperti kehilangan puzzle dalam ruang kehidupan yang saya miliki. Kosong, meski sadar sebenarnya masih banyak potongan-potongan puzzle lainnya yang menemani.

Hidup ibarat kaca
Kadang begitu rapuh dan kadang begitu angkuh
Bilapun ia pecah berserakan 
Itu bukanlah akhir dari keindahan
Karena masih ada harapan dalam perjalanan panjang kehidupan
Kan ada yang menyusunnya kembali utuh
(Siluet Senja Quote's)

3 Jan 2013

Maaf (?)

Rintih hujan menari perlahan
Sebuah pesan berderai lembut menyentuh
"Maaf", sepagi ini?
Untuk alasan yang tak kutahu.
Lalu hujan di langitku
Deras sekali,
Kita hanya tengah berjuang
Meski remuk sendi tubuh.

3.1.13

25 Okt 2012

Sendu Ibu . . .

Melihat seorang ibu yang menangis itu rasanya seperti ini . . .
Remuk
Nyesek
Sakit.

REMUK

25 Sep 2012

Celoteh Aira

"Yahh.... minggu depan aira udah di Cilalung lagi. Bun da sendiri deh gak ada temennya." (*Pasang muka sedih
"Enggak kok. Bunda kan ikut Aira ke Cilalung."
"Bunda mana bisa ikutan. :( "
"Lho. . . Kan disana ada temennya bunda, oom ituu lhoo". Seru Aira.
"Iya, tapi kan Bunda kerja. Gak bisa ikutan."
"Ya Bunda ikutan aja sama Aira. Bunda kerja di Tangerang aja"
"Yah gak bisa. Dalam hati ngomong (*Kan Aira mau ke Belanda 2 pekan lebih T_T)"
Dan Aira pun senyaap. . . . . hihihi

*Pasti bakalan kangen deh sama ceriwisnya Aira

1 Agu 2012

#Sendu Ibu

*Episode Terharu


Ahh, biarkan sejenak saya beruneg-uneg disini. Meluapkan rasa syukur pada Allaah dan terimakasih saya kepada satu team saya di kantor. Hoo . . . :')
Pagi tadi ba'da Briefing, terjadi pembicaraan serius dengan teman-teman. Masalah sensitif buat saya sebenernya. Menyangkut pembiayaan rumah sakit perawatan adik saya sejak pra operasi sampai pasca operasi. Beberapa waktu yang lalu saya cerita ke salah satu teman saya kalau saya butuh dana untuk membayar biaya rumah sakit adik saya. Rencana awalnya hendak minjam ke koperasi. Meski sebenernya ini bukan diri saya, karna jujur saya tidak suka berhutang sama siapapun. Bahkan untuk makan sekalipun. :)
Namun, karena kondisi ini terdesak, jadilah saya harus melakukannya. Sekali-kali "keluar" dari diri sendiri memang harus dijalani sepertinya. Suka atau tidak suka.

Nah berhubung saya tidak jadi meminjam ke koperasi dikarenakan pengembalian pinjamannya pakai "margin", jadilah teman saya menawarkan solusi lainnya. Salah satunya adalah, mereka, teman-teman saya sekantor pada urunan dana untuk memberikan saya pinjaman. "Ini masalah urgent bu, gpp dipakai aja. masalah pembayaran gak usah dipikirkan dulu", kata salah seorang teman saya.
Hmm. . . . huuu . . . saya terharuu . . . T__T, baru juga kenal berapa bulan dengan saya. "Kita ini satu keluarga bu", kata teman saya lagi. Huuuu . . . . makin terharu lah saya.

Ini pengalaman pertama saya ngutang sepertinya, biasanya paling cuma minjem bentar abis itu dibayar.

Disini saya menemukan kekeluargaan, kepercayaan, hm . . . kebersamaan, rasa syukur, sabar, apalagi ya . . .
Hm . . . saya ditempatkan ditempat yang baik. Thank You Allaah :)

~Sesampai di Rumah sakit, saya kabarkan berita ini pada ibu. Saya harap kabar ini dapat sedikit menenangkannya. Dan benarlah, ada sedikit kelegaan dihatinya.
"Bu, saya datang membawa uang."
"Ayo kita hitung uang yang sudah terkumpul. Dilemari ada amplop dari hasil gaji dan THR ibu, satukan saja semuanya."

------ Mulai menghitung, Bismillaah. . . . Semoga cukup.---- Aamiin :)

29 Jul 2012

#Sendu Ibu

Tubuhnya remuk penuh kepenatan. Sayu matanya kian menambah kesenduan hari yang dijalaninya. Tidak tahukah kau bahwa ia begitu lelah? Tidak tahukah kau bahwa terkadang ia hendak menyerah?

Tubuhku remuk penuh kepenatan, Sayu mataku kian menambah kesenduan hari yang dijalankan.
Tidak tahukah kau bahwa aku begitu lelah? Tidak tahukah kau bahwa terkadang aku hendak menyerah?


Dan tahukah?
Kesejatian kau temukan saat keterpurukan justru menghampirimu, dan kau kan lihat siapa diantara mereka yang setia dengan ketulusannya. . . .

28 Jul 2012

#Sendu Ibu

Tangguhlah bu. . .
Sejenak saja.
Meski cemas mengelilingimu,
Meski kalut menyelimuti dan membuatmu takut.

Tegarlah bu . . .
Sejenak saja.
Ketabahanmu atas uji coba yang tak jua berakhir ini kelak berbuah syurga.
Lihatlah betapa Dia teramat menyayangimu.

Kuatlah bu . . .
Dengan sisa-sia yang kau punya
Bila habis, mintalah pada-Nya.
Karena hanya pada Dia kita meminta segala.

Teguhlah bu . . .
Hapus sendumu,
Kita pasti mampu melewati semua.
Bersama kesukaran ada kemudahan,
Dan Dia hanya memberi ujian sesuai kesanggupan.



*Tubuh ringkih wanita senja itu beberapa bulan belakangan ini terus saja berlalu lalang keluar masuk rumah sakit. Beberapa bulan yang lalu ia membawa suaminya, selang kemudian anak laki-laki si sulung, selang kemudian ia membawa cucu pertamanya, kemudian cucu keduanya, dan kali ini ia harus membawa serta anak bungsunya, si kecil yang paling disayanginya. Untuk yang kedua kali si bungsu harus bermalam di Rumah Sakit. Lagi-lagi, sendu menggelayuti wajahnya. Cemas menyelimuti dirinya. Mencoba tegar, meski kadang gentar. Mencoba tangguh meski terkadang ia rapuh. Wanita senja itu kini kian menguat-nguatkan ketegarannya, semakin membenteng ketangguhannya. Meski penuh peluh, ia masih terus menghadapi semua. Karna ia menyadari, inilah takdir Ilahi....


----Bersambung----

5 Jun 2012

Aku, Langit Sore, dan Senandung tempo Doeloe :)


Sore-sore ditemani gluduk gluduk yang tak hujan-hujan, tiba-tiba aku teringat sebuah senandung jadoel yang selalu dinyanyikan oleh mama ketika kami -anak-anaknya masih kecil. ^^
Sembari sedikit bersenandung yang lupa-lupa ingat, mulailah aku cari mencari di mbah Gugel denga Clue “Sepasang Rusa Dilanda Asmara...” and Then.... Yap... Eureka, inilah senandung itu ^^

Sepasang rusa dilanda asmara
Mereka pergi berdua dua
Menikmati udara, berkasih kasihan
Berbahagialah mereka
Akan tetapi datanglah tiba tiba
Seorang pemburu yang mengintai
Dia lalu menembak rusa itu
Matilah sirusa betina
Rusa jantan berlari masuk hutan
Kasihan kekasihnya t’lah hilang
Akhirnya tak tertahan, dia masuk jurang
tamatlah oh riwayatnya
By:  Tetty Kadi


Saat dahulu menyimak mama menyenandungkan lagu ini, kami selalu antusias menanyakan ini itu, terutama aku, yang banyak mau taunya, banyak nanya ini itu “ih, kenapa rusanya ma? mati rusanya ya? Trus yang rusa jantan mati juga ya ma? Kasiannya rusanya mati. Jahat kali pemburu itu ya ma. Jadi terpisahkan rusanya, jadi mati dua-duanya”
xixixixi... kalo di ingat-ingat mah, jadi senyum-senyum sendiri. Suara mama teramat merdu saat menyenandungkan lagu Jadoel itu. Bahkan sampai sekarang nada suaranya masih terngiang dalam ingatan.
Hm... sepertinya hujan sudah mulai turun perlahan. Mudah-mudahan saat pulang ngantor nanti, ia sudah lebih bisa untuk berdamai –biar saya gak kehujanan dijalan :) heheh...

7 Apr 2012

Rinai Rindu


"Ketika jauh rindu rasanya menangis dipelukan ibunda. Tapi setelah dekat menyentuhnya saja kita tak bisa." [Lastri Smart]


Kalimat sederhana diatas begitu menyentuh sisi lain dari diri. Sebuah kata-kata dari seorang sahabat yang mampu membuat embun dimata ini tak mampu lagi tertahan oleh kelopak daun mata yang sendu. Sebuah kalimat sederhana dengan makna terdalam, sebuah ungkapan kerinduan seorang anak yang merindukan pelukan ibunya, yang ingin dan berharap bisa seperti kebanyakan oranglainnya, bisa begitu dekat dan akrab dengan sosok wanita yang pernah melahirkannya, menyapihnya dan merawatnya hingga dewasa. Sebagai seorang anak yang ingin menyentuh dan disentuh bunda, namun tak mampu. Dan tak tau lagi hendak berbuat apa. Seperti ada dinding pemisah yang membuat jarak dekat itu terhalang, sebuah tembok yang menjulang tinggi. Semakin mencoba untuk memanjat dinding pemisah itu, semakin tinggi pula dinding itu menjulang. Lalu terjatuhlah ia, lagi...

Dan hidup tak hanya sekedar kata-kata, sama seperti rindu. Ada baiknya kita harus mengalah dengan keadaan yang ada, meski tembok itu terus saja semakin meninggi. Dan kita bisa melihatnya hanya dari tempat yag lebih tinggi, namun jauh... mungkin seperti itu cukup. Seperti melihat terang dari sisi kita yang gelap. Cukup kita yang tau.

Dan kita hanya mampu menunggu waktu...

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...