Tampilkan postingan dengan label Aku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Aku. Tampilkan semua postingan

21 Mar 2013

Aku Berdarah Jawa - Minang

Hai, namaku Lulu. Aku si perempuan berdarah minang, campuran jawa tentunya. Kalau ditanya apakah aku bisa berbahasa minang, tentu saja (bisa?) tidak--- aku tidak bisa berbahasa minang. Jawa juga tidak, aku tak bisa berbahasa daerah manapun. Sepertinya aku ini punya masalah sama bahasa. Aku sangat sulit menguasai bahasa lain, meski itu bahasa ibuku sendiri.

Ibuku keturunan Minang tulen, nenek dari Pariaman- suku Jambak, sedangkan kakek dari Bojol- suku Melayu. Ibuku lahir di Medan. Karna semasa muda nenekku dulu, nenekku sudah hijrah ke Medan. Tapi sama saja sepertiku, ibuku pun tak bisa berbahasa minang. Gak heran kan kalau nurun ke anaknya.
Oh iya, aku memanggil orangtua ibuku dengan sebutan "Andong", bukan nenek. Hehe. . .

Kalau kakek, beliau dulunya seorang tentara (TNI). Istrinya ada tiga. Seumur hidupku yang saat itu masih kecil, yang aku tau, aku pernah melihat kakek justru ketika kakek meninggal. Nah pas jasad kakek terbujur kaku di rumah Andong, kami semua cucu-cucunya diminta untuk mencium kakek, ya jelas aja cucu-cucunya pada kaburr, sembunyi masuk kamar. Secara gak kenal. Tau-tau udah dibilang aja, "Itu kakek kalian, kakek udah meninggal. Ayo lekas cium kakek." Tanpa aba-aba, kami semua lari bersembunyii. hahah. . . . harap maklum yaa, namanya juga masih anak-anak, kami tidak mengerti, belum memahami apa-apa :D
 
Eh iya, karena istri kakek ada tiga, jadilah aku punya banyak saudara. Anak kakek ada 17 (kalau gak salah ingat sih) Nah, ibuku anak pertama dari istri pertama. Anak Paling Sulung lah :)
Alhamdulillaah, bertujuhbelas itu akur semua. Meski aku sudah lupa semua siapa2 saja adik ibuku dari istri-istri kakek yang lainnya.
Ini ya urutannya ---->>; Mama - Om Idrus - Om Marjuki - Om Iwan - Bu Ratna - Om Didi - Bu dewi. (ini dari Istri pertama)
Kalau dari Istri kedua --->>; Om Imran - Om Irsan - Bu Rini. . . . dan sepertinya urutannya juga salah. hehe... harap maklum yah. Ingatan saya payah nih.
Kalau dari Istri ketiga ---- >> Om ..... - Bu ..... - Om Pendi - Khaidir - Mu'im
Masih Empat belas, Tiganya lagi siapa?? Saya lupa -____-' Tujuh belas atau empat belas ya?? -____-" (Mohon maaf lahir bathin kalau ghitu ^^)

Nah kali ini tentang Ayahku. Papa itu keturunan Jawa - Sunda. Kakek Jawa Solo, Nenek Sunda. Tapi sejak kecil, papa sudah diasuh sama kakaknya Bapak Papa. Karna kakaknya bapak papa tidak punya anak, jadilah si papa di urus sama "Uwaknya" (Kakak kandung Bapaknya Papa). Kata Papa, Orangtua papa (Nenek) berikut keluarga besarnya, sudah hijrah dari bandung sejak lama, bahkan katanya sekeluarga udah netap di Sumatera. Kalau gak salah sih waktu itu hijrahnya antara ke Meuredu, NAD - Aceh atau ke Medan (Saya lupa lagi yang mana, ingatan saya emang payah nih). So, sundanya jelas udah luntur karna terkontaminasi iklim Medan :) Haha. . . Eh iya, mengenai bahasa, papa masih bisa berbahasa jawa. Tapi tidak diturunkan ke anaknya, jadilah satupun diantara kami tidak ada yang bisa berbahasa jawa atupun minang, apalagi sunda. Hehehe . . .
Nah, suami "Uwaknya" itu (yg ngasuh papa) orang Medan asli, marganya Nasution. Kalau gak salah sih tentara juga. Eh iya, bapak kandungnya papa juga sama kayak bapak kandungnya mama. Istrinya ada tiga. Jadilah saya punya banyak saudara dimana-mana. Adik-adiknya Papa itu Paling banyak di kota Binjai,tidak terlampau jauh dari Medan.
Papa itu anak paling bungsu dari tiga bersaudara. Wak Ramlan - Wak Madi - Papa. Dari istri kedua dan ketiga saya sama sekali gak tau urutannya. -____- (Maafkan saya yaa...)
Nah, dari adek2 papa yang di Binjai, beberapa yang ku ingat, ada bu Ayu, om Su, Om Harjo, Om Harto, masih banyak lagi sebenernya, tapi saya sama sekali gak ingat.

Nah, malangnya ketika ada orang yang nanya-nanya aku orang apa (asal-suku). Dulunya suka ribet harus jelasin satu-satu, asal ibuku, ayahku, dsb. Tapi kali ini, tiap kali ditanya jawabannya cuma satu, "Orang Medan". Wes, itu aja. Biar gak ribet juga. Hehehe. . .
Oiya, biasanya kalau dalam berteman, kita itu gak jauh beda "nasib" dengan teman-teman dekat kita yg lainnya. Nah, si akunya punya temen deket yang kita itu senasib dan sepenanggungan. Punya latar belakang budaya yang sama, dan juga kebiasaan. hehe.... tapi bukan berarti menutup kemungkinan untuk yang beda dengan kita lhoo yaa.
Sebut saja, sahabat yang paling sering aku sebut-sebut di Blog ini, dialah si Lastroo, eh salah... Lastri maksudnya. Hihi . . . Lastri juga berdarah minang. Tapi lebih kental minangnya. Kalau udah ketemu sama orang minang, pastilah berbahasa minang. Cuma akunya aja yang bingung-bingung tebodo' karna gak ngerti sama sekali.

Hm. . . . Lelah ternyata, aku jadi ingat. Kata si Lastri, akunya jangan tidur terlalu larut. Ngantuk sekaliii. ..  .



*Continued

17 Mar 2013

Namanya Siapa?

Udah dua hari ini saya disibukkan dengan terus-terusan mengirim sms ke Ayah saya dengan intonasi isi yang sama. "Namanya siapa?" - Udah dikasih nama? -jadinya siapa namanya? ---- Sibuk minta ditelpon dan mau nelpon (tapi sayang lupa kode nelpon murah ke Malaysia pake XL) jadilah akhirnya pihak negeri jiran yang menelpon. Tapi sayang sungguh sayang, jawaban yang diinginkan tentu saja belum mendarat di terminal pengharapan. Nama itu belum juga kutemukan.

Eh iya, alhamdulillaah 15 Maret 2013, pukul 02.17 dini hari telah lahir seorang putri nan cantik jelita dari pasangan Lala dan Anton. Yang tak lain dan tak bukan adalah kakak kandung saya.-- Kak Lala.
Malam sebelum melahirkan, kami sempat smsan. Saling menukar kabar, aku bertanya kapan melahirkan, bahkan menebak dan mengira-ngira bahwa sebentar lagi dia akan melahirkan, yaitu tgl 15. Alhamdulillaah tebakan itu benar. Malam itu, kakak udah kesakitan perutnya, lalu dibawalah ia ke Rumah Sakit. Dan akhirnya, tengah malam yang senyap, saat aku pun tertidur diatas kasur dengan pulasnya ---lahirlah putri nan cantik jelita dari rahim kakakku. Dan pulasku pun terganggu dengan bunyi nyaring sms HP Jinggaku. Sms dari si kakak yg mengabarkan bahwa ia sudah melahirkan. Alhamdulillaah, berjalan dengan cepat.

Mulailah si aku sibuk mencari nama. Sampai saat ini sudah 8 nama yang aku ajukan. Tapi belum ada kabar dari seberang nama mana yg dipilih. Huhuhu . . . sedang aku disini tak sabar menanti. Khususnya pengen tau siapa nama tengahnya. Karna untuk nama awal dan akhirnya udah dapat. Tapi masih belum tau lagi jadinya nama yang mana. Masih menunggu di ruang pengap ini. hihihi. . .
tentu saja ada gurat ketidaksabaran ingin melihat wajah comel si dedek Bayi ^^ katanya sih lebih cantik dari kakaknya "Nurin" ^^

Menunggu hingga akhirnya kakiku sampai memijak bumimu duhai bidadari kecilku. Tunggu kehadiran Bunda ya Nak!! :)

Rabb . . . terimakasih untuk keluarga baru ini :)

12 Mar 2013

Segi Empat Kulipat

Segi empat. Dan ruang itu bersekat-sekat. Rasa itu kian melekat kuat-kuat. Menjamah tiap butiran pasir yang memekat di dasar jurang. Tanya dalam tanda selalu menjuntai-juntai bersautan. Dan otakku mulai buntu di waktu batu. Ayah ibu baru terbilang satu waktu meninggalkanku. Apalah aku ini, baru juga mereka ke Pulau seberang. Rasa sudah mencari-cari barang yang bertahun menghilang. Baru berbilang satu waktu, tapi sudah begitu pekat merasa kehilangan. Tak ingin jauh, tak pernah ingin. Aku ingin terus membersamai. Bagaimanalah ini, separuh hatiku terbawah penuh oleh mereka. Orang yang lebih kucintai dari diriku sendiri.

Ma, Pa . . . kalian sedang apa sekarang? Demam lu sudah turun, hanya lehernya yang masih tersekat saat menelan. Sakit, jadi malas makan. Dan anakmu ini terus menghitung hari dari sekarang. Satu April, lama sekali rasanyaa . . .

11 Mar 2013

Bersakit-sakit dahulu

Bosan, jenuh juga, mungkin itu yang saya rasakan sekarang di ruang petak ini. In My Room. Hari ini, saat senja menjelang nanti, mama papa akan berangkat menuju Kuala Lumpur. Karena dekat hari nanti kakak saya yang di Kuala Lumpur akan segera melahirkan anak keduanya. Itu artinya sesaat lagi ada keluarga baru di keluarga besar kami, dan bertambahlah keponakan saya yang tentunya kelak akan ngefans berat sama saya, seperti si Nurin yang ngefans berat sama bundanya yang satu ini. Hehehhe . . .

Nah, setiap kali-- dan ini udah kesekian kalinya ketika orang yang saya sayangi pergi meninggalkan saya maka kondisi kesehatan saya langsung menurun. Jadilah hari ini saya izin gak masuk kerja. Si kesehatannya down karna hanya dalam hitungan jam saja mama papa akan meninggalkan saya sendiri. Sebenernya saya gak sendiri sih, masih ada kakak saya, adik dan dua ponakan. Tapi ya tetap aja akan merasa kehilangan keberadaan mereka. Maka jadilah kondisi kesehatan saya terpengaruh sama kondisi psikologi yang sesungguhnya tidak ingin ditinggalkan. Pengen ikut, tapi katanya kudu gantian. Nanti setelah kedua orang tua saya balik ke Medan, barulah kemudian saya yang ke Kuala Lumpur. Menjenguk si kakak dan ponakan baru saya.

Ini bukan kejadian pertama loh. Dulu saat di Batam, ketika kakak saya pindah ke Tangerang, saya sampai sakit juga selama sepekan. Tersadar bahwa saya akan ditinggal sendiri di Pulau kecil itu. Dengan kondisi fisik yang melemah, saya melakukan semuanya sendiri. Tapi tidak, saya tidak sepenuhnya sendiri. Saya mempunyai sahabat-sahabat yang luar biasa baik kepada saya. Sahabat yang menghargai saya, mencintai dan menyayangi saya apa adanya saya.

Lalu, saat sahabat saya Noney suatu kali hendak pergi juga. Ketika itu dia bilang hendak keluar kota, untuk keperluan kerja. Jadilah saya sakit menjelang hari-hari terakhirnya di kantor. Hehe . . . mungkin ada yang bilang saya lebay kali ya, tapi ya begitu lah adanya . . . kondisi psikologis saya terlalu lemah ketika harus dihadapi dengan perginya orang-orang yang saya sayangi dalam keseharian yang saya lewati. Dan selalunya berdampak pada kesehatan dimana imunitas tubuh saya juga terbilang rendah.

Ketika ada yang pergi dari hari yang saya jalani rasanya seperti kehilangan puzzle dalam ruang kehidupan yang saya miliki. Kosong, meski sadar sebenarnya masih banyak potongan-potongan puzzle lainnya yang menemani.

Hidup ibarat kaca
Kadang begitu rapuh dan kadang begitu angkuh
Bilapun ia pecah berserakan 
Itu bukanlah akhir dari keindahan
Karena masih ada harapan dalam perjalanan panjang kehidupan
Kan ada yang menyusunnya kembali utuh
(Siluet Senja Quote's)

6 Mar 2013

Dua Penulis

"Mbak"
"Opo"
"Mau tanya"
"Opo"
"Kenapa mbak suka tere?"
"Gue suka gaya tulisannya bukan orangnya. Tulisannya natural, bahasanya sederhana, banyak pesan-pesan/ petuah uang disampaikannya. Just it. Tulisan beliau lingkupnya luas, menyeluruh untuk semua kalangan. Ah gak cukup rasanya kalau cuma ditulis."
"Maksudnya? Apa aku harus jadi penulis kayak apa mbak?"
"Terserah. Lo harus punya ciri. Itu aja. Beri pembaca pesan n kesan yang mendalam untuk tulisan lo"
 "Aku mau jadi penulis yang kayak mbak mau. Silahkan dikte."
"Bahas tentang kompleksitas kehidupan. Tentang bagaimana seharusnya kita menyikapinya."
"Itu artinya semua harus gue mulai dan pelajari dari diri gue."
"Yup. Bener banget."
"Berat na"
"Sesuatu yang berasal dari hari maka akan sampai ke hati. Begitu juga dengan tulisan."
"Tuh kata-kata siapa tuh?"
"Lulu Asy Syifa. Hehe . . . penulis yang belum jua mempunyai satu buku sekalipun."
"Hahaha. Iya. Kenapa gua juga belum punya buku. Emang mbak punya cita-cita jadi penulis?"
"Itu cita-cita terpendam. Si anak Introvert ini ternyata punya bakat yang luar biasa dalam tulis menulis. Tapi sayang, keluarganya tidak mendukung penuh."
"Introvert apa tuh? Kenapa keluarga mbak gak dukung?"
"Introvert itu salah satu sifat/ watak manusia. Lo cari di gugel gih. Nah singkatnya, introvert itu orang yang pendiam, suka menyendiri, suka mendem.
"Haha. Emang mbak pendiam? Cereweet gituu."
"Yang terlihat itu tidak selalu  seperti kelihatannya, anak muda!"
"Baiklah orangtua. wakakaka. kalau menurut mbak, aku kelihatan seperti apa?"
"Bercerminlah dengan khusyuk maka kau akan melihat dirimu sendiri."
"To the point"
"Ambil kaca gih. Liat sendiri. Gue paling malas nilai orang."
"Tuh kan, orang minta bantu jugaa"
"Lo gak perlu orang lain untuk tau siapa diri lo. Orang lain itu gak objektif dalam menilai. Makanya Bercerminlah dengan khusyuk maka kau akan melihat dirimu sendiri."
" -_____-"


31 Jan 2013

Aku, Lastri dan Pisang

Aku suka pisang. Si Lastri paling tau itu. Penganan apapun yang terbuat dari pisang,sangat aku sukaaai. Pisang asli, pisang goreng, pisang rebus, pisang coklat keju bakar, keripik pisang, cake pisang yang di Batam, dll hmm . . . segala hal tentang pisang lah. Mungkin kecuali juice pisang ya, soalnya belum pernah minum itu juice.

Mumpung sore ini ada temen sekantor yang beli keripik, jadilah keripik pisang ini disantap dengan lahap. hohoho . . .
Jadi pengen keripik pisang rasa coklat sama keju ituuu. . .
HIHI

Nah, yang seru itu, Si Lastri sahabatku kalau ngeliat pisang, pasti keinget sama aku. Dan kalau aku makan pisang, pasgtgi aku keinget si Lastri. Inget banget waktu dulu semasa di Batam sepulang kerja, tau tau udah ada pisang aja di meja kamar. Ternyata si Lastri yang membelikan saat dia tugas di lapangan. Kebetulan waktu itu ia melihat nenek-nenek dengan gerobak pisangnya, trus ada beberapa sisir pisang yang belum laku, Nah. . . gitu ngeliat itu pisang, dia keinget sama aku yang doyan pisang. Jadilah itu pisang diborong sama Lastri. Disamping itu si Lastri juga kasihan melihat si nenek yang jualannya gak habis terjual. ^^, So Sweett . . .
Di rumah, tentu saja aku yang kegirangan. Hm . . . Pisang itu, buah yang selalunya tersedia di rumahku (Medan). Dan tentu saja, aku yang paling banyak menghabiskan :D diomelin sama si Papa juga cuek aja, cuma senyum2 nyengir tak bersalah. Haha . . .

Ini cerita antara Aku, Lastri dan Pisang :)

24 Jan 2013

Ini Serius . .


Bawa motor itu capek. Apalagi untuk perjalanan yang cukup jauh. Jadi inget dahulu sama Alm. abangku, ketika dia hendak mampir ke rumah sehabis aktivitas kerjanya di lapangan, aku pernah minta dibelikan sesuatu sama dia. Aku minta dia mampir ke warung. Berhubung beliaunya sudah hampir sampai rumah, jadi dia tidak membelikan apa yang kuminta. Saat itu menurutku, apa susahnya tinggal mutar sedikit, beli, daaah. . . tinggal pulang. Selesai.

Sesampainya ia di rumah, aku tagih, kecewa ternyata gak jadi dibeli apa yang aku pesankan. Ngomel lah si aku. Menganggap gampang persoalan. "Kan gampang, kek gini aja pun, mampir sebentarnya . . ." Begitu kira-kira ocehanku. Nah, dari hal itu aku jadi belajar mandiri. Mandiri untuk bisa bawa motor sendiri. Jadinya tidak terlalu bergantung sama orang lain.

Kembali ke persoalan "Menggampangkan", Nah . . . kita yang tidak mengalami kejadian langsung itu seringnya emang ngegampangin sesuatu. Sama kayak aku tadi. Namun setelah dialami sendiri, ternyata ada hal-hal yang sebelumnya tak pernah terpikir dan tak terkaji oleh diri. Bawa motor itu capeknya luar biasa, kena panas atau hujan, belum lagi kena debu jalanan, dan yang paling membuat tubuh remuk itu adalah hempasan angin yang langsung menyerang ke badan. Meski sudah pakai jaket sekalipun, tetap saja anginnya nembus ke dada. Hal itu semualah yang benar-benar menguras tenaga juga menggoyahkan daya tahan tubuh. Pantesan aja dulu Alm. Abang gitu nyampe rumah suka minum es karna sangkin haussnyaa, trus juga tiduran di kamarku yang ademm. Capeknya emang nguras tenaga. Bahkan sangkin capeknya, untuk berhenti atau berjalan lawan arah lagi itu bisa jadi hal yang sangat melelahkan, karna kalau udah capek gitu, tujuannya cuma satu. Rumah. Sampai rumah langsung ke kamar mandi, basahin kaki, minum, trus baring di lantai atau di kasur. hmmm . . .

Selalu, ketika capek itu benar tlah terasa, selalu teringat sama Alm. Abang. Selalu teringat sama ulah diri dahulu yang selalu "Menggampangkan". Namun, dari hal inilah aku bisa mengambil hikmahnya. Yaitu belajar untuk mandiri, juga tidak lagi menggampangkan persoalan. Dan aku benar-benar bisa memahami setelah mengalami semua peristiwa sendiri. Semoga yang lain pun mampu belajar.

Hm. . . mohon maaf khususnya kepada Alm. Abang, Papaku, Adikku yang mungkin selama ini telah aku repotkan perihal ini. Dari sini aku belajar, belajar memahami setiap hal yang ada dalam hidupku.

Dan untuk ini aku berpesan, Ketika seseorang kelelahan sehabis dari perjalanan, Jangan sedikitpun kita beri omelan atau pun memintanya pergi ke suatu tempat untuk memenuhi kebutuhan/ kemauan kita. Alangkah lebih baik kita tanya dahulu apakah ia bersedia, atau jika ia telah memberi isyarat/ memberi tahu kita bahwa ia kelelahan, maka berilah waktu sejenak baginya untuk beristirahat, atau janganlah memaksakan kehendak. Hehehe . . . orang yang kelelahan sehabis dari perjalanan itu sangat membutuhkan jeda untuk istirahat, rehat sejenak. Capek, Lelah, Haus, Lapar pulak . . . membuat seseorang menjadi lebih sensitif. Pas lah itu dengan aku. Kalau udah seperti ini, suka sensitifff . . . langsung peka sama ekpresi marah, sebel, dll yang ditujukan orang lain ke diri. Kalau kata iklan "Loe bukan loe kalo lagi lapar". Hihihi . . . benerrr bin betoolll ya kan.

Oiya, satu lagi. Klo udah kayak gini, juga jadi teringat sama si Lastri sahabatku yang di Batam. hehe . . . maafkan diriku yang sudah merepotkanmu selama ini yaa sobat :))
aku jadi rindu sama si Momo- Mio kecilmu ^^ Sudah setahun lebih aku tak mengendarainya. Aku pun masih punya salah sama Momo yang sampai saat ini belum kutebus. Haha . . . ingatkah kau ketika kita terjatuh saat mengejar Pelangi?? Hihi . . . jatuh dari motor yang sangat tidak elit untuk Apel sepertiku bukan?! :p #Kyaahaha . . . .

21 Jan 2013

R


Dulu aku punya teman, teman baik semasa eSeMPe. Inisialnya "R" (*Rahasia) Hahaha . . .
Nah, terakhir kali aku ketemu dia itu 21 April 2006, Lebih dari Enam tahun yang lalu. Itu juga jumpa di jalan. Aku lagi menuju ke tempat Les, dan dia sepertinya baru dari warung. SO, gak sempat nanya ini itu. Cuma saling liat trus senyum. Wes, itu aja. . .
Nyari di Fesbuk pun tak dapat. Parahnya, aku lupa nama lengkapnya. Cuma inget nama panggilannya aja.
Hwee . . . . Baiklah, mungkin emang belum saatnya bisa bertemu temanku yang satu itu. Moga suatu saat bisa bertemu kembali. :)

18 Jan 2013

Seprai dan Taplak Meja

Siang menjelang sore, saya agak jenuh dengan laporan-laporan yang belum kelar bin tak kunjung selesai bin ngejlimet bin terlalu banyak. Baiklah, mumpung saya sedang jenuh, saya hendak bercerita sekelak. Ini cerita tentang "Seprai dan Taplak Meja". Sebuah cerita tentang percakapan antara saya dan kakak saya tadi pagi. Begini ceritanya . . . . (Auuu auuuu . . . .*ala ala Kisah misterii. hihihi )

Jadi kan, tadi pagi saya tengah mengambil kerudung saya, hendak bersiap-siap menyempurnakan hijab untuk saya pergi ke kantor di Jumat barokah ini. Jadilah kain segi empat berwarna coklat tua itu saya ambil dari lemari, lalu saya bentangkan untuk membentuknya menjadi segi tiga. Saat telah sempurna meletakkannya pas diatas kepala, mulailah kakak saya yang baik hati itu bersuara . ..
"Eeaaa . . . Sepre dibentangkan."
"Biarlah, yang penting syar'i. Ketimbang kain jendela, eh salah, ketimbang kelen make taplak meja. hahaha . . ."
Sepre diatas maksudnya Seprai saudara-saudara. Tapi secara pengucapan, kita-kita yang di medan mengatakannya dengan "Sepre". Hehe . . .
Nah, kenapa "Sepre?" tak lain dan tak bukan adalah karna ukuran kerudung saya yang Panjang dan Lebarnya 1,5 meter. So kalau kerudungnya dicuci jadilah memenuhi jemuran, yang oleh kakak saya dikatain seperti menjemur "Sepre".

Diledekin mengenakan hijab ala "Sepre", saya juga gak mau kalah. Karna kakak saya dan jajaranya memakai kerudung ala ala jaman sekarang, bermotif ini itu, lilit sana sini, jadilah saya mengatakannya kerudung taplak meja. -___-' Kreatif bukan?! :p xixixi . . .

Bagi saya, mau jilbab saya seperti "Sepre" kah, selimutkah, apapun itu . . . yang penting Syar'i :)
Teringat perkataan seorang Ustadz disuatu ta'lim, Kepada Akhwat "Berpakaianlah kalian untuk Allaah bukan untuk dipandang oleh manusia." --- kata-kata ini membekas sampai sekarang diingatan saya, tersimpan rapi dalam memori penting otak saya. Hmm . . . ^^

17 Jan 2013

Cinta Terakhir

"Sudah kubilang kalau aku menyukainya."
"Benarkah begitu?"
"Ya, aku sangat menyukainya. Kali ini aku serius."
"Apa yang membuatmu begitu menyukainya?"
"Sejak kecil, aku menyukainya sedari kecil. bahkan sangat menginginkannya sedari dulu. Tapi mamak melarangku."
"Ya wajar kan kalau mamak melarangmu."
"Iya, aku tau. Kami hanya dari orang biasa-biasa saja. Bahkan pas-pasan untuk hidup."
"Setidaknya sekarang jalanmu semakin dekat bukan?!"
"Iya, Nanti kalau aku sudah punya uang sendiri, akan kubeli kamera yang terbaik. Hahaha . . ."
"Hahaha . . . Aamiin, aku siap kok jadi modelnya."
"Boleh sih, asal bayar aja. Bayar bayarrrr. . .  hahaha"
"Hahaha . . . Aku dong yang harusnya dibayar."
"Yee. . .  enak aja, ko lah yang bayar awak. kan awak photographernya."
"Amatiran puunnn."
"Setidaknya ada yang bagus kan jepretannya. Mantap punya lah pokoknya."
"Hahaha. . . Gratis lah."
"Es campur, dah murah ituu. es campur sama siomay depan Cikal USU. Sekalian kapan-kapan hunting foto disitu. hehehe . . . "
"Hehe . . "
"Es campur pokoknya :p "


29 Des 2012

S.I.S.A - S.I.S.A

Hatiku pergi,
Meninggalkan debu sisasisa semangat
Menorehkan luka sisasisa perjuangan
Sungguh aku lelah,
Hingga akhirnya yang menghampiri benar menyerah setelah kuperjelas semua.

Ini tentang hati yang kurindukan damainya
Tentang hati yang bersahaja dengan bijaknya
Tentang hati yang penuh motivasi saat rapuh menjamah diri

Aku hanya sedang teramat lelah
Dan ingin mengakhiri semusim pengharapan ini
Lewat jejakjejak yang mungkin tertinggal jauh

Rabbi, Hapus peluh ini.
Hingga akhirnya kutemui yang benar memahami.



*Bekerja hingga terkadang mengabaikan kesehatan itu tak baik, aku teramat tau. Namun membiarkannya hingga ketika benar-benar kelelahan, menangis selalu menjadi pilihan. Melepas penat, merajut Pelangi dipenghujung badai ini. Dan kan selalu jadi penghibur hati Firman Allaah ini "Bersama kesulitan ada kemudahan"

28 Des 2012

Ini Tentang AKU(ntansi)


Kau tau?!
Ini tak mudah, namun bukan berarti ini sulit.
Hanya perlu berjuang pada setengah kehidupan.
Hanya perlu menguatkan kesabaran ditengah hiruk pikuknya berbagai tekanan.
Hanya perlu tersenyum saat kesedihan mulai menyapa.

Bukankah segala sesuatu sudah sesuai dengan kapasitasnya?
Dan Dia tak pernah berlaku zhalim kepada hamba-Nya.

"Bersama kesulitan selalu ada kemudahan"

~Penghujung Waktu

Jika kau masih milikku, kau kan kembali :)

Kupikir kau menghilang, pergi meninggalkanku.
Mungkin sudah habis masamu untukku
Pasrah saja saat menyadari ketiadaanmu di sisi.
Dan jemari menyingkap hijab pada diri.
Mencari yang hilang, barangkali ia tersisih
Atau mungkin bersembunyi.

Jika kau masih milikku
Pasti akan kembali
Seperti pagi ini
Saat kilaumu kembali menyapa lagi

Benar aku belum kehilanganmu.
Tiada akan hilang, meski sempat kau pergi.
Dan kini kau kembali ke sisi
Menemani hijabku menghias diri.


 :)


#Setelah merasa kehilangan bros jilbab dengan permata warna jingga bening berbentuk bunga dengan corak keemasan. Kupikir jatuh di jalan saat pulang kerja, petang kemarin. Rupa-rupanya ia jatuh di sekitar area kantor. Dan . . . Saat pagi tadi sampai di kantor, kilatannya terlihat oleh meja di atas meja admin. Alhamdulillaah . . . masih rezeki saya rupanya ini bros ^^
Terimakasih untuk yang sudah menemukan bros Jilbabku ini

27 Des 2012

Sapa Malam #2

Hei . . .
Apa kabar Sapa?
Lama aku tak menjengukmu.
Kau Sehat?
Kuharap begitu.
:)

-----------------------


*Hanya postingan "Rehat" Gar tak jenuh membaca postingan yang sebelumnya.
Terkadang, hal yang aneh itu juga diperlukan untuk menyingkirkan kebosanan.
Dan malam selalu setia menemaniku menutup hari.

Selamat Istirahat
Zzzzzz

26 Des 2012

Februari 2013

Februari . . .
Di waktu itu kuharap bisa menginjakkan kaki kembali di kota itu, menemuimu yang merindu.
Tapi entah, apakah Rabb akan mengizinkannya.
Semua masalah solusinya cuma satu bukan?!
Allaah!
Termasuk menemuimu dan kota itu. Kota kenangan kita.
Kota yang menjadi sekolah kehidupan bagiku.
Banyak pelajaran dan hikmah yang mampu kuambil dari sana
Banyak rentetan cerita yang selalu kuingat cerita awalnya hingga akhirnya.
Bagaimana mungkin aku bisa lupa.
Kota itu, kota kenangan kita . . .
Dan jejakku masih tertinggal disana.
:)

Untukmu Sahabat ^^

25 Des 2012

Mengapa Menulis?


Mengapa menulis? ---Karna ingin menjadi penulis. BUKAN. Itu lain cerita.
Kau tau?! Menulis itu menyenangkan :) Bagiku menulis adalah kegiatan yang paling menyenangkan diantara kegiatanku yang lain. Bahkan bisa mengabaikan makan kalau sudah menjadi begitu autis menulis sesuatu, apapun itu. Seperti yang pernah kuungkapkan sebelumnya, menulis bagiku adalah seperti pelarian ketika kata tak mampu tersampaikan secara verbal. Melampiaskan kata lewat tulisan juga bisa membuat kemahiran menulis kian terasah. Secara natural, membiarkannya mengalir begitu saja. Benar-benar dibaca dan dipahami bahkan setelah tulisan itu sendiri selesai.

Mengapa menulis? --- Ali Radhiallahu'anhu pernah mengatakan "Ikatlah ilmu dengan menuliskannya", Sebab kita manusia itu fitrahnya selalu khilaf/ lupa, tak terkecuali saya :)
Tulisan-tulisan saya di blog ini pun masih selalu saya buka (red: baca), jangankan diwaktu luang, diwaktu sempitpun saya upayakan untuk membacanya ulang.
Karna benarlah apa yang dikatakan oleh Imam 'Ali yang diatas, dengan menuliskannya lalu kita membaca kembali apa yang pernah kita tuliskan, itu menjadi pengingat bagi diri sendiri.

Ketika saya kehilangan motivasi, saya kembali membuka tulisan-tulisan saya yang dulu. Ada di Tag "Motivasi, Motivasyifa, Inspirasi, Hope, SOH, Semangat, dsb". ^^
Tentu saja yang memberikan motivasi terbesar bagi kita adalah diri kita sendiri. Itu juga yang selalu saya sampaikan kepada sahabat-sahabat saya. Karna peran orang lain hanyalah sebagai pendorong.
Saya pernah mengatakan kepada sahabat saya, "Sebanyak apapun saya memberikan motivasi pada kamu, tapi kalau dari diri kamunya gak berubah (red: tidak memotivasi diri sendiri) maka motivasi yang saya berikan, bahkan sampai mulut saya berbusa sekalipun, tidak akan ada apa-apanya, tidak akan merubah apapun untuk kamu dan hidupmu.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” [QS Ar Ra'd:11]

Mengapa Menulis? --- Menulis itu bagian dari jiwa saya. Saya bukan termasuk orang yang "Vocal" dalam bicara, saya bukan ahli debat (karna saya menghindari perdebatan), saya juga bukan pembicara yang baik. Karena itulah segala apa yang ada dalam gagasan dan pemikiran saya, saya tuangkan kedalam bentuk tulisan. Saya sendiri mulai menulis itu sejak dibangku SMP. Awalnya hanya tulisan-tulisan biasa, curhat tentang perasaan saya, meskipun tidak selalu. Ketika SMP pulalah untuk pertama kali saya membuat puisi. Tapi, awal mula saya menulis itu justru sebenarnya saat dibangku SD. Saat SD, saya terbiasa surat menyurat. Entah itu dengan teman-teman, guru (tentu saja saat momen tertentu), juga untuk Bapak saya yang saat itu merantau ke Negeri Jiran untuk mencari sesuap nasi. Untuk membiayai kehidupan kami keluarganya :')

Dahulu, saya terinspirasi dari kakak saya yang pertama. Tulisan-tulisannya bagus-bagus. Apalagi kalau dia buat puisi. Lantas saya pun menjadi sebegitu tertariknya untuk ikutan menulis juga. Sebagai penulis pemula, tentu saja tulisan saya masih acak adut. Bahasa tulisan saya masih "anak bawang", gak ada sastranya sama sekali. Tapi, hal itu tidak menyurutkan saya untuk menulis. Saya terus saja menulis dan menulis. Saya juga mulai rajin membaca puisi-puisi dari berbagai media. Saat saya SMA, saya rajin membaca puisi yang ada di majalah Islam Sabili. Sudah jadi bacaan rutin saya kalau puisi di majalah itu, tapi tidak untuk yang bagian Politiknya yaa ^^ (Karna politik, bukan dunia saya).
Saya juga menargetkan berapa puisi yang saya tuliskan perbulannya. Intinya terus mengasah tulisan, masalah bagus enggaknya tulisan saya, itu urusan belakangan. Bukankah jika terus diasah, maka pisau yang tumpul sekalipun bisa menjadi tajam?! :) *Retorik kurasa. Bahkan parang/ pedang yang berkarat sekalipun mampu membelah kayu jika kita melakukannya dengan sungguh-sungguh.
Ingat . . ."MAN JADDA WA JADA"!! ^^9

Jika dahulu saya begitu kesulitan untuk menulis, lihatlah sekarang, jemari saya begitu lihai melompat-lompat dari kata yang satu ke kata yang lainnya hingga membentuk sebuah cerita. Namun, tentu saja semua itu dilalui lewat berbagai tahap. Karna "Pohon tumbuh tidak tergesa-gesa", semuanya berproses. Dan sampai sekarangpun saya masih menjalani proses itu. Terus mengasah dan mengasah.

Mengapa menulis? --- Saya bukan si Kutu Buku yang begitu autisnya melahap bacaan-bacaan apapun. Saya ini si "Pemilih", saya memilih buku apa saja yang ingin saya baca. Karna saya tau dengan baik siapa diri saya, maka saya pun memilih apa apa yang saya baca. Demi kebaikan pemikiran saya tentunya. Hehehe . . .
Sebab saya lebih cenderung banyak mendengar, banyak mendengarkan cerita orang-orang disekitar saya. Mereka lah yang memberikan inspirasi yang begitu besarnya terhadap saya. Saya lebih cenderung untuk menuliskan apa yang saya lihat, dengar dan juga rasakan. Karna dengan begitu, saya mampu menulis dengan natural, mengalir begitu saja dengan tanpa paksaan atau tekanan. Karna menulis itu menyenangkan, menyenangkan bisa berbagi lewat tulisan, menyenangkan karna sadar bahwa tulisan ini hadir karna diri sendiri bukan karna "faktor lain", sebab diri kitalah yang memgang kendali atas apa-apa yang kita ingini.

Mengapa menulis? --- Hem . . . Agar blog ini terisi semakin penuh sesak, lalu pengunjung blog ini terus membaca tulisan-tulisan aneh saya, lalu mengambil manfaat yang ada didalamnya :)

Mengapa menulis? --- Udah ah nanyanya, yang penting ambil yang baik dan buang yang gak baik ^_^
dan teruslah menulis, Karna menulis itu menyenangkan

24 Des 2012

Pelangi Pagi

Rinai hujan basahi bumiku pagi itu. Setelah sebelumnya aku begitu kelelahan menjalani hari-hari yang kulewati. Pada-Nya aku mohonkan kebahagian, meski hanya secuil untuk menghapus butiran-butiran keringat lelahku. Aku teramat lelah malam itu, dan langit-Nya sudah cukup mewakili perasaan lelahku. Di luar langit hujan.

Pagi. Sempat aku merasa kehilanganmu, saat tubuhku benar-benar kaku dipenghujung senja-Nya. Saat aku harus bertemankan malam dipenghujung aktivitasku. Malam, lagi-lagi kau yang membersamaiku. Dinginmu benar-benar menusuk hingga ke tulang-tulangku. Dan benarlah tubuhku menjadi remuk.

Pagi. Hujan mulai reda perlahan. Pelangi sehabis hujan, batinku. Ini masih pagi, hujan tlah diakhiri dengan rintikan-rintikan kecil. Firasatku diluar ada pelangi. Secara tak sengaja memandang ke langit, meski lagi-lagi aku telat menyaksikannya. Pelangi itu tak lagi separuh lingkaran, tapi tetap saja warnanya masih begitu indahnya. Siapapun tak menolak untuk meyakini bahwa warna-warni pelangi memang begitu indah. Mejikuhibiniu~

Pelangi Pagi. Pelangi kedua yang kusaksikan di kotaku setelah sekian lama :)
Allaah menghadiahkannya untuk menghibur lelahku semalam.

O Allah, I wanna thank you
I wanna thank you for all the things that you've done
You've done for me through all my years I've been lost
You guided me from all the ways that were wrong
I wanna thank you for bringing me home

Pelangi Pagi
(Tiang antenanya miring, jadi agak merusak pemandangan gambar ^^)

21 Des 2012

Nothing (Hope)

Semenjak kepergianmu, peranmu aku yang menggantikan. Jujur aku lelah, tubuhku serasa remuk ketika sampai dirumah saat senja. Pagi-pagi sekali segala dipersiapkan, tak terkecuali ibu, dia yang paling sibuk kala pagi. Setiap harinya aku harus berhadapan dengan kemacetan dan juga kebut-kebutan. Bukan untuk dicap sebagai jagoan, tapi aku tak ingin terlambat sesampainya di kantor.
Terkadang ketika melintas Mio putih dihadapan, aku berpikir itu kau. Sampai aku lupa bahwa kau sudah tak lagi mengurusi kehidupan duniamu.
Beberapa hari belakangan aku terus saja lembur di kantor, dan aku pulang setelah matahari benar-benar tlah tenggelam. Tahukah? kuharap kau yang menjemputku. Sebab aku tau, ayah sudah tak mampu lagi melakukannya. Dan kau juga tau, si Bungsu tak bisa diharapkan. 
Kepalaku benar-benar sakit, dan tahukah kau? aku tak pernah bisa mengeluhkan segala dihadapan ayah dan ibu. Aku teramat lelah, amat teramat lelah dan ingin menangis saja :'(
Bahkan mungkin aku teramat lelah untuk menangis.
Kau tau? aku berprasangka baik saja pada-Nya, Dia yang mengatur segala. Selalu ada kebaikan dalam setiap takdir yang diberikan-Nya untuk kita. 
Aku cuma teramat lelah, berkali ingin menyerah, tapi Dia menegarkanku, meneguhkan pendirianku, menguatkan kesabaranku, dan terus meyakinkanku bahwa dipenghujung lelahku kan diganti dengan surga-Nya yang teramat indah. Sungguh, Dia tak perah ingkar akan janji-Nya.

"Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kau dustakan?"

*Curcol sekelak :)

16 Des 2012

Nama Nama Nama

"Namanya siapa?"
"Lulu"
"oh, Lu-lu gue gue"
" -______-"

-----------------
"Nama lu siapa?"
"Lusia"
"Lu-siapa?"
" -______-"

-----------------
"Namanya siapa?"
"Arini"
"Arini ari apa ya?"
" -_______-"

errrrrrrrrrrrrrrrrrrrr....

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...