21 Mar 2013
Menyapa Hujan
Bumiku gersang tanpa sapamu beberapa waktu belakangan ini. Kau dimana? Tak berhasratkah sejenak untuk mampir di teras rumahku yang sudah penuh dengan totol tanah kering? Hey . . . tahukah kau, aku rindu. Entah sejak kapan ia terus mengikutiku.
Kau tau, aku selalu senang saat kau datang di senja itu. Itu artinya aku tak perlu mengangkut air dari belakang ke depan dengan tergopoh-gopoh untuk menyirami tanaman-tanaman hijau di teras rumahku. Itu artinya, kau bersamaku saat itu. Kau yang selalu menanyakan padaku, "Apa sudah kau siram bunga-bunga itu?" --- Belum, jawabku. Aku malas sekali melakukannya. Dan kau tau persis bukan itu alasanku, tapi kaulah. Karna aku ingin kau yang menyirami ladang hijau kecil yang terhampar di teras rumahku. Aku ingin terus bersamamu, dalam rinai hujan yang membasahi bumiku yang kering.
Malam ini, sumuk sekali. Tanpamu cuaca malam seakan mengamuk. Sedikit tak bersahabat dengan suhu tubuh yang masih tak tentu. Aku ingin kau tau, bahwa aku selalu rindu. Aku rindu pada tanya lembutmu yang dulu, yang sekarang tak lagi terdengar disudut ujung ruang dengarku. "Apa sudah kau siram bunga-bunga itu? --- Nanti ayahmu marah jika kau tak melakukannya." --- Ocehanmu membuatku rindu. Rindu pada teduh mataku memandangmu, rindu pada sosok yang kulihat dari sandaranku dipangkuan ibu. Hujan itu kau. Rinai yang selalu menemani saat senduku. Bulir yang selalu mengaliri tiap aliran resah dan rinduku.
Kau ingat kata yang selalu kubisiki ditiap riuhmu? --- "Aku mencintaimu apa adanya kau, karna aku sang pecinta hujan". Seperti sekarang, meski kau tak terlihat, aku tetap pada hati yang pernah kutitipkan padamu. "Aku mencintaimu apa adanya kau". Dan setelah kata itu terucap, biasanya kau akan menyapaku ditiap harinya.. Dan terkadang lewat embun pagi, kau titip salammu untukku sang Pencinta Hujan. Hey,... maukah esok kau hadir disaat fajar? Lalu tinggalkanlah seberkas benih beningmu di telaga biru. Agar saat mentari menelisik tinggi, ia paham tuk menyerakkan tujuh warna lewat spektrum pelita yang merekah. Merah jingga ku, Hijau biru nila untukmu. Kau aku menyaksikan Pelangi.
#Kepada Hujan yang Kurindukan :)
10 Mar 2013
Menulis Semangat ^_^
Mungkin sempat ada yang pernah tersirat dan komen seperti ini "Tulisan-tulisan Galau, Gak jelas, dsb" pada tulisan yang pernah saya tuliskan. Nah, jika dinilai dari sisi negatif, tentu saja komen itu yang akan muncul, tapi coba deh nilai dari sisi yang lebih positif. Tulisan-tulisan Galau dan Gak jelas itu justru sebenarnya adalah inspirasi. Bagi saya menulis apapun itu, meski mungkin orang lain tidak melihat manfaat apapun dari tulisan tersebut-- tulisan saya tetap bermanfaat bagi diri saya sendiri. Kenapa? Karna saya terus menulis, terus mengasah ketajaman kata per kata yang saya rangkaikan. Dan hal itu tentu saja efeknya buat saya pribadi. Nah . . . orang lain bisa menirukan hal itu. Ada yang bilang, "Banyak-banyaklah menulis agar menjadi penulis" --- tau itu kata-katanya siapa?-- Itu kata-kata saya sendiri. hehe . . . :D
Untuk Lastri sahabatku di Pulau seberang, rajin-rajinlah menulis. Nanti aku pun akan sering mampir pula ke rumah mayamu. Saling berbagi sedikit ilmu kita ya kan?! Buat amal jariyah :)
Oke. . . Keep Writing ^^9
25 Des 2012
Mengapa Menulis?
Mengapa menulis? ---Karna ingin menjadi penulis. BUKAN. Itu lain cerita.
Kau tau?! Menulis itu menyenangkan :) Bagiku menulis adalah kegiatan yang paling menyenangkan diantara kegiatanku yang lain. Bahkan bisa mengabaikan makan kalau sudah menjadi begitu autis menulis sesuatu, apapun itu. Seperti yang pernah kuungkapkan sebelumnya, menulis bagiku adalah seperti pelarian ketika kata tak mampu tersampaikan secara verbal. Melampiaskan kata lewat tulisan juga bisa membuat kemahiran menulis kian terasah. Secara natural, membiarkannya mengalir begitu saja. Benar-benar dibaca dan dipahami bahkan setelah tulisan itu sendiri selesai.
Mengapa menulis? --- Ali Radhiallahu'anhu pernah mengatakan "Ikatlah ilmu dengan menuliskannya", Sebab kita manusia itu fitrahnya selalu khilaf/ lupa, tak terkecuali saya :)
Tulisan-tulisan saya di blog ini pun masih selalu saya buka (red: baca), jangankan diwaktu luang, diwaktu sempitpun saya upayakan untuk membacanya ulang.
Karna benarlah apa yang dikatakan oleh Imam 'Ali yang diatas, dengan menuliskannya lalu kita membaca kembali apa yang pernah kita tuliskan, itu menjadi pengingat bagi diri sendiri.
Ketika saya kehilangan motivasi, saya kembali membuka tulisan-tulisan saya yang dulu. Ada di Tag "Motivasi, Motivasyifa, Inspirasi, Hope, SOH, Semangat, dsb". ^^
Tentu saja yang memberikan motivasi terbesar bagi kita adalah diri kita sendiri. Itu juga yang selalu saya sampaikan kepada sahabat-sahabat saya. Karna peran orang lain hanyalah sebagai pendorong.
Saya pernah mengatakan kepada sahabat saya, "Sebanyak apapun saya memberikan motivasi pada kamu, tapi kalau dari diri kamunya gak berubah (red: tidak memotivasi diri sendiri) maka motivasi yang saya berikan, bahkan sampai mulut saya berbusa sekalipun, tidak akan ada apa-apanya, tidak akan merubah apapun untuk kamu dan hidupmu.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” [QS Ar Ra'd:11]
Mengapa Menulis? --- Menulis itu bagian dari jiwa saya. Saya bukan termasuk orang yang "Vocal" dalam bicara, saya bukan ahli debat (karna saya menghindari perdebatan), saya juga bukan pembicara yang baik. Karena itulah segala apa yang ada dalam gagasan dan pemikiran saya, saya tuangkan kedalam bentuk tulisan. Saya sendiri mulai menulis itu sejak dibangku SMP. Awalnya hanya tulisan-tulisan biasa, curhat tentang perasaan saya, meskipun tidak selalu. Ketika SMP pulalah untuk pertama kali saya membuat puisi. Tapi, awal mula saya menulis itu justru sebenarnya saat dibangku SD. Saat SD, saya terbiasa surat menyurat. Entah itu dengan teman-teman, guru (tentu saja saat momen tertentu), juga untuk Bapak saya yang saat itu merantau ke Negeri Jiran untuk mencari sesuap nasi. Untuk membiayai kehidupan kami keluarganya :')
Dahulu, saya terinspirasi dari kakak saya yang pertama. Tulisan-tulisannya bagus-bagus. Apalagi kalau dia buat puisi. Lantas saya pun menjadi sebegitu tertariknya untuk ikutan menulis juga. Sebagai penulis pemula, tentu saja tulisan saya masih acak adut. Bahasa tulisan saya masih "anak bawang", gak ada sastranya sama sekali. Tapi, hal itu tidak menyurutkan saya untuk menulis. Saya terus saja menulis dan menulis. Saya juga mulai rajin membaca puisi-puisi dari berbagai media. Saat saya SMA, saya rajin membaca puisi yang ada di majalah Islam Sabili. Sudah jadi bacaan rutin saya kalau puisi di majalah itu, tapi tidak untuk yang bagian Politiknya yaa ^^ (Karna politik, bukan dunia saya).
Saya juga menargetkan berapa puisi yang saya tuliskan perbulannya. Intinya terus mengasah tulisan, masalah bagus enggaknya tulisan saya, itu urusan belakangan. Bukankah jika terus diasah, maka pisau yang tumpul sekalipun bisa menjadi tajam?! :) *Retorik kurasa. Bahkan parang/ pedang yang berkarat sekalipun mampu membelah kayu jika kita melakukannya dengan sungguh-sungguh.
Ingat . . ."MAN JADDA WA JADA"!! ^^9
Jika dahulu saya begitu kesulitan untuk menulis, lihatlah sekarang, jemari saya begitu lihai melompat-lompat dari kata yang satu ke kata yang lainnya hingga membentuk sebuah cerita. Namun, tentu saja semua itu dilalui lewat berbagai tahap. Karna "Pohon tumbuh tidak tergesa-gesa", semuanya berproses. Dan sampai sekarangpun saya masih menjalani proses itu. Terus mengasah dan mengasah.
Mengapa menulis? --- Saya bukan si Kutu Buku yang begitu autisnya melahap bacaan-bacaan apapun. Saya ini si "Pemilih", saya memilih buku apa saja yang ingin saya baca. Karna saya tau dengan baik siapa diri saya, maka saya pun memilih apa apa yang saya baca. Demi kebaikan pemikiran saya tentunya. Hehehe . . .
Sebab saya lebih cenderung banyak mendengar, banyak mendengarkan cerita orang-orang disekitar saya. Mereka lah yang memberikan inspirasi yang begitu besarnya terhadap saya. Saya lebih cenderung untuk menuliskan apa yang saya lihat, dengar dan juga rasakan. Karna dengan begitu, saya mampu menulis dengan natural, mengalir begitu saja dengan tanpa paksaan atau tekanan. Karna menulis itu menyenangkan, menyenangkan bisa berbagi lewat tulisan, menyenangkan karna sadar bahwa tulisan ini hadir karna diri sendiri bukan karna "faktor lain", sebab diri kitalah yang memgang kendali atas apa-apa yang kita ingini.
Mengapa menulis? --- Hem . . . Agar blog ini terisi semakin penuh sesak, lalu pengunjung blog ini terus membaca tulisan-tulisan aneh saya, lalu mengambil manfaat yang ada didalamnya :)
Mengapa menulis? --- Udah ah nanyanya, yang penting ambil yang baik dan buang yang gak baik ^_^
dan teruslah menulis, Karna menulis itu menyenangkan
21 Des 2012
Perjalanan Ini
Sedang peluh tak lelah mengaliri cawan
Sedang sendu berkali hadir bak hujan
Sedang lelah terus menyapa tiada jeda.
Kereta telah jauh berjalan
Kukutip doadoa yang terabaikan
Menjadikannya ada diantara tiada.
Meremuknya diantara kepalan tangan yang mengeram
Cukup panjang perjalanan,
Kususuri peron-peron tanpa tanda
Mungkin belum saatnya,
Hingga lelah ini sendiri benar-benar telah lelah.
8.11.12
17 Des 2012
~Luka
Jika kita cerdas, maka cukup sekali ujian itu mampu kita lewati. Dan kalaupun hasilnya remedial, maka haruslah pula kita mengulang ujian kembali. Dan harusnya pula kita belajar dari kesalahan yang lalu, belajar dari ujian yang sebelumnya. Memahami dimana letak kekurangan serta kesalahan yang kita lakukan. Keledai tidak akan jatuh di lubang yang sama bukan?!
Adalah belajar dari kesalahan, adalah belajar dari pengalaman kisah silam, adalah belajar menemukan kebenaran, bukan pembenaran. Hidup adalah belajar dan terus belajar. Meski luka, tapi kita tau, bahwa luka adalah bagian dari pelajaran kehidupan yang kita lalui.
*Semoga selalu menjadi pribadi yang baru, dengan semangat menantang menyeru ^^9
27 Sep 2012
~Isyarat
20 Sep 2012
Mari bicara tentang Alam (Bag. 1)
Hem . . . jika dirunut kebelakang, saya memang pengagum senja. Sejak kecil saya menjadi pemerhati senja. Dan hal itu baru saya sadari semenjak saya kuliah malah. Semenjak menyadari hal ini, saya pun selalu mengabadikan tiap-tiap senja yang saya saksikan dengan kamera Hp yang selalu saya bawa kemana-mana. (Smoga suatu saat bisa punya kamera DSLR^^)
Banyak filosopi yang terangkum oleh kata "Senja". Bagi saya dan semua orang penikmat senja lainnya, Senja itu "Istimewa". Ya, tentu saja dia istimewa. Keistimewaannya membawakan kedamaian bagi yang menatap keteduhan jingganya. Bagaimana menurutmu? :)
Yak . . . Sama seperti senja, kecintaan saya pada embun akhir-akhir ini saya jadikan sebuah nama di blog saya ini "Qotrunnada" yang artinya tetesan embun. Filosopinya, ibarat tetesan embun dipagi hari, Menyejukkan sekaligus lambang keoptimisan juga keikhlasan. Seperti hari-hari yang dijalani, akan lenyap bagai embun yang menguap dalam genggaman daun. Tapi kehadirannya esok hari slalu saja dinanti :)
Sekian dulu uraian sederhana ini. Sebenarnya masih ada beberapa yang lainnya lagi. Tapi akan saya paparkan lain waktu.
Bicara tentang alam memang tiada akan pernah habisnya bukan?! Sebab karya Allaah ini adalah Inspirasi yang tak berbatas :)
"Maka nikmat Rabb kamu yg manakah yang kamu dustakan"? - Q.S Ar Rahmaan
16 Sep 2012
Galau Nikah
"Ketika kehendakmu tak sejalan dengan kehendak-Nya, biarkan kehendak-Nya yang berjalan atas hidupmu, karena kehendak-Nya adalah kebaikan untukmu. Ketika inginmu tak sesuai dengan ingin-Nya, biarkan ingin-Nya menjadi skenario terbaik bagi hidupmu. karna Allaah Mahatahu segala hal tentang dirimu. Biarkan tangisan mengobati kekecewaanmu, Bukan kecewa pada Rabb-mu. Tapi kekecewaan pada dirimu sendiri karna tak mampu berdiri diatas ingin-Nya. hidup harus tetap dijalani, sesakit apapun itu. Siap ataupun tidak. Karena Rabb-mu tidak pernah butuh persetujuanmu atas kehendak-Nya. Karena Allaah tau apa yang tidak kita ketahui."Keep Fighting ^^9
(Repost) P.U.I.S.I
*Nemu puisi ini di buku memo kecil punya saya dulu. Ada beberapa puisi lainnya lagi sebenarnya. Dan sepertinya puisi yang ini juga udah pernah di publish di postingan2 dahulu. Hehe . . . mumpung sedang tidak bisa berpuisi, jadinya puisi2 lama di posting kembali. Kali aja bisa menginspirasi lagi. Karna gak inget puisi ini judulnya apa, jadilah saya hanya membuat judul seperti diatas. Soalnya seringnya buat puisi itu tanpa judul. Kebiasaan deh -___-'
11 Sep 2012
September Imaji
4 Sep 2012
~Ge
Jika menurutmu perpisahan yang terjadi adalah keinginanku, maka kau salah berpikir begitu. Inilah takdir dari Dia Yang Mahamenentukan. Takkan aku sesalkan tiap kejadian karena setiap peristiwa dalam kehidupan mengajarkanku akan arti perjalanan kehidupan itu sendiri. Kau tentu tau, bahwa harapan tanpa iman hanyalah kekecewaan.
Dan keikhlasan kan mengajarkan kita arti maaf yang sesungguhnya. Bukan hanya dalam kata, tapi meyakini dalam hati. Tak perlu kata mengucapkan "Aku memaafkanmu", tapi iringilah, ajarkanlah hatimu untuk mengungkapkan itu. Keikhlasan itu memang tidak mudah, pun ia juga bukan hal yang sulit.
Dan tiap-tiap orang pasti punya alasan ketika melakukan sesuatu, meski tanpa penjelasan yang membuatmu mengerti akan "hal" itu.
Ge ~GudLuck
Ge ~GudBye
*Sapaku beberapa hari lalu hanya ingin mengabarkan bahwa aku baru saja kehilangan salah satu orang yang paling aku sayangi dalam hidupku. Yaitu abangku, namun maaf jika sapa itu justru membuatmu risih. Tiada sedikitpun maksud utk hal yang lain. Ketenaranmu sekarang pun aku baru tahu akhir-akhir ini. Selamat untukmu, atas impian yang telah kau capai. Dan kabar duka itu pun kurasa tak perlu kusampaikan padamu.
26 Jun 2012
Tulisan dan Tinta tanda tanya?
9 Jun 2012
Jika Aku Menjadi....
Tapi belum saya lakukan ^^
22 Mei 2012
Kabut Senja ~Belajar Tentang Kehidupan
Kembali melanjutkan potongan tapi..., yup! Kuliah- masih ingin lu? Jawabnya, singkat! Sudah kukubur keinginan itu. Kenapa? Menyerah? Mungkin itu sebagian pertanyaan orang-orang. Jawabku, aku justru sedang berjuang untuknya. Kuliah. Ya! K-U-L-I-A-H. Meski bukan untukku. Lalu? Untuk adikku. Menguliahkan adikku masuk kedalam salah satu list targetku. Sudah 5 tahun ia menjadi pengangguran mahasiswa. Alias belum kuliah. Keinginanku kukubur untuk membangun keinginan lain, aku ingin adikku juga merasakannya. Kenapa bukan orangtuaku saja yang menguliahkannya? Mungkin sebagian orang berpendapat seperti itu. Hey.. jika kau kuliah atas biaya orang tuamu sepenuhnya, maka bersyukurlah karna kau punya orangtua yang kaya karna mampu menyekolahkanmu, so..jangan pernah sia-siakan itu!
14 Jan 2012
Aku dan Tulisanku (Repost)

Menulislah jika kau ingin menulis. Bahkan ketika kau tak tau apa yang harus kau tulis. Aku sangat ingin menulis. Tapi aku tak tau hal apa yang harus aku tulis. Cerita apa yang harus aku uraikan disini. Pastinya dalam hidup, ditiap harinya banyak cerita yang bisa dituliskan. Namun, tak semua cerita pula harus dijabarkan didalam tulisan. Sebab ada banyak cerita yang hanya kita tuliskan disuatu tempat yang pastinya hanya kita dan Dia yang tau. Cerita yang kita tuliskan disuatu tempat yang mungkin takkan bisa kita hapus. Waktu pun hanya bisa menyembunyikannya dari kita, tak bisa menghapusnya. Seperti yang pernah kunyatakan sebelumnya. Ibarat sketsa pensil, meskipun dihapus ia akan tetap meninggalkan bekas, goresan-goresan huruf yang pernah kita torehkan.
Setiap tulisan pasti punya arah dan tujuan. Dibalik tulisan, kita akan menemukan maksud dari tulisan tersebut. Meskipun terkadang kita sendiri tak mengerti maksud dari tulisan itu. Seseorang menulis dan membuat tulisannya tersebut menjadi bermakna ambigu bermaksud agar sasaran atau objek tulisannya tersebut tidak mengetahui secara pasti apa makna yang tersembunyi dibalik tulisannya tersebut.
Menulis itu menyenangkan. Disaat kataku tertahan dan keberanianku berbicara tak tersalurkan, maka lewat tulisanlah aku berkata. Melalui tulisan, aku hendak menyampaikan pesan. Meskipun terkadang, pesan itu sendiri mungkin tak sampai pada orang-orang yang dituju. Tapi setidaknya, telah ada usahaku untuk sekedar menyuarakan suara hatiku. Hehehe...
Bagiku, tulisan adalah isyarat pesan yang disampaikan oleh perasaan. Aku sering menuliskan apa yang aku lihat, dengar dan rasakan lewat tulisan. Terkadang aku menggambarkan suasana hariku saat itu lewat puisi atau syair-syair sang pemimpi^_^. Melalui tulisan, aku berbicara. Melalui tulisan aku hendak menyampaikan pesan.melalui tulisan, aku hendak mengajak orang-orang untuk menyelami makna terdalam seperti yang kurasakan.
Entah sejak akapan aku suka menulis. Karna memang semuanya mengalir begitu saja. Semua mengalir apa adanya. Tapi yang aku ingat, aku mulai rajin (sering ) menulis puisi itu sejak SMA. Kemudian, ketika kuliah. Aku pun jadi semakin seiring menulis. Tak hanya puisi, tapi juga essai dan juga yang lainnya. Ya..meskipun tulisanku belum begitu banyak bisa memberikan manfaat buat orang lain J.
Saat SMA, aku pernah satu kali mengikuti lomba karya puisi, tapi tidak sampai menyabet juara. Hehehe... kala itu memang masih belum PeDe buat mempublikasikan karya sendiri. Lebih banyak ditulis di binder, trus...kadang diJIPLAK abis sama temen2. Hohoho...kasian kali mereka yang tukang jiplakin karya gue.
Duduk dibangku kuliah, hm..ada tempat untuk nyalurin tulisan. “BLOG”. Awalnya pengen ikut2an aja. Coz kayaknya seruu. Tapi..emang dasar gaptek, jadinya gak bisa buat sendiri. Jadilah blogku dibuatin oleh temanku. Hm...masih sama seperti sebelum-sebelumnya, masih belum PeDe buat mempublikasikan tulisan. Jadilah blog itu hanya aku, temanku dan Tuhan yang tau. Hehehe... coz gak berani ngasih tau ke temen alamat blog sendiri.
Mulai dari blog tersebut, aku sering menulis apa yang aku rasakan. Misalnya lagi kesel, lagi seneng, lagi bingung, abis liat langit, abis liat bintang, lagi ngamati langit ngarepin munculnya pelangi. Hoho.... unic deh pokoknya. Setiap tulisanku punya history cerita yang mengagumkan (menurutku lho ya...). ada puisi yang tercipta saat lagi nyuci piring, lagi masak, lagi ngamati kolam ikan, lagi main air dibelakang rumah, lagi nangis (hahah..), lagi berdiri ngamati pohon dari depan pintu rumah, wuuiihh..pokoknya banyak deh.
Nah... awal april 2008, aku ada ngikuti lomba karya cipta puisi islami yang diadakan oleh BKM FKG USU, dimana terakhir ngnumpul puisinya, disitu pula baru ikutan lombanya, dan ngumpul tuh puisi. Mendadak sangat. Senin, tanggal 7 April 2008-nya, aku dipanggil sama pihak Humasy BP2M FE USU, ada yang mau dikasih katanya, Hm...apaan ya???? Ternyata...jeng..jeng... sebuah piala dan sebuah buku^_^. Sempat bingung ini apa maksudnya? Coz sama sekali gak inget ada ngikuti lomba. (hoho..dasar pelupa!!)
Ternyata akunya nyabet juara 1 eeuuy. Alhamdulillah..dapat piala juga setelah sekian lama (hahah...). coz dulu SD pernah dapat piala juga, tapi pialanya buat sekolah. Yah..tak apalah, setidaknya ada yang kutingglkan untuk sekolahku tercinta J.
Kemudian, Mei 2009. Ada lomba lagi, yang diadakan oleh KOPISUSU (Komunitas Penulis USU), lomba puisi dengan tema “Pendidikan”. Sempat gak mau ikut, coz ngerasa gak produktif kalo tulisan dikasih tema2 segala. Karna emang akunya gak pernah buat puisi dengan tema tersebut., jadi gak punya stok apapun. Saat itu, 3 hari lagi, pendaftaran ditutup. Aku masih belum membuat sebarispun kalimat dilembar kertas putih. Masih ragu..ikut gak ya?! Mulailah aku menyetel televisi, mencari inspirasi untuk sebuah tulisan sederhanaku. Yaq..alhamdulilah dapat, kucoba kembangkan kata2ku, kucoba mengingat bagaimana potret buram pendidikan negri ini. Yaq..dapat. Puisi pun selesai dalam waktu 2 hari. 1 hari mau penutupan, barulah kemudian aku mengirim karyaku via post seperti persyaratan yang diminta oleh mereka (KOPISUSU). Sebenarnya, yang membuatku sangat tertarik untuk ikutan adalah hadiahnya..hehehe^_^. Kebetulan saat itu lagi butuh bgt sama yang namanya duit. Coz waktu itu emang lagi ngumpulin uang buat nambahi biaya kuliah. Hm..pokoknya pasrah aja deh, kalo emang rezeki gak akan kemana deh. Gak akan meleset. Meskipun saat itu juga gak yakin2 amat bakalan bisa menang.
Nah..disuatu pagi dihari minggu, sebenarnya saat itu adalah hari dimana ada seminar tulisan sekaligus pengumuman pemenang lomba karya cipta puisi. Tapi akunya gak ikutan karna emang gak ada duit buat ikut seminarnya. Tapi..saat sedang asik nyapu rumah, tiba-tiba dapat Sms dari k’agung, yang tak lain dan tak bukan adalah ketua KOPISUSU. Beliau memintaku untuk hadir di seminar pagi itu. Hm..ada apa ya?? Apa aku dapet juara?? Hehehe..perasaan mulai gak karuan jadinya. Bahkan ketika sampai dilokasi pun, kebetulan kaka gung yang duduk dimeja penerima tamu. Asli..grogi bgt. Secara..akunya ikut seminar tapi gak pake bayar. Hehehe..emang rezekiJ. Setelah akhirnya dipersilahkan masuk, dan mengikuti seminarnya meskipun telat 1jam setengah, dipenghujung acara, mulailah diumumkan pemenang lomba karya cipta puisi dengan tema pendidikan. Eh...masih inget lho..waktu itu kaka gung ngomongnya gini.
“Ya... inilah yang kita nanti2kan, pemenang kedua lomba karya cipta puisi, apakah ada disebelah kanan saya, ataukah ada di sebelah kiri saya, langsung saja, kepada”........”, (sambil menyebutkan nama lengkapku). Aku yang lagi duduk di kubu sebelah kanan terperanjat, trus mata memandang iin dan adiez sahabatku yang saat itu juga menghadiri seminar kala itu. Dengan langkah yang malu-malu segan, aku pun maju kedepan. Alhamdulillah....emang, kalo kita udah yakin akan pertolongan Allah, Allah pasti akan menunjukkan kuasa-Nya pada kita.
Sangat bersyukur bgt kala itu. Allah pernah bilang , “Aku sesuai persangkaan hambaKu”. Hm...selama rentan waktu mengikuti lomba itu, aku emang selalu berprasangka baik padanya, aku yakin, sangat yakin padanya. Sesuatu yang aku yakini itu akhirnya membuahkan suatu kebaikkan. Disaat itu, aku benar2 merasakan hasil dari apa yang telah aku usahakan, pasrahkan....wuuiihh..bener2 bersyukur sama Allah.
Dalam masa itu, aku benar-benar bisa merasakan proses ikhtiar, doa, tawakkal, dan hasil dari apa yang sudah aku ikhtiar-doa-tawakkal-kan pada-NYa. Dari situ, aku telah belajar tentang sesuatu yang ada dalam kehidupan ini. Terimakasih ya Rabb....
*Bersambung:)
(Kembali semangat menulis^^8
28 Mei 2010
Selembar kertas senilai 45 juta…
Malam ini aku prepare barang-barang yang mau di bawa besok kekampus. Termasuk satu lembar kertas binder yang berwarna pink-putih yang memang sejak kemarin telah aku letak didalam tas, tepatnya diselipan memo kecilku. Karna sebelumnya aku telah menghubungi adik kelasku untuk meminjam laptopnya esok hari. Karna tulisan itu ingin segera aku ketik-lalu aku publikasikan. Namun, apa yang tak kuharapkan terjadi. Kertas itu hilang. Raib entah kemana. Semua ini disebabkan karna keteledoranku sendiri.
“jika setiap menitnya sama dengan satu juta, maka kertas yang selembar itu bernilai 45 juta”.
Kenapa 45 juta? Mungkin sahabat akan bertanya seperti itu. Baiklah, akan saya jelaskan…
Dalam waktu yang cukup lama, mungkin hampir sekitar 2-3 bulan aku tidak aktif lagi menulis, belakangan ini waktuku tersita oleh kesibkan yang lain. Lalu, kemarin aku mencoba untuk menulis lagi, membuat suatu karya tulis berupa artikel sederhana yang kuselesaikan dalam waktu 45 menit-yang mana sekarang kertas itu hilang. Aku kelimpungan mencari kertas yang selembar itu. Seluruh isi tasku bongkar, memo tempat aku menyelipkan kertas itu berulang kali aku buka, begitu juga dengan buku yang ada didalamnya, tapi hasilnya nihil.
Di hati, ada rasa kehilangan yang cukup berarti. Kehilangan sesuatu yang dengan segena hati kita mengukirnya, namun sesuatu itu hilang entah kemana.
Bagimana tidak? Tulisan itu dibuat setelah sekian lama jemari ini tak menarikan suatu karya tulis yang baru. Tulisan itu merupakan satu-satunya tulisanku selama ini yang pembuatannya dari awal hingga akhir (selesai) menggunakan ukuran waktu.
Benar-benar sangat berarti, tulisan itu tulisan yang berarti. Meski bukan buatmu, setidaknya buatku. Bukan hal yang mudah untuk membuat tulisan yang sama lagi. Ditulis ulang pun, pasti tidak akan sama. Dan aku harus rela kehilangan 45 juta dari genggamanku.
Tapi setidaknya, kehilangan “tulisan” memberikanku sebuah pelajaran baru, hikmah baru. Dan karena kehilangan tulisan itu pula, lahirlah tulisanku yang ini.
Meski mungkin tidak terlalu banyak manfaat yang bisa diambil dari tulisan ini. Mungkin perasaan ini sama seperti yang mereka asakan, saat aku memutuskan untuk pergi. Maaf…
Kini aku tau bagaimana rasanya kehilangan sesuatu yang benar-benar berarti dalam hari-hari yang dilalui.
Mari, menulis lagi….!!!!
Jum’at, 26 maret 2010; 21:59
Dua beda
Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta. Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana. Me...
-
aku belum melakukan iniiii >>> Lapor pajak tahunan, buat Neraca 2012, ngoreksi hutang piutang, Ngoreksi nilai buku aktiva, pengarsi...
-
Setangguh Elang Yang mengepakkan sayapnya saat terbang. Lalu hilang Dibalik rimbunan dedaunan 09 January 2011
-
“Kalau Tuhan menginginkannya terjadi, maka sebuah kejadian pasti terjadi. Tidak peduli seluruh isi langit-bumi bersekutu menggagalkannya....