Tampilkan postingan dengan label Pelangi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pelangi. Tampilkan semua postingan

9 Feb 2013

Melodi Pelangi


Hari ini, mentari hadir bersama pelangi. 
Menghiasi mahkota langit di penghujung biru. 
Menata cakrawala kelabu jadi pusaka rindu dalam tahta qalbu. 
Mewarnai pagi lewat bias wewarna me-ji-ku-hi-bi-ni-u. 
Memberai jingga jadi wewarna lelangit. 
Membiru, berdawaikan senar rindu awan putih. 
Menari-nari lewat kekata mesra penghujung senandung hujan. 
Berlari-lari, bagai anak-anak kecil mengejar layangan. 
Bersautan, bagai siulan burung dara diantara kemegahan pesta pernikahan si jantan dan si betina berbulu putih.

Hari ini, mentari hadir bersama pelangi. 
Lewat celah daun pintu menelusup masuk bagai udara bebas tanpa batas. 
Mengurai wewangi sinar embun fajar kala mentari beranjak sepenggalahan. 
Tunaikan kewajiban, ditengah hiruk pikuk kehidupan perkotaan.
Menjelujur doa doa hingga ke langit ke tujuh.

Hari ini, mentari hadir bersama pelangi.
Lalu pergi berganti.


***

5 Jan 2013

Sepotong Pelangi untuk Pagi


Selamat datang pagi, apa kabarmu? Kuharap kau baik disana. Begitupun denganku disini. Sudah lama aku tak mendengar kabarmu, tentunya ada cerita yang berbeda diantara kita sepanjang perputaran waktu yang menyembunyikan wujudmu dari hari-hariku. Padahal dahulu kita selalu bersama, ya . . . hampir selalu bersama-sama. Hanya beberapa jeda saja kita berpisah sejenak. Tapi nyata, tidak untuk saat ini.

Genap satu dekade perpisahan itu terjadi, kau pergi tanpa memberi kabar sedikitpun untukku. Yang kuingat malam itu kau mengetuk jendela kamarku berulang-ulang. Dan bodohnya, aku lebih memilih bersembunyi didalam selimut tebalku. Malam itu sungguh sangat dingin. Benarkan itu kau yang mengetuk? Feelingku berkata itu kau.

Hei  . . . tahukah kau? Pohon kelapa yang dahulu pernah kita tanam, kini sudah bertumbuh menjadi besar, bahkan kini ia telah berbuah menjadi banyak. Mungkin sama seperti rinduku, bertumbuh seperti pohon kelapa kita. Tak tergesa, tapi ia ada. Tak kubiarkan sesiapapun memetiknya. Bukankah siapa yang menanam, ia yang menuai?!  Bukankah kau sangat ahli memanjat pohon kelapa? Aku ingin kaulah orang pertama yang memetik kelapa itu. Untuk kita nikmati bersama atas apa yang pernah kita tanam.

Waktu perlahan membunuh kesegaran kelapa hijau itu. Satu persatu buahnya jatuh sendiri, alam yang kini memetiknya. Layu, membusuk jadi bangkai diatas tanah. Namun setelahnya tumbuh tunas baru, begitu juga dengan rindu. Adakah kau akan kembali? Bersama kita menuai jerih payah kesabaran kita pada arti kata menunggu. Aku ingin segera menikmati segarnya air kelapa hijau, mengolah kelapanya menjadi penganan makanan, dan kau mengukir batoknya menjadi kerajinan tangan sebagaimana keahlianmu.

Hari ini, lewat dari hari yang pernah kita prasastikan. Mungkin artiku adalah tak lagi menunggu. Mungkin pun kau telah lupa pada janji yang pernah kau baitkan dalam sajak malammu. Atau hanya aku yang menganggap itu sebuah janji? Entahlah. Dimensi kita berbeda sekarang. Seperti kicauan alam, aku yang tetap setia pada laut, dan kau yang berubah menjadi gunung. Dan jeda itu benar-benar membuat kita pada akhirnya terpisah pada jarak sedemikian ini.

Denting bergenting. Gumamku hanya menambah sendu diantara gurat malam yang kian mengejewantah lewat pekatnya jingga diujung senja. Kembali malam ke peraduannya. Dan kembali pula aku membawa pupus setelah seharian menunggumu di gerbong kereta. Dan sosok itu, mungkin selamanya takkan pernah kulihat lagi disini. Meski aku tak pernah berhenti untuk berharap bersitatap denganmu lagi setiap kali melewati Stasiun Kereta ini.

Pagi . . . Apa kabar? Adakah kau akan kembali untukku? Sedang malam malam yang kulewati terasa begitu pekat tanpa hadirmu disini. Dan aku teramat ingin menyapa pelangi pada pagi di dekat istana pasir milik kita di pinggir pantai. Angin, ombak, laut biru, riak-riak bangau, dan semilir nyiur melambai. Akankah?


"Kau ciptakan asa sedemikian rupa, hingga menyesak dalam dada. Lalu ketika ku ingin menguraikannya lewat makna, semua terendap dalam selaksa. Seperti pohon kelapa, bertumbuh menahun tiada tergesa. Berbuah, jatuh membusuk hingga bertumbuh tunas yang baru. Menebangnya hanya akan membuatnya benar-benar mati. Tapi tak kau sadari ada tunas-tunas lain yang kan bertumbuh kembali. Jika bangkainya ibarat kebencian, maka itu hanya sesaat. Sebab tunasnya telah bertumbuh lewat celahnya. Tinggal menunggu waktu saja."

#Chapter

5.1.13


30 Des 2012

Bulan Berpelangi

~Dibalik jendela kamar
"Kinan, lihat ke langit, di luar ada pelangi."
"Pelangi?"
"Iya, pelangi. Kau harus menyaksikannya."
"Tapi tidak ada pelangi di malam hari, Garaa"
"Ada, makanya kau keluar, lihatlah. Aku tunggu kau di jembatan bambu."
-----------
~Jembatan Bambu
"Itu bukan pelangi. Pelangi takkan muncul dimalam hari, Garaa!!"
"Lalu, jika bukan pelangi, itu apa? karna bagiku sama saja. Warnanya juga sama seperti pelangi."
"Itu Halo Bulan."
"Halo bulan? apakah halo bintang juga ada?"
"Isshh, kau ini! akan kucubit kau ya!"
"Ampun ampun, jangan Kinan , cubitanmu terlalu sakit. Aku jadi bohong pada ibu ketika sebulan yang lalu kau mencubitku. Aku bilang saja terbentur paku. Aku tak mau ibu memarahimu."
"Halo bulan disebabkan oleh pembiasan cahaya bulan yang merupakan cermin sinar matahari, dari kristal es di bagian atas atmosfer."
"Dan Kristal es ini berasal dari pembekuan super tetesan air dingin dan ada di awan cirrus yang terletak di ketinggian 20.000 kaki atau lebih. Kristal ini berperilaku seperti permata pembiasan, dan mencerminkan ke arah yang berbeda. "
"Kau tau?"
"Aku mengerjaimu. Hahaha. . . "
"Garaaa. . . awas kau ya. Kau selalu saja mencari gara-gara kepadaku!"
"Hahah. . . ampun tuan putri. Ampuun. . .
"Aku mau pulang!"
"Kinan . . . Aku hanya ingin bertemumu. Sudah lama sekali sejak sebulan yang lalu. Kau tau, aku rindu.
"Hei, apa kau demam?"
"Aku baik-baik saja, Kinan."
"Sejak kapan kau mengerti rindu, bocah ^^"
"Sejak aku menyadari ada rasa yang lain di hatiku ketika tak bertemu denganmu."
"Adik yang manis, aku pulang dulu."
"Aku mencintaimu, Kinan."
Deg . . .
"Gara, kau jangan cari gara-gara."
"Tidak, aku tak cari gara-gara padamu, tapi sebaliknya, aku mencarimu."
Hening . . .

29 Des 2012

P.E.L.A.N.G.I




Rabb . . .
Beri aku Pelangi dipenghujung hujan ini.
Saat lelap lara ini.
Saat sendu dipenghujung hari.
Lukiskan, dengan warna warna yang Kau miliki.


*Thanx utk Selaksa Pelangi, n Juga sahabatku di Negeri Pelangi (Batam)
Give me BigHug

27 Des 2012

Selaksa Kehidupan

Dan malam menghadirkan kesenyapan
dipenghujung hiruk pikuk euforia kehidupan.
Ini sudah larut bukan?!
Namun masih dengan nada yang sama kudengarkan
Syahdu, mengalun merdu
Lewat nada Selaksa Pelangi
Yang hadir mengisi cawan hari.

Cukuplah kemarin tatapan langit begitu sendu
Warnanya kelabu menutup biru.
Riak-riak itu kini meredup
Tertutup hitam dalam gelapnya hidup.

Mungkin kini kita tengah mencintai apa yang dulu kita benci.
Mungkin kini kita tengah belajar bijak agar tak menyakiti.
Mungkin kini kita tengah bangkit dari keterpurukan diri.

Tiap-tiap kesakitan hari ini, akan diganti dengan kebahagiaan di esok hari.

"Bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan."
(QS. Al Insyirah)

24 Des 2012

Pelangi Pagi

Rinai hujan basahi bumiku pagi itu. Setelah sebelumnya aku begitu kelelahan menjalani hari-hari yang kulewati. Pada-Nya aku mohonkan kebahagian, meski hanya secuil untuk menghapus butiran-butiran keringat lelahku. Aku teramat lelah malam itu, dan langit-Nya sudah cukup mewakili perasaan lelahku. Di luar langit hujan.

Pagi. Sempat aku merasa kehilanganmu, saat tubuhku benar-benar kaku dipenghujung senja-Nya. Saat aku harus bertemankan malam dipenghujung aktivitasku. Malam, lagi-lagi kau yang membersamaiku. Dinginmu benar-benar menusuk hingga ke tulang-tulangku. Dan benarlah tubuhku menjadi remuk.

Pagi. Hujan mulai reda perlahan. Pelangi sehabis hujan, batinku. Ini masih pagi, hujan tlah diakhiri dengan rintikan-rintikan kecil. Firasatku diluar ada pelangi. Secara tak sengaja memandang ke langit, meski lagi-lagi aku telat menyaksikannya. Pelangi itu tak lagi separuh lingkaran, tapi tetap saja warnanya masih begitu indahnya. Siapapun tak menolak untuk meyakini bahwa warna-warni pelangi memang begitu indah. Mejikuhibiniu~

Pelangi Pagi. Pelangi kedua yang kusaksikan di kotaku setelah sekian lama :)
Allaah menghadiahkannya untuk menghibur lelahku semalam.

O Allah, I wanna thank you
I wanna thank you for all the things that you've done
You've done for me through all my years I've been lost
You guided me from all the ways that were wrong
I wanna thank you for bringing me home

Pelangi Pagi
(Tiang antenanya miring, jadi agak merusak pemandangan gambar ^^)

7 Des 2012

Rainbow Cake

Pieces of Rainbow Cake

Missing some Pieces

Pas milad beberapa bulan yang lalu, dihadiahkan kue ini sama kakak ipar :)
Rainbow Cake, rasanya manis-manis eneg. Terlalu manisss :D
Buat yang punya penyakit diabetes disarankan untuk tidak mengkonsumsi si manis berwarna-warni ini ^^

8 Nov 2012

~Tahun Pelangi

Tahun ini akan kunobatkan sebagai Tahun Pelangi. Kenapa Pelangi? Karna bukan hitam putih (*Ngasal hihihi. . . .
Begini, akhir-akhir ini lagi ngetrend sama yang berwarna warni, dari hal kecil sampai hal yang paling kecil. #Eh? Lihat saja, Rainbow cake lagi booming sekarang, lalu Payung pelangi, lalu Puding Pelangi, trus ada juga Kue lidah kucing Pelangi, kue macem-macem yg warnanya kayak Pelangi, lalu ada juga Lolipop pelangi, mimpi pelangi, Es krim Pelangi, Tart Pelangi, sampai dekorasi tenda pengantin pun nuansa pelangi, hampir -hampir semua dibuat jadi warna pelangi. Apalagi hayoo???
Cukup cukup, tentunya masih banyak kreasi pelangi-pelangi lainnya. Setidaknya ini sudah bukan tahun Galau lagi, dimana kata-kata galau selalu ditemukan. Bahkan hampir di setiap Socmed selalu ditemukan kata galau, apapun dikait2kan dengan "galau" (*Kyaa.... Lebay kan ya itu mah)
Kreatif itu berwarna :D kayak Pelangi,  Kreatif itu dua sisi :D kayak papan catur, hitam putih, Kreatif itu . . . . mampu berinovasi, meski dalam hal yang sederhana sekalipun. 

~Eh, pekan ini ada Rainbow Cake lagi di Miladnya si Mama :)

13 Apr 2012

Friends Like a Rainbow



If i could pull down the rainbow

I would like to write ur name with it

And put it back in the sky to let

Everybody know, how colorful my life is with a friend like u.. !!!

¤ Rainbow Theme of the month ¤

(*belajar menyederhanakan hari ditiap detik menit yg berganti.

Hidup bukan untuk bersedih.

Karna tiada duka yg abadi di dunia ini.

Cinta-NYa yg hakiki, tiada akan pernah mati terkubur.

Uhibbukum fillah, wa hubban lillah.

Insya Allaah...

(*Untuk semua sahabat2ku dipenjuru dunia..eitt, indonesia ding^_^

Especially :Lastri, Yuni ~Laskar Pelangi

3 Nov 2011

Pelangi Mewarnai Hari

Kali ini pelangi hadir lagi, mewarni hari, indah sekali.
(31 Oktober 2011)
Ini bukan mimpi kan??? hem..Dobble Rainbow. Indah sekali.

***
Siang itu ia membuka pintu, masuk perlahan dengan pasti. tanpa mengetuk pintu takut pintu terkunci, karna pintu kaca itu tembus pandang dan tanpa perlu khawatir pintunya terkunci. dengan mengucapkan salam dan berjalan pelan.
"Assalamu'alaikum."
"wa'alaykumussalam", jawabku pelan sembari mendongakkan dagu- menegakkan kepala melewati batas komputer yang menghalangi penglihatan mataku, tentunya untuk melihat siapa yang datang dari seberang.
"Mau mb?", tawar seseorang sambil menyodorkan minuman teh botol saat dia masih berdiri didepan pintu. wajahnya tulus menawarkan, menyiratkan kepolosannya sebagai pejuang baru di peradaban kehidupan.
"Puasa.", jawabku dengan isyarat yang ku ukir lewat ucapanku. Dengan tak lupa aku tersenyum, pertanda bahwa aku tak bermaksud menolak pemberiannya. hanya saja ada hal yang menghalangiku untuk menerimanya.
Dengan senyum polosnya, ia tersenyum memandang dengan pandangan permakluman. Laku berlalu dengan berjalan tertatih. Hm..mungkin Grogi!
Anganku kembali menerawang, menembus angka-angka di laporan yang belum selesai ku kerjakan.
"huft...kapan ini selesai?!?!", penat sepertinya sudah menyambangi tubuh dan pikiranku. aku diam sejenak, ruang kerjaku sepi. tiada sesiapa. dan tiba-tiba saja lintasan senyuman polos itu mampir sejenak dalam pikiran yang hampir tewas karena angka-angka laporan keuangan. Diam-diam bibirku membentuk sunggingan senyuman. 'Hm... kenapa aku jadi senang?'
aku tertawa kecil, pikiranku berenang kearah langit biru berselimutkan awan kelabu. Di luar sedang hujan ternyata. Rintiknya menyejukkan, aku suka hujan.

hampir tiba waktu untuk mengakhiri segala kegiatan di meja kerja, yeah..its time to go home. Seperti biasa, persiapan sebelum pulang, kostum perang melawan debu-debu jalanan harus segera dikenakan. helm- sarung tangan- masker wajah-jaket. lengkap sudah, namun ada yang kucari-cari dan kunanti. Kemana sang pemilik senyuman polos itu, bukankah ini juga saatnya dia harus pulang? Ah sudahlah. tidak terlalu penting juga. Aku hendak pergi membeli beberapa keperluan untuk Rumah. aku tidak mau sampai kesorean.
Sekitar setengah jam perjalanan menuju rumah, seperti biasa kalau aku yang mengendarai motor, mata tak pernah bisa bertahan terlalu lama untuk fokus melihat kedepan terus-terusan. ada saja objek yang menarik perhatian mata untuk melihat ke arah lain, entah itu motor keluaran merk terbaru, atau motor butut, angkot yang ugal-ugalan, melihat langit, awan, aahh...klo untuk urusan alam, susah untuk tak memandangnya. Dan, saat mata ini tertuju pada satu titik di ujung langit biru berselimutkan awan kelabu, membentang kilauan warna-warni pelangi.
Subhanallaah... ini untuk yang kesekian kali aku melihatnya, untuk yang ke tiga kalinya diusiaku yang baru saja melewati ketukan dua tiga. Dobble Rainbow. Ya.... siapa yang bisa menafikan keindahan ciptaan-Nya. (*Retorik)
Sepanjang mengendarai motor, aku mulai tak fokus, senyumku sumringah, hatiku berwarna seindah warna pelangi yang baru saja menggelayuti mata dan hatiku.
You are so beautiful!!!
sambil melajukan motor dengan pasti, aku mencari posisi yang pas untuk memandangnya agar lebih jelas. Bukit kemuning menjadi pilihanku.
Subhanallaah,... indah, sungguh sangat indah. Pelangi akan tampak sangat indah bila ia nyata didepan mata, bahkan bidikan kamera tak cukup untuk memuaskan mata yang menikmatinya. kau harus melihatnya langsung. agar kau tau, betapa indahnya ia.
Akhirnya setelah sekian lama tak melihat pelangi setengah lingkaran membelah bumi, kali ini aku melihatnya kembali. Terakhir kali aku melihatnya saat aku kelas 6 SD,sekitar 12 atau hampir 13 tahun yang lalu.
Alhamdulillah masih diberi kesempatan lagi untuk menatap keindahan ciptaan-Nya.


"Maka Nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?" ~QS. Ar Rahmaan~

12 Mei 2011

Senandung Pelangi di Langit Senja


Kembali aku disini
Melukis... Hm, bukan.
Tepatnya menulis.
Tentang selaksa yang terpendam
Dalam ruang ini
Ruang sederhana yang kuharap tiada prasangka didalamnya
Menyemai warna hari
Membersamai pelangi dalam senja
Mengukir sebuah prasasti
Meniti arti jalan hidup ini
Oo.., ini tentang jingga yang bersenandung kala senja
setelah sesaat langit biru membasahi bumi lewat celahnya
Lalu warna cerah itu memayungkannya
dan bersenandunglah pelangi di langit senja.
O Indahnya..


Lotus Garden
12 May 2011

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...