Tampilkan postingan dengan label Sang Pemimpi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sang Pemimpi. Tampilkan semua postingan

9 Agu 2019

Menemukan Catatan Lama yg telah usang



Bismillaah...

Hampir setahun sudah di Medan, dan baru kemarin tanpa sengaja menemukan buku catatan lama yg telah usang. Sebuah catatan saat rutin mengikuti kajian sunnah di Medan. Dan Masya Allaah... Saat membolak balikkan tiap halaman, ketemu dengan salah satu halaman yg berjudul Adab dan Akhlaq, sebuah Dauroh yg pematerinya ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas.
Pikiran mulai menerawang, sembari membatin dalam hati "Eh, benarkah ini dulu aku pernah menghadiri kajian beliau? Apa beliau memang pernah ke Medan ya?"
Karena memang catatannya lengkap, pasti saat kajian berlangsung saya fokus menulis. Kajian yg saya hadiri hampir 10thn lalu.
Saya mencoba mengingat dimana tepatnya kajian ini berlangsung. Sebab memang tak begitu banyak saya menghadiri dauroh pada masa itu. Dauroh masa dulu pastinya tidak sesering dan serutin jaman sekarang.

Nihil. Saya tidak bisa mengingatnya. Yang saya ingat, saya pernah menghadiri tabligh akbar di Mesjid Agung Medan. Tetapi saat itu yg mengisi kajiannya adalah seorang Syaikh dari Timur tengah, bukan ustadz indonesia. Yang saya ingat, saya pernah menghadiri Dauroh yang di Mesjid Al amin Jl. Serdang, Medan. Tapi memang waktu itu tidak ingat siapa pematerinya.
Momen yang saya ingat waktu itu adalah saya pergi dan pulang kajian diantar jemput oleh Papa rahimahullaah. Saat menghantar jemput, Papa rahimahullaah sempat mencandai saya dengan kalimat "Banyak kali kawan terorismu" sambil dia tertawa dan memberikan tangannya utk saya cium pamitan.
Saya tersenyum menyeringai membalas ucapannya "Yee... Enak kali papa bilang teroris. Org mau ngaji kok".
Memang pada saat itu, media berhasil memberi cap "Yang bercadar dan bercelana cingkrang itu teroris". Sehingga kebanyakan masyarakat kita terhasut dengan tagline tersebut.
Tapi tenang, Insya allaah Papa rahimahullaah bukan termasuk org yg mudah dikelabui media. Ia hanya sedang mencandai anak gadisnya saja. 😊
Semoga usahamu mengantar jemput anak gadismu ke kajian sunnah menjadikannya pahala jariyah untukmu, Pa.

Oh iya, sangkin penasarannya saya atas catatan usang itu. Akhirnya saya pun mencoba untuk "Googling" tentang kajian ust Yazid tsb. Dan alhamdulillaah ketemu dihalaman pertama, seperti yang saya capture. Yeaah...ternyata memang benar, dulu saya pernah hadir dikajian beliau, di Medan. Yang memang masya Allaah.. Isi kajian beliau sangat berbobot.
Dulu memang saya tidak mengenal para ustadz yang mengisi tiap kajian. Karena media sosial dahulu tidak seperti sekarang.

Masya allaah tabarakallaah...

Insya allaah saat ada kesempatan, nanti akan saya share isi kajian beliau yang sempat saya catat tempo lalu.
Sebab... Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.
Barakallaahufiik


Medan, 9 Agustus 2018
14:34

22 Jan 2013

Mimpi Yang Tertunda

Hari itu aku pernah bermimpi, ketika kamu datang dengan segenggam canda tawa dan kamu sengaja menaruhnya di hati ini.
Aku salah, terlalu cepat untuk merangkai sebuah mimpi dengan mu. Karena memang, aku mengaggumi mu sejak dulu. Melihat tawa mu, senyum di atas sebuah dagu merefleksikan jelas bahwa ada jutaan warna dalam hidup mu.
Malam itu, ribuan hari telah berlalu. Kita berjumpa dan saling berbagi rindu. Dengan tatapan menahan senyum yang masih membuatku tersipu malu. Rasa yang lama ku pendam itu, tak berkurang meski usang dihantam pukulan yang dinamai waktu.
Kamu! Orang yang membuatku terjatuh dan meninggalkanku untuk belajar memahami apa itu waktu.
Kamu! Orang yang mengajarkanku dikala tersesat di sebuah labirin penantian, untuk memahami hujan adalah memar senja tanpa kepastian.
Kamu! Orang yang ku kenal dulu, kini telah berevolusi dengan pendewasaan yang masih terus ditemani sebuah arogansi.
365 hari dikalikan dua dan ditambah setengahnya, serumit itu memang pertemuan kita.
Sebut saja aku kalah. Bukan karena kita yang selalu mengalah pada rindu. Apa daya, waktu telah lebam membiru. Aku manusia yang takut kepada waktu. Waktu yang kupunguti di kursi kayu, yang mengejekku, karena aku masih menunggu.
Tapi aku juga percaya akan waktu, aku percaya pada jiwa-jiwa yang terus mencari jawab. Memunguti pengertian hidup pada sang pekat. Kepatuhan sujud menghamba kepada yang paling dekat.
Harapku. Semoga esok mentari berkunjung lagi pada kita. Melanjutkan lembaran itu hingga waktu lenyap dalam kepatuhan kepada Tuhan yang aku sebut sebagai mimpi yang tertunda.


Sumber: Ryan :)

*Baguss baguss tulisannyaa~~ Sukaaaa semuaa :D

27 Des 2012

Simfony Kehidupan

Kita masih akan terus berjuang
Dengan sisasisa keyakinan yang terpancang kuat di hati
Dengan sisasisa keberanian yang kita miliki
Dengan sisasisa usia yang kita miliki

Kita masih akan terus berjuang
Dengan tekad semangat yang membara di jiwa
Dengan keteguhan sanubari di dada
Dengan kekuatan dari Sang Raja Semesta

Kita masih akan terus berjuang
Bersama menjadi pemenang


*Bulan Tiga Bulan

25 Des 2012

Mengapa Menulis?


Mengapa menulis? ---Karna ingin menjadi penulis. BUKAN. Itu lain cerita.
Kau tau?! Menulis itu menyenangkan :) Bagiku menulis adalah kegiatan yang paling menyenangkan diantara kegiatanku yang lain. Bahkan bisa mengabaikan makan kalau sudah menjadi begitu autis menulis sesuatu, apapun itu. Seperti yang pernah kuungkapkan sebelumnya, menulis bagiku adalah seperti pelarian ketika kata tak mampu tersampaikan secara verbal. Melampiaskan kata lewat tulisan juga bisa membuat kemahiran menulis kian terasah. Secara natural, membiarkannya mengalir begitu saja. Benar-benar dibaca dan dipahami bahkan setelah tulisan itu sendiri selesai.

Mengapa menulis? --- Ali Radhiallahu'anhu pernah mengatakan "Ikatlah ilmu dengan menuliskannya", Sebab kita manusia itu fitrahnya selalu khilaf/ lupa, tak terkecuali saya :)
Tulisan-tulisan saya di blog ini pun masih selalu saya buka (red: baca), jangankan diwaktu luang, diwaktu sempitpun saya upayakan untuk membacanya ulang.
Karna benarlah apa yang dikatakan oleh Imam 'Ali yang diatas, dengan menuliskannya lalu kita membaca kembali apa yang pernah kita tuliskan, itu menjadi pengingat bagi diri sendiri.

Ketika saya kehilangan motivasi, saya kembali membuka tulisan-tulisan saya yang dulu. Ada di Tag "Motivasi, Motivasyifa, Inspirasi, Hope, SOH, Semangat, dsb". ^^
Tentu saja yang memberikan motivasi terbesar bagi kita adalah diri kita sendiri. Itu juga yang selalu saya sampaikan kepada sahabat-sahabat saya. Karna peran orang lain hanyalah sebagai pendorong.
Saya pernah mengatakan kepada sahabat saya, "Sebanyak apapun saya memberikan motivasi pada kamu, tapi kalau dari diri kamunya gak berubah (red: tidak memotivasi diri sendiri) maka motivasi yang saya berikan, bahkan sampai mulut saya berbusa sekalipun, tidak akan ada apa-apanya, tidak akan merubah apapun untuk kamu dan hidupmu.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” [QS Ar Ra'd:11]

Mengapa Menulis? --- Menulis itu bagian dari jiwa saya. Saya bukan termasuk orang yang "Vocal" dalam bicara, saya bukan ahli debat (karna saya menghindari perdebatan), saya juga bukan pembicara yang baik. Karena itulah segala apa yang ada dalam gagasan dan pemikiran saya, saya tuangkan kedalam bentuk tulisan. Saya sendiri mulai menulis itu sejak dibangku SMP. Awalnya hanya tulisan-tulisan biasa, curhat tentang perasaan saya, meskipun tidak selalu. Ketika SMP pulalah untuk pertama kali saya membuat puisi. Tapi, awal mula saya menulis itu justru sebenarnya saat dibangku SD. Saat SD, saya terbiasa surat menyurat. Entah itu dengan teman-teman, guru (tentu saja saat momen tertentu), juga untuk Bapak saya yang saat itu merantau ke Negeri Jiran untuk mencari sesuap nasi. Untuk membiayai kehidupan kami keluarganya :')

Dahulu, saya terinspirasi dari kakak saya yang pertama. Tulisan-tulisannya bagus-bagus. Apalagi kalau dia buat puisi. Lantas saya pun menjadi sebegitu tertariknya untuk ikutan menulis juga. Sebagai penulis pemula, tentu saja tulisan saya masih acak adut. Bahasa tulisan saya masih "anak bawang", gak ada sastranya sama sekali. Tapi, hal itu tidak menyurutkan saya untuk menulis. Saya terus saja menulis dan menulis. Saya juga mulai rajin membaca puisi-puisi dari berbagai media. Saat saya SMA, saya rajin membaca puisi yang ada di majalah Islam Sabili. Sudah jadi bacaan rutin saya kalau puisi di majalah itu, tapi tidak untuk yang bagian Politiknya yaa ^^ (Karna politik, bukan dunia saya).
Saya juga menargetkan berapa puisi yang saya tuliskan perbulannya. Intinya terus mengasah tulisan, masalah bagus enggaknya tulisan saya, itu urusan belakangan. Bukankah jika terus diasah, maka pisau yang tumpul sekalipun bisa menjadi tajam?! :) *Retorik kurasa. Bahkan parang/ pedang yang berkarat sekalipun mampu membelah kayu jika kita melakukannya dengan sungguh-sungguh.
Ingat . . ."MAN JADDA WA JADA"!! ^^9

Jika dahulu saya begitu kesulitan untuk menulis, lihatlah sekarang, jemari saya begitu lihai melompat-lompat dari kata yang satu ke kata yang lainnya hingga membentuk sebuah cerita. Namun, tentu saja semua itu dilalui lewat berbagai tahap. Karna "Pohon tumbuh tidak tergesa-gesa", semuanya berproses. Dan sampai sekarangpun saya masih menjalani proses itu. Terus mengasah dan mengasah.

Mengapa menulis? --- Saya bukan si Kutu Buku yang begitu autisnya melahap bacaan-bacaan apapun. Saya ini si "Pemilih", saya memilih buku apa saja yang ingin saya baca. Karna saya tau dengan baik siapa diri saya, maka saya pun memilih apa apa yang saya baca. Demi kebaikan pemikiran saya tentunya. Hehehe . . .
Sebab saya lebih cenderung banyak mendengar, banyak mendengarkan cerita orang-orang disekitar saya. Mereka lah yang memberikan inspirasi yang begitu besarnya terhadap saya. Saya lebih cenderung untuk menuliskan apa yang saya lihat, dengar dan juga rasakan. Karna dengan begitu, saya mampu menulis dengan natural, mengalir begitu saja dengan tanpa paksaan atau tekanan. Karna menulis itu menyenangkan, menyenangkan bisa berbagi lewat tulisan, menyenangkan karna sadar bahwa tulisan ini hadir karna diri sendiri bukan karna "faktor lain", sebab diri kitalah yang memgang kendali atas apa-apa yang kita ingini.

Mengapa menulis? --- Hem . . . Agar blog ini terisi semakin penuh sesak, lalu pengunjung blog ini terus membaca tulisan-tulisan aneh saya, lalu mengambil manfaat yang ada didalamnya :)

Mengapa menulis? --- Udah ah nanyanya, yang penting ambil yang baik dan buang yang gak baik ^_^
dan teruslah menulis, Karna menulis itu menyenangkan

21 Des 2012

Senandung Hujan

Masih tentang hujan, yang menemani sendiri dalam keterasinganku. Yang membasahi bumi dalam kekeringanku. Hujan. . . yang selalu menemani, tanpa mimpi berharap mentari hadir setelahnya. Ini sudah senja bukan? Sudah saatnya mentari tenggelam. Dan malam terlihat lebih menenangkan daripada sinar jingga mentari yang tak memungkinkan untuk kembali merajut rintikan hujan.
Sudahlah, tak perlu menghindar dari mentari bukan?! ada atau tidaknya ia, kita masih tetap bisa merajut tiap rintikan hujan. Seperti yang semua orang inginkan. Setiap akhir cerita berakhir bahagia, jika tidak di dunia, mungkin di syurga.

Bukankah Dia lebih berhak atas kehidupan kita?

Dan hujan akan selalu menenangkan dikala rintikannya terajut indah penuh makna, tanpa paksaan, tanpa pengabaian, hanya rajutan dengan penuh kesabaran jua keikhlasan.
Hari-hari itu kuharap selalu menyenangkan :)

3.11.12
Medan ^^

1 Jan 2011

Gara-Gara MhMMD

MHMMD adalah singkatan dari merancang hidup merencanakan masa depan. isinya adalah tentang target2 kita selama 25 tahun kedepan. Nah..MHMMD ini, hanya ada di kantorku^__^. pas dikasih ni file, agak kaget juga. secara..tuh target dibuat untuk 25 tahun kedepan. biasanya mah kalo buat target mah hanya untuk satu sampai lima tahun kedepan, dan itupun gak mendetail mulai dari pengembangan diri, keluarga, pertemanan, spriltual, dll seperti yang ada dikantor.
tapi, smenjak gabung dikantor tercinta, maka daku pun harus gesit membuat rancangan untuk target2 masa depan. sebenarnya rada khawatir sama target "nikah". jujur paling malees buat targetnya kapan. coz klo ternyata kenyataan gak sesuai yang ditargetkan, takut kecewa. (*wajar..wajar...namanya juga manusia).
judul diatas sebenarnya juga terinpirasi dari jadwal target yang bentrok. (ada2 aja nih si lulu, masa target bisa bentrok??!!)..
eiits..sebenarnya bukan bentrok sih, cuma...klo dihitung2 secara manual, emang gak cukup.( yah..lagi2 masalah finansial).
antara mau mengunjungi beberapa tempat dalam waktu 1 tahun ini dan juga mau membeli sesuatu yang harganya lumayan nguras kantong.
hm...istikhoroh aja deh kalo gitu^__^
ya..ya..ya...
si Little Pinguin yang satu ini emang sedang merangkai mimpinya, agar penuh arti dan berarti.
begitu ingin melakukan hal2 baru yang dulu sama sekali tak pernah terpikirkan sebelumnya.
dan selama di Batam ini, banyak hal baru yang telah aku lakukan. Hal baru yang menakjubkan. yang memompa semangat keberanian. setidaknya semua ini menjadi pengobat dari rasa kehilangan:)
atetap semangat lu...untuk merangkai senyu, Indonesia!!
untuk menghadirkan senyum indonesia sepanjang Tahun.
Hamasah...!!!

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...