Hari itu aku pernah bermimpi, ketika kamu datang dengan segenggam canda tawa dan kamu sengaja menaruhnya di hati ini.
Aku salah, terlalu cepat untuk merangkai sebuah mimpi dengan mu.
Karena memang, aku mengaggumi mu sejak dulu. Melihat tawa mu, senyum di
atas sebuah dagu merefleksikan jelas bahwa ada jutaan warna dalam hidup
mu.
Malam itu, ribuan hari telah berlalu. Kita berjumpa dan saling
berbagi rindu. Dengan tatapan menahan senyum yang masih membuatku
tersipu malu. Rasa yang lama ku pendam itu, tak berkurang meski usang
dihantam pukulan yang dinamai waktu.
Kamu! Orang yang membuatku terjatuh dan meninggalkanku untuk belajar memahami apa itu waktu.
Kamu! Orang yang mengajarkanku dikala tersesat di sebuah labirin
penantian, untuk memahami hujan adalah memar senja tanpa kepastian.
Kamu! Orang yang ku kenal dulu, kini telah berevolusi dengan pendewasaan yang masih terus ditemani sebuah arogansi.
365 hari dikalikan dua dan ditambah setengahnya, serumit itu memang pertemuan kita.
Sebut saja aku kalah. Bukan karena kita yang selalu mengalah pada rindu. Apa daya, waktu telah lebam membiru. Aku manusia yang takut kepada waktu. Waktu yang kupunguti di kursi kayu, yang mengejekku, karena aku masih menunggu.
Tapi aku juga percaya akan waktu, aku percaya pada jiwa-jiwa yang
terus mencari jawab. Memunguti pengertian hidup pada sang pekat.
Kepatuhan sujud menghamba kepada yang paling dekat.
Harapku. Semoga esok mentari berkunjung lagi pada kita. Melanjutkan
lembaran itu hingga waktu lenyap dalam kepatuhan kepada Tuhan yang aku
sebut sebagai mimpi yang tertunda.
Sumber: Ryan :)
*Baguss baguss tulisannyaa~~ Sukaaaa semuaa :D
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dua beda
Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta. Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana. Me...
-
aku belum melakukan iniiii >>> Lapor pajak tahunan, buat Neraca 2012, ngoreksi hutang piutang, Ngoreksi nilai buku aktiva, pengarsi...
-
Setangguh Elang Yang mengepakkan sayapnya saat terbang. Lalu hilang Dibalik rimbunan dedaunan 09 January 2011
-
“Kalau Tuhan menginginkannya terjadi, maka sebuah kejadian pasti terjadi. Tidak peduli seluruh isi langit-bumi bersekutu menggagalkannya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^