22 Jan 2013

Mimpi Yang Tertunda

Hari itu aku pernah bermimpi, ketika kamu datang dengan segenggam canda tawa dan kamu sengaja menaruhnya di hati ini.
Aku salah, terlalu cepat untuk merangkai sebuah mimpi dengan mu. Karena memang, aku mengaggumi mu sejak dulu. Melihat tawa mu, senyum di atas sebuah dagu merefleksikan jelas bahwa ada jutaan warna dalam hidup mu.
Malam itu, ribuan hari telah berlalu. Kita berjumpa dan saling berbagi rindu. Dengan tatapan menahan senyum yang masih membuatku tersipu malu. Rasa yang lama ku pendam itu, tak berkurang meski usang dihantam pukulan yang dinamai waktu.
Kamu! Orang yang membuatku terjatuh dan meninggalkanku untuk belajar memahami apa itu waktu.
Kamu! Orang yang mengajarkanku dikala tersesat di sebuah labirin penantian, untuk memahami hujan adalah memar senja tanpa kepastian.
Kamu! Orang yang ku kenal dulu, kini telah berevolusi dengan pendewasaan yang masih terus ditemani sebuah arogansi.
365 hari dikalikan dua dan ditambah setengahnya, serumit itu memang pertemuan kita.
Sebut saja aku kalah. Bukan karena kita yang selalu mengalah pada rindu. Apa daya, waktu telah lebam membiru. Aku manusia yang takut kepada waktu. Waktu yang kupunguti di kursi kayu, yang mengejekku, karena aku masih menunggu.
Tapi aku juga percaya akan waktu, aku percaya pada jiwa-jiwa yang terus mencari jawab. Memunguti pengertian hidup pada sang pekat. Kepatuhan sujud menghamba kepada yang paling dekat.
Harapku. Semoga esok mentari berkunjung lagi pada kita. Melanjutkan lembaran itu hingga waktu lenyap dalam kepatuhan kepada Tuhan yang aku sebut sebagai mimpi yang tertunda.


Sumber: Ryan :)

*Baguss baguss tulisannyaa~~ Sukaaaa semuaa :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...