Malam ini, satu dari sekian banyak daun di dunia terjatuh. Daun yang
mencoba terus tegar dari segala terpaan angin yang ingin menjatuhkannya,
akhirnya layu juga dengan sisa tenaga yang ada.
Rapuh karena termakan angin yang membuatnya ingin melayang. Berharap melayang, namun yang ada justru ditendang.
Beginilah hidup, misteri bagi semua orang yang percaya akan kebesaran Sang Penyayang.
Untuk angin yang menjatuhkan daun. Percayalah angin itu adalah kamu.
Angin yang begitu nyata bagiku. Angin yang mampu membuat ku melayang dan
terjatuh dalam waktu yang bersamaan, dan mungkin aku adalah tanya
bagimu. Kamu nyata sebagai orang yang ku harapkan, dan aku adalah tanya
sebagai orang yang tak pernah kamu rindukan.
Aku terasa dininabobokan dengan panggilan kata sayang, semuanya
melayang. Yakin benar bahwa kamu adalah orang yang tak akan pernah
hilang.
Sampai detik ini, aku pun masih bertanya apa benar nama tengah dari ku adalah pecundang?
Merasa semua orang ingin mentertawakan. Merasa jadi orang yang paling
bersalah dari sebuah titik beku yang tak bisa kita cairkan. Merasa
waktu tak pernah mampu bersahabat akan sebuah pertahanan hati yang tak
pernah ditabahkan.
Ah! Semua pengharapan akan habis pada waktunya bukan? Semua
perjalanan akan berhenti pada waktunya. Semua orang akan jatuh pada
waktunya. Dan semua orang akan bangkit pada waktunya.
Sebelum ku sudahi. Ada satu fakta yang patut kamu ketahui.
Di keheningan paling senyap ini ada satu hal yang paling suka aku
simpan dan atas namamu itu ku alamatkan. Yaitu rindu. Satu patah kata
itu sungguh berarti ketika rindu memuncaki tahta bisu.
Semoga titik jatuh ini, bukanlah titik dimana kita tak akan mengenal lagi meskipun hati kita tak pernah bisa bersatu.
Sampai Jumpa dalam dimensi rindu yang berbeda. Angin-
Sumber: Ryan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dua beda
Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta. Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana. Me...
-
aku belum melakukan iniiii >>> Lapor pajak tahunan, buat Neraca 2012, ngoreksi hutang piutang, Ngoreksi nilai buku aktiva, pengarsi...
-
Setangguh Elang Yang mengepakkan sayapnya saat terbang. Lalu hilang Dibalik rimbunan dedaunan 09 January 2011
-
“Kalau Tuhan menginginkannya terjadi, maka sebuah kejadian pasti terjadi. Tidak peduli seluruh isi langit-bumi bersekutu menggagalkannya....
liat postingan ini jadi keinget sama bukunya Tere Liye yang Judulnya, "Daun yang jatuh tak pernah membenci Angin" :)
BalasHapusBahkan jadi Postingan Favorit loh di blogku yang ini :)
Yak. . . tentang hidup harus menerima, penerimaaan yang indah. :)