Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan

3 Des 2021

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal.

Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta. 

Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana. 

Meski perdebatan kata tak berkesudahan dalam gaungnya. 

Hingga jenuh menyapa

Dalam aksara buta.



~Malam tanpa Hujan


Pekanbaru

3.12.2021

01:56

28 Des 2019

Bumiku

Kamu...
Adalah cakrawala yang menembus dimensi diamku
Adalah sukma yang menelisik masuk lewat nadi derapku
Adalah pijar yang menerangi sisi pekat gelapku
Adalah awan lembut yang meneduhkan gegap langkahku.

Kamu...
Yang diamdiam menyimpan rasa menahun
Yang diamdiam membaca kekata jemariku
Yang diamdiam mengamati, lalu memohon pada Dia Sang penggenggam hati.
Berliku, hingga bermuara di dermaga tambatan hati.

Apa jadinya aku tanpa sabarmu?
Apa jadinya aku tanpa rasa mengalahmu?
Bersamamu aku mampu, tanpa perlu menjadi orang lain di sisimu.

Semoga selamanya, hingga ke Jannah Sang pencipta.

Uhibbuka fillaah, wa hubban lillaah 💜

18 Jul 2019

Hopeless

Semusim...
Berjalan begitu lamban
Tanpa kepastian
Sedang aku menunggu jenuh
Memasrahkan semua impianku
Yang mungkin tak sejalan dengan iramamu
Hingga kadang hariku goyah
Tatap kosong tentang esok
Duh tuan!
Asaku remuk lg
Rinduku binasa jadi abu.

Medan, 18.7.2019

15 Jul 2019

Ketika

Ketika

Seketika kabar menghunus diri
Lewat lagu sendu penyejuk qalbu
Lidah kelu
Saat kata hampir bisu
Lalu ingatan membawa diri pada memori beribu waktu ttg ibu dimasa dulu
Oh Rabbi...
Inikah buah dr kesabarannya yg dipupuknya dahulu
Meski bukan melaluiku, atau dua saudara perempuanku yg lainya
Kau beri lewat jalan lain yg tak disangka2 olehku..
Bulir2 air haru jatuh
Isak memburu
Duhai Rabbi...
Senduku menderu
Bahagiaku membiru lewat senyum sendu ibu
Diusianya yg kini telah sepu
Hingga kinipun lidahku masih kelu
Tak sanggup membayangkan perjumpaannya kelak dgn rumahmu..
Yg tlah lama memanggil manggil berseru..
Rabbi...


Medan, 15 Juli 2019

30 Apr 2018

Morning Dears

Selamat pagi dunia...

Masihkah kau terjebak kenangan hujan kemarin sore?
Saat rintiknya menjamahmu hingga basah
Sepatu barumu pun kian lusuh  tak lagi baru.
Lalu senja kian tenggelam
Dibalik derasnya hujan yang menikam
Sejak saat itu tak kulihat lagi senja di peraduan dalam jingga.
Tertindih waktu malam tak bertuan
Dalam gelap tertidur lelap
Hingga pagi menjelang
Mengganggam euforia kehidupan lain nan menjanjikan.


Hei lihat mentari...
Menyinari bumi pagi ini.
.
.
📝Ummu Alif
B. Aceh, 3042016

4 Mei 2013

Karnamu Aku Cemburu (Repost)

Waktu mengajarkanku
untuk menata cemburu
agar sesuai dengan konsep Yang Maha.

Bukan cemburu buta yang tanpa cahaya
Tetapi mencoba meniru cemburu-Nya
terhadap hamba
yang mencoba menyentuh laranganNya

Jadi
Perkenankan aku menyatakan cemburu
Pada detik detik
aku merasa
Allah pun tengah cemburu
Padamu. 


(Asma Nadia. Rumah kita, November 2006)

29 Apr 2013

Aku Rasa Aku Jatuh Cinta (Repost)

 
Maaf
Aku Rasa aku Jatuh cinta. 
Pada hati yang bernama cinta. 
Cinta yang kucari selama ini, saat aku bergelut dalam sunyi. 
Jangan aku dihalangi, karena kau takkan bisa mengambilnya dariku. 
Semuanya telah terlanjur . . . 
Aku terlanjur cinta pada hati yang bernama cinta.
Ini pilihanku untuk mencintainya.
Jika kau melihat begitu banyak bunga yang mewarnai tatapanku,
Yakinlah . . . itu semua memang karena cinta. 
Cinta yang semakin mendekatkanku pada Allaah. 
Hingga akhirnya aku benar-benar siap untuk terjun bebas di lautannya.
 
Medan, 3.2.09

28 Mar 2013

AKU INGIN

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada


By: Sapardi Djoko Damono

Sajak Kecil Tentang Cinta

sajak kecil tentang cinta
mencintai angin harus menjadi siut
mencintai air harus menjadi ricik
mencintai gunung harus menjadi terjal
mencintai api harus menjadi jilat
mencintai cakrawala harus menebas jarak
mencintaiMu(mu) harus menjadi aku

By: Sapardi Djoko Damono

Sihir Hujan

Hujan mengenal baik pohon, jalan, dan selokan
-- swaranya bisa dibeda-bedakan;
kau akan mendengarnya meski sudah kaututup pintu dan jendela.
Meskipun sudah kau matikan lampu.

Hujan, yang tahu benar membeda-bedakan, telah jatuh di pohon, jalan, dan selokan
- - menyihirmu agar sama sekali tak sempat mengaduh
waktu menangkap wahyu yang harus kaurahasiakan.


By: Sapardi Joko Damono

27 Mar 2013

A S A

Segenggam asa, ingin bicara
Namun diam dalam selaksa.
Sejuntai rindu, mengalun syahdu
Namun tersekat dalam ruang bisu
Terkulai layu dalam nyata tanpa ritme cahaya
Buram, tanpa alunan nada yang mengeja makna
Rusuh, dalam hembusan angin yang mengaduh
Terlalu jauh untuk kutempuh
Dan sisa-sisa optimisme lebur bagai abu
Terserak dalam alunan sikap yang mengalah
Maaf, tak sempatku berbenah!

Ruang Bisu,
27.3.13

24 Mar 2013

Puisi Sabili :)



-Surau Di Ujung Gang-

Surau...
Terkoyak peluru bengis
Membogem mentah pendusta dunia
Parau, suara laki-laki tua mengacau
Mengusik kuping-kuping pecinta dunia
Lalu berbaris layaknya tentara
tiga dan lima berjejer mesra
Mereka yang hidup separuh abad mulai berjama'ah
Si kepala dua, entah dimana!
Mereka asyik berdendang pendewa
Untuk ke syurga, katanya!
Tapi lupa pada DIA.
Surau..
Lusuh berdebu.
Pak tua sibuk mengapit sapu
Lalu menarikannya beriring dzikir menyeru.
Sejadah panjang menggerutu
Pijakannya benar-benar berbau debu
Tapi ia kagum dengan bocah berusia sepuluh
Yang duduk mahsyuk laiknya berteduh
Matanya menyapih air, deras sekali
Tak peduli liku-liku debu menderu tubuhnya
Masih menyapih, didekapan kalam Tuhan
Lirih berbisik berjanji
Kan ku jaga surau-MU ya Rabbi...
Masih menyapih, bahkan lebih deras lagi
Membasahi lantai surau.
Medan, 9 Agustus 2008


-Qalbu Tak Berbias-

Duhai qalbu..
Cairlah dari beku
Lembutlah dari batu.
Karna kau qalbu...
Bukan es atau pun batu
Lembutlah...
Karna laku berasal darimu
Wujud lagu berawal darimu.
Duhai Qalbu...
Tidakkah kau merindu??
Medan, 29 Desember 2008


-Bekal Pulang-

Aku ingin pulang
Dengan bekal yang telah aku sandang.
Dan meninggalkan apa yang aku pinjam
;dirumah-MU.
Aku ingin pulang
Dengan kaki yang telanjang.
Terbakar panas, debu-debu jalanan.
Aku ingin pulang
Tidur di pangkuan Penguasa alam.
Bening Hati, 17 February 2009



-Hamba Kufur-

Apa yang sudah kau berikan?
Tapi kau minta dilebihkan.
Emas segunung kau siakan,
Sutra hijau kau bilang rerumputan.
Apa yang sudah kau berikan?
Pengepak firman kau bilang siluman
Travel travel setan kau bilang kesenangan.
Dusta adalah merdeka
Riya adalah harta
Dendam adalah jiwa.
Dusta telah merdeka
Riya bergelimang harta
Dendam terenggut jiwa.
Itu yang kau bilang syurga?
Sedang Malik;
Menatapmu sangar penuh nafsu.
Bening Hati, 9 April 2009


Puisi-puisi diatas adalah puisi-puisi saya yang pernah dimuat di salah satu majalah islam Nasional Sabili. :)






16 Mar 2013

O....

O....
Ketika aku terdiam
Tak mampu menyapa
O....
Melodiku beku, saat kau bisu dihadapan
Aku meluruh...

*Continued

12 Mar 2013

Batu

Segumpal debu di jalan berliku
Terombang ambing angin puyuh
Bercorak mentari merayu batu
Batu acuh - diam - menunggu.

17 Maret 2010

21 Jan 2013

Semu(a)


Ibarat pelarian semu, tak berbatas pada cakrawala langit
Begitupun yang merayu, seolah merdu nada itu mendayu.
Kepada langit, Ia mengadu

21.1.13

20 Jan 2013

Bermula

Berjalan,
Jauh mengikuti arus perputaran
Melawan,
Jauh mengikuti arus perputaran
Terdiam,
Jauh mengikuti arus perputaran

Kembali mengeja dari awal
Mengurai makna yang berseliweran
Tertindih diam
Sapa jingga pun hampa
Tak bermakna kata.
Sebab senja pergi dalam damainya.

Menjaga, agar selalu terjaga dan dijaga.


20 Jan 2013

16 Jan 2013

Laju Perahu Laju

Laju perahu laju
Lajulah sampan kecilku
Terkembanglah layarmu
Melawan angin, terbelai ombak
Melawan badai, memecah gelombang
Laku perahu laju
Lajulah sampan kecilku
Hingga tiba pada muaramu berlabuh

Senja
16.1.13

15 Jan 2013

Perahu Kertas

R.I.P

Perahu kertas itu bernama sebuah doa
Yang kukirimkan untukmu lewat serak kekata
Perahu kertas itu bernama sebuah rindu
Yang kurasa di qalbu ingin bertemumu
Namun jalan jauh masih harus kutempuh.

15.1.13
Ruang Tunggu


*Lima bulan ketiadaanmu dari tatapanku. Semoga Allaah mengampuni segala dosamu dan Rahmat-Nya selalu tercurah untukmu.

13 Jan 2013

13.1.13

Selarut malam yang kian mengerut
Kudiamkan peristiwa kekata yang kian terpaut
Maut semakin dekat menjemput
Hasrat ribut membujur semrawut
Menggebu dendam, mengurai runut.
Dan adalah kemaafan seluas laut
Untuk nama-Mu yang kusebut-sebut
Tiada alasanku selain Dia Yang Maha Lembut


13.1.13
Rumah Semut

12 Jan 2013

Rindu itu Pilu

Kau lihat aku?
Aku rindu.
Sesak aku dibuat rindu
Rindu bertemumu.
Sedang kutau itu semu
Karna rindu itu hanya aku
Kau tau?
Ibu selalu mendoakanmu
Lewat pilu tatapnya yang sendu
Airmatanya belum juga habis untukmu
Haru, pilu.
Entah sampai kapan.


12.1.13
~lima bulan kepergianmu

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...