-Surau Di Ujung Gang-
Surau...
Terkoyak peluru bengis
Membogem mentah pendusta dunia
Parau, suara laki-laki tua mengacau
Mengusik kuping-kuping pecinta dunia
Lalu berbaris layaknya tentara
tiga dan lima berjejer mesra
Mereka yang hidup separuh abad mulai berjama'ah
Si kepala dua, entah dimana!
Mereka asyik berdendang pendewa
Untuk ke syurga, katanya!
Tapi lupa pada DIA.
Surau..
Lusuh berdebu.
Pak tua sibuk mengapit sapu
Lalu menarikannya beriring dzikir menyeru.
Sejadah panjang menggerutu
Pijakannya benar-benar berbau debu
Tapi ia kagum dengan bocah berusia sepuluh
Yang duduk mahsyuk laiknya berteduh
Matanya menyapih air, deras sekali
Tak peduli liku-liku debu menderu tubuhnya
Masih menyapih, didekapan kalam Tuhan
Lirih berbisik berjanji
Kan ku jaga surau-MU ya Rabbi...
Masih menyapih, bahkan lebih deras lagi
Membasahi lantai surau. Medan, 9 Agustus 2008
Terkoyak peluru bengis
Membogem mentah pendusta dunia
Parau, suara laki-laki tua mengacau
Mengusik kuping-kuping pecinta dunia
Lalu berbaris layaknya tentara
tiga dan lima berjejer mesra
Mereka yang hidup separuh abad mulai berjama'ah
Si kepala dua, entah dimana!
Mereka asyik berdendang pendewa
Untuk ke syurga, katanya!
Tapi lupa pada DIA.
Surau..
Lusuh berdebu.
Pak tua sibuk mengapit sapu
Lalu menarikannya beriring dzikir menyeru.
Sejadah panjang menggerutu
Pijakannya benar-benar berbau debu
Tapi ia kagum dengan bocah berusia sepuluh
Yang duduk mahsyuk laiknya berteduh
Matanya menyapih air, deras sekali
Tak peduli liku-liku debu menderu tubuhnya
Masih menyapih, didekapan kalam Tuhan
Lirih berbisik berjanji
Kan ku jaga surau-MU ya Rabbi...
Masih menyapih, bahkan lebih deras lagi
Membasahi lantai surau. Medan, 9 Agustus 2008
-Qalbu Tak Berbias-
Duhai
qalbu..
Cairlah
dari beku
Lembutlah
dari batu.
Karna
kau qalbu...
Bukan
es atau pun batu
Lembutlah...
Karna
laku berasal darimu
Wujud
lagu berawal darimu.
Duhai
Qalbu...
Tidakkah
kau merindu??
Medan, 29 Desember 2008
-Bekal Pulang-
Aku
ingin pulang
Dengan
bekal yang telah aku sandang.
Dan
meninggalkan apa yang aku pinjam
;dirumah-MU.
Aku
ingin pulang
Dengan
kaki yang telanjang.
Terbakar
panas, debu-debu jalanan.
Aku
ingin pulang
Tidur
di pangkuan Penguasa alam.
Bening
Hati, 17 February 2009
-Hamba Kufur-
Apa
yang sudah kau berikan?
Tapi
kau minta dilebihkan.
Emas
segunung kau siakan,
Sutra
hijau kau bilang rerumputan.
Apa
yang sudah kau berikan?
Pengepak
firman kau bilang siluman
Travel
travel setan kau bilang kesenangan.
Dusta
adalah merdeka
Riya
adalah harta
Dendam
adalah jiwa.
Dusta
telah merdeka
Riya
bergelimang harta
Dendam
terenggut jiwa.
Itu
yang kau bilang syurga?
Sedang
Malik;
Menatapmu
sangar penuh nafsu.
Bening
Hati, 9 April 2009
Puisi yang indah... pantas saja kalu dimuat di majalah.
BalasHapusTerimakasih mbak Niken :)
Hapushhmm..sepertinya diriku pernah baca ni puisi, trnyata dirimu yang buat ya mb :)
BalasHapus:) pernah dimuat di Sabili edisi Desember 2009 say :)
Hapus