Masih tentang hujan, yang menemani sendiri dalam keterasinganku. Yang
membasahi bumi dalam kekeringanku. Hujan. . . yang selalu menemani,
tanpa mimpi berharap mentari hadir setelahnya. Ini sudah senja bukan?
Sudah saatnya mentari tenggelam. Dan malam terlihat lebih menenangkan
daripada sinar jingga mentari yang tak memungkinkan untuk kembali
merajut rintikan hujan.
Sudahlah, tak perlu menghindar dari mentari bukan?! ada atau tidaknya
ia, kita masih tetap bisa merajut tiap rintikan hujan. Seperti yang
semua orang inginkan. Setiap akhir cerita berakhir bahagia, jika tidak
di dunia, mungkin di syurga.
Bukankah Dia lebih berhak atas kehidupan kita?
Dan hujan akan selalu menenangkan dikala rintikannya terajut indah
penuh makna, tanpa paksaan, tanpa pengabaian, hanya rajutan dengan penuh
kesabaran jua keikhlasan.
Hari-hari itu kuharap selalu menyenangkan
3.11.12
Medan ^^
21 Des 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dua beda
Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta. Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana. Me...
-
Siapakah yang Ukhtiy pilih? Shared via AddThis
-
Seorang pejuang yang paling diburu tentara elit istana akhirnya tertangkap hidup. Ia tertangkap setelah beberapa panah menembus kaki kiri ...
-
Noney : Lu, Apel apa yang bisa nyanyi? Lu : -,-' (mikir) unghh. . . apa ya? Noney : Apelangi pelangi alangkah indahmu . . . Lu : Nge...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^