"Ketika jauh rindu rasanya menangis dipelukan ibunda. Tapi setelah dekat menyentuhnya saja kita tak bisa." [Lastri Smart]
Kalimat sederhana diatas begitu menyentuh sisi lain dari diri. Sebuah kata-kata dari seorang sahabat yang mampu membuat embun dimata ini tak mampu lagi tertahan oleh kelopak daun mata yang sendu. Sebuah kalimat sederhana dengan makna terdalam, sebuah ungkapan kerinduan seorang anak yang merindukan pelukan ibunya, yang ingin dan berharap bisa seperti kebanyakan oranglainnya, bisa begitu dekat dan akrab dengan sosok wanita yang pernah melahirkannya, menyapihnya dan merawatnya hingga dewasa. Sebagai seorang anak yang ingin menyentuh dan disentuh bunda, namun tak mampu. Dan tak tau lagi hendak berbuat apa. Seperti ada dinding pemisah yang membuat jarak dekat itu terhalang, sebuah tembok yang menjulang tinggi. Semakin mencoba untuk memanjat dinding pemisah itu, semakin tinggi pula dinding itu menjulang. Lalu terjatuhlah ia, lagi...
Dan hidup tak hanya sekedar kata-kata, sama seperti rindu. Ada baiknya kita harus mengalah dengan keadaan yang ada, meski tembok itu terus saja semakin meninggi. Dan kita bisa melihatnya hanya dari tempat yag lebih tinggi, namun jauh... mungkin seperti itu cukup. Seperti melihat terang dari sisi kita yang gelap. Cukup kita yang tau.
Dan kita hanya mampu menunggu waktu...
Dan hidup tak hanya sekedar kata-kata, sama seperti rindu. Ada baiknya kita harus mengalah dengan keadaan yang ada, meski tembok itu terus saja semakin meninggi. Dan kita bisa melihatnya hanya dari tempat yag lebih tinggi, namun jauh... mungkin seperti itu cukup. Seperti melihat terang dari sisi kita yang gelap. Cukup kita yang tau.
Dan kita hanya mampu menunggu waktu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^