Bagai buih ombak bergelayut
diantara arus air. Memecah karang lewat emosi angin. Menyapu dedaun dan
semerbak pasir dalam genggaman. Malam berselimut halimun gelap. Sedang pagi
masih ada di ujung mimpi insani. Seolah semua terkubur, oleh hiburan-hiburan semu
yang berkulit sendu. Pilu seolah terbenam dalam tawa yang berdusta. Tak
sebenarnya pulih dalam kebaikan, meski berpura-pura adalah jawaban. Pun hidup
bukan hanya perasaan. Sebab logika berperan dalam perjalanan jauh kehidupan,
apapun itu. Tertawa bersama, namun bayangan berurai air mata. Belajar
sederhana, belajar menerima. Ini hidup kawan. Jika kau tak mampu bertahan maka
kau kan terjatuh. Jika kau tak mampu berdiri, maka mereka akan menginjakmu
bagai sampah. Tanpa peduli apa kalian pernah berdiri bersama dalam suka atau
cita, tapi mungkin tidak untuk duka. Orang-orang akan meninggalkanmu saat
sulitmu menguasai. Namun mereka kan kembali saat kayamu menghampiri. Kebaikanmu
kan berbalas kebaikan jua, bila orang yang kau tuju menyadari akan hal itu. Allaah
akan membisikkan langsung ke hatinya tentang kebaikanmu, tanpa perlu kau poles
dengan kepalsuan apapun.
Beginilah hidup kawan, kau harus bertahan. Jika yang baik telah kau temukan, maka kebaikan itu kan selalu menyertaimu, kan selalu mengawasimu, menyelamatimu dari sisi-sisi jahat orang-orang disekitarmu. Jika kau baik dan masih saja ada orang yang menjahatimu maka percayalah, itu sunnatullaah. Kelak lewat kesabaranmu, meraka pula akan berbuat baik. Atau bisa saja itu uji bagimu. Dan percayalah, yakinlah. . . sesakit apapun yang kau rasakan sekarang, sepedih apapun yang kau rasakan saat ini kelak kau kan berterimakasih dengannya. Melalui kesakitan kau belajar kesabaran dan kesyukuran. Lalu diantara keduanya adalah keikhlasan. Kau kan belajar untuk itu. Karna beginilah hidup kawan, keikhlasan kan mengobrak abrik emosimu, menekan amarahmu, memberaikan airmatamu, menyesakkan dadamu. Keikhlasan kan tertanam jika kau mampu bersabar dan bersyukur atas nikmat yang kau jalani. Entah itu nikmat senang ataupun nikmat susah.
Hidup itu sederhana, sesederhana mengeja hujan yang jatuh membasahi bumi.
~Di ujung malam menuju Pagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^