Cerita ini sebenarnya sudah pernah saya posting di Blog Multiply saya beberapa tahun yang lalu, tapi berhubung blognya sudah tidak ada lagi maka saya pun menyalin ulang disini. Itung-itung sebagai BackUp tulisan saya juga :)
Lets Cekidot . . .
Ini cerita tentang sedikit pengalaman saya selama magang yang menurut saya sangat berarti untuk bisa diambil hikmah yang terkandung didalamnya (khususnya buat saya lho ya…).
Jika sahabat semua bertanya
kenapa judulnya Hitam Putih Penantian, maka akan saya uraikan beberapa
alasaannya. Pertama, selama magang ini, kostum yang dipakai harus hitam putih
(ini secara simboliknya). Nah yang kedua, status saya dan teman-teman yang
lainnya masih hitam putih. Kita udah nggak ada mata kuliah lagi, dibilang udah
selesai juga belum, karna kita masih dalam proses awal ditahap yang terakhir.
Yaitu menanti datangnya hari Wisuda yang lebih kurang 10 minggu lagi. Dimana
selama dalam masa penantian itu, kita harus magang euy..pake hitam putih pula.
Jadilah judulnya “Hitam Putih Penantian”.
Oke, kita langsung saja masuk ke
pengalaman cerita yang ingin saya bagi2kan kepada sahabat2 semua.
Senin, tepatnya 18 Januari 2010
yang lalu. Hari itu merupakan hari pertama saya di siklus kedua-Magang (Tiap2
siklus, waktunya 2 minggu). Di siklus yang sebelumnya, saya magang di bagian
Departemen Manajemen FE USU, shift Sore. Nah, untuk siklus yang kedua ini, saya
dan teman satu kelompok saya magang dibagian Keuangan. Hari pertama masuk shift
pagi, agak gimanaaa gituu. Coz, saya dan temen2 yang lainnya udah ngerasa
nyaman saat di departemen Manajemen kemarin.
Tugas-tugas pun mulai diberikan,
saat itu saya dan teman saya-ridha, diberi tugas untuk membuat neraca. Lebih
tepatnya sih menyalin ulang. Alias memindah bukukan hasil print out ke buku
neraca atas penerimaan dan pengeluaran FE USU selama bulan Desember 2009. Atas
perintah Pak Fai, kami pun menyanggupinya. Kemudian, Pak Fai pun memberi arahan
kepada kami tentang bagaimana cara mengerjakannya. Agar tidak terjadi
kesalahan. Setelah paham dengan penerangan pak Fai, kami pun mengerjakannya.
Ya..dengan banyak grogi tentunya. Karna nggak boleh sedikitpun melakukan
kesalahan. Jika salah, akibatnya bisa fatal. Lembar pertama dikerjakan dengan
sempurna. Begitupun dengan lembar kedua. Pak Fai berpesan sebelumnya, agar
bertanya terlebih dahulu jika kami tidak tau. Mewanti-wanti kami agar
mengerjakan neraca itu sesuai perintahnya. Pengerjaan neraca itu pun cukup
menyita waktu kami. Start dari jam 9 pagi sampai sekitar jam12. Pada saat itu
waktu menunjukkan jam setengah dua belas, ada satu lembaran lagi yang belum
diselesaikan. Sedangkan saya memburu waktu agar tepat jam 12 nanti, pekerjaan
itu dapat terselesaikan. Pak Fai tidak berada ditempat, padahal saya ingin
bertanya lagi. Namun, karna nggak sabaran untuk menunggu pak Fai, saya pun
berinisiatif untuk langsung mengerjakannya saja. Dengan melihat catatan2 pada
bulan2 sebelumnya. Ridha-teman saya itu pun mengikuti langkah saya, meskipun
dia sendiri nggak yakin dengan apa yang saya lakukan, benar atau enggak.
Sekitar jam dua belas kurang
lima, pekerjaan saya pun selesai. Nggak lama, pak Fai pun muncul. Saya pun
kemudian menanyakan tentang pekerjaan yang baru saya selesaikan tadi. Dan,
disitulah masalah muncul. Ternyata saya melakukan sebuah kesalahan kecil yang
dampaknya sangat besar, bahkan Fatal. Saya salah menempatkan item2 cek
penerimaan pada lembaran neraca. Seharusnya, item tersebut diletakkan dilembar
terakhir bulan November. Sedangkan saya meletakkannya dilembar kedua bulan
Desember. Pak Fai pun menegur kami atas kesalahan yang kami lakukan. Dan,
langsung saja, lembaran2 neraca yang telah kami kerjakan berjam-jam tersebut
langsung di robek. Semuanya. Tanpa tersisa. Kami pun harus mengulang pekerjaan
kami tersebut dari awal lagi.
Hufff…
Ketika jam pulang tiba, pak Fai
pun nyeletuk sambil tertawa kecil “Baru kali ini ada anak magang, kerjaannya
salah semua”.
Hehe..kesalahan memang ada pada
lu. Kesalahan temen saya adalah karna dia mengikuti kesalahan saya.
Ehm..jadi, ba’da kejadian ini,
pelajaran yang bisa saya ambil adalah bahwa




Alhasil, pekerjaan itu pun kami
lanjutkan minggu depannya. Tepatnya tanggal 25 Januari 2010. Nah, belajar dari
kejadian minggu lalu, kami pun mengerjakannya dengan sangat hati-hati sekali.
Yang tidak kami tau, langsung kami tanyakan ke pak Fai. Pokoknya motto kami
kali ini adalah “Biar lambat asal selamat”. Hehehe… nggak boleh buat kesalahan
yang sama lagi dah intinya. Jadi, ketika pak Fai nggak ada ditempat, kami pun
menghentikan kerjaan kami. Nunggu bapak itu datang, trus nanya lagi deh. Meski
kerjaan kami tersebut tidak bisa kami selesaikan dalam satu hari itu, Dari pada
salah lagi, mendingan tertunda 1 hari. Ya ndak sih?!
Sahabat, semoga cerita saya
diatas juga memberikan sebuah hikmah kecil yang bisa kita jadikan pelajaran
bagi hidup kita. Meskipun tidak banyak, tapi semoga saja yang sedikit ini
memberi manfaat bagi yang banyak.
25 January 2010
-Langit Senja-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^