11 Des 2012

Hitam Putih Penantian

Cerita ini sebenarnya sudah pernah saya posting di Blog Multiply saya beberapa tahun yang lalu, tapi berhubung blognya sudah tidak ada lagi maka saya pun menyalin ulang disini. Itung-itung sebagai BackUp tulisan saya juga :)
Lets Cekidot . . .

Ini cerita tentang sedikit pengalaman saya selama magang yang menurut saya sangat berarti untuk bisa diambil hikmah yang terkandung didalamnya (khususnya buat saya lho ya…).
Jika sahabat semua bertanya kenapa judulnya Hitam Putih Penantian, maka akan saya uraikan beberapa alasaannya. Pertama, selama magang ini, kostum yang dipakai harus hitam putih (ini secara simboliknya). Nah yang kedua, status saya dan teman-teman yang lainnya masih hitam putih. Kita udah nggak ada mata kuliah lagi, dibilang udah selesai juga belum, karna kita masih dalam proses awal ditahap yang terakhir. Yaitu menanti datangnya hari Wisuda yang lebih kurang 10 minggu lagi. Dimana selama dalam masa penantian itu, kita harus magang euy..pake hitam putih pula. Jadilah judulnya “Hitam Putih Penantian”.
Oke, kita langsung saja masuk ke pengalaman cerita yang ingin saya bagi2kan kepada sahabat2 semua.
Senin, tepatnya 18 Januari 2010 yang lalu. Hari itu merupakan hari pertama saya di siklus kedua-Magang (Tiap2 siklus, waktunya 2 minggu). Di siklus yang sebelumnya, saya magang di bagian Departemen Manajemen FE USU, shift Sore. Nah, untuk siklus yang kedua ini, saya dan teman satu kelompok saya magang dibagian Keuangan. Hari pertama masuk shift pagi, agak gimanaaa gituu. Coz, saya dan temen2 yang lainnya udah ngerasa nyaman saat di departemen Manajemen kemarin.
Tugas-tugas pun mulai diberikan, saat itu saya dan teman saya-ridha, diberi tugas untuk membuat neraca. Lebih tepatnya sih menyalin ulang. Alias memindah bukukan hasil print out ke buku neraca atas penerimaan dan pengeluaran FE USU selama bulan Desember 2009. Atas perintah Pak Fai, kami pun menyanggupinya. Kemudian, Pak Fai pun memberi arahan kepada kami tentang bagaimana cara mengerjakannya. Agar tidak terjadi kesalahan. Setelah paham dengan penerangan pak Fai, kami pun mengerjakannya. Ya..dengan banyak grogi tentunya. Karna nggak boleh sedikitpun melakukan kesalahan. Jika salah, akibatnya bisa fatal. Lembar pertama dikerjakan dengan sempurna. Begitupun dengan lembar kedua. Pak Fai berpesan sebelumnya, agar bertanya terlebih dahulu jika kami tidak tau. Mewanti-wanti kami agar mengerjakan neraca itu sesuai perintahnya. Pengerjaan neraca itu pun cukup menyita waktu kami. Start dari jam 9 pagi sampai sekitar jam12. Pada saat itu waktu menunjukkan jam setengah dua belas, ada satu lembaran lagi yang belum diselesaikan. Sedangkan saya memburu waktu agar tepat jam 12 nanti, pekerjaan itu dapat terselesaikan. Pak Fai tidak berada ditempat, padahal saya ingin bertanya lagi. Namun, karna nggak sabaran untuk menunggu pak Fai, saya pun berinisiatif untuk langsung mengerjakannya saja. Dengan melihat catatan2 pada bulan2 sebelumnya. Ridha-teman saya itu pun mengikuti langkah saya, meskipun dia sendiri nggak yakin dengan apa yang saya lakukan, benar atau enggak.
Sekitar jam dua belas kurang lima, pekerjaan saya pun selesai. Nggak lama, pak Fai pun muncul. Saya pun kemudian menanyakan tentang pekerjaan yang baru saya selesaikan tadi. Dan, disitulah masalah muncul. Ternyata saya melakukan sebuah kesalahan kecil yang dampaknya sangat besar, bahkan Fatal. Saya salah menempatkan item2 cek penerimaan pada lembaran neraca. Seharusnya, item tersebut diletakkan dilembar terakhir bulan November. Sedangkan saya meletakkannya dilembar kedua bulan Desember. Pak Fai pun menegur kami atas kesalahan yang kami lakukan. Dan, langsung saja, lembaran2 neraca yang telah kami kerjakan berjam-jam tersebut langsung di robek. Semuanya. Tanpa tersisa. Kami pun harus mengulang pekerjaan kami tersebut dari awal lagi.
Hufff…
Ketika jam pulang tiba, pak Fai pun nyeletuk sambil tertawa kecil “Baru kali ini ada anak magang, kerjaannya salah semua”.
Hehe..kesalahan memang ada pada lu. Kesalahan temen saya adalah karna dia mengikuti kesalahan saya.
Ehm..jadi, ba’da kejadian ini, pelajaran yang bisa saya ambil adalah bahwa
*      Menunggu itu perlu, kita harus sabar menunggu waktu
*      Jika tidak tau, maka bertanyalah. Jangan sok tau
*      Jangan terlalu naïf dalam menentukan sesuatu
*      Yang paling penting, Dengarkan apa-apa yang diperintahkan. Klo nggak disuruh kerjakan jangan dikerjakan.

Alhasil, pekerjaan itu pun kami lanjutkan minggu depannya. Tepatnya tanggal 25 Januari 2010. Nah, belajar dari kejadian minggu lalu, kami pun mengerjakannya dengan sangat hati-hati sekali. Yang tidak kami tau, langsung kami tanyakan ke pak Fai. Pokoknya motto kami kali ini adalah “Biar lambat asal selamat”. Hehehe… nggak boleh buat kesalahan yang sama lagi dah intinya. Jadi, ketika pak Fai nggak ada ditempat, kami pun menghentikan kerjaan kami. Nunggu bapak itu datang, trus nanya lagi deh. Meski kerjaan kami tersebut tidak bisa kami selesaikan dalam satu hari itu, Dari pada salah lagi, mendingan tertunda 1 hari. Ya ndak sih?!

Sahabat, semoga cerita saya diatas juga memberikan sebuah hikmah kecil yang bisa kita jadikan pelajaran bagi hidup kita. Meskipun tidak banyak, tapi semoga saja yang sedikit ini memberi manfaat bagi yang banyak.



25 January 2010
-Langit Senja-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...