Aku terdiam lagi. Mematung. Tak bergerak, seolah nafasku terhenti. benarlah, nafasku tertahan. Menyesak. Aku tau persis ini tabiat penyesalan. Yang mengundangku seketika berselancar pada dimensi khayalku. Andai . . . Mungkinkah . . . dua kata itu membenak pekat, dua kata itu berseliweran diatas kepalaku. Tapi nyata itu harus kuhadapi. Sesalku hanya seonggok nasi yang sudah menjadi bubur. Percuma, tak kan mungkin. Mungkin inilah akhir untuk epidose kehidupan ini, yang setelahnya kan ada episode-episode baru dari cerita yang baru dimulai. Kata temanku, penyesalan yang paling kerak adalah ketika kita merasa kehilangan momentum kesempatan disaat kita tak ada melakukan sedikitpun usaha untuk mendapatkannya. Aku bagaimana? Itukah yang aku rasakan? Sedang saat sadar, aku hanya bisa menghembuskan nafasku yang tertahan, tersengal-sengal. Menyengat hingga ke pusat saraf. Mungkin momentum itu memang bukan punyaku. Aku hanya terlambat, aku hanya terlambat sepersekian detik.
Dan diam, atau sesekali bicara untuk meredakan rasa yang berwujud sesal. Pasti tidak untuk selamanya, karna jika momentum itu punyaku, suatu saat pasti kan kudapati kembali. Mungkin. Bukankah semua adalah Dia yang mengatur?
---------
Bintang beredar dan tampak pada malam, sedang mentari gagah bersinar kala pagi hingga senja menjelang. Semua bergantian menurut garis edarnya. Lalu dimana letak ragu itu, jika kita tau segalanya telah diatur sesuai aturan-Nya?! Tak perlu khawatir. Biar Dia yang mengurusi segala.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dua beda
Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta. Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana. Me...
-
aku belum melakukan iniiii >>> Lapor pajak tahunan, buat Neraca 2012, ngoreksi hutang piutang, Ngoreksi nilai buku aktiva, pengarsi...
-
di 2 November, kembali menuliskan cerita, kisah, atau apalah, yang penting merangkaikan kata jadi kalimat jadi paragraf, dan ditulis di Blog...
-
Dan tak perlu kau tanya aku, tentang hari ini, tentang apa yang menjadi sorotan mata tajam ini. Adakah aku diamkan? Adakah aku urai...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^