10 Des 2012

Becoz of Allaah


Bicara, dengan kata percuma
Mencoba hadir hangatkan suasana yang beku
Mencairkannya agar tetap terlihat biasa
Mestinya tetap seperti biasa
Namun luka itu membuat perjalanan panjang kehidupan kian berbeda
Mungkin bukan jalan ini yang harus dilalui
Atau mungkin pun bukan pintu ini yang harus dimasuki
Di Bumi-Nya terhampar begitu luas pandangan hijau membentang
Dan kan selalu ada harapan baru disebalik pupusnya sebuah harapan
Mungkin bukan saat ini waktu yang harus ditempuh dengan bekal yang telah ditempa sebelumnya
Rabbuna masih memberi jeda sejenak, untuk melakukan perbaikan-perbaikan baru
untuk berpijak pada belahan bumi yang lain
Memilih apa yang bisa dipilih
Atau mengabaikannya dengan resiko ataupun kejutan-kejutan baru yang kan mengelilingi.
Ya, semua berpilin pada prosesnya.
Bahkan diam pun adalah proses . . .
Proses menentukan pilihan, antara bicara atau tetap teguh memegang prinsip yang selama ini ditanam.
Anggaplah lalu ketika penilaian orang-orang tak sejalan dengan roda kehidupan yang dijalani, Meski isyarat mereka jelas menghakimi.
Cukup pahami bahwa hidup ini tidak sendiri, ada Allaah yang menemani.
Bila pun lelah memenuhi, yakini selalu ada kebaikan disebaliknya. Allaah telah mempersiapkan segalanya untuk kita manusia. Tiada pernah meleset satu pun yang telah ditetapkan oleh-Nya. Sebab takdir berada di ujung ikhtiar kita manusia, Sebab takdir pun dapat berubah oleh doa-doa khusyuk kita kepada Rabbuna.
Proses kehidupan, serumit apapun, sesulit apapun, sekalut apapun kita dibuatnya, tetaplah harus terus kita jalani, suka tidak suka, terima tidak terima, sebab dari sanalah kita terus belajar, belajar menjadi insan yang sempurna, yang hidupnya selalu dialiri dengan kesyukuran, yang hidupnya selalu diliputi kesabaran, meski keduanya lebih sering alpa ketimbang hadirnya.
Hanya satu, Allaah! Dia-lah Allaah Yang Esa. Kembalikanlah segala pada-Nya, sebab segala hanyalah milik-Nya. Sang Penggenggam Arsy, Sang Penguasa Alam semesta. Jika bukan pada Dia, lalu pada siapa lagi kita sandarkan segala pinta dan resah?

Rabbana Atina fiddunya hasanah wafil akhiroti hasanah waqina adzabannar . . .


*Menulis dengan tanpa aba-aba, tenpa editan kata, membiarkannya mengalir begitu saja hingga terangkai irama nada bahasa.
Semua ini jelas karena-Mu ya Rabb, tanpa-Mu tiadalah daya kami membuat suatu perkara. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...