Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
By: Sapardi Djoko Damono
28 Mar 2013
Sajak Kecil Tentang Cinta
sajak kecil tentang cinta
mencintai angin harus menjadi siut
mencintai air harus menjadi ricik
mencintai gunung harus menjadi terjal
mencintai api harus menjadi jilat
mencintai cakrawala harus menebas jarak
mencintaiMu(mu) harus menjadi aku
By: Sapardi Djoko Damono
mencintai angin harus menjadi siut
mencintai air harus menjadi ricik
mencintai gunung harus menjadi terjal
mencintai api harus menjadi jilat
mencintai cakrawala harus menebas jarak
mencintaiMu(mu) harus menjadi aku
By: Sapardi Djoko Damono
Sihir Hujan
Hujan mengenal baik pohon, jalan, dan selokan
-- swaranya bisa dibeda-bedakan;
kau akan mendengarnya meski sudah kaututup pintu dan jendela.
Meskipun sudah kau matikan lampu.
Hujan, yang tahu benar membeda-bedakan, telah jatuh di pohon, jalan, dan selokan
- - menyihirmu agar sama sekali tak sempat mengaduh
waktu menangkap wahyu yang harus kaurahasiakan.
By: Sapardi Joko Damono
-- swaranya bisa dibeda-bedakan;
kau akan mendengarnya meski sudah kaututup pintu dan jendela.
Meskipun sudah kau matikan lampu.
Hujan, yang tahu benar membeda-bedakan, telah jatuh di pohon, jalan, dan selokan
- - menyihirmu agar sama sekali tak sempat mengaduh
waktu menangkap wahyu yang harus kaurahasiakan.
By: Sapardi Joko Damono
27 Mar 2013
A S A
Segenggam asa, ingin bicara
Namun diam dalam selaksa.
Sejuntai rindu, mengalun syahdu
Namun tersekat dalam ruang bisu
Terkulai layu dalam nyata tanpa ritme cahaya
Buram, tanpa alunan nada yang mengeja makna
Rusuh, dalam hembusan angin yang mengaduh
Terlalu jauh untuk kutempuh
Dan sisa-sisa optimisme lebur bagai abu
Terserak dalam alunan sikap yang mengalah
Maaf, tak sempatku berbenah!
Ruang Bisu,
27.3.13
26 Mar 2013
Antara Dua Wanita (Berkelana Dalam Pilihan 2nd)
Bahwa ada pilihan-pilihan dalam
menyusun cita dan langkah di jalan cinta para pejuang, biarlah kali ini dua
orang wanita mengajari kita. Wanita pertama bernama Habibah binti Sahl, istri
Tsabit ibn Qais. Suatu masa ia datang kepada Rasulallah saw. Ia berkata,
”... Aku tidak mengingkari kebagusan akhlaq dan agamanya, Ya Rasulallah.
Tetapi aku takut menjadi kufur jika tak bercerai darinya. Aku takut jika terus
menerus bermaksiat padanya karena ketidaktaatan pada suami, dan aku tahu itu
menyalahi perintah Allah...”
Rasulallah bersabda,
”Maukah engkau mengembalikan kebun-kebunnya?” Habibah menjawab,
”Ya...!” Maka Rasulallah bersabda kepada Tsabit, ”Ambil
kembali kebun itu, dan thalaq-lah istrimu satu kali!”
Habibah begitu mengerti akan
potensi dirinya. Ia tahu resiko yang kemungkinan besar terjadi sebagai
konsekuensi dari bertemunya realita kondisi yang ia hadapi dengan watak, sifat
dan karakter dirinya. Maka ia bicara tentang sebuah hak yang memang semestinya
ia peroleh.
Ia tidak tercela. Bagaimanapun
ada harapan-harapan tersendiri bagi seorang wanita untuk mendapatkan suami yang
begini dan begitu. Siapapun tidak berhak mengatakan Habibah berselera rendah
karena menolak Tsabit ibn Qais semata karena alasan fisik. Dan sebenarnya
alasannya lebih pada dirinya sendiri yang khawatir kufur kepada Allah atas
kondisi suaminya. Ada hal yang lebih besar yang ia takutkan, yakni kufur pada
nikmat Allah, dan durhaka pada suami. Habibah memilih untuk bertaqwa pada Allah
dengan meminta cerai dari seorang suami yang sulit diterima oleh perasaannya.
Selalu ada ruang dan ruang itu
berisi pilihan-pilihan. Tetapi, bicara tentang kemuliaan, tentu lebih dari
sekedar bicara tentang hak.
Inilah kisah tentang wanita
kedua. Dengarlah, dalam riwayat Imam An Nasa’i, ’Aisyah bercerita
dalam perasaan yang senada. ”Ada seorang gadis remaja dinikahkan dengan
seorang laki-laki. Ia kemudian berkata padaku, ”Sesungguhnya ayah telah
menikahkanku dengan putera saudaranya agar martabatnya dapat terangkat melalui
diriku. Tetapi aku tidak menyukainya...!”
’Aisyah lalu mengajaknya
bertemu dengan Rasulallah. Kemudian Rasulallah mengutus seseorang untuk
memanggil ayahnya agar hadir ke rumah beliau. Ketika sang ayah hadir,
Rasulallah menyerahkan kembali urusan hal pernikahan kepada sang gadis. Dan
gadis itu berkata’ ”Ya Rasulallah, sebenarnya aku telah ridha akan
apa yang dilakukan ayah kepadaku. Hanya saja, aku berkeinginan untuk
memberitahukan kepada para wanita, bahwa mereka memiliki hak dalam masalah
ini.”
Ada hak dalam menolak pernikahan
yang digagas orang tua. Tapi ada kemuliaan dalam mentaati orang tua dan
berbakti pada mereka. Wanita agung ini memilih yang kedua. Bukanya tanpa
resiko. Karena dalam pernikahan ini ianya harus membangun cinta, mengatur
perasaannya dari titik tidak suka. Menarik. Karena gadis ini mengungkap satu
pelajaran besar tentang hak wanita untuk menentukan pilihan. Ia memperjuangkan
hak saudari-saudarinya agar mendapat ketegasan pengakuan dari Allah dan
RasulNya. Dan jauh lebih menarik, karena ia mengungkap kemuliaan sebuah kata
ridha kepada orang tua, dan keagungan kata shabar atas ujian.
Begitulah. Selalu ada ruang
diantara rangsangan dan tanggapan. Dan ruang itu berisi pilihan-pilihan. Maka
itulah gunanya misteri takdir. Agar kita memilih diantara bermacam tawaran.
Sumber:
Web In RZ
24 Mar 2013
Puisi Sabili :)
-Surau Di Ujung Gang-
Surau...
Terkoyak peluru bengis
Membogem mentah pendusta dunia
Parau, suara laki-laki tua mengacau
Mengusik kuping-kuping pecinta dunia
Lalu berbaris layaknya tentara
tiga dan lima berjejer mesra
Mereka yang hidup separuh abad mulai berjama'ah
Si kepala dua, entah dimana!
Mereka asyik berdendang pendewa
Untuk ke syurga, katanya!
Tapi lupa pada DIA.
Surau..
Lusuh berdebu.
Pak tua sibuk mengapit sapu
Lalu menarikannya beriring dzikir menyeru.
Sejadah panjang menggerutu
Pijakannya benar-benar berbau debu
Tapi ia kagum dengan bocah berusia sepuluh
Yang duduk mahsyuk laiknya berteduh
Matanya menyapih air, deras sekali
Tak peduli liku-liku debu menderu tubuhnya
Masih menyapih, didekapan kalam Tuhan
Lirih berbisik berjanji
Kan ku jaga surau-MU ya Rabbi...
Masih menyapih, bahkan lebih deras lagi
Membasahi lantai surau. Medan, 9 Agustus 2008
Terkoyak peluru bengis
Membogem mentah pendusta dunia
Parau, suara laki-laki tua mengacau
Mengusik kuping-kuping pecinta dunia
Lalu berbaris layaknya tentara
tiga dan lima berjejer mesra
Mereka yang hidup separuh abad mulai berjama'ah
Si kepala dua, entah dimana!
Mereka asyik berdendang pendewa
Untuk ke syurga, katanya!
Tapi lupa pada DIA.
Surau..
Lusuh berdebu.
Pak tua sibuk mengapit sapu
Lalu menarikannya beriring dzikir menyeru.
Sejadah panjang menggerutu
Pijakannya benar-benar berbau debu
Tapi ia kagum dengan bocah berusia sepuluh
Yang duduk mahsyuk laiknya berteduh
Matanya menyapih air, deras sekali
Tak peduli liku-liku debu menderu tubuhnya
Masih menyapih, didekapan kalam Tuhan
Lirih berbisik berjanji
Kan ku jaga surau-MU ya Rabbi...
Masih menyapih, bahkan lebih deras lagi
Membasahi lantai surau. Medan, 9 Agustus 2008
-Qalbu Tak Berbias-
Duhai
qalbu..
Cairlah
dari beku
Lembutlah
dari batu.
Karna
kau qalbu...
Bukan
es atau pun batu
Lembutlah...
Karna
laku berasal darimu
Wujud
lagu berawal darimu.
Duhai
Qalbu...
Tidakkah
kau merindu??
Medan, 29 Desember 2008
-Bekal Pulang-
Aku
ingin pulang
Dengan
bekal yang telah aku sandang.
Dan
meninggalkan apa yang aku pinjam
;dirumah-MU.
Aku
ingin pulang
Dengan
kaki yang telanjang.
Terbakar
panas, debu-debu jalanan.
Aku
ingin pulang
Tidur
di pangkuan Penguasa alam.
Bening
Hati, 17 February 2009
-Hamba Kufur-
Apa
yang sudah kau berikan?
Tapi
kau minta dilebihkan.
Emas
segunung kau siakan,
Sutra
hijau kau bilang rerumputan.
Apa
yang sudah kau berikan?
Pengepak
firman kau bilang siluman
Travel
travel setan kau bilang kesenangan.
Dusta
adalah merdeka
Riya
adalah harta
Dendam
adalah jiwa.
Dusta
telah merdeka
Riya
bergelimang harta
Dendam
terenggut jiwa.
Itu
yang kau bilang syurga?
Sedang
Malik;
Menatapmu
sangar penuh nafsu.
Bening
Hati, 9 April 2009
23 Mar 2013
21 Mar 2013
Aku Berdarah Jawa - Minang
Hai, namaku Lulu. Aku si perempuan berdarah minang, campuran jawa tentunya. Kalau ditanya apakah aku bisa berbahasa minang, tentu saja (bisa?) tidak--- aku tidak bisa berbahasa minang. Jawa juga tidak, aku tak bisa berbahasa daerah manapun. Sepertinya aku ini punya masalah sama bahasa. Aku sangat sulit menguasai bahasa lain, meski itu bahasa ibuku sendiri.
Ibuku keturunan Minang tulen, nenek dari Pariaman- suku Jambak, sedangkan kakek dari Bojol- suku Melayu. Ibuku lahir di Medan. Karna semasa muda nenekku dulu, nenekku sudah hijrah ke Medan. Tapi sama saja sepertiku, ibuku pun tak bisa berbahasa minang. Gak heran kan kalau nurun ke anaknya.
Oh iya, aku memanggil orangtua ibuku dengan sebutan "Andong", bukan nenek. Hehe. . .
Kalau kakek, beliau dulunya seorang tentara (TNI). Istrinya ada tiga. Seumur hidupku yang saat itu masih kecil, yang aku tau, aku pernah melihat kakek justru ketika kakek meninggal. Nah pas jasad kakek terbujur kaku di rumah Andong, kami semua cucu-cucunya diminta untuk mencium kakek, ya jelas aja cucu-cucunya pada kaburr, sembunyi masuk kamar. Secara gak kenal. Tau-tau udah dibilang aja, "Itu kakek kalian, kakek udah meninggal. Ayo lekas cium kakek." Tanpa aba-aba, kami semua lari bersembunyii. hahah. . . . harap maklum yaa, namanya juga masih anak-anak, kami tidak mengerti, belum memahami apa-apa :D
Eh iya, karena istri kakek ada tiga, jadilah aku punya banyak saudara. Anak kakek ada 17 (kalau gak salah ingat sih) Nah, ibuku anak pertama dari istri pertama. Anak Paling Sulung lah :)
Alhamdulillaah, bertujuhbelas itu akur semua. Meski aku sudah lupa semua siapa2 saja adik ibuku dari istri-istri kakek yang lainnya.
Ini ya urutannya ---->>; Mama - Om Idrus - Om Marjuki - Om Iwan - Bu Ratna - Om Didi - Bu dewi. (ini dari Istri pertama)
Kalau dari Istri kedua --->>; Om Imran - Om Irsan - Bu Rini. . . . dan sepertinya urutannya juga salah. hehe... harap maklum yah. Ingatan saya payah nih.
Kalau dari Istri ketiga ---- >> Om ..... - Bu ..... - Om Pendi - Khaidir - Mu'im
Masih Empat belas, Tiganya lagi siapa?? Saya lupa -____-' Tujuh belas atau empat belas ya?? -____-" (Mohon maaf lahir bathin kalau ghitu ^^)
Nah kali ini tentang Ayahku. Papa itu keturunan Jawa - Sunda. Kakek Jawa Solo, Nenek Sunda. Tapi sejak kecil, papa sudah diasuh sama kakaknya Bapak Papa. Karna kakaknya bapak papa tidak punya anak, jadilah si papa di urus sama "Uwaknya" (Kakak kandung Bapaknya Papa). Kata Papa, Orangtua papa (Nenek) berikut keluarga besarnya, sudah hijrah dari bandung sejak lama, bahkan katanya sekeluarga udah netap di Sumatera. Kalau gak salah sih waktu itu hijrahnya antara ke Meuredu, NAD - Aceh atau ke Medan (Saya lupa lagi yang mana, ingatan saya emang payah nih). So, sundanya jelas udah luntur karna terkontaminasi iklim Medan :) Haha. . . Eh iya, mengenai bahasa, papa masih bisa berbahasa jawa. Tapi tidak diturunkan ke anaknya, jadilah satupun diantara kami tidak ada yang bisa berbahasa jawa atupun minang, apalagi sunda. Hehehe . . .
Nah, suami "Uwaknya" itu (yg ngasuh papa) orang Medan asli, marganya Nasution. Kalau gak salah sih tentara juga. Eh iya, bapak kandungnya papa juga sama kayak bapak kandungnya mama. Istrinya ada tiga. Jadilah saya punya banyak saudara dimana-mana. Adik-adiknya Papa itu Paling banyak di kota Binjai,tidak terlampau jauh dari Medan.
Papa itu anak paling bungsu dari tiga bersaudara. Wak Ramlan - Wak Madi - Papa. Dari istri kedua dan ketiga saya sama sekali gak tau urutannya. -____- (Maafkan saya yaa...)
Nah, dari adek2 papa yang di Binjai, beberapa yang ku ingat, ada bu Ayu, om Su, Om Harjo, Om Harto, masih banyak lagi sebenernya, tapi saya sama sekali gak ingat.
Nah, malangnya ketika ada orang yang nanya-nanya aku orang apa (asal-suku). Dulunya suka ribet harus jelasin satu-satu, asal ibuku, ayahku, dsb. Tapi kali ini, tiap kali ditanya jawabannya cuma satu, "Orang Medan". Wes, itu aja. Biar gak ribet juga. Hehehe. . .
Oiya, biasanya kalau dalam berteman, kita itu gak jauh beda "nasib" dengan teman-teman dekat kita yg lainnya. Nah, si akunya punya temen deket yang kita itu senasib dan sepenanggungan. Punya latar belakang budaya yang sama, dan juga kebiasaan. hehe.... tapi bukan berarti menutup kemungkinan untuk yang beda dengan kita lhoo yaa.
Sebut saja, sahabat yang paling sering aku sebut-sebut di Blog ini, dialah si Lastroo, eh salah... Lastri maksudnya. Hihi . . . Lastri juga berdarah minang. Tapi lebih kental minangnya. Kalau udah ketemu sama orang minang, pastilah berbahasa minang. Cuma akunya aja yang bingung-bingung tebodo' karna gak ngerti sama sekali.
Hm. . . . Lelah ternyata, aku jadi ingat. Kata si Lastri, akunya jangan tidur terlalu larut. Ngantuk sekaliii. .. .
*Continued
Ibuku keturunan Minang tulen, nenek dari Pariaman- suku Jambak, sedangkan kakek dari Bojol- suku Melayu. Ibuku lahir di Medan. Karna semasa muda nenekku dulu, nenekku sudah hijrah ke Medan. Tapi sama saja sepertiku, ibuku pun tak bisa berbahasa minang. Gak heran kan kalau nurun ke anaknya.
Oh iya, aku memanggil orangtua ibuku dengan sebutan "Andong", bukan nenek. Hehe. . .
Kalau kakek, beliau dulunya seorang tentara (TNI). Istrinya ada tiga. Seumur hidupku yang saat itu masih kecil, yang aku tau, aku pernah melihat kakek justru ketika kakek meninggal. Nah pas jasad kakek terbujur kaku di rumah Andong, kami semua cucu-cucunya diminta untuk mencium kakek, ya jelas aja cucu-cucunya pada kaburr, sembunyi masuk kamar. Secara gak kenal. Tau-tau udah dibilang aja, "Itu kakek kalian, kakek udah meninggal. Ayo lekas cium kakek." Tanpa aba-aba, kami semua lari bersembunyii. hahah. . . . harap maklum yaa, namanya juga masih anak-anak, kami tidak mengerti, belum memahami apa-apa :D
Eh iya, karena istri kakek ada tiga, jadilah aku punya banyak saudara. Anak kakek ada 17 (kalau gak salah ingat sih) Nah, ibuku anak pertama dari istri pertama. Anak Paling Sulung lah :)
Alhamdulillaah, bertujuhbelas itu akur semua. Meski aku sudah lupa semua siapa2 saja adik ibuku dari istri-istri kakek yang lainnya.
Ini ya urutannya ---->>; Mama - Om Idrus - Om Marjuki - Om Iwan - Bu Ratna - Om Didi - Bu dewi. (ini dari Istri pertama)
Kalau dari Istri kedua --->>; Om Imran - Om Irsan - Bu Rini. . . . dan sepertinya urutannya juga salah. hehe... harap maklum yah. Ingatan saya payah nih.
Kalau dari Istri ketiga ---- >> Om ..... - Bu ..... - Om Pendi - Khaidir - Mu'im
Masih Empat belas, Tiganya lagi siapa?? Saya lupa -____-' Tujuh belas atau empat belas ya?? -____-" (Mohon maaf lahir bathin kalau ghitu ^^)
Nah kali ini tentang Ayahku. Papa itu keturunan Jawa - Sunda. Kakek Jawa Solo, Nenek Sunda. Tapi sejak kecil, papa sudah diasuh sama kakaknya Bapak Papa. Karna kakaknya bapak papa tidak punya anak, jadilah si papa di urus sama "Uwaknya" (Kakak kandung Bapaknya Papa). Kata Papa, Orangtua papa (Nenek) berikut keluarga besarnya, sudah hijrah dari bandung sejak lama, bahkan katanya sekeluarga udah netap di Sumatera. Kalau gak salah sih waktu itu hijrahnya antara ke Meuredu, NAD - Aceh atau ke Medan (Saya lupa lagi yang mana, ingatan saya emang payah nih). So, sundanya jelas udah luntur karna terkontaminasi iklim Medan :) Haha. . . Eh iya, mengenai bahasa, papa masih bisa berbahasa jawa. Tapi tidak diturunkan ke anaknya, jadilah satupun diantara kami tidak ada yang bisa berbahasa jawa atupun minang, apalagi sunda. Hehehe . . .
Nah, suami "Uwaknya" itu (yg ngasuh papa) orang Medan asli, marganya Nasution. Kalau gak salah sih tentara juga. Eh iya, bapak kandungnya papa juga sama kayak bapak kandungnya mama. Istrinya ada tiga. Jadilah saya punya banyak saudara dimana-mana. Adik-adiknya Papa itu Paling banyak di kota Binjai,tidak terlampau jauh dari Medan.
Papa itu anak paling bungsu dari tiga bersaudara. Wak Ramlan - Wak Madi - Papa. Dari istri kedua dan ketiga saya sama sekali gak tau urutannya. -____- (Maafkan saya yaa...)
Nah, dari adek2 papa yang di Binjai, beberapa yang ku ingat, ada bu Ayu, om Su, Om Harjo, Om Harto, masih banyak lagi sebenernya, tapi saya sama sekali gak ingat.
Nah, malangnya ketika ada orang yang nanya-nanya aku orang apa (asal-suku). Dulunya suka ribet harus jelasin satu-satu, asal ibuku, ayahku, dsb. Tapi kali ini, tiap kali ditanya jawabannya cuma satu, "Orang Medan". Wes, itu aja. Biar gak ribet juga. Hehehe. . .
Oiya, biasanya kalau dalam berteman, kita itu gak jauh beda "nasib" dengan teman-teman dekat kita yg lainnya. Nah, si akunya punya temen deket yang kita itu senasib dan sepenanggungan. Punya latar belakang budaya yang sama, dan juga kebiasaan. hehe.... tapi bukan berarti menutup kemungkinan untuk yang beda dengan kita lhoo yaa.
Sebut saja, sahabat yang paling sering aku sebut-sebut di Blog ini, dialah si Lastroo, eh salah... Lastri maksudnya. Hihi . . . Lastri juga berdarah minang. Tapi lebih kental minangnya. Kalau udah ketemu sama orang minang, pastilah berbahasa minang. Cuma akunya aja yang bingung-bingung tebodo' karna gak ngerti sama sekali.
Hm. . . . Lelah ternyata, aku jadi ingat. Kata si Lastri, akunya jangan tidur terlalu larut. Ngantuk sekaliii. .. .
*Continued
Sajak Rindu
Kita hanya terpisah beberapa kota, dan rindu itu hadir diantara jarak beberapa lini masa. Tahukah kau? Aku rindu, rindu masa-masa kejayaan kita bersama.
Cuma itu. Dan aku tau, kita merasakan hal yang sama.
21.3.13
Cuma itu. Dan aku tau, kita merasakan hal yang sama.
21.3.13
Disapa Hujan
Hai hujan, terimakasih sudah mampir hari ini ke ruang riuhku. Tahukah kau, ketika yang lain menyayangkan kehadiranmu, aku justru begitu bersorak gembira akannya. Kau mendengar untaian malamku semalam. Meski bukan pagi hari, siang ini kau gagah sekali. Aku menyukaimu. Amat menyukaimu. Oiya, pagi tadi aku sudah menyiram bunga, menyegarkan tumbuhan hijau yang melingkupi ruang terasku. Terimakasih untuk hadirmu, jelas kau mengindahkan kebunku lagi.
Menyapa Hujan
Hai, apa kabarmu?
Bumiku gersang tanpa sapamu beberapa waktu belakangan ini. Kau dimana? Tak berhasratkah sejenak untuk mampir di teras rumahku yang sudah penuh dengan totol tanah kering? Hey . . . tahukah kau, aku rindu. Entah sejak kapan ia terus mengikutiku.
Kau tau, aku selalu senang saat kau datang di senja itu. Itu artinya aku tak perlu mengangkut air dari belakang ke depan dengan tergopoh-gopoh untuk menyirami tanaman-tanaman hijau di teras rumahku. Itu artinya, kau bersamaku saat itu. Kau yang selalu menanyakan padaku, "Apa sudah kau siram bunga-bunga itu?" --- Belum, jawabku. Aku malas sekali melakukannya. Dan kau tau persis bukan itu alasanku, tapi kaulah. Karna aku ingin kau yang menyirami ladang hijau kecil yang terhampar di teras rumahku. Aku ingin terus bersamamu, dalam rinai hujan yang membasahi bumiku yang kering.
Malam ini, sumuk sekali. Tanpamu cuaca malam seakan mengamuk. Sedikit tak bersahabat dengan suhu tubuh yang masih tak tentu. Aku ingin kau tau, bahwa aku selalu rindu. Aku rindu pada tanya lembutmu yang dulu, yang sekarang tak lagi terdengar disudut ujung ruang dengarku. "Apa sudah kau siram bunga-bunga itu? --- Nanti ayahmu marah jika kau tak melakukannya." --- Ocehanmu membuatku rindu. Rindu pada teduh mataku memandangmu, rindu pada sosok yang kulihat dari sandaranku dipangkuan ibu. Hujan itu kau. Rinai yang selalu menemani saat senduku. Bulir yang selalu mengaliri tiap aliran resah dan rinduku.
Kau ingat kata yang selalu kubisiki ditiap riuhmu? --- "Aku mencintaimu apa adanya kau, karna aku sang pecinta hujan". Seperti sekarang, meski kau tak terlihat, aku tetap pada hati yang pernah kutitipkan padamu. "Aku mencintaimu apa adanya kau". Dan setelah kata itu terucap, biasanya kau akan menyapaku ditiap harinya.. Dan terkadang lewat embun pagi, kau titip salammu untukku sang Pencinta Hujan. Hey,... maukah esok kau hadir disaat fajar? Lalu tinggalkanlah seberkas benih beningmu di telaga biru. Agar saat mentari menelisik tinggi, ia paham tuk menyerakkan tujuh warna lewat spektrum pelita yang merekah. Merah jingga ku, Hijau biru nila untukmu. Kau aku menyaksikan Pelangi.
#Kepada Hujan yang Kurindukan :)
Bumiku gersang tanpa sapamu beberapa waktu belakangan ini. Kau dimana? Tak berhasratkah sejenak untuk mampir di teras rumahku yang sudah penuh dengan totol tanah kering? Hey . . . tahukah kau, aku rindu. Entah sejak kapan ia terus mengikutiku.
Kau tau, aku selalu senang saat kau datang di senja itu. Itu artinya aku tak perlu mengangkut air dari belakang ke depan dengan tergopoh-gopoh untuk menyirami tanaman-tanaman hijau di teras rumahku. Itu artinya, kau bersamaku saat itu. Kau yang selalu menanyakan padaku, "Apa sudah kau siram bunga-bunga itu?" --- Belum, jawabku. Aku malas sekali melakukannya. Dan kau tau persis bukan itu alasanku, tapi kaulah. Karna aku ingin kau yang menyirami ladang hijau kecil yang terhampar di teras rumahku. Aku ingin terus bersamamu, dalam rinai hujan yang membasahi bumiku yang kering.
Malam ini, sumuk sekali. Tanpamu cuaca malam seakan mengamuk. Sedikit tak bersahabat dengan suhu tubuh yang masih tak tentu. Aku ingin kau tau, bahwa aku selalu rindu. Aku rindu pada tanya lembutmu yang dulu, yang sekarang tak lagi terdengar disudut ujung ruang dengarku. "Apa sudah kau siram bunga-bunga itu? --- Nanti ayahmu marah jika kau tak melakukannya." --- Ocehanmu membuatku rindu. Rindu pada teduh mataku memandangmu, rindu pada sosok yang kulihat dari sandaranku dipangkuan ibu. Hujan itu kau. Rinai yang selalu menemani saat senduku. Bulir yang selalu mengaliri tiap aliran resah dan rinduku.
Kau ingat kata yang selalu kubisiki ditiap riuhmu? --- "Aku mencintaimu apa adanya kau, karna aku sang pecinta hujan". Seperti sekarang, meski kau tak terlihat, aku tetap pada hati yang pernah kutitipkan padamu. "Aku mencintaimu apa adanya kau". Dan setelah kata itu terucap, biasanya kau akan menyapaku ditiap harinya.. Dan terkadang lewat embun pagi, kau titip salammu untukku sang Pencinta Hujan. Hey,... maukah esok kau hadir disaat fajar? Lalu tinggalkanlah seberkas benih beningmu di telaga biru. Agar saat mentari menelisik tinggi, ia paham tuk menyerakkan tujuh warna lewat spektrum pelita yang merekah. Merah jingga ku, Hijau biru nila untukmu. Kau aku menyaksikan Pelangi.
#Kepada Hujan yang Kurindukan :)
20 Mar 2013
Tsurayya
Doubble Tsurayaa untuk dua bidadariku yang cantik jelita. Sebut saja yang pertama "Nurin Nayla Tsurayya" dan yang kedua "Fajra Alifa Tsurayya". Dua nama yang indah bukan . . . hehe.
Alhamdulillaah, tanggal 15 Maret kemarin, telah hadir anggota baru di keluarga besar kami. Yaitu anak kedua dari kakakku yang di Malaysia. Masih seperti biasa, si akunya dipercaya lagi untuk ngasih nama buat si kecil. Jadilah beberapa waktu lalu sibuk browsing mencari padu padan nama yang cocok untuk bidadari kecilku di Negeri Jiran tersebut.
Nurin dengan panggilan "Nuwi" dan mungkin kelak si dedek Fajra dipanggil dengan sebutan "Ara". Hm, sangat suka dengan nama Nayla, Tsurayya, juga Alifa. Nanti kalau punya anak laki, dikasih nama Alif ^^. Si Alif kecil . . . ada lagunya kan yah :)
Hm. . . jadi gak sabaran pengen lihat dek Ara :)
Alhamdulillaah, tanggal 15 Maret kemarin, telah hadir anggota baru di keluarga besar kami. Yaitu anak kedua dari kakakku yang di Malaysia. Masih seperti biasa, si akunya dipercaya lagi untuk ngasih nama buat si kecil. Jadilah beberapa waktu lalu sibuk browsing mencari padu padan nama yang cocok untuk bidadari kecilku di Negeri Jiran tersebut.
Nurin dengan panggilan "Nuwi" dan mungkin kelak si dedek Fajra dipanggil dengan sebutan "Ara". Hm, sangat suka dengan nama Nayla, Tsurayya, juga Alifa. Nanti kalau punya anak laki, dikasih nama Alif ^^. Si Alif kecil . . . ada lagunya kan yah :)
Hm. . . jadi gak sabaran pengen lihat dek Ara :)
#Ujub
“Jika berbicara membuatmu merasa ujub maka diamlah. Dan jika diam membuatmu merasa ujub maka berbicaralah.”
(Bisyr bin al-Harits)
19 Mar 2013
Menjalani Sebab
Syaikh Abdul Qodir al Jailani berkata:
"Rasakanlah pahitnya obat, dan berdirilah di depan pintu pekerjaan
untuk memasukinya, sehingga engkau dapat bersungguh-sungguh dengannya.
Jangan sekali-kali hanya duduk di atas tempat pembaringan, atau tidur
di balik selimut, atau bersembunyi di balik pintu kemudian engkau
meminta pekerjaan. Itu suatu hal yang mustahil.
[al Fathu Rabbani wal Faidhu Rahmani]
[Dikutip dari buku 'Nasehat Syaikh Abdul Qadir Jailani, Oleh: Syaikh Shalih Ahmad Syami]
18 Mar 2013
Orang Yang sabar
Tidak ada yang bisa menyakiti hati seseorang yang sabar--fisiknya bisa, tapi jiwanya utuh.
--Tere Lije
17 Mar 2013
4 Rahasia Ketenangan Hidup
1. Aku yakin bahwa rezekiku tidak tertukar, karena itu hatiku tenang.
2. Aku yakin amalku tidak mungkin digantikan oleh yang lain, karena itu aku semangat beribadah.
3. Aku yakin bahwa Allah mengawasiku, karena itu aku malu bermaksiat.
4. Aku yakin bahwa mati selalu membuntutiku, karena itu aku selalu siap menghadapinya.
(Hasan Al-Bashri)
Begitulah Kehidupan
"Begitulah
kehidupan. Robek tidaknya sehelai daun di tempat tersembunyi semua
sudah ditentukan. Menguap atau menetesnya sebulir embun yang menggelayut
di bunga anggrek di dahan paling tinggi, hutan paling jauh, semua sudah
ditentukan."
"Kalau urusan sekecil itu saja sudah ditentukan, bagaimana mungkin urusan manusia yang lebih besar luput dari ketentuan?"
--Tere Liye, novel "Rembulan Tenggelam Di Wajahmu"
Untukmu Yang Masih Sendiri
"Dengarkanlah
kabar bahagia ini ; wahai wanita-wanita yang hingga usia tiga puluh,
empat puluh, atau lebih dari itu, tapi belum juga menikah, mungkin
karena keterbatasan fisik, kesempatan atau tidak pernah 'terpilih' di
dunia yang amat keterlauan mencintai materi dan tampilan wajah.
Yakinlah, wanita-wanita salehah yang sendiri, namun tetap mengisi
hidupnya dengan indah, berbagi, berbuat baik, dan bersyukur. kelak di
hari akhir sungguh akan menjadi bidadari-bidadari surga. dan kabar baik
itu pastilah benar, bidadari surga parasnya cantik luar biasa."
~Tere Liye
Symposium Ruang Rindu
Jika rindu adalah kumpulan luka-luka pilu, maka aku ingin kamu yang menjadi penawar rindu. Agar sembuh lukaku, agar lenyap senduku. Karna kamu adalah rinduku yang kian membuatku memilu.
Jika rindu adalah sajak-sajak bisu, maka aku ingin mendengar lantunanmu lewat senandung lagu. Agar bersatu sajakku yang patah. Karna kamu adalah rinduku dalam sajak yang tak pernah lekang oleh waktu.
Pernah kukhawatirkan rindu yang mengaliri tiap aliran darahku saat bayangmu melesat masuk kedalam dimensi ruang batinku. Saat cengkrama kita diantara derikan jangkrik dan seuntai cahaya dari rembulan yang tak lagi purnama. Sabit, dipenuhi bintang gemintang. Saat ceritaku memulai segalanya dalam ruang dengarmu, saat ceritamu menjadi dongeng untukku dalam ruang dengarku.
Dan cerita kita kian melarut, bersama waktu yang kian mengkerut. Adalah malam saat mula kita terpisah dari jarak sekian masa.
Dalam candaku, terpercik pendar-pendar asa yang meramu. Menguntaikannya menjadi kata sederhana dalam bahasa manusia yang menganggap itu tak biasa. Bisa saja katamu, semua takkan pernah ada yang tau. Dan pedulimu adalah rindu yang tertawar oleh waktu pilu, terpisah jarak mil beribu. Aku bisu dalam malam yang kian menyendu. Menyeka asa yang berlinang dalam sudut pandang mata. Tak biasa, tentu saja ini tabu. Kembali seperti menepuk genderang tabu yang takkan terdengar oleh manusia-manusia bumi. Tentu tak semua memahami, ada rindu yang menunggu dipenghujung waktu. Menunggu diantara ceritaku dan ceritamu. Mungkin kelak kan ada cerita kita. Mungkin, meski itu mustahil bagiku atau untukmu. Dan masing-masing kita menunggu di ruang rindu. Dengan tempat dan design yang berbeda bentuk. Aku -- Kamu. Kita? Entahlah. Kita masih sama, berada dalam ruang tunggu yang kita sebut rindu.
Mengenalmu, baru berbilang pada periode ke-tujuh. Kita sama, sama-sama menunggu waktu diruang rindu. Saling mendoakan, atau sesekali berbagi cerita dalam simposyum ruang rindu.
#Chapter
Ruang tunggu,
17.3.13
Sisi Emosi
Emosiku memendam, tertanam, dan lebih baik aku diam agar ia teredam dalam-dalam.
Agar tiada kau tau remuk redam yang kurasa menghujam.
Agar tiada pernah kau sadari luka perih yang menikamku perlahan. Kembali dan pergi, silih berganti.
Kau takkan pernah tau . . .
Maaf, Ku tak pernah berterus terang.
(*Hehe . . .sesekali buat postingan lebay yak. Habisnya saya bingung mau nulis apa. Tulisan ini juga tulisan beberapa hari yang lalu punya dan baru saya tikkan disini.
^^ Semangat Menulis :)
Namanya Siapa?
Udah dua hari ini saya disibukkan dengan terus-terusan mengirim sms ke Ayah saya dengan intonasi isi yang sama. "Namanya siapa?" - Udah dikasih nama? -jadinya siapa namanya? ---- Sibuk minta ditelpon dan mau nelpon (tapi sayang lupa kode nelpon murah ke Malaysia pake XL) jadilah akhirnya pihak negeri jiran yang menelpon. Tapi sayang sungguh sayang, jawaban yang diinginkan tentu saja belum mendarat di terminal pengharapan. Nama itu belum juga kutemukan.
Eh iya, alhamdulillaah 15 Maret 2013, pukul 02.17 dini hari telah lahir seorang putri nan cantik jelita dari pasangan Lala dan Anton. Yang tak lain dan tak bukan adalah kakak kandung saya.-- Kak Lala.
Malam sebelum melahirkan, kami sempat smsan. Saling menukar kabar, aku bertanya kapan melahirkan, bahkan menebak dan mengira-ngira bahwa sebentar lagi dia akan melahirkan, yaitu tgl 15. Alhamdulillaah tebakan itu benar. Malam itu, kakak udah kesakitan perutnya, lalu dibawalah ia ke Rumah Sakit. Dan akhirnya, tengah malam yang senyap, saat aku pun tertidur diatas kasur dengan pulasnya ---lahirlah putri nan cantik jelita dari rahim kakakku. Dan pulasku pun terganggu dengan bunyi nyaring sms HP Jinggaku. Sms dari si kakak yg mengabarkan bahwa ia sudah melahirkan. Alhamdulillaah, berjalan dengan cepat.
Mulailah si aku sibuk mencari nama. Sampai saat ini sudah 8 nama yang aku ajukan. Tapi belum ada kabar dari seberang nama mana yg dipilih. Huhuhu . . . sedang aku disini tak sabar menanti. Khususnya pengen tau siapa nama tengahnya. Karna untuk nama awal dan akhirnya udah dapat. Tapi masih belum tau lagi jadinya nama yang mana. Masih menunggu di ruang pengap ini. hihihi. . .
tentu saja ada gurat ketidaksabaran ingin melihat wajah comel si dedek Bayi ^^ katanya sih lebih cantik dari kakaknya "Nurin" ^^
Menunggu hingga akhirnya kakiku sampai memijak bumimu duhai bidadari kecilku. Tunggu kehadiran Bunda ya Nak!! :)
Rabb . . . terimakasih untuk keluarga baru ini :)
Eh iya, alhamdulillaah 15 Maret 2013, pukul 02.17 dini hari telah lahir seorang putri nan cantik jelita dari pasangan Lala dan Anton. Yang tak lain dan tak bukan adalah kakak kandung saya.-- Kak Lala.
Malam sebelum melahirkan, kami sempat smsan. Saling menukar kabar, aku bertanya kapan melahirkan, bahkan menebak dan mengira-ngira bahwa sebentar lagi dia akan melahirkan, yaitu tgl 15. Alhamdulillaah tebakan itu benar. Malam itu, kakak udah kesakitan perutnya, lalu dibawalah ia ke Rumah Sakit. Dan akhirnya, tengah malam yang senyap, saat aku pun tertidur diatas kasur dengan pulasnya ---lahirlah putri nan cantik jelita dari rahim kakakku. Dan pulasku pun terganggu dengan bunyi nyaring sms HP Jinggaku. Sms dari si kakak yg mengabarkan bahwa ia sudah melahirkan. Alhamdulillaah, berjalan dengan cepat.
Mulailah si aku sibuk mencari nama. Sampai saat ini sudah 8 nama yang aku ajukan. Tapi belum ada kabar dari seberang nama mana yg dipilih. Huhuhu . . . sedang aku disini tak sabar menanti. Khususnya pengen tau siapa nama tengahnya. Karna untuk nama awal dan akhirnya udah dapat. Tapi masih belum tau lagi jadinya nama yang mana. Masih menunggu di ruang pengap ini. hihihi. . .
tentu saja ada gurat ketidaksabaran ingin melihat wajah comel si dedek Bayi ^^ katanya sih lebih cantik dari kakaknya "Nurin" ^^
Menunggu hingga akhirnya kakiku sampai memijak bumimu duhai bidadari kecilku. Tunggu kehadiran Bunda ya Nak!! :)
Rabb . . . terimakasih untuk keluarga baru ini :)
16 Mar 2013
Berdamai dengan Masa Lalu
"Kau tak akan pernah bisa berdamai dengan masa lalumu jika kau tidak memulainya dengan memaafkan semua kejadian yang telah terjadi. Kau justru harus memulainya dengan tidak menyalahkan dirimu sendiri."
---Tere Liye, Kisah Sang penandai
---Tere Liye, Kisah Sang penandai
Apa aku Diam?
Apa aku diam? atau terlihat mendiamkan?
Tidak kawan, aku tak seperti itu. Memang selalunya begitu, maksud baik jika tak dibungkus dengan penyampaian yang penuh kehati-hatian maka akan mudah sekali dianggap sebagai "Spam" bagi si pendengar. Atau kita ibaratkan saja seperti aplikasi baru di perangkat komputer. Nah, ketika anti virus komputer sangat update, lalu ada aplikasi baru yang kita unduh secara online, ketika hendak meng-instal-nya, maka akan terdeteksi "Virus" oleh antivirus tersebut. Padahal yang dideteksi sebagai virus tersebut justru adalah aplikasi baru yang malah sangat bermanfaat sekali untuk operasi komputer tersebut.
Nah, mungkin seperti itulah kejadian kemarin. Aku tidak memasukkan virus kedalam perangkat komputermu, tapi antivirus-mu lah yang menganggap aplikasi yang kuberikan begitu. Hehe . . . ribet yak, moga bisa ngerti :)
Tidak kawan, aku tak seperti itu. Memang selalunya begitu, maksud baik jika tak dibungkus dengan penyampaian yang penuh kehati-hatian maka akan mudah sekali dianggap sebagai "Spam" bagi si pendengar. Atau kita ibaratkan saja seperti aplikasi baru di perangkat komputer. Nah, ketika anti virus komputer sangat update, lalu ada aplikasi baru yang kita unduh secara online, ketika hendak meng-instal-nya, maka akan terdeteksi "Virus" oleh antivirus tersebut. Padahal yang dideteksi sebagai virus tersebut justru adalah aplikasi baru yang malah sangat bermanfaat sekali untuk operasi komputer tersebut.
Nah, mungkin seperti itulah kejadian kemarin. Aku tidak memasukkan virus kedalam perangkat komputermu, tapi antivirus-mu lah yang menganggap aplikasi yang kuberikan begitu. Hehe . . . ribet yak, moga bisa ngerti :)
O....
O....
Ketika aku terdiam
Tak mampu menyapa
O....
Melodiku beku, saat kau bisu dihadapan
Aku meluruh...
*Continued
Ketika aku terdiam
Tak mampu menyapa
O....
Melodiku beku, saat kau bisu dihadapan
Aku meluruh...
*Continued
Maafin Aku Yaa . . .
Maafin aku yaa Lipi . . . kamu, aku jual. semoga kamu bermanfaat buat yang mempergunakannya sekarang. Terimakasih yaa sudah menemaniku selama ini, kamu pasrah kuapain aja, nemani dari pagi mpe pagi lagi menyelesaikan ketikan, udah jadi tempat uneg-unegnya aku, ngeliatin aku cekikik-cekikik kayak orang gila sambil mlototin layar monitor kamu, atau bahkan nangis-nangis berurai air mata --masih sambil mlototin kamu juga. Lipi is The Best pokoknya, gak tergantikan selamanya, kamu tetap Lipiku. Meski sudah dimiliki pihak lain. hehe . . . Sayang aku gak berubah kok sama kamu. Nanti sesekali aku bersihin kamu dari debu-debu dan kotoran. Pokoknya kamu harus tetep bersih yaaa . . . n jangan ngulah karna bukan aku lagi yang sekarang megang kamu. Sama majikan kamu yang baru, kamu harus baik, jangan ngambek, harus on Fire terus.
Maafin aku yaa Lipi . . . sekali lagi aku minta maaf karna menjualmu. Aku butuh duit saat ini. Hehe . . .soalnya kamu satu-satunya asetku yang tersisa. Setelah Wipi yang pada akhirnya mati total meninggalkanku. Kalian kenangan terbaikku. Mudah-mudahan suatu saat aku bisa beli yang baru, beli HP dan Laptop baru. Doakan aku ya Lipi . . . :)
Salam sayang,
Ex. Little Pinguin
Jarak Antara Sabar dan Bahagia
Jarak antara orang yang sabar dengan orang yang berbahagia itu hanya sehelai benang saja. Sudah dekat sekali.
--Tere liye
Lagu Hidup
Siapapun yang ingin bernyanyi, selalu menemukan lagu untuk dinyanyikan. Selalu." --swedish proverb
**maksud dari pepatah ini sederhana sekali: siapapun yang ingin hidup
bahagia, maka dia akan selalu menemukan kebahagiaan itu. walaupun di
tengah kecamuk perang, di tengah beban kehidupan, di tengah
penganiayaan, di tengah kesulitan, selalu ada kebahagiaan terselip di
sana. tinggal kita mau bahagia atau tidak.
Pemahaman Yang Baik
Orang-orang
yg memiliki pemahaman baik, selalu percaya takdir terbaik akan datang,
maka kisah cintanya bahkan bisa digubah menjadi puisi indah di pagi
syahdu di depan bisunya suara air terjun. Yang terbaik akan datang.
Tetapi orang-orang yg tdk memiliki pemahaman baik, tdk memiliki ilmunya,
hanya mengekor, maka kisah cintanya hanya akan merusak diri sendiri,
bahkan keluarganya sendiri. Penyesalan tidak mudah hilang.
Apa
itu pemahaman yg baik? Banyak. Ada dalam agama kita, ada dalam nasehat
orang tua kita, ada dalam pengamatan sehari-hari, ada dari belajar
pengalaman orang sekitar, ada dimana-mana.
--Tere Liye
Bersabar
Bagi
orang-orang yg bersabar, maka apa-apa yg datang di kemudian hari akan
lebih baik baginya dibanding yg berlalu, yg telah pergi.
Bagi orang-orang yang bersabar, tidak ada ilusi, keraguan, kecemasan, pun termasuk penyesalan.
--Tere Liye
13 Mar 2013
Siapakah orang yang cerdas itu..?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ
وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ
Orang yang pintar itu ialah orang yang mampu mengevaluasi diriniya dan
beramal (mencurahkan semua potensinya) untuk kepentingan setelah mati.
Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan
berangan-angan kepada Allah. [HR. Attirmizi no. 2383 dan dishahihkan
syaikh Al-bani dalam silsilah hadits Ash-Shahihah]
Sumber: Fanpage Status Nasehat
Seorang Laki-laki dan Anjing Kehausan
Seorang laki-laki tampak kehausan. Ketika di kejauhan terlihat sumur,
dia bersegera mendatanginya. Karena tidak ada timba dan tali, dia turun
ke dasar sumur itu, dan minum di dalamnya sampai hilang dahaganya.
Sampai di atas sumur, terlihat seekor anjing yang menjulurkan lidahnya karena sangat haus.
Orang ini berkata,"Dia mengalami haus sebagaimana yang kualami"
Dia mengambil keputusan untuk turun ke dasar lagi dan menjadikan sepatunya sebagai tempat air serta menggigitnya dengan gigi.
Dia memberi anjing itu minum, karena sifat kasih sayangnya kepada makhluk Allah.
Allah pun bersyukur atas perbuatan laki-laki itu dan Dia mengampuninya.
(Para shahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah kami mendapatkan
pahala pada setiap (perbuatan baik kami kepada) hewan? Beliau menjawab,
"ya, pada setiap hewan yang hidup (kalian mendapatkan pahala") HR.
Bukhari Muslim
Di antara faidah kisah ini:
1. Anjuran untuk berbuat baik kepada hewan yang tidak diperintahkan untuk dibunuh secara syara',
2. Allah tetap menerima amal kebaikan dari pelaku dosa besar
3. Hamba yang penyayang akan disayangi oleh Allah Yang Maha Penyayang
4. Allah tidak menyia-nyiakan amal kebaikan sedikitpun
Sebagian faidah diambil dari 'Aunul Ma'bud, 'Azhim al-Abady
(Qishshah Saqyi al-Kalb al-'Uthsyaan, Syaikh Falih ash-Shughayyir)
Kisah Tauladan bagi Ananda, Istiqomah Publishing
Sumber: Fanpage Status Nasehat
Mereka Berkata Tentang Cinta
Anas radhiallahu anhu berkata, "Nabi shallallahu alaihi wasallam berkata,
ما تحابا الرجلان إلا كان أفضلهما أشدهما حبا لصاحبه
'Dua orang saling mencintai (karena Allah) maka yang paling baik di
antara keduanya adalah yang paling kuat cintanya kepada temannya."'
[Shahih, di dalam kitab Ash-Shahihah (450). [lihat kitab Shahih Adabul Mufrad]
Dari Ubaid al-Kindi berkata:
سَمِعْتُ عَلِيًّا يَقُوْلُ لاِبْنِ الْكَوَّاءِ هَلْ تَدْرِي مَا قَالَ
اْلأَوَّلُ ؟ أَحْبِبْ حَبِيْبَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُوْنَ
بَغِيْضَكَ يَوْمًا مَا وَأَبْغِضْ بَغِيْضَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ
يَكُوْنَ حَبِيْبَكَ يَوْمَا مَا
“Aku mendengar Ali berkata
kepada Ibnul Kawwa, “Apakah engakau tahu apa yang dikatakan pertama?”
“Cintailah orang yang engkau cintai dengan sewajarnya, karena mungkin ia
akan menjadi orang yang engkau benci suatu hari nanti. Bencilah orang
yang engkau benci dengan sewajarnya, mungkin ia akan menjadi kecintaanmu
suatu hari nanti.”
[Hasan lighairihi, diriwayatkan dengan
riwayat yang mauquf, telah di shahihkan dengan riwayat marfu' di dalam
kitab Ghaayatul-Maram (272), (Lihat Shahih Adabul Mufrad Imam Bukhari)
oleh Syaikh Albani)]
Dari Aslam, dari Umar bin Khaththab radhiallahu anhu berkata:
لاَ يَكُنْ حُبُّكَ كَلَفًا وَلاَ بَغُضُكَ تَلَفًا فَقُلْتُ كَيْفَ ذَاكَ
؟ قَالَ إِذَا أَحْبَبْتَ كَلِفْتَ كَلَفَ الصَّبِيِّ وَإِذَا أَبْغَضْتَ
أَحْبَبْتَ لِصَاحِبِكَ التَّلَف
“Janganlah cintamu menjadikan
keterlenaan bagimu, dan jangan pula kebencianmu menjadikan kehancuran
bagimu. Aku berkata, “Bagaimanakah itu?” Ia berkata, “Bila engkau
mencintainya, maka engkau mencitainya sampai engkau terlena seperti
layaknya seorang anak kecil, dan bila engkau membenci, engkau
menginginkan kehancuran baginya.”
Shahih sanadnya (Lihat Shahih Adabul Mufad Imam Bukhari oleh Syaikh Albani)
Mu’adz bin Jabal radhi'allahu 'anhu berkata:
إذا أحببت أخا فلا تماره ولا تشاره ولا تسأل عنه فعسى أن توافى له عدوا فيخبرك بما ليس فيه فيفرق بينك وبينه
"Apabila engkau mencintai seseorang, maka janganlah engkau berdebat
dengan dia. Janganlah engkau membicarakannya, janganlah engkau bertanya
tentang dia, karena barangkali engkau bertemu dengan musuhnya lalu dia
memberitahukanmu tentang sesuatu yang tidak terdapat pada dia sehingga
menyebabkan perpecahan antara dia denganmu."
Shahih, sanadnya
yang mauquf dan hadits tersebut diriwayatkan dengan periwayatan yang
marfu' di dalam kitab Adh-Dha'ifah (1420).
http://www.khayla.net/
Sumber: FanPage Muslimah.or.id
Iblis Berkhutbah
Iblis berkhutbah…??,
benar…
ia berkhutbah…
bahkan khutbah yang paling menyentuh hati…
tidak ada khutbah yang menyentuh hati
sebagaimana khutbah Iblis ini.
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah
berkata :
"Tatkala hari kiamat
Iblis berdiri di atas sebuah mimbar dari api
lalu berkhutbah seraya berkata,
"Sesungguhnya
Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar,
dan akupun telah menjanjikan kepadamu
tetapi aku menyalahinya…"
(Tafsiir At-Thobari 16/563)
--
Al-Haafizh Ibnu Katsiir rahimahullah
berkata :
"Allah mengabarkan tentang khutbah yang disampaikan oleh Iblis kepada para pengikutnya,
yaitu setelah Allah memutuskan/menghisab para hambaNya,
lalu Allah memasukan kaum mukminin ke surga,
dan Allah menempatkan orang-orang kafir ke dalam neraka jahannam.
Maka Iblispun tatkala itu berdiri dan berkhutbah kepada para pengikutnya
agar semakin menambah kesedihan di atas kesedihan mereka,
kerugian di atas kerugian,
serta penyesalan di atas penyesalan…."
(Tafsiir Al-Qur'an Al-'Adziim 4/489)
--
Khutbah tersebut disampaikan oleh Iblis kepada para pengikutnya pada saat yang sangat menegangkan…
tatkala mereka pertama kali dimasukkan ke dalam neraka jahannam…
tatkala mereka telah melihat api yang menyala-nyala
yang siap membakar mereka…!!!
--
Khutbah tersebut…
Benar-benar masuk ke dalam hati para pengikut Iblis…,
Khutbah yang mengalirkan air mata mereka…
khutbah yang benar-benar telah menyadarkan mereka akan kesalahan-kesalahan mereka…
Khutbah yang menyadarkan mereka
bahwasanya selama ini
mereka hanya terpedaya oleh sang pemimpin…
sang khotiib
Iblis la’natullah 'alaihi
--
Allah menyebutkan khutbah Iblis yang sangat menyentuh tersebut:
"Dan berkatalah syaitan
tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan:
"Sesungguhnya
Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar,
dan
akupun telah menjanjikan kepada kalian
tetapi aku menyalahinya.
sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian,
melainkan (sekedar) aku menyeru kalian
lalu kalian mematuhi seruanku,
oleh sebab itu
janganlah kalian mencerca aku
akan tetapi
cercalah diri kalian sendiri.
Aku sekali-kali
tidak dapat menolong kalian
dan kalian pun sekali-kali tidak dapat menolongku.
Sesungguhnya
aku tidak membenarkan perbuatan kalian
yang mempersekutukan aku (dengan Allah)
sejak dahulu".
Sesungguhnya
orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih".
Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh
ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,
mereka kekal di dalamnya
dengan seizin Tuhan mereka"
(QS Ibrahim : 22-23)
--
Demikianlah khutbah Iblis tersebut….
setelah ia menggoda manusia…
setelah menipu mereka…
setelah menjerumuskan mereka
dalam neraka…
setelah tercapai cita-citanya…
lalu…
Iapun berlepas diri
dari para pengikutnya.
Ia sama sekali tidak mau bertanggung jawab atas godaan-godaannya…
Bahkan ia sama sekali tidak mau disalahkan dan dicela…
akan tetapi
ia menyuruh mereka (para pengikutnya)
untuk mencela diri mereka sendiri…
Bahkan ia mengaku
sejak dulu kufur/ingkar
terhadap kesyirikan yang dilakukan oleh pengikutnya…
--
Yang lebih menjadikan para pengikutnya tersentuh,
Iblis menutup khutbahnya dengan menyatakan bahwa
"Sesungguhnya orang-orang zalim
mendapatkan siksaan yang pedih"…
lalu Iblis menyebutkan
tentang kenikmatan penduduk surga,
yaitu
orang-orang yang tidak mau menjadi pengikut Iblis…!!!
--
Sungguh kehinaan dan kesedihan yang tidak bisa terbayangkan
dalam hati para penghuni neraka
tatkala mendengar khutbah
dari sang pemimpin…
Semoga Allah menjaga kita dari rayuan Iblis…
jangan sampai kita termasuk dari orang-orang yang tersentuh karena kutbah Iblis ini….
orang-orang yang tatkala di dunia
tidak tersentuh oleh nasehat-nasehat,
tidak tergerak hati mereka
tatkala mendengar pengajian-pengajian
dan khutbah-khutbah…
hati mereka hanyalah
tergerak dan tersentuh
tatkala mendengar khutbah Iblis….
wal'iyaadzu billah.
Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 14-02-1434 H / 27 Desember2012 M
Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja
www.firanda.com
12 Mar 2013
Skenario yang Terbaik
Engkau tahu, duhai tetes air hujan, kering sudah air mata, tidur tak
nyenyak, makan tak enak, tersenyum penuh sandiwara, tapi biarlah Tuhan
menyaksikan semuanya.
Engkau tahu, duhai gemerisik angin,kalau
boleh, ingin kutitipkan banyak hal padamu, sampaikan padanya sepotong
kata, tapi itu tak bisa kulakukan, biarlah Tuhan melihat semuanya.
Engkau tahu, duhai tokek di kejauhan,setiap kali kau berseru ‘tokekk’,
aku ingin sekali menghitung, satu untuk iya, satu untuk tidak, lantas
berharap kau berbunyi sekali lagi agar jawabannya ‘iya’, dan berharap
kau berhenti jika memang sudah ‘iya’, tapi itu tak bisa kulakukan,
biarlah Tuhan mendengar semuanya.
Engkau tahu, duhai retakan
dinding,sungguh aku tak tahu lagi berapa dalam retaknya hati ini, besok
lusa, mudah saja memperbaiki retakanmu dinding, tinggal ambil semen dan
pasir, tapi hatiku, entah bagaimana merekatkannya kembali, tapi biarlah
Tuhan menyaksikan semuanya.
Wahai orang-orang yang merindu,
maka malam ini, akan kusampaikan sebuah kabar gembira dari sebuah
nasehat bijak. Kalian tahu, buku-buku cinta yang indah, film-film roman
yang mengharukan, puisi-puisi perasaan yang mengharu biru, itu semua
ditulis oleh penulisnya. Maka, biarlah, biarlah kisah perasaan kalian
yang spesial, ditulis langsung oleh Tuhan. Percayakan pada yang terbaik.
--Tere Liye,
Segi Empat Kulipat
Segi empat. Dan ruang itu bersekat-sekat. Rasa itu kian melekat kuat-kuat. Menjamah tiap butiran pasir yang memekat di dasar jurang. Tanya dalam tanda selalu menjuntai-juntai bersautan. Dan otakku mulai buntu di waktu batu. Ayah ibu baru terbilang satu waktu meninggalkanku. Apalah aku ini, baru juga mereka ke Pulau seberang. Rasa sudah mencari-cari barang yang bertahun menghilang. Baru berbilang satu waktu, tapi sudah begitu pekat merasa kehilangan. Tak ingin jauh, tak pernah ingin. Aku ingin terus membersamai. Bagaimanalah ini, separuh hatiku terbawah penuh oleh mereka. Orang yang lebih kucintai dari diriku sendiri.
Ma, Pa . . . kalian sedang apa sekarang? Demam lu sudah turun, hanya lehernya yang masih tersekat saat menelan. Sakit, jadi malas makan. Dan anakmu ini terus menghitung hari dari sekarang. Satu April, lama sekali rasanyaa . . .
Ma, Pa . . . kalian sedang apa sekarang? Demam lu sudah turun, hanya lehernya yang masih tersekat saat menelan. Sakit, jadi malas makan. Dan anakmu ini terus menghitung hari dari sekarang. Satu April, lama sekali rasanyaa . . .
Batu
Segumpal debu di jalan berliku
Terombang ambing angin puyuh
Bercorak mentari merayu batu
Batu acuh - diam - menunggu.
17 Maret 2010
Cinta itu Sebentuk Hati Rasa Coklat
"Menurut kamu, cinta itu apa?"
"Eh? Apa ya.... Aku juga gak tau apa. Mungkin sebentuk hati rasa coklat. :D"
"Coklat? Kenapa coklat?"
"Karna coklat itu manis."
"Tapi, Kenapa coklat yang kumakan ini pahit?"
"Itu mungkin karena coklatnya belum diolah."
"Diolah bagaimana?"
"Coklat yang kamu makan itu masih mentah. Kalau kamu olah, misal ditambah tepung, telur, gula, dan sebagainya. Maka jadilah kue rasa coklat."
"Maksud kamu?"
"Semua butuh proses. Sama halnya seperti cinta. Ya, seperti coklat yang kamu makan sekarang lah. Coklat kamu itu masih butuh proses lagi agar rasanya menjadi lebih enak, bentuknya menjadi menarik dan sebagainya lah."
"Proses?"
"Iya. Proses. Cinta gak bisa terjadi gitu aja. Cinta butuh proses. Butuh disiram dan dipupuk seperti pohon. Pohon tumbuh tidak tergesa-gesa. Dimulai dari menanam benih, kemudian jadilah kecambah. Lalu pohon kecil, perlahan-lahan tumbuh, menjelma jadi pohon remaja. lalu seiring berjalannya waktu dimana pohon tersebut pun tumbuh menjadi pohon dewasa yang kokoh. Yang akarnya kuat mencengkrambumi, daunnya hijau, berbunga juga berbuah."
"Bagaimana dengan kaktus?"
"Kaktus memang berduri. Tapi dari batangnya yang buruk dan berduri itu bisa tumbuh bunga yang cantik. Dan dari ulat yang terselubung, telah menjelma menjadi kupu-kupu yang indah."
"Apakah cinta itu hak?"
"Bukan hanya hak, tapi juga kewajiban."
"Kewajiban?"
"Ya. Hak adalah sesuatu yang harus kita terima bukan?! Dan kewajiban adalah sesuatu yang harus kita lakukan untuk memperoleh hak itu. Simpulannya, ada keseimbangan antara memberi dan menerima. Kamu gak bisa menerima apa-apa jika kamu tidak memberi sesuatu. Itu kausalitas hidup. Jadi, jika ingin dicintai maka belajarlah mencintai."
"Seperti cinta Rabb kepada hamba-Nya?"
"Ya. Allaah selalu memberi banyak kemudahan pada kita hamba-Nya. Tapi kita yang tak tau diri ini malah mempersulitnya. Allaah selalu memberi banyak karunia dan nikmat-Nya tapi kita tak tau bagaimana mensyukuri tiap nikmat yang diberi-Nya untuk kita. Lisa kita sering mengaku mencintai Allaah dan rasul-Nya. Tapi apa yang dilarang oleh-Nya malah banyak yang kita lakukan, sedangkan apa-apa yang diperintah-Nya justru kita abaikan."
"Sederhana, tapi benar-benar menyindir. Fuuh...."
" :) "
*Buku Harian Langit Senja
Selasa, 1 September 2009
"Eh? Apa ya.... Aku juga gak tau apa. Mungkin sebentuk hati rasa coklat. :D"
"Coklat? Kenapa coklat?"
"Karna coklat itu manis."
"Tapi, Kenapa coklat yang kumakan ini pahit?"
"Itu mungkin karena coklatnya belum diolah."
"Diolah bagaimana?"
"Coklat yang kamu makan itu masih mentah. Kalau kamu olah, misal ditambah tepung, telur, gula, dan sebagainya. Maka jadilah kue rasa coklat."
"Maksud kamu?"
"Semua butuh proses. Sama halnya seperti cinta. Ya, seperti coklat yang kamu makan sekarang lah. Coklat kamu itu masih butuh proses lagi agar rasanya menjadi lebih enak, bentuknya menjadi menarik dan sebagainya lah."
"Proses?"
"Iya. Proses. Cinta gak bisa terjadi gitu aja. Cinta butuh proses. Butuh disiram dan dipupuk seperti pohon. Pohon tumbuh tidak tergesa-gesa. Dimulai dari menanam benih, kemudian jadilah kecambah. Lalu pohon kecil, perlahan-lahan tumbuh, menjelma jadi pohon remaja. lalu seiring berjalannya waktu dimana pohon tersebut pun tumbuh menjadi pohon dewasa yang kokoh. Yang akarnya kuat mencengkrambumi, daunnya hijau, berbunga juga berbuah."
"Bagaimana dengan kaktus?"
"Kaktus memang berduri. Tapi dari batangnya yang buruk dan berduri itu bisa tumbuh bunga yang cantik. Dan dari ulat yang terselubung, telah menjelma menjadi kupu-kupu yang indah."
"Apakah cinta itu hak?"
"Bukan hanya hak, tapi juga kewajiban."
"Kewajiban?"
"Ya. Hak adalah sesuatu yang harus kita terima bukan?! Dan kewajiban adalah sesuatu yang harus kita lakukan untuk memperoleh hak itu. Simpulannya, ada keseimbangan antara memberi dan menerima. Kamu gak bisa menerima apa-apa jika kamu tidak memberi sesuatu. Itu kausalitas hidup. Jadi, jika ingin dicintai maka belajarlah mencintai."
"Seperti cinta Rabb kepada hamba-Nya?"
"Ya. Allaah selalu memberi banyak kemudahan pada kita hamba-Nya. Tapi kita yang tak tau diri ini malah mempersulitnya. Allaah selalu memberi banyak karunia dan nikmat-Nya tapi kita tak tau bagaimana mensyukuri tiap nikmat yang diberi-Nya untuk kita. Lisa kita sering mengaku mencintai Allaah dan rasul-Nya. Tapi apa yang dilarang oleh-Nya malah banyak yang kita lakukan, sedangkan apa-apa yang diperintah-Nya justru kita abaikan."
"Sederhana, tapi benar-benar menyindir. Fuuh...."
" :) "
*Buku Harian Langit Senja
Selasa, 1 September 2009
11 Mar 2013
Hidup Bagai Roda
Hidup
ini bagai roda, kadang kita di atas, semua terasa mudah, kadang kita di
bawah, semua terasa sulit, dipergilirkan, satu sama lain sungguh
dipergilirkan.
Itulah kenapa kita tidak harus sombong,
menyakiti saudara sendiri, merendahkan teman saat posisi kita di atas,
karena besok lusa, boleh jadi kitalah dalam posisi susah, sulit, dan
harus meminta pertolongan kepada orang yang pernah kita sakiti.
Maka, berbahagialah orang2 yang memahami hal ini, dan mampu menjaga
dirinya dari perbuatan tersebut. Dan sungguh, lebih berbahagia lagi
orang2 yang sudah pernah disakiti, direndahkan, tapi tetap memilih untuk
membalas orang yang menyakitinya dengan penuh kebaikan, tak kurang
walau semili ketulusan dalam hatinya.
--Tere Liye
Bersakit-sakit dahulu
Bosan, jenuh juga, mungkin itu yang saya rasakan sekarang di ruang petak ini. In My Room. Hari ini, saat senja menjelang nanti, mama papa akan berangkat menuju Kuala Lumpur. Karena dekat hari nanti kakak saya yang di Kuala Lumpur akan segera melahirkan anak keduanya. Itu artinya sesaat lagi ada keluarga baru di keluarga besar kami, dan bertambahlah keponakan saya yang tentunya kelak akan ngefans berat sama saya, seperti si Nurin yang ngefans berat sama bundanya yang satu ini. Hehehhe . . .
Nah, setiap kali-- dan ini udah kesekian kalinya ketika orang yang saya sayangi pergi meninggalkan saya maka kondisi kesehatan saya langsung menurun. Jadilah hari ini saya izin gak masuk kerja. Si kesehatannya down karna hanya dalam hitungan jam saja mama papa akan meninggalkan saya sendiri. Sebenernya saya gak sendiri sih, masih ada kakak saya, adik dan dua ponakan. Tapi ya tetap aja akan merasa kehilangan keberadaan mereka. Maka jadilah kondisi kesehatan saya terpengaruh sama kondisi psikologi yang sesungguhnya tidak ingin ditinggalkan. Pengen ikut, tapi katanya kudu gantian. Nanti setelah kedua orang tua saya balik ke Medan, barulah kemudian saya yang ke Kuala Lumpur. Menjenguk si kakak dan ponakan baru saya.
Ini bukan kejadian pertama loh. Dulu saat di Batam, ketika kakak saya pindah ke Tangerang, saya sampai sakit juga selama sepekan. Tersadar bahwa saya akan ditinggal sendiri di Pulau kecil itu. Dengan kondisi fisik yang melemah, saya melakukan semuanya sendiri. Tapi tidak, saya tidak sepenuhnya sendiri. Saya mempunyai sahabat-sahabat yang luar biasa baik kepada saya. Sahabat yang menghargai saya, mencintai dan menyayangi saya apa adanya saya.
Lalu, saat sahabat saya Noney suatu kali hendak pergi juga. Ketika itu dia bilang hendak keluar kota, untuk keperluan kerja. Jadilah saya sakit menjelang hari-hari terakhirnya di kantor. Hehe . . . mungkin ada yang bilang saya lebay kali ya, tapi ya begitu lah adanya . . . kondisi psikologis saya terlalu lemah ketika harus dihadapi dengan perginya orang-orang yang saya sayangi dalam keseharian yang saya lewati. Dan selalunya berdampak pada kesehatan dimana imunitas tubuh saya juga terbilang rendah.
Ketika ada yang pergi dari hari yang saya jalani rasanya seperti kehilangan puzzle dalam ruang kehidupan yang saya miliki. Kosong, meski sadar sebenarnya masih banyak potongan-potongan puzzle lainnya yang menemani.
Nah, setiap kali-- dan ini udah kesekian kalinya ketika orang yang saya sayangi pergi meninggalkan saya maka kondisi kesehatan saya langsung menurun. Jadilah hari ini saya izin gak masuk kerja. Si kesehatannya down karna hanya dalam hitungan jam saja mama papa akan meninggalkan saya sendiri. Sebenernya saya gak sendiri sih, masih ada kakak saya, adik dan dua ponakan. Tapi ya tetap aja akan merasa kehilangan keberadaan mereka. Maka jadilah kondisi kesehatan saya terpengaruh sama kondisi psikologi yang sesungguhnya tidak ingin ditinggalkan. Pengen ikut, tapi katanya kudu gantian. Nanti setelah kedua orang tua saya balik ke Medan, barulah kemudian saya yang ke Kuala Lumpur. Menjenguk si kakak dan ponakan baru saya.
Ini bukan kejadian pertama loh. Dulu saat di Batam, ketika kakak saya pindah ke Tangerang, saya sampai sakit juga selama sepekan. Tersadar bahwa saya akan ditinggal sendiri di Pulau kecil itu. Dengan kondisi fisik yang melemah, saya melakukan semuanya sendiri. Tapi tidak, saya tidak sepenuhnya sendiri. Saya mempunyai sahabat-sahabat yang luar biasa baik kepada saya. Sahabat yang menghargai saya, mencintai dan menyayangi saya apa adanya saya.
Lalu, saat sahabat saya Noney suatu kali hendak pergi juga. Ketika itu dia bilang hendak keluar kota, untuk keperluan kerja. Jadilah saya sakit menjelang hari-hari terakhirnya di kantor. Hehe . . . mungkin ada yang bilang saya lebay kali ya, tapi ya begitu lah adanya . . . kondisi psikologis saya terlalu lemah ketika harus dihadapi dengan perginya orang-orang yang saya sayangi dalam keseharian yang saya lewati. Dan selalunya berdampak pada kesehatan dimana imunitas tubuh saya juga terbilang rendah.
Ketika ada yang pergi dari hari yang saya jalani rasanya seperti kehilangan puzzle dalam ruang kehidupan yang saya miliki. Kosong, meski sadar sebenarnya masih banyak potongan-potongan puzzle lainnya yang menemani.
Hidup ibarat kaca
Kadang begitu rapuh dan kadang begitu angkuh
Bilapun ia pecah berserakan
Itu bukanlah akhir dari keindahan
Karena masih ada harapan dalam perjalanan panjang kehidupan
Kan ada yang menyusunnya kembali utuh
(Siluet Senja Quote's)
(Siluet Senja Quote's)
Rasa yang tercipta
“Seluruh air di samudera lautan tidak bisa menenggelamkan sebuah perahu kecil, jika airnya tidak masuk ke dalam perahu tersebut. Maka, seluruh kesedihan, kegundahan, beban hidup di dunia ini tidak bisa menenggelamkan hati kita, kecuali kita membiarkannya masuk ke dalam hati kita sendiri.”
— Quote lama.
10 Mar 2013
. . . .
Aku menyukai laut. Sebagaimana aku menyukai birumu, ombak, angin, pasir putih. Takkan pernah berubah sampai kapanpun. Takkan pernah . . .
Anak Perempuan Harus Gesit
Pernah baca kutipan ini
Kok anak cewek harus gesit? cekatan? Kenapa?--- hm, saya bicara atas sudut pandang saya saat ini ya kawan --- Jaman udah terbalik kan? iya gak sih?! Ah retorik lagii . . . contoh kasus aja deh ya. Saya anak perempuan paling bungsu di rumah, namun bukan berarti saya anak manja yang apa-apa minta sama orangtua. Malah saya malu kalau orangtua masih ngasih duitt, malu kalii lah. Hihihi. . . .
Kenapa anak perempuan harus gesit? --- biar para perempuan itu mandiri. Tidak bergantung sama orang lain. Sama hal kondisinya seperti saya di rumah. Saya berusaha keras supaya bisa bawa kereta (motor) supaya ketika saya butuh sesuatu yang memerlukan kendaraan, saya tidak merepotkan orang lain. Kalau saya gak gesit dan cekatan?! lah bisa-bisa bergantung terus sama orang lain. Sama saudara laki-laki saya tentunya. Terlebih yah, sekarang juga udah gak ada Bang Aan, Papa juga udah gak bisa bawa kereta (motor) jauh-jauh. Banteran paling cuma sampe simpang jalan aja.
Suatu kali saya pernah ngobrol ringan dengan teman saya yang belum mahir bawa kereta (motor) agar dia belajar lagi, belajar bawa kereta ke jalan-jalan besar. Karna kenapa? supaya lebih mandiri, supaya kalau ada kejadian hal-hal yang urgent akan lebih mudah menghadapinya. Misal nih ada kasus pengendara motor, satu nyetir, satu duduk dibelakang. Jika terjadi sesuatu dijalan, yang jalanannya sepi gak ada orang, dan tiba-tiba kecelakaan, si supirnya luka-luka gak bisa bawa kereta. Trus yang dibonceng tidak mengalami cedera apa-apa. Sementara kondisi jalanan sepi, gak ada orang sekitar yang bisa dimintai tolong. Solusi gimana dong? sementara yg dibonceng gak bisa bawa kereta. Ribet kan yah . . . ( nah, itu tadi contoh kasus yang agak ekstremnya). Kalau untuk diri sendiri misalnya, kita mau ke suatu tempat yang sifatnya sangat-sangat urgent, misal terjadi kecelakaan pada orang terdekat kita, mau membeli sesuatu, dsb. Kalau kita bisa naik motor kan jadi efisien kan ya. Lebih cepat sampai ke tujuan yang ingin kita capai.
Lalu, kenapa anak cewek harus gesit dan cekatan? -- Mohon maaf sebelumnya ya untuk kaum lelaki ^^ --- ini adalah karna anak cowok yang lembek melambai, pemalas, dsb. Sudahlah akui sajaa . . . (Eh, ini bukan feminis lho ya. Saya cuma gak respect sama kaum lelaki yang cuma jadi sampah dan menyampah di masyarakat. Menghasilkan enggak, bermanfaat juga enggak, ibarat sampah yang gak bisa di daur ulang lah --- pernyataan ini khusus bagi mereka2 si pemalas ulung!!)
Hemm . . . cukup. . . cukup sebel-sebelannya. Intinya yg namanya perempuan harus gesit, cekatan dan bisa mengerjakan banyak hal. Karena hal ini kelak juga akan bermanfaat untuk kita kedepannya. Karena setiap perempuan adalah calon istri juga calon ibu. Kelak ini berguna untuk menjalankan perannya sebagai ratu sejagad raya dalam istana rumah tangga. :)
Nah, untuk urusan cekatan dan gesit, sepertinya aku masih lebih unggul dibanding Lastri dalam hal mengendarai motor. Hihihi . . . sama2 Yamaha kan yah, tapi aku pake Jupiter loh Las, Selalu terdepan pokoknya. Selalu enak diajak lari-lari. ^^ ( hihihi . . . yang ini Out of Topic)
"Anak cewek itu harus gesit, cekatan, bisa mengerjakan banyak hal tanpa harus disuruh2, anak cewek itu bukan cuma soal imut. Kalau cuma soal imut, lucu, nggegamasin, lebih baik lihat boneka. Setidaknya boneka nggak ngerepotin.Yup, kutipan tersebut diambil dari novel 'Eliana'--Tere Liye. Awal baca kutipan ini di FP beliau, saya agak gak mudeng. Dua alis beradu, berkerut, mencoba membacanya dengan perlahan. Hehe . . . waktu itu efek kerja sambil ngeFB, jadilah semacam tak tuntas membacanya. Baiklah, mari kita ke inti persoalan . . . Lets Cekidot.
Kok anak cewek harus gesit? cekatan? Kenapa?--- hm, saya bicara atas sudut pandang saya saat ini ya kawan --- Jaman udah terbalik kan? iya gak sih?! Ah retorik lagii . . . contoh kasus aja deh ya. Saya anak perempuan paling bungsu di rumah, namun bukan berarti saya anak manja yang apa-apa minta sama orangtua. Malah saya malu kalau orangtua masih ngasih duitt, malu kalii lah. Hihihi. . . .
Kenapa anak perempuan harus gesit? --- biar para perempuan itu mandiri. Tidak bergantung sama orang lain. Sama hal kondisinya seperti saya di rumah. Saya berusaha keras supaya bisa bawa kereta (motor) supaya ketika saya butuh sesuatu yang memerlukan kendaraan, saya tidak merepotkan orang lain. Kalau saya gak gesit dan cekatan?! lah bisa-bisa bergantung terus sama orang lain. Sama saudara laki-laki saya tentunya. Terlebih yah, sekarang juga udah gak ada Bang Aan, Papa juga udah gak bisa bawa kereta (motor) jauh-jauh. Banteran paling cuma sampe simpang jalan aja.
Suatu kali saya pernah ngobrol ringan dengan teman saya yang belum mahir bawa kereta (motor) agar dia belajar lagi, belajar bawa kereta ke jalan-jalan besar. Karna kenapa? supaya lebih mandiri, supaya kalau ada kejadian hal-hal yang urgent akan lebih mudah menghadapinya. Misal nih ada kasus pengendara motor, satu nyetir, satu duduk dibelakang. Jika terjadi sesuatu dijalan, yang jalanannya sepi gak ada orang, dan tiba-tiba kecelakaan, si supirnya luka-luka gak bisa bawa kereta. Trus yang dibonceng tidak mengalami cedera apa-apa. Sementara kondisi jalanan sepi, gak ada orang sekitar yang bisa dimintai tolong. Solusi gimana dong? sementara yg dibonceng gak bisa bawa kereta. Ribet kan yah . . . ( nah, itu tadi contoh kasus yang agak ekstremnya). Kalau untuk diri sendiri misalnya, kita mau ke suatu tempat yang sifatnya sangat-sangat urgent, misal terjadi kecelakaan pada orang terdekat kita, mau membeli sesuatu, dsb. Kalau kita bisa naik motor kan jadi efisien kan ya. Lebih cepat sampai ke tujuan yang ingin kita capai.
Lalu, kenapa anak cewek harus gesit dan cekatan? -- Mohon maaf sebelumnya ya untuk kaum lelaki ^^ --- ini adalah karna anak cowok yang lembek melambai, pemalas, dsb. Sudahlah akui sajaa . . . (Eh, ini bukan feminis lho ya. Saya cuma gak respect sama kaum lelaki yang cuma jadi sampah dan menyampah di masyarakat. Menghasilkan enggak, bermanfaat juga enggak, ibarat sampah yang gak bisa di daur ulang lah --- pernyataan ini khusus bagi mereka2 si pemalas ulung!!)
Hemm . . . cukup. . . cukup sebel-sebelannya. Intinya yg namanya perempuan harus gesit, cekatan dan bisa mengerjakan banyak hal. Karena hal ini kelak juga akan bermanfaat untuk kita kedepannya. Karena setiap perempuan adalah calon istri juga calon ibu. Kelak ini berguna untuk menjalankan perannya sebagai ratu sejagad raya dalam istana rumah tangga. :)
Nah, untuk urusan cekatan dan gesit, sepertinya aku masih lebih unggul dibanding Lastri dalam hal mengendarai motor. Hihihi . . . sama2 Yamaha kan yah, tapi aku pake Jupiter loh Las, Selalu terdepan pokoknya. Selalu enak diajak lari-lari. ^^ ( hihihi . . . yang ini Out of Topic)
Menulis Semangat ^_^
Tulisan ini terinspirasi dari tulisan sahabatku Lastri, yang sepertinya mulai terpengaruh sama ocehan-ocehan berhargaku tentang tulisan. Great!!! Tahun ini kutemukan lagi orang yang kelak kan menemaniku menulis, setelah sebelumnya berhasil menyalurkan virus-virus motivasi dari Penulis berbakat yang belum juga punya satu buku ini. Hehe. . . seneng deh dipuji dan disanjung-sanjung gitu. Serasa terbang mencapai bintang. Tapi Hushhh . . . bukan terlena loh ya. Pujian itu akan menjadi positif jika kita mampu menempatkannya dengan benar. Apalagi si Introvert, bagi mereka pujian itu akan membangun kinerja, memberi vitamin semangat yang dobel. Terlebih pujian (baca: semangat) itu datangnya dari orang terdekat yang benar-benar berarti dalam hidup. Orang yang selalu mengamati tulisan-tulisanku, meski tulisan yang tidak ada unsur ilmunya sekalipun. Hehe . . .
Mungkin sempat ada yang pernah tersirat dan komen seperti ini "Tulisan-tulisan Galau, Gak jelas, dsb" pada tulisan yang pernah saya tuliskan. Nah, jika dinilai dari sisi negatif, tentu saja komen itu yang akan muncul, tapi coba deh nilai dari sisi yang lebih positif. Tulisan-tulisan Galau dan Gak jelas itu justru sebenarnya adalah inspirasi. Bagi saya menulis apapun itu, meski mungkin orang lain tidak melihat manfaat apapun dari tulisan tersebut-- tulisan saya tetap bermanfaat bagi diri saya sendiri. Kenapa? Karna saya terus menulis, terus mengasah ketajaman kata per kata yang saya rangkaikan. Dan hal itu tentu saja efeknya buat saya pribadi. Nah . . . orang lain bisa menirukan hal itu. Ada yang bilang, "Banyak-banyaklah menulis agar menjadi penulis" --- tau itu kata-katanya siapa?-- Itu kata-kata saya sendiri. hehe . . . :D
Untuk Lastri sahabatku di Pulau seberang, rajin-rajinlah menulis. Nanti aku pun akan sering mampir pula ke rumah mayamu. Saling berbagi sedikit ilmu kita ya kan?! Buat amal jariyah :)
Oke. . . Keep Writing ^^9
Mungkin sempat ada yang pernah tersirat dan komen seperti ini "Tulisan-tulisan Galau, Gak jelas, dsb" pada tulisan yang pernah saya tuliskan. Nah, jika dinilai dari sisi negatif, tentu saja komen itu yang akan muncul, tapi coba deh nilai dari sisi yang lebih positif. Tulisan-tulisan Galau dan Gak jelas itu justru sebenarnya adalah inspirasi. Bagi saya menulis apapun itu, meski mungkin orang lain tidak melihat manfaat apapun dari tulisan tersebut-- tulisan saya tetap bermanfaat bagi diri saya sendiri. Kenapa? Karna saya terus menulis, terus mengasah ketajaman kata per kata yang saya rangkaikan. Dan hal itu tentu saja efeknya buat saya pribadi. Nah . . . orang lain bisa menirukan hal itu. Ada yang bilang, "Banyak-banyaklah menulis agar menjadi penulis" --- tau itu kata-katanya siapa?-- Itu kata-kata saya sendiri. hehe . . . :D
Untuk Lastri sahabatku di Pulau seberang, rajin-rajinlah menulis. Nanti aku pun akan sering mampir pula ke rumah mayamu. Saling berbagi sedikit ilmu kita ya kan?! Buat amal jariyah :)
Oke. . . Keep Writing ^^9
6 Mar 2013
Dear Lastri
Hey sahabat terbaikku seantero jagat raya. Beberapa waktu belakangan ini aku terus saja jalan-jalan tanpa sengaja di dunia maya melihat tempat wisata yang ada di Batam dan sekitarnya.
Maka . . . persiapkan dirimu! kelak, jika tiba-tiba aku sampai menjejakkan kaki disana lagi, maka kau harus membawaku ke Pulau Putri, Pulau Sambu. dan pantai2 yang lainnya. Makaaa . . . persiapkan dirimu agar tidak kelelahan menemaniku jalan-jalan di pasir pantai. Lalu, persiapkan pasportmu segera. Aku ingin ke Singapore. . . hehe, kan deket dari sana, murah pula. Maka . . . banyak-banyaklah berdoa pada Allaah agar aku bisa dengan segera sampai ke tempatmu. Negeri seribu pelangi yang membahana. Aku ingin melihat pelangi bersamamu di Bukit Kemuning. Juga langit senja di pelatarannya. Bukankah aku sang Pengamat langit?! Pagi, siang, senja, hingga malam menjelang. Aku ingat saat kita berdiri diberanda rumah sambil menatap bintang. Indah bukan?!
Oh iya, kau tau tidak?! Jika suatu saat kau bercerita padaku tentang sesuatu yang menggelisahkan hatimu dan aku mengabaikanmu, kau tau bahwa hal itu bukan berarti aku tak peduli padamu. Justru sebaliknya, itulah kepedulianku untukmu. Karna ketika kau larut dalam ceritamu, kau seperti lupa akan kebahagiaan-kebahagiaan yang lain. Maka dari itulah aku selalu mengalihkan perhatianmu, agar sejenak kau bisa lupa akan gelisah hatimu itu.
Hehe. . .
Eh iya, ke Jogja yuk?! :p
Langganan:
Postingan (Atom)
Dua beda
Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta. Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana. Me...
-
Siapakah yang Ukhtiy pilih? Shared via AddThis
-
Seorang pejuang yang paling diburu tentara elit istana akhirnya tertangkap hidup. Ia tertangkap setelah beberapa panah menembus kaki kiri ...
-
Noney : Lu, Apel apa yang bisa nyanyi? Lu : -,-' (mikir) unghh. . . apa ya? Noney : Apelangi pelangi alangkah indahmu . . . Lu : Nge...