Tak jauh beda dengan Arqom, Nina –seorang mahasiswi- terjebak pada sebuah pemikiran agama yang ganjil. Setelah mengikuti grup pengajian tertentu, ia tak lagi mengindahkan aturan-aturan syariat. Ia tak lagi perhatian dengan shalat lima waktu, jilbab, dan pergaulan laki-laki perempuan. Menurut kelompok kajiannya, shalat dan syariat itu semua belum wajib, karena saat ini masih periode Makkah. Tapi anehnya, zakat, yang sebenarnya diturunkan syariatnya setelah shalat, malah sudah mereka wajibkan. Demi menjerat harta sebanyak-banyaknya dari pengikutnya. Sayangnya, pengikutnya gak sadar-sadar kalau mereka telah diperalat. Innalillah wa inna ilaihi raajiun, kasihan sekali bukan?
Lain lagi dengan Bowo, ia memilih bergabung dengan sebuah kelompok yang meyakini kenabian seorang yang muncul di daerah India Pakistan. Mirza Ghulam Ahmad, itu yang diakuinya sebagai nabi setelah Nabi Muhammad. Bowo terjebak aliran sesat.
Arqom, Nina dan Bowo hanya contoh diantara pemuda yang terjebak pada pemikiran yang menyimpang dari ajaran Islam yang lurus. Masih banyak lagi Arqom, Nina dan Bowo lain yang terjebak pada warna-warni aliran sesat.
Sebuah realita yang memiriskan hati. Kok bisa-bisanya pemuda Islam banyak yang terjebak pada pemikiran yang menyimpang? Tentu saja, faktor utamanya adalah kemiskinan ilmu yang begitu kental di tengah-tengah pemuda. Dakwah di kalangan muda, boleh dikatakan minim dari sisi kualitas maupun jumlah. Sentuhan-sentuhan dakwah Islam yang indah dan shahih tak bisa dinikmati oleh para pemuda. Akibatnya, hawa nafsu dan aliran sesat pun mempermaikan akal mereka. Fenomena banyaknya pemuda yang terjebak aliran sesat ini yang akan dibahas pada edisi kali ini. Semoga ini menjadi sumbangsih untuk mengurangi jumlah teman-teman kita yang terjebak dalam aliran sesat. Semoga saja.
sumber: www.majalah-elfata.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^