Pagi ini, menemukan artikel manarik dari group di FB. hemm.... Artikel ini lebih kepada bentuk pesan atau tausyiah dari seorang Ustadz kondang di Medan kepada seluruh aktivis dakwah, terkhusus aktivis kampus.
@Ustazh A.
Latif Khan
Untuk kalian para aktivis kampus,...
Marilah kita duduk sejenak,... Karena kudengar banyak kalian yang mengeluh tentang adanya virus yang sangat mematikan,... Secara halus menjangkiti kalian,...
Semula aku mengira,... Bahwa itu bukan virus,... Melainkan sesuatu yang secara wajar harus kalian lalui,.. Dalam perjalanan usia kalian,....
Namun belakangan aku berpikir,... Sepertinya ini benar adalah virus,.... Saat aku memposting sebuah status tentang cinta beberapa waktu yang lalu,...
Aku menemukan bahwa status itu di share beberapa kali,..dan saat menelusuri kemana sharing itu mengalir,.. Aku membaca dialog dua orang ( semoga aku salah),... Antara aktivis lk dan aktivis pr kampus,...
Begitu telanjangnya dalam pandanganku mereka sharing perasaan hati mereka,.. Seakan sebuah prosesi gladi resik pernikahan,....yang di akhiri dengan kata alhamdulillah,...
Lama sebenarnya aku terhenyak,....
Kalian menyebutnya dengan "virus merah jambu",.....
Aku selalu menjawab tegas bahwa perasaan itu tidak salah,... Namun agama datang untuk meluruskan perasaan itu,.... Mengarahkannya,.., mengendalikannya,... Sehingga saat perasaan itu harus mengalir dalam kata...atau perilaku,... Agama telah memberikan saluran yang benar,...
Ketentuan ini berlaku umum,... Bagi siapapun,...
Perasaan sedemikian itu dapat datang kepada siapa saja,...
Namun jika ia datang pada aktivis dakwah kampus,.... Tentu akan berbeda image nya,..
Konon lagi jika,...itu datang hinggap pada sesama aktivis,...
Baiklah,.... Aku tetap mengatakan bahwa perasaan itu tidak salah,...
Namun jika ia mengalir dalam kata atau perilaku,.... Konon lagi masuk di ruang publik,..???
Sosok aktivis saja sudah merupakan pesona,....namun bagaimana jika pesona itu rusak,...
Sosoknya seharusnya menjadi cahaya,... Namun bagaimana jika cahaya itu menjadi gelap,...
Wahai kalian,...
Islam telah menetapkan dua alur besar untuk kalian,...
Nikah,.........atau puasa,...
Apa yang harus kalian khawatirkan dari pernikahan,...? Masih kuliah,... Belum bekerja,....???
Khawatir. Orang tua tidak setuju???? And so on?.......
Lantas,... Apakah kalian lebih nyaman bermain di hamparan yang penuh dengan bercak maksiat,.... Dan beratapkan pembenaran bahwa ini sudah zamannya,... Mencintai kan fitrah,...?
Benar... Banyak cara mencari pembenaran,... Chatt via FB or,...
Saat kalian tegas mengatakan bahwa kalian adalah aktivis,... Dan Tuhan pun telah menjamin kalian jika memilih cara ibadah (menikah), apa yang mengkhawatirkan kalian?....
Duhai,... Jika pun kalian tak mampu melaksanakan ibadah yang agung itu (nikah)..., maka masih ada ibadah lain,... Yang dianjurkan,.... Puasa,...tentunya ia bermakna pengendalian,...
Dari ujung rambut sampai ujung kaki,... Dari hati,.. Akal sampai pada nafsu,... Puasa lah karena Allah,...
Dan ketahuilah bahwa cinta,.. Adalah makhluq Nya,... Tentu Ia lebih tahu akan makhluq Nya,...
Sementara di sini,... Di jalan Dakwah ini,.... Kalian adalah harapan yang tak boleh hilang dan gugur,....
Kalian adalah realita dari doa para pendahulu kalian,... Sekaligus,... Harapan bagi penerus kalian,... Maka jangan lah termakan oleh jeratan halus syaitan yang tak menyukai kelurusan kalian,...
Wallahu a'lam
Nah... Jika kita pernah termasuk dalam bagian yang disebutkan oleh ustadz tersebut, semoga kita sudah termasuk kedalam bagian orang-orang yang bertaubat kepada-Nya.
Dewasa ini, akun akun jejaring sosial memang sudah semakin merebak. Banyak manfaat yang diberikannya, namun tak sedikit pula mudharatnya. Salah satunya seperti yang telah disebutkan diatas tadi. Miris memang, disatu sisi ada yang mengoar-ngoarkannya sebagai media dakwah, tapi ternyata disisi lain, justru hal tersebut menjadi tempay maksiat yang “tersembunyi”.
Sahabat..., ketika sebuah pesan atau nasihat menghampiri, lihatlah kedalam diri kita, apakah kita termasuk kedalam bagian yang merugi ataukah yang beruntung, apakah kita termasuk kedalam bagian yang memberi manfaat ataukah yang malah memberi mudharat. Setiap pesan atau nasihat adalah pengingat bagi kita manusia yang selalunya khilaf atau terlupa.
“Saling
nasehat menasehati dalam kebenaran dan dalam kesabaran”
Semoga kita senantiasa menjadi manusia yang tersadar akan penglihatan Allaah, serta pengawasan-Nya terhadap kita. Karna kelak, segala yang kita perbuat didunia akan dimintai pertanggungjawabannya.
Ya Allah, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan
setelah engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami
rahmat dari sisiMu, sesungguhnya hanya Engkau yang Maha Pemberi Karunia (QS.
Ali Imran: 8)
Astaghfirullaah....
in Office, 18.5.12
*Gambar diambil dari Google image
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^