Seuntai cinta sekuntum mawar merah
Merekah mewangi membius rindu-rindu jiwa
Busurnya memanah hati yang sedang resah
Membelai wajah yang pipinya basah.
Sedang rindu; katanya.
Pada rumah yang tak menjadikannya tua.
Laksana cinta sekuntum mawar merah
Berhias duri diselisih tangkainya
Memetiknya pun, beroleh luka dan berdarah.
Namun, dipenantian akhirnya kan menjabat harumnya dengan indah.
Begitulah aturan hidup Sunatullah. . .
Tak ada perjuangan yang sia-sia.
Tak Ada. dan tak akan pernah.
Ruang Hati, 20 Maret 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^