Dalam kesendirian aku menemukan kedamaian, Menemukan sebentuk kedewasaan, Kebijaksanaan, ide brilian, dan potensi imajinasi yang luar biasa.
Pernah kau merasakan sendiri dalam keramaian? Aku pernah. Aku menikmatinya, merasakannya, bahkan coba meresapkannya kedalam diri.
Sendiri memang menenangkan. Menenangkan diri dari hiruk pikuk hati yang berperang dengan jiwa. Atau dari perang dinginnya jiwa-jiwa manusia. Sendiri dan menyendiri, terkadang bisa bermakna sembunyi, atau lari dari masalah yang saat itu menghampiri. Ya, begitulah adanya. Sebab banyak insan yang memilih pergi untuk menyendiri dari masalah yang menghampiri. Bukan, bukan untuk menghindari. Justru untuk mencari solusi yang mungkin selama ini belum didapati dikala berada dalam keramaian. Dimana Suara2 yang bernamakan argumentasi dari orang2 disekitar bisa jadi justru hanya menambah beban permasalahan/ pikiran.
Saat menyendiri, sebenarnya kita tidak sedang sendiri. Karna pada saat itu kita melibatkan Tuhan dalam pertempuran antara hati dan jiwa kita. Kita begitu khusyuk berbicara pada-NYa. Pernah kau coba berbicara pada Tuhan? Aku pernah. Biasanya aku selalu bertanya pada-Nya, membuat pengakuan pada-Nya, menceritakan tentang harapan-harapanku, mimpi-mimpiku, atau mungkin tentang dia yang tak kutahu siapa.
Yang aku tau dan yakini, bahwa setiap tanyaku pasti akan dijawab oleh-Nya, meski tidak dalam waktu yang singkat. Lamanya jawaban yang aku dapatkan dari-Nya adalah cara Tuhan untuk menunjukkan jalan-Nya padaku, caraNya untuk mengajarkanku bagaimana hidup ini-butuh yang namanya proses.
Dalam kesendirian itu sendiri saja, kita membutuhkan proses. Kita butuh tempat yang tenang, damai, tanpa ada sesuatu hal apapun yang mengganggu pikiran. Terkadang kita juga menunggu datangnya malam, dimana semua makhluk-Nya telah terlelap dalam buaian angin malam. Dan pada saat itulah kita bisa begitu menikmati kesendirian kita. Kesendirian yang menyenangkanJ
Tapi, malam hanya sejenak, saat fajar tlah terbit di ufuk timur, kita harus sadari bahwa saat itu sudah pagi. Dimana- aktivitas sehari2 kembali harus dijalani. Yang artinya, jangan larut dalam kesendirian. “Mungkin Bagi dunia kau hanya seorang, tapi bagi seorang kau adalah dunianya”.
So…kesendirian memang menyenangkan, tapi…jangan berlama2 dalam “Gua” untuk bertapa yaa^__^ sebab dunia masih membutuhkanmu untuk menyemarakkan hari ini.
Silahkan mencari “dirimu” dalam kesendirian, tapi setelahya kau harus masuk lagi dalam lingkaran.
By: Lu’Lu’ Asy Syifa’
Lotus,
1 Desember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^