1 Jan 2013

Senja ~ diantara Pagi dan Malam

Adakah pagi kan kujelang, jika malammu selalu menyelinap datang ke paru-paru oksigenku?
Adakah senja kan ku tempuh, jika pagimu selalu meluruh lewat embun daun yang menguap karna cahaya?
Adakah rindu kan berlabuh, pada dermaga-dermaga tua yang penuh kekosongan ilmu?
Adakah malu menguasa jiwa, pada raga-raga yang lalai pada Tuannya?
Adakah rumah tempat berteduh, pada jiwa-jiwa yang ingin singgah sejenak sebab lelahnya?
Adakah kau aamiin-kan tiap asamu, di tujuh masa yang kau serak doa-doa?
Adakah istiqomah terjaga, di relung-relung jiwa penikmat nafsu dunia?

Cabarkan padaku maknamu, Agar kukoyak belatiku lewat bait kata teriakan langit
Ranumkan padaku derumu, Agar tercabik kanvas lukisan qalbuku lewat nadanada melegit

Sudah bolehkah aku redakan sekarang? jika bait hujan saja masih kau eja dengan rintik-rintik pelangi.
Belum bolehkah aku jedakan sekarang? jika awan hitam masih saja menjuntai gelebat menutup diri

Kepada siapa lagikah hendak kusinggahkan lukisan kata ini, jika warnanya pun tertutup kafan putih yang kapan saja siap menghampiri?
Kepada siapa sajakah hendak kusingkirkan rona luka ini, jika pengobatnya pun adalah keyakinan yang telah ternodai sihir bumi?

Atau kusibakkan saja segala rasa yang datang mengulang, menikamnya dengan belati tajam yang baru kuasah tadi siang.
Menerjang-nerjang bagai angin keblingsatan menerpa pepohonan dan bangunan bersama badai di tanah lapang.
Ruang-ruang yang kau masuki pun berbatas dimensi waktu, melongok kesempatan, berjejal berjuta peluang.
Tinggal kau usap-usap bagian yang kau senang
Tinggal kau teriak-teriak dalam hening doamu kepada Sang Penyayang.
Lalu tunggulah barang sejenak, menarilah bersama doa-doa pengharpanmu dengan riang.
Dan akan jelas terlihat pada sengat mentari yang masuk lewat celah jendela kayu.
Pagi adalah kepastian, dan malam adalah keharusan.
Keduanya berada diantara senja.


“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; kami tanggalkan siang dari malam itu, Maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan. Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan Telah kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (Setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya”. (QS. Yasin:37-40)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...