11 Des 2012

Di Atas Kereta (Cerpen Alm. Bang Aan ) ^^

Hari  itu.. senin,tepatnya tanggal 12 maret 07 aku harus segera berangkat ke kota Tanjung Balai.adapun tujuan aku kesana karena urusan pekerjaan ibuku (tante) yang berada di Malaysia. Aku pergi ke Tanjung Balai dengan membawa orang yang hendak pergi ke Malaysia, yang ingin mencari pekerjaan disana.

Akhirnya, sore itu aku pun bergegas mempersiapkan keperluan-keperluan yang harus ku bawa. Tak lupa pula aku membawa titipan-titipan yang di pesan ibuku untuk di bawa ke Malaysia.  Setelah semuanya beres, maka aku berangkat ke stasiun kereta api. Orang yang mau berangkat ke Malaysia itu berangkat dari rumahnya, dan kami bertemu disana.

Setelah karcis kereta api tujuan Tanjung Balai sudah aku beli, maka kami langsung naik kereta api. Akhirnya jadwal keberangkatan pun sudah menunjukan waktunya. Kereta itu pun melaju menuju ke kota Tanjung Balai, walaupun sebelum sampai di Tanjung Balai kereta melewati beberapa kota-kota sebelum tiba di Tanjung Balai.
Setelah melewati perjalanan hampir  5 jam, kereta pun tiba di stasiun kereta api kota Tanjung Balai. Dari stasiun kami menuju ke penginapan, disana penginapan khusus bagi calon penumpang sebuah kapal fery. Disana aku pun beristirahat hingga pagi hari. Hari itu selasa,13 maret 07 menjelang pagi hari, aku terlebih dahulu mandi dan kemudian bersiap-siap diri. Lalu aku memesan tiket kapal tujuan pelabuhan Port Klang (Malaysia).

Setelah semua urusan beres dan aku rasa tak ada lagi masalah, aku pun berangkat ke stasiun kereta api untuk kembali pulang ke Medan. Saat itu jam masih menunjukan pukul 8 pagi, sedangkan kereta yang akan berangkat ke Medan jadwalnya pukul 11.30 wib.

Duh,,,, dalam hati berkata “bEtE bgt nich...” namun karena stasiun masih tutup, aku pun hanya “berkeliaran” di sekitar stasiun. Kemudian aku mampir di warung kopi dekat pasar, sambil sarapan dan menunggu waktu yang membuat aku “bEtE abiz”. Saat matahari terasa menyengat sinarnya, dan kulihat stasiun sudah mulai buka. Tak lama kemudian aku bergegas menuju stasiun. Dan ternyata pada hari itu aku menjadi orang pertama yang duluan tiba di stasiun, secara masih sekitar 2 jam lagi jadwal keberangkatan kereta api. Namun seiring berjalannya waktu, orang-orang yang ingin berangkat menggunakan jasa transportasi kereta api pun sudah mulai berdatangan.Tidak berapa lama kemudian, loket penjualan karcis pun di buka dan para penumpang pada mengantri untuk beli karcis. Aku mendapat karcis dengan nomor tempat duduk 4a di gerbong 1. Setelah mendapatkan karcis, aku langsung menuju ke peron tempat berhentinya kereta yang datang dari Medan. Karena pada waktu itu kereta api yang berangkat dari Medan belum sampai di Tanjung Balai. Setelah kurang lebih setengah jam, barulah kereta api dari Medan sampai di stasiun kereta Tanjung Balai.

Para penumpang tujuan Tanjung Balai pun semua pada turun dari kereta, untuk kemudian digantikan dengan calon penumpang yang akan menuju kota Medan. Namun setelah naik dan menuju tempat duduk sesuai dengan yang tertera pada karcis, aku melihat “teman-teman” duduk aku ternyata adalah bapak-bapak dan seorang ibu-ibu, maka aku batalkan untuk duduk pada nomor bangku yang aku miliki. 

Saat tiba kereta berangkat menuju Medan, aku memutuskan berdiri di depan pintu gerbong nomor 3. ya,,, sambil kena angin, dan agar terasa lebih sejuk. Namun, saat kereta melewati kota Kisaran dan singgah di stasiun kereta api Kisaran.. aku memutuskan untuk mencari tempat duduk. Secara masih banyak bangku yang kosong, karena jumlah penumpang yang berangkat dari Tanjung Balai tidak terlalu ramai. Setelah aku duduk di salah satu bangku yang masih kosong, dalam hati aku berkata “kali aza ada cewek yang duduk disamping aku”

Dan saat kereta sampai di stasiun kereta api Kisaran, dari atas kereta aku melihat seorang cewek berbaju hitam dengan rambut yang agak “bule-bule gitu”. Hatiku pun berkeinginan semoga saja dia duduk di dekat aku. Secara saat aku perhatikan orang-orang yang naik ke atas kereta, khususnya di gerbong tempat aku duduk adalah cewek yang ku lihat tadi saat menunggu kereta. Ops,,, saat dia melewati bangku aku, dalam hati aku memanggil dia utuk duduk di dekatku “psst,, duduk sini donk” gumanku dalam hati.

Namun ternyata dia memilih duduk di seberang bangku yang aku tempati, namun sesaat kemudian kulihat dia berdiri dari duduknya dan berpaling ke arah ku. Kemudian dia berkata kepadaku “sendiri aza” dan kemudian aku pun menganggukan kepala dengan pengertian “ya,,aku sendiri”. Lalu yang terjadi adalah....... dia pindah tempat duduk, dan pindah tepat duduk di hadapanku. Secaara memang bangku kereta apinya saling berhadapan. Lalu..... aku pun berkenalan dengannya, dengan jabat tangan dia berkata “nova” dan aku membalas dengan “andre”


Akhirnya kami pun berbicara banyak tentang masing-masing diri. Benarnya tujuannya ke Medan mau berkunjung ke rumah kakaknya, secara pun dia sudah beberapa kali ke Medan. Dalam pembicaraan itu aku pun menanyakan tempat tinggal kakaknya, dia bilang rumah kakaknya sih,,, di helvet. Ga brapa lama kemudian dia meminta padaku untuk main ke rumah kakaknya. Hmm,,,karena aku pun ga berapa kenal kali daerah helvet, kemudian aku pun menawarkan untuk mengantarnya pulang. Dan dia pun setuju dengan tawaranku itu, padahal aku sempat berfikir “koq mau aza ya cewek ni,padahal kan baru kenal dengan aku... apa dia ga takut klo aku berfikiran jahat”

Tapi mungkin karena sudah jodoh dia bertemu orang baik seperti aku (ce,,ile) cam betol aza,,,  truz,,sesampainya di Medan, kira-kira jam 4 sore kami turun di stasiun kecil (tamrin). Kemudian aku mengantarnya pulang ke rumah kakaknya, tapi di karenakan saat itu keretaku di rumah,,, maka aku pun meminjam kereta temanku yang kerja di tamrin plaza. Maka kami pun bergerak menuju rumah kakaknya, tapi dianya mengajak aku untuk sedikit jalan-jalan di Medan. Tapi berhubung saat itu kami hanya menggunakan satu helm, jadi ga bisa jalan-jalan ke daerah kota dan hanya jalan-jalan sekitaran menuju arah pulang ke rumah kakaknya.
 Sebelum sampai ke rumah kakaknya, aku mengajaknya mampir ke sebuah cafe yang berada di daerah griya. Saat kami berdua ngobrol-ngobrol, akhirnya dia pun bercerita tentang alasan dia main ke Medan. Di samping karena ingin berkunjung ke rumah kakaknya dia pun ada masalah di kota kelahirannya Kisaran, ya biasalah masalah anak muda palagi klo bukan masalah asmara. Sedikit banyaknya dia bercerita tentang masalah yang di hadapinya yaitu masalah yang melibatkan pertemanan antara dia dan teman-temannya
 (dalam konteks ini aku ga bisa menjelaskan secara detail,berhubung aku ga punya hak lebih dalam menanggapi masalah orang lain walaupun dia banyak bercerita)

Setelah waktu menjelang senja, kami pun bergerak pulang menuju rumah kakaknya. Akhirnya sampai juga di rumah kakaknya di daerah flamboyan,helvet. Lalu aku mampir sejenak di rumah kakaknya, namun karena magrib pun menjelang aku pun segera permisi padanya untuk pulang ke rumahku. Saat malam hari dia pun menelpon ku, hanya ingin menanyakan kabar za sich dan kami berdua sangat senang bisa berjumpa dan berkenalan.

Sesudah itu kami pun hanya berkomunikasi lewat sms-an za, namun saat aku menanyakan kabarnya pada hari jum’at itu,dia mengatakan akan kembali lagi ke Kisaran berhubung ada panggilan kerja di sana. Padahal rencananya dia ingin berada di Medan selama kurang lebih satu bulan lamanya. Dan malam sabtu itu aku pun berniat mengajaknya nonton, tapi karena waktu untuk nonton sudah kemalaman jadinya kami jalan-jalan ke daerah dr.mansyur(usu). Kami pun singgah ke sebuah cafe disana, secara daerah tersebut merupakan daerah jajanan di kota Medan yang selalu ramai setiap malamnya. Banyak hal-hal yang kami bicarakan, dari  mulai tentang keluarga,kehidupan remaja,dan cerita-cerita tentang saat jaman-jaman sekolah dulu. Memang sich saat aku jalan bersamanya sedikit-sedikit ada percik-percik asmara padanya.

Esok hari adalah malam minggu, aku pun kembali mengajaknya jalan keluar. Kali ini aku mengajaknya ke sebuah cafe yang bisa dibilang tempatnya agak-agak romantis, ya.... masih sekitaran daaerah usu juga seh.. malam minggu itu adalah malam minggu terbaik bagiku, secara hari itu aku bisa ngedate bareng bersamanya. Malam itu kami mulai terbuka satu sama lain (maksudnya ga ampe buka-bukaan J) ya,,, ngomongin diri masing-masing.

 Dari malam itu aku merasa hal yang spesial bersamanya, dan aku jujur bilang padanya bahwa aku punya perasaan yang lebih kepadanya. Walaupun aku mengatakannya tidak secara langsung, dia hanya menanggapinya biasa za sih dan mengatakan semuanya harus melalui proses yang panjang.
Pada hari minggu kami pun berencana pergi nonton, kami pun nonton di tamrin plaza dan film yang kami tonton itu film “lewat tengah malam”  (berarti dah pagi donk..)

Setelah seharian jalan bareng, kami pun kembali ke laptop...eh kembali pulang. Dan esok hari adalah saat dia akan kembali pulang ke Kisaran     (duh,,,terasa singkat bgt waktu bersamanya). Aku pun menjemputnya di rumah kakaknya, setelah pamitan dengan kakaknya kira-kira jam 11-an kami berangkat menuju stasiun kereta api. Saat itu dia akan berangkat naik kereta api yang berangkat jam 1 siang, akan tetapi berhubung pada waktu itu merupakan long weekend jadinya jumlah penumpang yang akan naik kereta api membludak. Saat akan membeli karcis pun dia tidak mendapatkan tempat duduk, karena sudah habis. Maka kami pun menunggu di peron 1, kami duduk di bangku tunggu penumpang.

(nah,,,ada hal yang menarik pada bagian cerita ini, hmm,,bisa di bilang merupakan kesalahan kami berdua sich)
pada saat menunggu kereta yang akan berangkat menuju Tanjung Balai, kami sempat cerita-cerita dulu di ruang tunggu, yang tanpa di sadari kereta yang mau berangkat ke Tanjung Balai sudah stand by dan para penumpang yang lain pun sudah pada naik ke atas kereta (mungkin kami mengira kereta yang akan berangkat bukan tujuan Tanjung  Balai).

Secara kereta yang berangkat tersebut berangkat lebih cepat dari jadwalnya. Wajah kebingungan pun menghampiri wajah kami (jangan-jangan dia ketinggalan kereta), akhirnya aku pun bergegas menanyakan kepada polsuska setempat tentang kereta yang akan berangkat ke Tanjung Balai. Ternyata benar perkiraan aku, duh,,,,sepeti orang bego jadinya ga tau deh mo bilang apa.

Terpaksa naik kereta yang berangkat jam 5 sore, saat menunggu waktu kami pun singgah ke tamrin plaza sembari makan siang. Saat hari menjelang sore kami kembali lagi ke stasiun, dan sesampainya di stasiun ternyata.......jumlah penumpangnya hampir 2 kali lipat dari jumlah tadi siang. Dan kami pun menunggu,,menunggu,,dan menunggu kereta dari Tanjung Balai tiba di stasiun besar. Kereta telat 1 jam tiba dari jadwalnya, akhirnya kereta berangkat menjelang magrib. Saat keberangkatan aku kasihan banget ama dia, karena dia ga dapat tempat duduk dan terpaksa harus duduk di lantai kereta.

Dalam hati aku terus berkata “mengapa harus ada perpisahan” tapi itu semua salah dari “pertemuan” sehingga aku berpisah dengannya pada saat itu. Saat kereta melaju aku ga bisa menahan genangan air mata di mataku dan akhirnya menggenang di sluruh mataku. Perasaan yang aku rasakan saat itu adalah kesepian saat dia jauh dariku, saat itu aku belum dapat menggambarkan nantinya cerita-cerita selanjutnya. Sepanjang perjalanannya aku selalu ingin mengetahui kabarnya, saat itu aku seperti kehilangan orang yang aku sayangi. Dan, alhamdulillah saat malam aku menelponnya dia selamat sampai di rumah.

Esok-esok hari aku menjalani aktivitas seperti yang aku lakukan seperti biasa-biasanya, dan saat itu dia memberi kabar padaku dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukannya.

Serta cerita-ceritanya tentang pekerjaan yang akan di jalaninya, dan minggu depannya dia akan memulai aktivitasnya di pekerjaan barunya. Dan kurang dari satu minggu kemudian aku berniat untuk menghubunginya, tapi berhubung karena dia di Kisaran lagi melihat sebuah konser artis ibukota bersama teman-temannya, dia pun mengcancel bicara padaku secara dianya masih menonton pertunjukan musik tersebut dan berjanji akan menghubungiku setelah acara selesai. Namun saat aku menerima sms darinya dan dia mengatakan untuk  mengcancel dulu ngobrol denganku, dikarenakan dia dah ngantuk bgt katanya dan esok akan memulai aktivitas yang  baru di pekerjaan barunya. Benarnya saat itu aku ingin banget ngobrol bersamanya, tapi mau ga mau aku harus bisa menerima semuanya (saat itu aku berfikir langkah ini yang terbaik tuk dia,dan dengan emosi aku berikiran bahwa aku ga terlalu penting baginya).

Hari-hari berikutnya aku hanya ingin mencoba menjalani menjalani waktu-waktu yang biasa aku lakukan,di samping aku juga masih berkomunikasi bersamanya lewat sms-an.
Setelah beberapa hari, tepatnya pada hari rabu,28 maret 07 pada malamnya aku sempat sms-an ma dia kira-kira jam 9.30 malam. Itu terakhir aku sms-an dengannya, karena dalam waktu 3 hari kedepan aku kehilangan kontak dengannya, aku ga bisa menghubunginya, setiap waktu aku coba tuk slalu menghubunginya akan tetapi nomor ponselnya selalu tidak aktif. Saat itu aku mulai putus asa untuk menghubunginya dan aku beranggapan mungkin aku bukanlah apa-apa di matanya, aku berfikiran aku ga bisa memberi yang terbaik untuknya. Dan aku sempat berniat untuk datang ke rumah kakaknya, untuk mencari tau kabar dia sekarang karena itu satu-satunya jalan bagiku untuk mengetahui kabarnya di Kisaran. Dalam kebimbangan aku pun tidak terlalu memikirkan itu, mungkin hanya sebatas niat saja untuk mengetahui kabarnya kini.

Sampai pada suatu malam, saat itu kebetulan malam minggu dan aku main keluar ke tempat kerjaan aku dulu dan berhubung teman-temanku yang lain ada juga yang main kesana. Awalnya sih aku main kesana seperti biasa karena malam minggu sebelum-sebelumnya aku sering main kesana untuk menghabiskan malam minggu yang panjang (padahal semua malam sama za khan..???). karena sedari tadi aku hanya nongkrong dan ngobrol-ngobrol za dengan teman-temanku, maka aku pun ingin melakukan sesuatu hal yang aku belum pikirkan, entah apa kek.. blom tau everything.

Dan kebetulan saat itu aku melihat sebuah koran terbitan kota Medan yang terkenal dengan logat Medan yang kental banget, dan secara kebetulan pula halaman dari koran itu berita olah-raga dan sebagian berita utama. Maka aku pun mulai baca dari halaman olah-raga, setelah beberapa waktu aku pun selesai membaca semua berita tentang olah-raga itu. Lalu aku membaca sebagian berita utama, aku pun membaca hanya judul-judul berita dan sebagian berita-berita utama yang lumayan menarik.
 Setelah selesai membaca aku pun kemudian membuang koran yang kubaca tadi ke lantai, secara tadinya koran itu pun sudah kotor karena tadinya berada di lantai. Lalu aku pun pergi meninggalkan koran yang telah ku buang tadi, aku kembali ngobrol-ngobrol bersama teman-temanku.

Setelah beberapa lama kemudian aku pun kembali mengambil koran yang ku buang tadi, tadinya sih aku berfikir hanya ingin melihat gambar-gambar yang ada di koran itu. Lalu aku pun kembali membuangnya, namun saat membuang koran itu ekor mataku melihat sebuah judul berita di halaman uatma. Tadinya aku tidak terlalu memperhatikan berita itu, aku pun membaca berita dengan judul “gadis abg, dijambret”.

 Aku pun membaca isi beritanya dengan terlebih dahulu membaca tempat kejadian berlangsung, dan tempat kejadiannya di Kisaran (saat membaca tempat kejadian di Kisaran, yang aku pikirkan saat itu hanyalah tempat tinggal nova). Aku pun melanjutkan membaca berita itu, saat aku membaca nama korban kejadian itu aku sedikit terkejut, karena nama korbannya sama dengan nama dia “nova”.

 Tapi aku hanya berfikiran bahwa banyak orang yang bernama “nova”, walaupun umurnya pun persis juga yaitu 20 tahun. Tapi aku pun berfikiran itu hanyalah sebuah kebetulan saja nama dan umurnya sama, aku pun tidak mengindahkan berita itu. Saat itu waktu menunjukan pukul setengah 2 pagi, maka aku pun segera pulang karena sudah dini hari dan juga karena saat itu di rumah hanya nenekku seorang.
Sesampainya di rumah aku pun berniat ingin istirahat untuk tidur, tapi tiba-tiba perasaanku jadi tidak tenang dan gelisah, aku jadi kefikiran berita yang ku baca di koran tadi. Aku koq jadi kefikiran sama dia, aku jadi berfikir jangan-jangan yang menjadi korban di berita tadi adalah dia. Tapi aku mencoba untuk bersikap biasa saja, namun semakin lama perasaan itu semakin kuat.

Kemudian aku mencoba kembali menghubuni nomor ponselnya dan masih tidak aktif juga, aku pun lalu membuka kembali saat aku menerima sms terakhir darinya, sms terakhir darinya tanggal 28 maret. Aku pun berfikir kembali pada koran yang ku baca tadi, selanjutnya aku kepikiran untuk memastikan tanggal kejadian berita di koran tadi. Aku pun menghubungi temanku yang berada di tempat aku dan teman-teman aku nongkrong, aku meminta tolong kepadanya untuk melihat koran yang tadi ku baca dan aku meminta dia untuk melihat tanggal kejadian di berita itu (sebelumnya aku bilang padanya judul beritanya).

 Saat temanku memberi tahu tanggal kejadian di berita itu sontak aku terkejut, karena tanggalnya persis sama saat aku terakhir mendapat sms darinya. Dan temanku sempat heran padaku dan menanyakan padaku, dan aku hanya mengatakan korban di berita itu ada kesamaan dengannya.

Saat mendengar semua itu perasaanku semakin tidak tenang, aku terus memikirkannya hingga aku tak bisa memejamkan mataku. Saat menjelang subuh aku baru bisa terlelap karena menahan ngantuk. Pagi menjelang siang aku terbangun dari tidurku, masih terngiang sedikit di pikiranku tentang dirinya. Tapi pagi itu aku menyelesaikan tugas-tugas di rumah (karena aku tinggal dengan nenek, jadi saat itu aku yang beresin rumah).
 Setelah menyiapkan seluruh pekerjaan rumah aku beristirahat sejenak sambil mendengarkan siaran radio favoritku, dan kebetulan yang lagi siaran saat itu penyiar yang sering aku hubungi untuk request lagu. Aku pun menelpon stasiun radio itu untuk request lagu, saat menelpon dia menanyakan kabarku hari ini dan aku pun mengatakan lagi galau,  bingung, semuanya deh bercampur. 

Aku pun menjelaskan padanya perasaan yang aku alami pada seseorang, aku bercerita saat kami putus komunikasi hingga saat aku membaca berita di koran yang nama dan umur serta kejadian korbannya, mirip sekali dengannya. Lalu ia pun menyarankan padaku untuk mencari tau kabarnya pada keluarganya disini, dan aku pun kepikiran untuk datang ke rumah kakaknya di helvet.

Akhirnya ia mendukung langkahku, dan aku langsung bergegas mempersiapkan diri untuk pergi ke rumah kakaknya. Saat itu matahari menyinari tepat di atas kepala, tapi dengan semangat aku pergi ke rumah kakaknya siang itu juga. Sesaat tiba di rumah kakaknya, aku pun langsung menyapa kakaknya dan dipersilahkan masuk.
 Saat itu kakaknya belum tau maksud kedatanganku dan bermaksud ingin memberi tau kabar adiknya padaku. Saat itu aku mengatakan aku telah putus komunikasi dengannya selama beberapa hari ini. Dan kakaknya mengatakan padaku bahwa dia kena musibah, aku pun memotong pembicaraan kakaknya dengan mengatakan aku membaca berita di koran tentang seorang cewek yang di jambret di Kisaran. Dan kakaknya pun membenarkan berita itu, awalnya keluarganya tidak mengetahui kalau berita itu masuk ke surat kabar.

Namun yang pertama ingin ku ketahui adalah kabar dirinya, karena saat aku baca berita di koran mengatakan bahwa korban mengalami luka-luka. Lalu kakaknya menceritakan kronologis kejadiannya, dan aku pun mengatakan kepada kakaknya bagaimana aku bisa tau kalau berita di koran itu adalah dia, aku pun mengurutkan terakhir kali kami berkomunikasi.

 Setelah banyak bercerita aku pun bermaksud meminta nomor telepon yang bisa aku hubungi, kakaknya pun memberi nomor ponsel bundanya dan kakaknya yang di Kisaran. Lalu aku pun permisi pulang untuk segera menghubunginya, namun dalam perjalanan aku singgah ke sebuah wartel dengan maksud untuk menghubungi penyiar radio tadi, dan aku mengatakan padanya bahwa berita yang ku baca itu ternyata memang dirinya (karena saat pertama aku cerita padanya tentang kejadian itu, dia sempat menceritakan perasaan yang aku alami kepada para pendengar radio itu).
Sesampai di rumah aku langsung menghubungi nomor kakaknya di Kisaran, saat telepon di jawab, kakaknya langsung yang menjawab dan aku pun mengatakan pada kakaknya bahwa aku teman nova dari Medan. Setelah telepon sudah dengannya dan aku berbicara padanya, duh.... dia sambil menangis menerima telepon dariku (mungkin dia pun tak mengira itu telpon dariku).

 Aku pun menceritakan bagaimana aku bisa mengetahui semua ini, dan dia pun menceritakan keadaannya dan kejadian yang di alaminya. Setelah semuanya diceritakan aku hanya berpesan padanya apa-apa yang mungkin baik untuk di jalaninya. Sejak saat itu aku merasa makin menyayanginya dianya pun berkata begitu padaku, sampai saat ini kami masih saling menyayangi walaupun belum ada sebuah ikatan yang resmi tapi kami telah saling memiliki.
Dan semua itu perlu pembelajaran pada diri masing-masing, untuk melangkah ke arah yang lebih baik, memiliki suatu komitmen yang jelas tanpa ada rasa yang menjadi permasalahan nantinya kelak.
Di mulai pada masing-masing diri untuk menjadi pribadi yang memiliki nilai-nilai kesempurnaan cinta agar memiliki kesempurnaan hati yang abadi.



 (sejak kejadian itu aku merasa yakin kepadanya dan mungkin bisa di bilang kami masih berjodoh untuk dipertemukan kembali. Semua sudah di atur yang maha kuasa, bagiku itu kejadian yang berarti bagi diriku, karena jika tidak, mungkin aku tak akan pernah bertemu dengannya lagi. Aku hanya meninggalkan harapan padanya, harapan untuk memiliki hati satu sama lain)

menjalani waktu dan hari-hari dengan keikhlasan
tanpa menyesali semua yang telah dilakukan
melangkahkan jejak tuk sesuatu yang sempurna
mengarungi jalan penuh harapan
tanpa ku tahu sisa tidurku
hanya menunggu dalam relung hati
saat ku bangun dari kehampaan
bayangan hati terus mengiringi
setiap langkah-langkah yang ku miliki
jika mungkin kusesali
tak kan ku ulang dalam mimpiku
jika ku tak mampu meraih
ku berjuang dalam kesunyian
dan gelap malam yang membawa
langkah hati yang mencari
perasaan yang terkubur sepi

cerita ini merupakan perjalanan waktu yang aku jalani dalam sebuah waktu, dan cerita ini merupakan kejadian nyata yang aku tuangkan dalam secarik kertas. Tanpa ada menambahi hal-hal yang tidak terjadi mestinya. Semua cerita perjalanan hidup waktu ini hanya sebagian yang ku tulis. Masih ada cerita-cerita lain yang bersamanya, dan aku kan mencoba menulis cerita-cerita yang bisa menjadi pengalaman hidup bagiku.
Sekian dariku, inilah aku yang aselalu mencoba untuk tetap apa adanya (adanya apa???? J)
Dari waktu yang aku ketahui untuk melangkah....................
waktu yang di jalani merupakan perjalanan hidup yang menjadi langkah setiap insan, tanpa pernah tahu arah yang akan di pilih untuk sisa jejakmu semakin kuat keinginan hati untuk menemukan jejak langkah yang masih terbaca pikiran.

            reva_ndre 

*Mengenang 4 bulan kepergian abang tercinta :)
Tulisan diatas adalah cerpen kisah nyata punya abang saya. Saya dan Alm. Abang sama2 punya hobi menulis, tapi tulisan abang saya lebih picisan ^^
Tahukah? lumayan pening baca cerita picisan ala si abang -____-
Baiklah bang, suka tidak suka, ceritamu sudah kuposting di Blogku. Pan dirimu sudah tak mengurusi kehidupan dunia lagi, jadinya gak bisa protes. Hehehe . . . :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...