"Cintamu pada sesuatu membuatmu Buta dan Tuli." begitulah bunyi hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi. Saat pertama membaca hadits ini disalah satu buku motivasi remaja, aku sedikit bingung apa makna yang terkandung dalam hadits tersebut. Buliran pertanyaan-pertanyaan mulai mengalir dalam otakku. Kenapa cinta justru membuat seseorang menjadi buta atau tuli? bukankah seharusnya menjadi sebaliknya? Ini cinta yang seperti apa maksudnya?
Otakku terus berfikir, sembari melewati hari dalam kompleksnya kehidupan, dimana didalamnya ada serentetan peristiwa-peristiwa yang akhirnya membuat diri ini mengerti, bahkan hingga membuat aku bisa belajar darinya.
Beberapa waktu belakangan ini sedikit kaget melihat fenomena-fenomena yang terjadi di akun jejaring sosial. Mengenai status hubungan seseorang dengan seseorang lainnya. Terlebih, sangat kecewa pada mereka yang dahulunya pada saat berada dilingkungan ADK sangat menjaga kehormatan dan pandangannya. Namun, setelah keluar dari amanah sebagai ADK, mereka pun mulai futur dam kefuturannya (Naudzubillah.... Semoga kita selalu di lindungi-Nya).
Mereka...... yang biasanya memanggil dengan sebutan "akhi... ukhty...", Ah... sudahlah!! Mereka hanya SAMPAH!
"Cintamu pada sesuatu membuatmu buta dan tuli". Kau menjadi BUTA, karna tak lagi mampu melihat mana yang haq dan mana yang Bathil. Menjadi TULI karena nasehat-nasehat yang hadir tak lagi sampai kehatimu. Hanya numpang lalu lewat pendengaranmu. Menutup mata untuk semua kebaikan yang terlihat, karna bagimu itu adalah serangan yang nyata yang mendarat didirimu. Menutup telinga untuk semua suara-suara yang menyapa, mengingatkanmu, memberi nasehat kepadamu.
Mungkin ini maknanya....
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’.”
Jujur aku bingung, hendak membahasakannya dengan bahasa mana, ketika melihat foto seorang ikhwah yang duduk diantara dua wanita, melihat seorang yg lain lagi yang menjadikan statusnya "berpacaran", "bertunangan" dengan seorang teman di FBnya. lalu apalagi...??
Hendak menjelaskan suatu kemaksiatan kah wahai kalian duhai saudaraku??
Astaghfirullah...
Bukan berarti aku berkata begini karena merasa paling suci, bukan. Aku pun pernah mengalami masa-masa yang membuat aku jauh dari-Nya. Dan karena itu, aku berusaha kembali lagi pada-Nya.
Duhai Rabb Yang Maha membolakbalikan hati....Genggam hati ini agar tetap mampu untuk Istiqomah dijalan-Mu. Tetap dalam hidayah dan penjagaan-Mu. Jangan biarkan kami futur dalam kefuturan yang merajai.Duhai Rabb Sang penggenggam jiwa-jiwa kami....Tegurlah kami dengan cara-Mu, dengan ke-Maha Rahmaan-anMu,Duhai Rabb Yang Maha PengampunAmpunilah diri yang penuh dengan noda ini...Jadikan kami sebagai hamba-hamba yang selalu dapat meraih Maghfiroh-Mu.Aamiin...
Iman
Sabar
Taqwa
Ikhlas
Qona'ah
Optimis
Muhasabah
Amanah
Hilm (santun)
"Fastabikul Khoirot"
~Hari ini harus lebih baik dari hari kemarim~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^