Coz
Im Mysterious.
Hohoho....
beberapa waktu ini, juga sebelum ini selalu ada pertanyaan hadir ketika aku
berada disuatu tempat atau komunitas. “Lulu ngaji dimana?”, dan tahukah apa
jawabanku? Yak... Cuma satu “Saya ngajinya mah dimana-mana” =D
tentu saja jawaban ini tidak memuaskan bagi mereka yang membutuhkan jawaban pasti apakah aku ngajinya di pengajian X atau di pengajian Z.
tentu saja jawaban ini tidak memuaskan bagi mereka yang membutuhkan jawaban pasti apakah aku ngajinya di pengajian X atau di pengajian Z.
Mungkin,
sebab mereka masih melihat dari segi penampilan seseorang. Sehingga berpikiran
kalau yang berpakaian “seperti ini” maka ngajinya di X. Atau yang berpakaian “seperti
itu” maka ngajinya di Z.
Kenapa
tidak memberi jawaban kongkrit saja?
Hm...
kenapa ya?! Hal ini karena lu tidak ingin dibeda-bedakan atau dikotak-kotakkan
dalam hal mencari ilmu-Nya yang bertebaran dimuka bumi ini. Apakah salah, jika
lu berada di jamaah X lalu ikut pengajiannya A,B,C,...Y,Z juga? Tidak kan?! Bukankah
para ulama pun berguru bukan hanya kepada satu guru saja? Melainkan kepada
banyak guru mereka menuntut ilmu. *Senyum
Aku
pernah dikira “X” karena pakaianku yang panjang x lebar melebihi dari orang2
normal berjilbab, karna warnanya yang cenderung ke gelap. Aku pernah dikira “Y”
karena pakaianku yang gamis terusan hampir tiap hari, *padahal aku emang
sukanya pake gamis. Hoho... malah pas awal2 jadi jilbaber dulu pakaianku
nge-Pink, nge-Green, nge-Blue, Nge-Red. Matching dari jilbab-baju-kauskaki. Tapi
setelah dikaji-kaji, ternyata pakaian yang seperti itu justru dapat mengundang
mata untuk memandang. Karna lebih kelihatan daripada yang lainnya. Pernah dahulu
dengerin ceramah, sangat tersentuh n ngena banget dengan pesan sang ustadz.
Berpakaianlah untuk Allaah dan karena Allaah. Hindari warna yang mencolok,
karena warna mencolok akan menjadi pusat perhatian. (*kecuali kalo orang2 yang
pengen jadi pusat perhatian yaa... itu mah lain cerita)
Jadi,
kamu ngajinya dimana lu?
Baiklah..
baiklah... akan saya jawab.
Saya
ngaji dimana-mana =) kan nyari ilmu boleh dimana2, selama ilmu itu beradal dari
Qur’an dan hadits. Lalu bagaimana dengan pemikiran? Yang pasti pemikiran saya
tidak liberal. Selama ada tuntunannya dari Qur’an dan Rasul, pasti saya ikuti
yang baik-baik. Bukankah syarat diterimanya suatu amalan ibadah hanya ada 2?!
(*retorik), yaitu ikhlas dan ittiba’ (mencontoh Rasulullah).
Jika
ada yang mengatakan bahwa aku abu-abu, maka biarlah orang berkata apa. Yang hitam
kan tetap menjadi hitam, yang putih pun kan tetap putih. Islam itu luas, dan
jangan kau sempitkan dengan pemikiranmu. Islam itu mudah dan mempermudah. Namun
juga jangan dimudah-mudahkan. Karna islam bukanlah agama mainan. Islam adalah Rahmatan
lil alamin, agama yang dirahmati-Nya.
Mari
kita semua Fastabikul khairat :)
“Sesungguhnya Allah tidak
melihat fisikmu, tidak pula melihat rupamu, akan tetapi Allah melihat hatimu.”
(Riwayat Muslim)
*Sang
Pembelajar
Medan,
2x6=12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^