"Sudah . . . sudah . . . jangan menangis"
"Dasar bod*h, siapa yang menangis?!"
"Itu . . . air matamu menetes terus"
"Ini air hujan!"
"Dasar senja! Pintar sekali kau beralibi."
"Tidak."
"Huh, ini pakai sapu tanganku"
"Itu basah, takkan bisa mengeringkannya"
"Kau kenapa lagi?"
"Menunggu hujan reda."
"Bukannya sejak tadi payung teduh ini melindungimu, senja"
"Tidak."
"Bagaimana buat hujanmu mereda?"
. . . . . Hening. . . . . dan hujan itu kian deras mengalir . . . .
"Senja, tenanglah, ada aku membersamaimu. Jika ada yang membuat hujanmu turun begitu derasnya, izinkan aku meredakannya untukmu, atau setidaknya melindungimu dibawah payung teduh ini"
"Rain. . . . "
"Ya."
"Terimakasih"
Sumber gambar : Google Image
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dua beda
Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta. Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana. Me...
-
aku belum melakukan iniiii >>> Lapor pajak tahunan, buat Neraca 2012, ngoreksi hutang piutang, Ngoreksi nilai buku aktiva, pengarsi...
-
Setangguh Elang Yang mengepakkan sayapnya saat terbang. Lalu hilang Dibalik rimbunan dedaunan 09 January 2011
-
“Kalau Tuhan menginginkannya terjadi, maka sebuah kejadian pasti terjadi. Tidak peduli seluruh isi langit-bumi bersekutu menggagalkannya....
salam kenal. silakan kunjungi http://jun-syifa.blogspot.com/
BalasHapus:)