Seseorang datanng tertatih-tatih membawa segumpal daging yang masi segar penuh darah.
“Mau kah kau daging yang masih segar ini?”
“Tidak. Untuk apa buatku?”
“Tapi daging ini masih segar dan sangat baik buatmu..”
“Itu menurutmu. Dan ku rasa..itu tidak baik buatku.
“Kalau begitu, simpan saja sebagai bekalmu. Mungkin saja ditengah perjalanan kau akan membutuhkannya.”
“Pergilah..aku tidak butuh. Simpan saja dagingmu itu. Atau berikan saja kepada orang lain yang menginginkannya.
Tanpa diketahui sang musafir. Orang tersebut menyelipkan daging segarnya kedalam bekal yang dibawa oleh musafir tersebut. Dan hal yang sama selalu terjadi ditempat-tempat yang pernah ia kunjungi dalam perjalanannya itu.
-------
“Dia…. Dia pencurinya!! “
“Ya benar! Dialah yang telah mencurinya”
“Mencuri apa?? Apa yang telah akua curi dari kalian semua?
aku hanya seorang musafir biasa, yang selalu mempersiapkan bekal dalam perjalananku. Lantas untuk apa aku mencuri sesuatu milik kalian? Tidak ada gunanya bagiku.”
“Daging segar milik kami!! Itulah yang kau curi dari kami!!
“Baiklah kalau begitu, bisakah kalian buktikan padaku?
“Buktinya, daging segar milik kami semua, hilang! Dan kami kehilangan atasnya saat kau keluar dari daerah kami.”
“Itu saja belum cukup bagiku. Tuan hakim yang adil, Bisakah kau menunjukkan saksi kepadaku yang menguatkan pernyataan mereka?”
“Ya..ada dua orang saksi atas masalahmu ini. Hai anak kecil, aku persilahkan kalian untuk bersaksi.”
“Terimakasih tuan Hakim, sebelumnya aku ingin memperkenalkan diri terlebih dahulu. Namaku Noer Any dan sahabatku ini Syahnubar’i.
kami akan bersaksi, sebenarnya musafir itu bukanlah seorang pencuri. Melainkan merekalah yang telah menyelipkan daging segar itu tanpa sepengetahuan musafir itu didalam perjalanannya. Selama dalam perjalanannya, aku dan sahabatku ini selalu menyertai kemana musafir ini melangkah. Dan musafir ini tak pernah tahu bahwa ada daging segar yang diselipkan mereka dalam perjalanannya. Karena begitu banyak daging segar yang ia bawa dari keluarganya, sahabatnya, saudaranya dan juga dari Zat yang jiwa kami ada dalam genggaman-NYA. Itulah daging segar yang ia bawa.
“Kalau begitu, kalian telah beerdusta dengan menuduh musafir ini sebagai pencuri.
Wahai musafir..aku serahkan urusan ini padamu. Akan kau apakan para pendusta ini?”
“Yaa tuan Hakim yang adil, sudah saatnya aku harus mengembalikan milik mereka yang pernah mereka selipkan dalam perbekalanku. Aku hanya akan mengembalikan daging segar milik mereka, setelah iyu aku akan pergi untuk melanjutkan perjalanan ku.”
“Bagaimana mungkin?? Bukankah begitu banyak daging segar dalam perbekalanmu?
“Ya. Tuan hakim. Tapi daging yang mereka miliki bukanlah berwarna merah, melainkan berwarna hitam. Jadi sangat mudah bagi saya untuk mengetahuinya.”
“Ya kamu benar. Kemunafikan merekalah yang membuat daging itu berubah menjadi hitam.
“Baiklah tuan Hakim, kalu begitu saya harus segera melanjutkan perjalanan saya. Karna diakhir perjalanan, saya harus menyerahkan daging segar yang saya miliki ini dengan orang yang bersedia menukarkan daging segarnya kepada saya.”
Medan, Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dua beda
Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta. Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana. Me...
-
Siapakah yang Ukhtiy pilih? Shared via AddThis
-
Seorang pejuang yang paling diburu tentara elit istana akhirnya tertangkap hidup. Ia tertangkap setelah beberapa panah menembus kaki kiri ...
-
Noney : Lu, Apel apa yang bisa nyanyi? Lu : -,-' (mikir) unghh. . . apa ya? Noney : Apelangi pelangi alangkah indahmu . . . Lu : Nge...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^