Entah…
Entah bagaimana cara dia memasukinya.
Jalan sempit, pengap, tanpa cahaya.
Ditangannya terkait sebuah pijar
Pijar…yang membuat langkahnya menyusuri lorong sunyi
tanpa suara…
Yang ada hanya nyanyian sunyi kehampaan,
Tetesan-tetesan embun yang menguap.
Tidak satu pun tahu ujungnya
Ujung jalan sempit itu
Berkali ia, kami, juga mereka
pernah kesana.
Dan ada yang terhenti ditengah jalan,
Pijarnya tak cukup tuk bertahan.
Kemudian hilang tak bersuara.
Sedang dia..masih berjalan
Entah..entah berapa lama sudah.
Satu hari, satu minggu, satu windu…
Berbekal pijar..
Dia berkeluh, kapan
Sedang asa…hampir hilang semampai
Berbekal pijar ia berjalan..
Satu hari, satu minggu, satu windu..
Lupa pada waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^