Bismillaah...
Hampir setahun sudah di Medan, dan baru kemarin tanpa sengaja menemukan buku catatan lama yg telah usang. Sebuah catatan saat rutin mengikuti kajian sunnah di Medan. Dan Masya Allaah... Saat membolak balikkan tiap halaman, ketemu dengan salah satu halaman yg berjudul Adab dan Akhlaq, sebuah Dauroh yg pematerinya ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas.
Pikiran mulai menerawang, sembari membatin dalam hati "Eh, benarkah ini dulu aku pernah menghadiri kajian beliau? Apa beliau memang pernah ke Medan ya?"
Karena memang catatannya lengkap, pasti saat kajian berlangsung saya fokus menulis. Kajian yg saya hadiri hampir 10thn lalu.
Saya mencoba mengingat dimana tepatnya kajian ini berlangsung. Sebab memang tak begitu banyak saya menghadiri dauroh pada masa itu. Dauroh masa dulu pastinya tidak sesering dan serutin jaman sekarang.
Nihil. Saya tidak bisa mengingatnya. Yang saya ingat, saya pernah menghadiri tabligh akbar di Mesjid Agung Medan. Tetapi saat itu yg mengisi kajiannya adalah seorang Syaikh dari Timur tengah, bukan ustadz indonesia. Yang saya ingat, saya pernah menghadiri Dauroh yang di Mesjid Al amin Jl. Serdang, Medan. Tapi memang waktu itu tidak ingat siapa pematerinya.
Momen yang saya ingat waktu itu adalah saya pergi dan pulang kajian diantar jemput oleh Papa rahimahullaah. Saat menghantar jemput, Papa rahimahullaah sempat mencandai saya dengan kalimat "Banyak kali kawan terorismu" sambil dia tertawa dan memberikan tangannya utk saya cium pamitan.
Saya tersenyum menyeringai membalas ucapannya "Yee... Enak kali papa bilang teroris. Org mau ngaji kok".
Memang pada saat itu, media berhasil memberi cap "Yang bercadar dan bercelana cingkrang itu teroris". Sehingga kebanyakan masyarakat kita terhasut dengan tagline tersebut.
Tapi tenang, Insya allaah Papa rahimahullaah bukan termasuk org yg mudah dikelabui media. Ia hanya sedang mencandai anak gadisnya saja. 😊
Semoga usahamu mengantar jemput anak gadismu ke kajian sunnah menjadikannya pahala jariyah untukmu, Pa.
Oh iya, sangkin penasarannya saya atas catatan usang itu. Akhirnya saya pun mencoba untuk "Googling" tentang kajian ust Yazid tsb. Dan alhamdulillaah ketemu dihalaman pertama, seperti yang saya capture. Yeaah...ternyata memang benar, dulu saya pernah hadir dikajian beliau, di Medan. Yang memang masya Allaah.. Isi kajian beliau sangat berbobot.
Dulu memang saya tidak mengenal para ustadz yang mengisi tiap kajian. Karena media sosial dahulu tidak seperti sekarang.
Masya allaah tabarakallaah...
Insya allaah saat ada kesempatan, nanti akan saya share isi kajian beliau yang sempat saya catat tempo lalu.
Sebab... Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.
Barakallaahufiik
Medan, 9 Agustus 2018
14:34