30 Jun 2012

Find (A)way

Rona luka itu  tiada dapat kau temukan artinya

Bahkan hingga jingga senja beranjak menjadi kelam diredam malam

Senjamu itu mendung, berhari-hari lamanya

Tak kan kau temukan utuh

Sampai tiba waktu shubuh.

 

Medan,
30.6.12

28 Jun 2012

Hujan di Langit Senja #1

"Sudah . . . sudah . . . jangan menangis"
"Dasar bod*h, siapa yang menangis?!"
"Itu . . . air matamu menetes terus"
"Ini air hujan!"
"Dasar senja! Pintar sekali kau beralibi."
"Tidak."
"Huh, ini pakai sapu tanganku"
"Itu basah, takkan bisa mengeringkannya"
"Kau kenapa lagi?"
"Menunggu hujan reda."
"Bukannya sejak tadi payung teduh ini melindungimu, senja"
"Tidak."
"Bagaimana buat hujanmu mereda?"
. . . . .  Hening. . . . . dan hujan itu kian deras mengalir . . . .
"Senja, tenanglah, ada aku membersamaimu. Jika ada yang membuat hujanmu turun begitu derasnya, izinkan aku meredakannya untukmu, atau setidaknya melindungimu dibawah payung teduh ini"
"Rain. . . . "
"Ya."
"Terimakasih"


Sumber gambar : Google Image

#Stuck

Semua terasa berjalan begitu lamban. Sedang kau tau begitu banyak kewajiban yang harus diselesaikan. Bahkan sesuatu yang bukan menjadi kewajibanmu pun harus juga kau yang menyelesaikan. Hingga akhirnya merasakan "Stuck". Usahamu terhenti karna suatu keadaan. Kau tau bahwa kau tak mampu bekerja sendiri. Ini bukan hal yang mudah bukan?! Sedang yang seharusnya memikul tanggung jawab yang saat ini ada dipundakmu, mengacuhkanmu dengan segala alasan yang dibunuh. Kau butuh jawaban pasti, namun sampai detik ini tiada seujung kuku jawabanpun kau dapati. Dan semua seakan terasa amat menyesakkan.

Kau pun sadar sepenuhnya, bahwa kau tak boleh menyerah. Kau masih harus terus memperjuangkannya. Berusaha membuatnya menjadi lebih baik, meskipun disisi lain kau harus mengorbankan waktumu. Kau tau, bahkan teramat tau, disini... didada ini... terasa amat sungguh menyesakkan.
Kau butuh jawaban, tapi lagi-lagi ia mengabaikanmu. Seolah kau ingin berteriak, menyapanya lembut, mengingatkannya tentang betapa Allaah akan memudahkan urusan hamba-Nya, jika hamba-Nya itu tulus memudahkan urusan orang lain.

Kali ini kau benar-benar berteriak. Berteriak tanpa suara yang menemani. Namun aku bisa membacanya dari guratan garis diwajahmu. Dari garis-garis tulisanmu. Kau tau bahwa amarah itu percuma, lalu kau coba untuk meredamnya. Kau tau bahwa menangis pun tak menyelesaikan masalah, lalu kau coba menghalaunya jatuh  dari mata.

Kau sudah mencoba untuk mengerti keadaannya, namun ia tak juga mengerti keadaanmu. Ia mengabaikanmu dengan alasan yang dibunuh. Bungkam tanpa sebait penjelasan. Menghindar, tanpa secuil pertemuan. Berkali-kali kau diabaikan, berkali2 pula kau terus mencoba untuk tak mengabaikannya. Mereka pun telah mengingatimu, bahkan berbuah amarah atas tingkahnya kepadamu. Kau masih saja tak bisa marah. Kau terus mencoba mengerti keadaannya. Dan tanpa kau sadari, diam-diam ia telah menciptakan kekesalan dihatimu.


And I'm stuck, in a space that you make dumb

Umar bin Abdul Aziz dan Lilin Negara

Siapa yang tak kenal Umar bin Abdul Aziz. Sosok pemimpin adil, arif, lagi berilmu. Banyak kisah teladan yang beliau tinggalkan untuk para peniti kebenaran. Inilah kisah ringkasnya.

Suatu hari datanglah seorang utusan dari salah satu daerah kepada beliau. Utusan itu sampai di depan pintu Umar bin Abdul Aziz dalam keadaan malam menjelang. Setelah mengetuk pintu seorang penjaga menyambutnya. Utusan itu pun mengatakan, ?
Beritahu Amirul Mukminin bahwa yang datang adalah utusan gubernurnya.?
Penjaga itu masuk untuk memberitahu Umar yang hampir saja berangkat tidur. Umar pun duduk dan berkata, 
"Ijinkan dia masuk".
Utusan itu masuk, dan Umar memerintahkan untuk menyalakan lilin yang besar. Umar bertanya kepada utusan tersebut tentang keadaan penduduk kota, dan kaum muslimin di sana, bagaimana perilaku gubernur, bagaimana harga-harga, bagaimana dengan anak-anak, orang-orang muhajirin dan anshar, para ibnu sabil, orang-orang miskin. Apakah hak mereka sudah ditunaikan?Apakah ada yang mengadukan?

Utusan itu pun menyampaikan segala yang diketahuinya tentang kota kepada Umar bin Abdul aziz. Tak ada sesuatu pun yang disembunyikannya.

Semua pertanyaan Umar dijawab lengkap oleh utusan itu. Ketika Semua pertanyaan Umar telah selesai dijawab semua, utusan itu balik bertanya kepada Umar.

"Ya Amirul Mukminin, bagaimana keadaanmu, dirimu, dan badanmu? Bagaimana keluargamu, seluruh pegawai dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabmu?" 
Umar pun kemudian dengan serta merta meniup lilin tersebut dan berkata,
"Wahai pelayan, nyalakan lampunya!"
Lalu dinyalakannlah sebuah lampu kecil yang hampir-hampir tidak bisa menerangi ruangan karena cahayanya yang teramat kecil.

Umar melanjutkan perkataanya, 
"Sekarang bertanyalah apa yang kamu inginkan."
Utusan itu bertanya tentang keadaannya. Umar memberitahukan tentang keadaan dirinya, anak-anaknya, istri, dan keluarganya.

Rupanya utusan itu sangat tertarik dengan perbuatan yang telah dilakukan oleh Umar, mematikan lilin. Dia bertanya,
"Ya Amirul Mukminin, aku melihatmu melakukan sesuatu yang belum pernah Anda lakukan"
Umar menimpali,
"Apa itu??"

"Engkau mematikan lilin ketika aku menanyakan tentang keadaanmu dan keluargamu.?
Umar berkata,
"Wahai hamba Allah, lilin yang kumatikan itu adalah harta Allah, harta kaum muslimin. Ketika aku bertanya kepadamu tentang urusan mereka maka lilin itu dinyalakan demi kemaslahatan mereka. Begitu kamu memmebelokkan pembicaraan tentang keluarga dan keadaanku, maka aku pun mematikan lilin milik kaum muslimin."

Subhanallah, benar-benar mengagumkan! begitu besar kesungguhan Umar dalam menjaga harta kaum muslimin, berbeda dengan mayoritas penguasa yang kita saksikan saat ini.Semoga sekelumit kisah di atas dapat di ambil ibrohnya,dan dapat bermanfaat bagi kita semua..

bagi saudara2ku yang kelak akan menjadi pemimpin,,semoga dapat mengambil pelajaran dari khalifah Umar bib Abdul Aziz dalam menjaga amanah..

jazzakallah khoir...

keep ISTIQOMAH saudaraku.....
(Sirah Umar bin abdul Aziz, Ibnul Hakam hal. 155-156) Majalah Elfata. 
 
Sahabat......
Sudahkah kita meneladani sang Khalifah Umar bin Abdul Aziz??
Yang menggunakan sesuatu sesuai dengan kepentingannya, yang tidak menggunakan aset negara untuk kepentingan pribadinya.... 
Subhanallaah...
Semoga, kita mampu meneladani keteguhan beliau. Aamiin.....
 
Sumber : Klik disini

27 Jun 2012

#Nasehat Penting Buat Muslimah

1. nasib Muslimah di akhir zaman, dimana marak situs pertemanan | disitu disemai ribuan godaan, siap mengajak ke jalan syaitan

2. awalnya dianggap cuma berkawan, lama-lama mengajak sowan | tutur sapa menarik menawan, padahal mengajak ke jalan rawan

3. berbalas sapa lewat pesanan, esoknya berkembang jadi telponan | dikira itu satu hal yang aman, padahal Allah tiada berkenan

4. mohon diingat bahwa malu adalah pakaian Muslimah yang paling utama | apabila ia telah tercerai runtuhlah sudah segala pesona

5. ulama sering berkata, wanita adalah tiang umat | bila karakter utamanya telah cedera, maka kemusnahan telah dekat

6. malu adalah hiasan Muslimah yang membuatnya elok dimata syariat | bagaikan perisai diri hindari fitnah terlaknat

7. bila Muslimah adalah kanvas | maka malu adalah warna-warni yang dengannya Muslimah dinaikkan derajat yang pantas

8. bila malu sudah tiada, Muslimah bagai terpapar aurat | siapapun bisa membaca, tak peduli niatnya baik ataukah jahat

9. jangan karena kasihan lantas pesan-pesan dibalas | sungguh hukum Allah tidak batal semata karena welas

10. jangan karena segan lantas senda-gurau berbalas | sungguh godaan syaitan datang dengan cara yang paling culas

11. imaji dirimu lebih baik jadi kenikmatan bagimu semata | khawatir Muslim lain terjerat fitnah karena pandangan mata

12. niat berteman selalu harus dijaga, setiap waktu dilurus niat | bila benar mengharap surga, jaga diri hendaklah lebih giat

13. jangan tanggapi saat dia memulai, juga jangan pula memulai godaan | pria itu makhluk yang lalai, lemah dia dihadapan bujukan

14. sudahi maksiat tak perlu tunggu saat tepat, paling tepat akhiri sekarang | ketimbang teruskan maksiat, jelas bukan bahagia dijelang

15. biasa bagi remaja lain bukan jadi dalil bagimu wahai Muslimah | pada Al-Qur'an dan As-Sunnah harusnya engkau berserah

16. tundukkan selalu pandangan, begitu juga interaksi dengan pria | baik di dunia penuh kenyataan, ataupun dalam dunia maya

17. jangan risau dengan masa depanmu kelak | bila engkau senangkan Allah, Dia kan pilihkan diantara hamba-Nya yang paling layak

18. ingatkan selalu dirimu, bahwa maksiat pacaran pada awalnya juga cuma teman | atau dianggap kawan padahal dengan dusta ia tertawan

19. saat hadapi nafsu seringkali pria lemah akal | karenanya tolaklah dengan tegas sebagai bekal untuk hari yang kekal

20. berhati-hati dalam interaksimu, jagalah selalu iffah | kelak mudah-mudahan Allah karuniakan bagimu izzah


#Ust. Felix Siauw from G+

Doa Dalam Senyap

Aku kembali berdoa dalam senyap
Lewat celah iman kembali berharap
Menanti asa segera terjawab

26.6.12
Medan

Together we could^^ 
*Las3

~Lusia seftie Arini

Harapan Lewat Iman


"Harapan Tanpa Iman Hanyalah Kekecewaan"
-Season Of Hope-

  • Berharaplah . . . . Dengan keimanan yang kau miliki. Dengan tauhidmu kepada Yang Maha Esa.
  • Berharaplah . . . . Dengan keteguhan hatimu yang hakiki. Dengan keyakinanmu yang memancang disanubari.
  • Berharaplah . . . . Dengan ketaqwaanmu pada yang menggenggam kehidupan. Dengan kesungguhanmu menuju perbaikan
  • Berharaplah . . . . Lewat doadoa yang kau jabarkan, lewat kekata yang kau panjatkan, lewat selaksa yang kau hamparkan, lewat asa yang kau tanamkan.
  • Berharaplah . . . . Dalam Semusim Pengharapan__


~Lusia Seftie Arini 

26 Jun 2012

Tulisan dan Tinta tanda tanya?


Punya hobby nulis?? Nulis lhoo ya... nulis diatas kertas. Heheh... kalau aku, Ya! Namun sekarang sudah tak memungkinkan lagi untuk menulis diatas kertas. Dahulu punya kebiasaan nulis dibuku catatan Langit Senja Asy Syifa, namun sekarang sudah tak pernah lagi. Sudah sejak lama meninggalkan kebiasaan menulis dibuku itu. Sekarang lebih ke pengaplikasian komputerisasi, nulis di word, copas, posting. Hehe.... padahal nulis di buku itu penting. Tau sendiri bahwa kalau nulis di word atau bahkan langsung nulis di blog itu ada lebih dan kurangnya. Kurangnya yaitu kita jadi tidak memiliki perngarsipan pribadi, kalau blog kita terdeteksi spam oleh admin blog kita malah bisa dihapus (ini bagian seremnya looh yaa ^^), trus kalau ada orang iseng ngambil karya kita lalu ternyata karya kita itu bernilai, dan ia mendapatkan fee untuk itu dan kita tidak bisa melakukan apa-apa karna tidak memiliki bukti yang kuat selain di blog kita itu, yaahh... akhirnya (heheh kok agak lebay yah :p)

Actually, bukan mau bahas bahasan yg diatas. Kok jadi agak menyimpang ya dari yg ingin disampaikan? Okey lah, mulai...
Tadi, hampir saja hendak menulis. Karna kebiasaanku menulis diatas kertas mulai muncul kembali. Lalu apa masalahnya? Masalahnya adalah, aku teringat bahwa pulpen yang ada didepanku adalah milik kantor. Sedang aku ingin menggunakannya bukan untuk urusan kantor. Melainkan untuk kesenangan pribadi. Yaitu M-E-N-U-L-I-S. Untung saja tadi segera teringat, heheh... karna kalau tidak.. waaah gimana urusannya nanti yaa.

Semenjak awal bekerja, aku selalu berusaha untuk tidak menggunakan milik kantor untuk hal pribadi. Hal ini terinspirasi dari kisah Umar bin Abdul Aziz yang memadamkan cahaya ketika ada sanak keluarganya datang kekediamannya untuk membicarakan urusan pribadi. Dengan serta merta sang khilafah memadamkan cahaya yang menerangi ruangannya pada saat itu. Ketika sanak saudara beliau sudah kembali pulang, lalu salah satu jajaran kabinet beliau pun bertanya kepadanya perihal cahaya yang dipadamkan sang khilafah tersebut. Dengan bijak sang khilafah pun menyatakan bahwa sesungguhnya sanak saudaraku datang kepadaku hendak membicarakan masalah pribadi kepadaku, sedang cahaya yang ada diruanganku adalah milik negara, dan aku hanya akan hendak mempergunakan cahaya itu dalam urusan negara pula.
Subhanallaah......  Teladan yang sangat luar biasa bukan :)

Masih terang dalam ingatan siluet kisah sang khilafah Umar bin Abdul ‘Aziz dalam hal penggunaan harta pribadi maupun yang bukan. Jika dibandingkan dengan sekarang... hm, tentu saja berbanding terbalik. Kenyataan yang ada sekarang fasilitas negara digunakan untuk pribadi, untuk kesenangan diri sendiri, dsb. Kelak diakhirat nanti..... (sereeemm ngebayanginya T_T)

Sebelum nunjuk hidung orang lain, mending nunjuk hidung sendiri dulu deh. Untuk perbaikan –Intropeksi diri. Semoga selalu menjadi baik.^^

*Bingung ngasih judul, jadi judulnya agak2 maksa dikit ya =D


Medan. 26.6.12

Belajar Memaknai hidup

Jangan berharap pada kecemasanmu... tapi berharaplah pada asamu yang kau gantungkan pada-Nya. Bukankah tiada yang meleset sesuatu apapun bila kesemuanya itu telah ditentukan oleh-Nya?

Berharap yang terbaik, berpikir tentang yang baik-baik, dan memberikan yang terbaik, agar kelak mendapat yang baik pula.

Beberapa masa telah dilalui dengan pesanku yang dipesankan oleh sahabat baikku, dariku untuknya olehku darinya untukku. Semuaa... karna kita "cinta berkawan", selalu saling mengingatkan, seolah bermusuh bila berdekatan, namun memendam rindu bila berjauhan. Mungkin ini kawan artinya cinta berkawan. :)
Kau tau, episode hidup kita ini terus berkelanjutan. Duniamu kini berbeda, pun duniaku. Tapi kita masih satu warna. Kita masih melewati hitam putih kehidupan, pun kita masih merasakan warna warni pelangi kehidupan.

Tetap dan teruslah berdoa, sampai doadoa didekap-Nya. dan kita kan memilih peran kita masing-masing dalam sandiwara yang bernama kehidupan :)


Specially: 2 My Friend's in B city ^^

Segores Tinta merah

Namun, Sedikit saja kuberi tahu
Mana luka mana tawa.
Senyum yang kau lihat tak sepenuhnya benar.
;itu luka
Kau kira itu bahagia
Tangis yang kau lihat tak sepenuhnya benar
;itu tawa
Kau kira itu kepedihan yang menganga.
Lalu buat apa kepedulian?
Jika peduli itu semu belaka
Jika rasa empati itu hanya untuk sebuah nama
Harusnya dindingdinding itu tak perlu bicara
Agar tiada hilang selaksa dalam genggaman kata
Tak perlu mencari
Cukuplah makna untuk dipahami.

Medan,
23.6.12

~Qalbu

Kelak kau akan tau...
Kebaikan itu selalu menyelimutimu
Hanya saja ego dan nafsu begitu menguasaimu
Tidak kah kau merindu duhai Qalbu?

22 Jun 2012

Senja di Ujung Daun

Dan akhirnya pecah berserakan,
bersama daundaun berguguran.
Bersenandunglah hujan diantara tikaman perkataan
Sedang ia terus memeluk kakinya, yg basah oleh hujan.
;yang gontai oleh cakrawala langit menghitam
Menyudut diantara dentuman hari yang tak memihak diri.
Terpojok... 
;memaku bagai batu,
mencair bagai lelehan lilin membakar sumbu
Yg berkata seolah tiada mencela,
Yg diam seolah tak mampu membela.
Dibawah hujan rintik ia merintih pasrah pada ILah.
Senjanya pun kini tiada, tenggelam oleh malam yang kian menyelam, 
;menyanding rembulan di langit Sang Penguasa alam
Merunduk, ia menghela nafas panjang.
disekanya embun yang terus menguap diujung daun.
Tatapnya meredup, seredup qalbu yang menghiasi malamnya
Tatapnya kelam, sekelam malam menghiasi langit lewat temaram.
Berujung pada siluet jingga yg membisu.
Birunya kelabu, menyelimut qalbu diantara sesak beribu.
Seakan menunggu waktu menyapa lugu.
Dan diam pun seolah jawaban yg menggebu
Dan biarlah apa menjadi adanya,
tanpa perlu mencari tau sendumu.
Yang terbakar jadi abu.
;terbang bersama debu... 
Tanpa sisa di qalbu

~Senandung Malam dikala Hujan dilangitku

#Season of Hope. 
22.6.12



LuLu Asy Syifa

Change...

Suatu masa kesempatan itu datang menghampiri, pintu-pintunya begitu banyak terbuka lebar untuk dimasuki. Didalamnya kau menemukan apa yang kau cari selama ini. Tapi kau hanya boleh memasuki satu pintu saja, untuk kau terus berada didalamnya. Kesempatan yang mungkin takkan datang dilain masa, kesempatan atas pengaharapanmu pada Dia - Ar Rahman.

Kesempatan yang dengannya kau meraih asa dan cita, meninggikan kalimat syahadah, menakbirkan kebesaran-Nya.
Lalu, karena kesempatan-kesempatan itu pula tercipta linangan air di mata. Membuat selaksamu tersekat dalam prasangka. Dan diam-diam dirimu membuat penghakiman atas perilaku durhakamu disuatu masa kepada-Nya. Karna kau menyadari, pintu yang kan kau masuki bukanlah pintu biasa yang pernah kau masuki sebelumnya. Sebab kelak, disanalah semua segala pengharapan-pengharapanmu kembali dibentangkan.

Dan kau pun pahami bahwa kesempatan itu tak datang dua kali, Take it Now, or Never!?!

21 Jun 2012

Mind Process

Pemikiran itu berproses, berevolusi, sesuai alurnya. Ada yang bertahan, ada pula yang berubah. Ada yang awalnya sangat komitmen, namun ada pula yang berubah-ubah. Mengikuti perkembangan zaman, terpengaruh akan keadaan, atau berubah karena semakin bertambahnya pemahaman.

Jika kau pernah menemukan seseorang yang begitu komitmennya ia disuatu masa, boleh jadi beberapa masa yang akan datang kau akan menemukannya tak lagi dengan komitmennya yang dahulu. Salahkah? tidak kawan, tentu saja tidak. Itulah yang kumaksud dengan berevolusi tadi, berproses.
Banyak hal yang membuat pemikiran seseorang itu menjadi berubah. Bisa jadi karena tekanan, uang, keadaan, pengaruh lingkungan, atau semakin bertambahnya pemahaman ilmu pengetahuannya.

So, Jika kau menemukanku dalam hal yang serupa, percayalah kawan.... "Pemikiran itu berproses!" Dan... berprasangka baiklah untuk semua.

Medan,
21.6.12


LuLu Asy Syifa

Aku Cemburu

Aku cemburu… 
Pada hatimu yang tak lagi satu
Pada mata air bahagiamu yang tak lagi karenaku
Pada bulir-bulir kesejukanmu yang tak lagi untukku

Aku cemburu… 
Oleh sosok baru yang hadir dihidupmu
Oleh cerita tentang betapa bahagianya hatimu
Oleh setiap hal yang ia jalani denganmu

Aku cemburu… 
Sejak raga ini sembunyikan lakuku
Sejak sua dan canda seakan menuakanku
Sejak kenangan yang indah dulu perlahan-lahan semu

Aku cemburu…
Ketika rindu tapi wujud ini tak lagi bisa bertemu
Ketika kau mulai sibuk dengan dunia barumu
Ketika hal yg kulakukan kini tak lagi buatmu sebahagia dulu

Aku cemburu…
Hingga air mata ini turun dengan sedu
Hingga sesak hatiku karena rindu
Hingga jujur pun tak mampu lagi ku adu

Dan betapa ku cemburu, karena ku rindu…

By: Mira Saraswati Nurpitaloka

*Jakarta, 05 Januari 2011*


Celoteh Lulu:
Aku kira hanya aku yang merasakannya, ternyata sahabatku "Ra" juga merasakan hal yang sama^___^.
Sedikit lega ketika membaca puisinya, lega karna ia merasa seperti yang aku rasa, lega ternyata dalam hatinya ada kerinduan untuk bisa kembali berkumpul bersama.
Jarak yang memisahkan, serta waktu yang tak memungkinkan menjadi kendala untuk sebuah pertemuan.
Entah itu kapan, kuharap suatu saat nanti raga-raga kita dapat bertemu kembali :)

Sebelum balik ke Jakarta, nyempati diri pagi2 ke pantai lagi ^^. Beruntungnya saat itu ada Pelangi :)


Yang ini pose yg paling keren. heheh... :p


19 Jun 2012

Renungan Sore

Kita hanya perlu merenung sejenak...
Lalu bergerak.
Dan jadilah Mukmin Tangguh yang tak gentar oleh gertak.
Bagaimana mungkin kita kan memperoleh kemenangan?
Sedang urusan hati pun kita begitu terlena dibuatnya.
Bagaimana mungkin kita kan berada dipuncak?
Sedang kerikil kecil sekalipun membuat kita meraung kesakitan.

Ingatkah kau bagaimana dahulu kita mulai retak?
Yaitu ketika ada seorang Pemuda yang menangis sendu ketika ia ditinggal oleh kekasihnya!
Dari sanalah retak itu bermula,
Hingga akhirnya kita bagai buih dilautan.
Banyak, namun hanya dalam kesiaan.

Renungkanlah!
Jika masalah hatimu pun tak mampu kau selesaikan,
Jangan bicara tentang Ummat, jangan bicara tentang dakwah, Jangan bicara tentang strategi-strategi diantara keduanya,
Tapi... mintalah fatwa kepada Hatimu. Perbaiki apa yang rusak didalamnya,
Namun jangan terlalu lama, karna kau pun harus bergerak.
Menyusul ketinggalanmu dari yang didepan.

Jalani apa yang dipahami, sesuai syari'at-Nya.
Renungi apa yang dijalani, lalu pahami hikmah dibalik kesemuanya.
Agar yang tidak tau menjadi mengerti, yang mengerti menjadi paham, dan yang paham menjalani apa yang dipahaminya...
Allaahu Akbar!!!
Semoga...

Ya Rabb... please guide me.

Inikah Kita??? :'(


UNTUK PARA PEMUDA ....

INI POTRET KITA, DAN APA YANG HARUS QT LAKUKAN???

MASIH BERDIAM??? SESUNGGUHNYA AIR YANG DIAM ITU AKAN KOTOR DAN BUSUK,,,MAKA BERGERAKLAH (MENGALIR) KARENA AIR MENGALIR ITU SUCI & MENSUCIKAN


18 Jun 2012

#Senandung Malam

Bersama malam, aku tenggelam dalam lamunan.
mendendang katak yg bersenandung
Sunyi, ditemani cakrawala langit yang kian pekat menghitam  
Nada gulita kian terlantun,
rembulan sembunyi,
bintang pun enggan menemani.
Lihatlah langit itu kini memerah, semerah saga 
Seketika aq terhenyak,
Lewat irama yang mengembalikanku pada kisah lalu.
Tergugu dalam alpa, membisu tak bersuara  
Perlahan, yang kutau nada itu pernah tiada.
tenggelam bersama masa yang menjadikannya tua.
Hilang dalam genggaman daun
Masih aku bersuara lewat tarian embun,
dalam rintikan hujan yang membasahi bumiku.
Lewat cakrawala langitmu
Dan malam tetaplah malam.
Kepekatannya menjadikan sang fajar menjelang.
Selalu begitu adanya,
hingga akhirnya kubaitkan senandung malam ini untukmu


*Ketika Malam bersenandung
Ruang Inspirasi
18.6.2012

#Udah Putusin Aja (Part 2)

1. pantaskah berbicara tentang sayang, berkata tentang cinta | sementara disaat yang sama amalnya selalu ajak maksiat? #UdahPutusinAja

2. pantaskah rencanakan masa depan, rancang apa yang dihadapan | sementara saat sekarang saja tak berani bilang nikah? #UdahPutusinAja

3. pantaskah panggil memanggil dengan sebutan "ayah" - "bunda" | sementara engkau masih menadahkan tangan untuk biaya? #UdahPutusinAja

4. pantaskah kau katakan dirimu menjaganya | padahal justru cumbu rayu harammu merusak akal dan fisiknya? #UdahPutusinAja

5. kau kata itu ungkapan sayang, katamu sayang perintah Allah | alasanmu, perintah jelas Allah jgn berkhalwat kau langgar #UdahPutusinAja

6. kau berharap hari esok yg baik, sementara hari ini yg membentuk hari esok kau penuhi dengan maksiat? | #UdahPutusinAja

7. kau bilang putuskan dia memutus tali silaturahim | pdhl pacar bukan kerabat, ayah-ibumu bera[pa kali kau abaikan? #UdahPutusinAja

8. kau kata putuskan dia sulit | egois, pikirkan hanya diri sendiri, tak kau pikirkan dia saat harus diisab krn maksiat? #UdahPutusinAja

9. #UdahPutusinAja, berhentilah bermaksiat | dengannya Allah akan turunkan cahaya kebaikan yg mengisi relung yang selama ini gelap gulita

10. #UdahPutusinAja, satu saat nanti, yakinlah engkau akan bersyukur telah mengambil keputusan yang tepat dengan taatmu

11. #UdahPutusinAja, mungkin selama ini Allah menghijabmu dari mahligai pernikahan yang engkau dambakan karena maksiatmu tetap jalan

12. #UdahPutusinAja, hatimu akan lebih ringan saat hadapkan wajahmu pada kiblat saat shalat | tiada kebohongan dan nifaq yg engkau pikul

13. #UdahPutusinAja, ramadhan sebentar lagi menjelang, hendakkah kau kotori bulan suci dengan maksiat? | bisa jadi ini ramadhan terakhir

14. #UdahPutusinAja, engkau takkan mati tanpanya, karena bukan karenanya engkau hidup | pahami seutuhnya hidup-matimu hanya Allah!

15. #UdahPutusinAja, bila tidak engkau segerakan, setiap lisan padanya adl dosa, setiap sentuhan adl maksiat, setiap pandangan akan dihisab

16. #UdahPutusinAja, beri dirimu waktu untuk ketahui bukan hanya apa yg engkau inginkan, tapi apa yang Allah kehendaki bagimu

17. #UdahPutusinAja, dengannya kau mungkin akan merasakan apa beda cinta ikhlas sejati dengan cinta nafsu yang hanya perlu pelampiasan

18. #UdahPutusinAja, hormati badanmu sendiri, muliakan dirimu sendiri, sempurnakan keimananmu | agar pantas bagimu atas surga yg kau pinta

Kultwit Ust. Felix Siauw (@felixsiauw )^__^

17 Jun 2012

Istiqomah yang Terkoyak

Dulu... sapa dan lisan begitu terjaga, pandanganpun menunduk malu menjaga. Mereka bicara ttg hijab antara keduanya. tapi kini, belum sempurna Ijab Qabul itu terkata dalam upacara sakral agama, Gambaran mesra pun terpampang berdua di dinding-dinding maya, tata bahasa pun menyastra bak pujangga cinta, status hubungan pula mengikat semu diantara keduanya.
Adakah istiqomah itu tercabik oleh masa duhai saudaraku? Atau mungkin kita terlupa begitu larutnya?
Astaghfirullaah...

Masihkah kita terus bermaksiat pada-Nya? Sedang Dia tak pernah alpa mengawasi kita hamba-Nya.
Sungguh kekecewaan teramat menyakitkan. Seketika diri melayang jauh kebeberapa waktu silam. Yang menjaga begitu terjaga, yang terjaga terus mengasah sang istiqomah.
Mungkin kini istiqomah itu telah terkoyak, tercabik masa oleh nafsu yang menjadikan hati-hati kita tertutup noda. Hingga nasehat yang hadirpun terasa bagai sampah ditelinga. Datang dan berlalu begitu saja.
Mungkin sudah begitu banyak maksiat tercipta, hingga suatu keburukan dianggap kebaikan yang menyejarah.

Adakah diri ini larut dalam kecewa ya Rabb??
Sedang asa terus mendoa agar kelak mereka kembali pada rupa sediakala.
Akupun,.. akupun pernah menjadi hamba yang begitu bodohnya dalam lumpur dosa. Berenang dalam lautan debu penuh nista. Jika bukan karna pertolongan-Mu, lalu kepada siapa lagi hamba meminta?
Mungkin kecewa hanya sebatas luka sementara, Namun kuyakin ada hikmah dibalik semuanya.
Allaah selalu punya rencana untuk mengindahkan jalan Para pejuang cinta-Nya.






Istiqomah itu tidak mudah, aku tau. Bagi orang-orang yang berjuang mempertahankannya atau kembali dalam keistiqomahannya, maka kelak kan ada balasan Surga yang membahana. Allaah tidak pernah ingkar pada janji-Nya.
Berkali terjatuh, mestinya berkali pula bangkit kembali.


*Untuk yang kukenal dijalan dakwah

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...