10 Agu 2008

Surau




Surau...
Terkoyak peluru bengis
membogem mentah pendusta dunia
Parau, suara laki-laki tua mengacau
Mengusik kuping-kuping pecinta dunia
Lalu berbaris layaknya tentara
tiga dan lima berjejer mesra
Mereka yang hidup separuh abad mulai berjama'ah
Sikepala dua, entah dimana
Mereka asyik berdendang pendewa
Untuk ke syurga, katanya!
Tapi lupa pada DIA.

Surau..
Lusuh berdebu
Pak tua sibuk mengapit sapu
Lalu menarikannya beriring dzikir menyeru.
Sejadah panjang menggerutu
Pijakannya benar-benar berbau debu
Tapi ia kagum dengan bocah berusia sepuluh
YAng duduk mahsyuk laiknya berteduh
Matanya menyapih air, deras sekali
Tak peduli liku-liku debu menderu tubuhnya
Masih menyapih, didekapan kalam Tuhan
Lirih berbisik berjanji
Kan ku jaga surau-MU ya Rabbi...
Masih menyapih, bahkan lebih deras lagi
Membasahi lantai surau..
Medan, 9 Agustus 2008

9 Agu 2008

DengaRlah..

Dengarlah...
Takkan kau tau
Aku tidur dibait-bait gerimis
Mengemis kasih dipuing-puing selasih
Medan, 26 Juli 2008

Akhir Tanpa Jejak

Dunia juga tidak lebih indah
Pun kupu-kupu sesak diantara belantara
Berharap jiwa tiada merana!?
Disyurga tempatnya!

Belati paraumu menusuk tanpa reka-reka
Dimana celah ada, kau masuki dengan dera lara

Whuuzh...
Angin menyapa dengan kerasnya
Menghantam raga yang jiwanya entah dimana,
Yang hatinya entah sama siapa.

dicuri!!! penyamun-penyamun hitam dalam gulita
jauh...jauh ia pergi
Terbang, dengan sayap kupu-kupu yang ia rampas kemarin pagi
Hilang, tanpa jejak
Medan, 5 Agustus 2008

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...