19 Feb 2009

HOME



Aku ingin pulang

Dengan bekal yang telah aku sandang.

Dan meninggalkan apa yang aku pinjam

dirumah-MU.

Aku ingin pulang

Dengan kaki yang telanjang.

Terbakar panas, debu-debu jalanan.

Aku ingin pulan

Tidur di pangkuan Penguasa alam.

Bening Hati, 17 February 2009

kebaikan RABB

Tuhan begitu baik padaku. . .

Saat kesedihan datang menjemputku

Ada kebahagiaan sejati yang mengantarku pulang.

IA perintahkan bumi dan seluruh isinya untuk tersenyum padaku.

IA gantikan awan kelabu dan hujan

Dengan sinar mentari dan kilauan pelangi.

Tuhan begitu baik padaku. . .

Saat bekal perjalananku hampir habis

IA mengantarku pada kebun-kebun yang banyak buahnya dan kaya akan airnya,

Hingga bekalku kembali penuh.

Tuhan begitu baik padaku. . .

Saat aku terjatuh dalam lubang

IA memerintahkan pepohonan untuk memanjangkan akarnya

menarik tangan dan kakiku ke atas.

Dan memerintahkan semut-semut hitam

Untuk mengingatkanku pada lubang-lubang dijalan,

Agar aku tak lagi terperosok ke dalam lubang.

Tuhan begitu baik padaku. . .

Melalui udara IA mengajarkan aku cara bersyukur

Dalam hidup dan matiku.

Tuhan . . .

KAU begitu baik padaku,

Maka saksikanlah aku dan syukurku pada-MU.

Bening Hati, 17 February 2009

-Puisi Sahabat-

Buka matamu...

Dan lihat apa bedanya..

Teman. . .

Kau yang mendengarkan kala lisaanku merdeka

Kau yang meminjamkan pundakmu kala lisanku meminta.

Tapi sayangnya, kau bukan teman disisi laguku

Karna kau tak layak bertahta teman dalam lokaku.

Sahabat. . .

Kau yang mendengarkan, kala lisanku terjajah tanpa kata

Kau yang meminjamkan pundakmu kala lisanku tak meminta

Kau yang tahu bagaimana caranya meneduhkanku

Dikala hujan membasahi bumi kalbuku

Dikala badai menumbangkan tiang sukmaku

Sekarang. . . berjalanlah disampingku

Karna kelak. . , saat aku terjatuh kau yang akan memapahku

Begitupun dengan dirimu.

Jangan berjalan didepanku

Karena ku tak ingin membebani punggungmu

Dan jangan pinta aku untuk berjalan didepanmu

Karena aku takkan mampu memimpin jalanmu

Berjalanlah disampingku

Untuk kita saling memapah saat rapuh mulai terjatuh

Sahabat. . .

Kau yang mengiringi aku selalu dalam senang dan sedihku

Dalam kuat dan lemahku.

Buka matamu. . .

Dan kau tlah tahu apa bedanya

Ketika kau mendengar kalbuku bicara

Dalam mutiara kata sederhana yang tak ingin berdusta.

Sahabatku yang ku cinta,. . .

Ukhuwah ini selamanya. . .

Medan, 8 februari 2009

Dalam Diam

Kami tertawa dalam tangis

Bercerita ditengah keramaian dengan canda

Melupakan sejenak air mata yang tertahan.

Kami tertawa dalam tangis

Mengabaikan rasa yang bermasalah

Medan, 3 februari 2009

SUNYI


Ia menangis dalam diam

Dikeramaian hujan yang bergurindam.

Ia menangis dalam diam

Dipekatnya malam berkesunyian.

Medan, 3 February 2009



pada -MU

Dalam lelah

Ada diri yang tak pernah kalah.

Karena semuanya terganti pahala

Kala qalbu berpasrah pada ALLAH . . .

Medan, 3 February 2009

MY WAY



Jalanku tak lagi panjang

Untuk berjabat dengan tangan kehidupan.

Berliku, penuh kerikil tajam

Sesekali duri yang tajam silih menyambangi

Bergulir, tapi syahdu

Di iringi riakan-riakan nafsu

Berliku, penuh paku.

Sampai laku mampu memilih

Jalanku yang tak lagi panjang..

Medan, 3 February 2009


PUING


Aku ingin tertawa dalam menangis

Ditengah kepedihan duka yang mengiris

Mengais puing-puing selasih dijabaran pengasih

Perih . . .

Bumi hati terkotori dengan banjir yang menggenangi

Dikokohnya tiang yang menyanggahi.

Medan, 2 February 2009


KALA CINTA BERSUARA

Cinta bicara

Kala malam mengantuk dibias siang

Yang menjadikannya petang.

Lalu itik pulang kekandang

Menghentikannya mencari rezeki ditengah ladang.

Panjang. Begitu merona di kehidupan.

Lalu cinta berbisik

Diantara tasbih pasir landai dini hari

Dengan gemericik air suci yang menjadi selimut dikala bermimpi.

Hampa mengerti,

Kala malam tak terasa sianya

Dibelaian cinta yang memberi bervariasi arti

Dalam lirih.

Medan, 2 February 2009

13 Feb 2009

AKU RASA AKU JATUH CINTA


Maaf
Aku Rasa aku Jatuh cinta. 
Pada hati yang bernama cinta. 
Cinta yang kucari selama ini, saat aku bergelut dalam sunyi. 
Jangan aku dihalangi, karena kau takkan bisa mengambilnya dariku. 
Semuanya telah terlanjur . . . 
Aku terlanjur cinta pada hati yang bernama cinta.
Ini pilihanku untuk mencintainya.
Jika kau melihat begitu banyak bunga yang mewarnai tatapanku,
Yakinlah . . . itu semua memang karena cinta. 
Cinta yang semakin mendekatkanku pada Allaah. 
Hingga akhirnya aku benar-benar siap untuk terjun bebas di lautannya.

Medan, 3 Februari 2009

YANG BERNAMA KEHIDUPAN





Hidup membawa aku dalam nuansa harmoninya. Ditemani matahari pagi, embun, kicauan beburung, dan bebintang dilangit malam yang mengiringi langkahku menyusuri jalan panjang ini. Waktu terus memaksaku berjalan diatasnya, memaksaku tertawa, menangis, atau diam diantara keduanya. Sorotan mata-mata terkadang menjadikan ku sebuah batu, segenangan air, sehelai kapas, atau butiran-butiran pasir dipadang sahara.

Belum waktuku untuk tidur, karena suara-suara masih begitu berisik. Alam masih asyik dengan nyanyian syahdunya. Tapi aku ingin pulang dan merebahkan punggungku diatas permadani merah yang selalu berkisah.

Aku benci dengan isyarat yang mencintaiku, atau aku harus mencintai isyarat yang membenciku? Yang selalu datang membawa suka dan lara dalam kehidupan panjangku.

Aku benci, kala bicara mereka diam dan kala diam, mereka bicara tanpa sela. Kala bahagia mereka nestapa dank ala nestapa mereka bahagia.

Jembatan panjang masih terbentang. Aku masih harus berjalan untuk menyebrang dan membutuhkan cahaya agar jalanku terang.

Aku ingin pulang . . dengan mengendarai kupu-kupu kertas yang aku buat tadi siang. Tak peduli panasnya gurun atau dinginnya salju yang merapuhkan pesawat kupu-kupu kertasku.

Terkadang aku mencari teman di kesunyian. Karena dia tak ku temukan ditengah keramaian. Ku cari ia dalam diam. Jauh dalam heningku. Berharap saat aku pulang, ada teman yang menghiburku.

Aku tahu jalanku masih panjang. Masih banyak lorong-lorong sempit yang harus aku lewati. Aku masih harus mencari sesuatu yang belum aku temui. Sampai akhirnya aku bisa menemukannya. Hingga aku sadar “Yang Bernama Kehidupan. . . “

Bersambung . . .

Medan, 3 February 2009



TUAN ILMU

Jangan ditanya apa-apa yang tak kau punya

Syukuri karunia atas nikmat limpahanNYA

Yang MahaKaya. . .

Sedang kau tak punya apa-apa

Tapi berjalan dengan dada terbentang kedepan

Dagu melambai bak ayam jantan.

Kau. . . yang merasa paling tahu

Justru pongah tak mau tahu

Berdiri layaknya bos besar yang miliki ilmu penuh

Kau jatuh di setitik ilmumu

Tidakkah kau sadar itu??

Wahai tuan serba tahu. . .

Ilmu bukanlah untuk dibanggakan

Tapi untuk diamalkan…

Medan, 1 Januari 2009


*ni puisi dibuat khusus bagi orang yang ngerasa paling tau....

padahal dia ga' tau apa2 tanpa hidayah dari ALLAH...

trus buat apa menyombongkan diri???


SAVE MY PALESTINE

Beribu . . .

Beratus . . .

Berpuluh . . .

Ku hitung dengan jariku yang terputus

Tak ada ruang tuk menghitung yang tak tertampung.

Jalanan berdebu dan lusuh

Puing-puing batu berserak tak tentu

Ummi . . .

Abi . . .

Teriak si kecil dengan sendu

Matanya memelas kearahku

Ugh . . .

Tubuhku bisu penuh peluh dalam biru

Save my Palestine . . .

Save my Palestine. . .

Matanya berbicara saat memeluk tatapanku.

Medan, 2 January 2009

MANISNYA IMAN

Ya RABB . . .

Kala malam-MU tiba

Katakanlah siapa dia

Atau yang ada

Bolehkah hadir dalam mimpi yang berbunga?

Sedang hati dan jiwa

Ku harap tetap terjaga

Dalam lindungan-MU selamanya. .

Medan, 7 January 2009

YANG KAU PIKIR

Apa yang kau pikirkan?

Tentang hidup atau tentang kekhawatiran?

Kemudian dia menjadikanmu produk lemah yang terkalahkan.

Ketika kau khawatir akan mimpi yang tak terwujudkan

Mimpi-mimpi yang bertahun diangankan.

Khawatir mimpi tak tertebuskan?

Jangan dimanjakan setiap bagiannya.

Bangkit!! Dan wujudkan!

Mimpi-mimpi jadi kenyataan.

Cuma dengan satu…

Yakni pikiran.

Medan, 8 January 2009

PRISMA

Akhir-akhir ini

Sebuah kesadaran jatuh pada sebilah

prisma segitiga pada retina

Lalu membiaskan kilau yang justru

Menghasilkan warna bening dari mata

RABB. . . sebab DIA lah yang punya kuasa

Ditiap masa ku.

Medan, 15 Januari 2009

NEW

Lalu . . .

Biarkanlah itu semua menjadi masa lalu

Yang takkan kembali lagi dengan cerita yang sama

Bangkit!! Dengan wujud didepanmu.

Semangat!!

Don’t be late.

Medan, 19 January 2009

JIKA AKU BERHENTI MENULIS

Kala kertas remuk, tinta habis

Dan cahaya pun telah padam

Bunga-bunga bermekaran telah layu tertindih waktu

Jari-jari kaku, putus satu persatu

Inilah akhirku. . .

Masa yang tak lagi menjadi milikku.

Aku berhenti. Ini akhirku.

Medan, 26 January 2009

SENYUM

Jam mu tertuju angka sepuluh

Lelaki muda itu yang duduk didepanku

Memandang lusuh keluar jalanan berdebu.

Sesekali matanya sayu, memeluk sepoy-sepoy sang bayu

Diatas angkutan tua itu.

Ia tersenyum. . .

Ke arahku, ke jendela, ke jalanan berdebu

Kesemua orang yang ia temu.

Bahkan pada tiga ekor semut

Yang berjalan melenggok diatas jari madu

Ia tersenyum lagi ke arahku,

Ke jendela, ke jalanan berdebu,

Ke semua orang yang ia temu.

Masih tersenyum,

Sampai semuanya pun sadar

Bagaimana caranya tersenyum.

Medan, 26 January 2009

AKU DENGAR

Aku dengar dari temanku

Kau ingin pergi jauh dariku

Meninggalkanku sendiri ditengah terik matahari

Terbakar. . .dengan sinarnya.

Meski hujan membasahi bumiku.

Medan, 27 January 2009

DI UJUNG LELAH KU

Di penghujung lelahku. .

Dekap aku lebih kuat

Ikat jiwaku dengan temalimu

Peluk hatiku dengan penjaramu

Basuh tubuhku dengan air suci itu

Dan selimuti aku dengan kain putih tanpa debu

Dalm lelah. . .

Kurimbunkan tatapku

Berjalan deru menuju-MU.

Medan, 27 January 2009

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...