31 Okt 2010

Cerita Kemaren Sore

Bisa mengenalnya saja, itu sudah cukup bagiku. Entah apa yang kurasakan, tapi aku tau, inilah indahnya ukhuwah. waah..kalau saja dalam islam di bolehkan "mengangkat seseorang", sudah pasti kan ku angkat ia sebagai kakakku. namun, bukankah kita sudah bersaudara dalam satu keimanan?, begitulah katanya, seseorang yang ku anggap seperti kakak bagiku. walaupun perbedaan usia kami hanya terhitung bulan. tapi dari segi pemikiran, ia jauh lebih dewasa dari pada aku. bebearpa kali selalu sharing dengan beliau, beliau selalu menanggapi dengan penuh persahabatan. menjawab setiap pertanyaan yang ku ajukan. menjelaskannya dengan seksama.
Sesaat lagi, ia akan mengukir hari bahagianya, Insya Allah. Ia akan menikah. namun aku tak bisa menghadiri pernikahannya karna masih harus terdampar dipulau kecil ini.

perkenalan yang singkat antara aku dan orang yang ku anggap seperti kakakku itu. awalnya hanya dari sebuah blog multiply. berhubung kita satu daerah, jadilah ada sesuatu "yang sama" diantara kami. sama2 satu daerah^^
saling bercerita, ternyata kami mengenal orang2 yang sama. seniorku, anak mushola, ternyata kenal dekat dengan beliau. hm...dunia emang sempit ya?!
saat kopdar kemaren, baru itulah kali pertama aku ketemu dengan orang yang udah aku anggap kayak kakakku sendiri itu. dengan berseragamkan Batik Hijau (*hm....kebetulan aku juga berbatik hijau kala itu)
kusapa ia, memastikan kalau itu adalah dia. hm...padahal saat tiba di lokasi, kendaraan kami sama2 mendarat diwaktu yang sama.
"LuLu ya?, oh ini yang namanya lulu", sapanya akrab.
kemudian kami saling bercerita, sekedar basa-basi dan sebagainya. hingga semua Mpers yang lain udah pada kumpul. namun, berhubung aku tidak bisa terlalu lama di kopdaran. aku pun pamit. Sebab, harus segera menuju bandara menuju pulau kecil ini-tempat sekarang aku berada.
ia bilang tak jadi mengantarku kebandara karna aku pulang lebih awal dari perjanjian kami saat kopdar kemarin. tak mengapa, batinku. berjumpa dengannya saja aku sudah cukup senang.
saat dibandara, tak taunya aku mendapatkan telpon dari seseorang yang menanyakan posisiku dimana.
kau tau siapa? itu adalah dia, orang yang ku anggap seperti kakakku sendiri.
ia datang, hendak mengantarku. perpisahan di awal pertemuan kami, para Mpers medan.
terharu dan sangat senang dengan kehadirannya. Membuat diri ini semakin mengerti tentang indahnya ukhuwah. Sebelumnya, aku hanya tau tentang ukhuwah antara sesama akhwat. mana pernah aku berani ke yang lainnya.
entah kenapa, aku memang benar2 menganggapnya seperti kakakku sendiri. hingga saat dibandara, aku tidak perduli dia melihatku menangis memeluk sahabat2 yang mengantarku, juga orangtuaku. aku berbicara seadanya, bahkan mungkin mencerewetinya, memintanya mengambil foto kami, yaitu aku dan sahabat2ku.
saat telah tiba waktu untukku masuk kedalam ruang tunggu pesawat, aku berpamitan pada semuanya, saat itu, dia-yang kuanggap seperti kakakku, memberikan aku sebuah buku.
kau tau? aku sungguh sangat terharu. mengenalnya saja sudah cukup bagiku, bertemu dengannya pun sudah cukup menyenangkan hariku, hingga dia datang untuk mengantarkanku ke bandara pun, itu sudah sangat sangat membuatku hatiku senang dan bahagia. terlebih ketika ia menyodorkan sebuah buku padaku, hadiah buatku, katanya. sedang aku tak mempersiapkan apa-apa untuknya dan untuk sahabatku yang lainnya. sungguh itu membuatku terharu. inikah indahnya ukhuwah itu?! kau harus mencobanya, teman..!!
hm...tak bisa lagi menguraikan tentang beliau terlalu banyak. yang pasti, aku senang bisa mengenalnya, menjalin ukhuwah dengannya.
mungkin ini namanya persaudaraan juga persahabatan yang dilatarbelakangi oleh "karna Allah". itulah ukhuwah, Lu.
Semoga kelak kita dikumpulkan di kampung akhirat, bertetangga di Syurga-Nya. Aamiin.

Special dedicate buat Abang tak sedarah: ARS
jazakallah khoiron katsiron atas nasehat2nya selama ini, sharing2nya, juga hadiahnya^^
semoga lulu bisa menjadi lebih baik, seperti apa yang lulu inginkan.
doakan lulu disini ya^^
jangan lupa, ntar klo dah nikah, istrinya harus dikenali ma lulu, kudu jadi "Kakak" lulu. pokoknya harus deket sama lulu (*maksa on mode

Batam, 31 Oktober 2010
23;30

26 Okt 2010

Pendewasaan Diri

Semakin bertambah hari, semakin intens pikiran ini bersirkulasi. Mempertimbangkan ber bagai macam persoalan/ masalah. Dari hal inilah aku belajar memahami setiap peristiwa. Mungkin aku menyebutnya proses pendewasaan diri. Proses dimana metamorphosis telah sempurna.:)
Tapi sekarang, metamorphosis itu masih belum sempurna. Karna dia sedang berproses. Tak ada yang instan dalam menjalani kehidupan. Semua serba bertahap. Jika pun ada, pasti takkan bertahan lama.
Manusia akan mengenal hakikat hidup yang sesungguhnya ketika ia merasakan mati. Dan sebelum mati, maka kan ada kehidupan yang kan mengantarkannya kesana.
Rasulullah mengibaratkan kehidupan ini bagai seorang musafir yang singgah untuk berteduh dibawah pohon, kemudian ia berlalu untuk kembali pulang. Lalu, sudahkah aku mempersiapkan bekal untuk pulang?
Inginku berlari mengelilingi lapangan meski hanya satu kali putaran. Inginku ekspresikan diri lewat deklamasi puisi diatas pentas yang disaksikan banyak orang. Inginku melihat pelangi setengah lingkaran membelah buniku di kota Medan.
Semakin bertambah hari, semakin bermunculan pandangan-pandangan yang kian berbeda. Tak sama dengan pandangan sebelumnya. Pertambahan hari memang membuat setiap insane untuk semakin matang berpikir, matang dalam membuat/ mengambil keputusan.
Langkah, janganlah salah jalan. Bila salah, itu termasuk salah satu proses pendewasaan. Pembelajaran diri untuk menuju sesuatu yang benar. Bila kesalahan terjadi berulang, artinya ketekunan dalam tahap pembelajaran diri tersebut harus ditingkatkan. Agar kebutuhan kita akan kebenaran itu terpenuhi dengan pasti.
Dewasa itu pilihan. Pilihan hidup untuk mendewasakan diri. Agar mampu mensosialisasikan diri di lingkungan masyatakat dalam menjalin hubungan antar sesamanya. Karna manusia adalah makhluk social. Yang harus selalu berinteraksi dengan sekitarnya. Dengan dunia dan alamnya.
Apakah hidup hanya antara hitam dan putih?
Entahlah. Banyak orang yang berbeda pandangan akan hal ini. Karna masing2 kita melihat dari sudut pandang yang berbeda. Ibarat pyramid, semuanya mengerucut pada satu tujuan, yaitu kepada TUhan.
“TIdak AKU ciptakan Jin dan Manusia, melainkan supaya mereka menyembahKU”. (QS. Adz Dzariyat: 56)
Tataplah matahari lekat-lekat
Rasakan sengatnya yang begitu pekat.
Dan kau akan tau, ada rasa nikmat dibalik sekarat.
Sebab, rasa pahit pada akhirnya pun akan memunculkan rasa manis,
Bagi insan yang mau berfikir dan yang masih memiliki rasa syukur.
Bila kufur, perasan air tebu pun serasa empedu.

“AKU”
Aku hanyalah orang yang mencari tau apa yang tidak aku tau
Hingga akhirnya aku tau di ketidaktahuanku.
Bak mengemis air di padang yang gersang
Jalan kita tidaklah panjang
Cukupkan bekal untuk kita sandang
Lalu bersama bergandengan tangan
Memasuki awal kehidupan yang berkekalan.
Sedab disana, ketentraman abadi.

Medan, 19 April 2010

Tak selamanya pelangi ada untukku

Terlalu sering mungkin mengurai ulasan kata lewat puisi atau prosa tentang pelangi, pelangi yang selalu dinanti meng’indah’kan kota Medanku dengan lekungan warnanya yang membelah bumi persada ini. Meski pada kenyataannya, pelangi tak pernah lagi hadir mengisi hari-hari yang kulalui di kota ini. Mungkin pelangi telah pergi, sembunyi dari kerasnya pertarungan hidup dikota yang sekarang menjelma menjadi kota metropolitan.
Egokah aku jika ingin melihat pelangi lagi dari sudut kotaku ini?
Aku butuh ruang untuk bernafas. Mungkin suatu saat akan kusaksikan pelangi membelah bumi di kotaku ini, meski untuk yang terakhir kali. Atau aku akan mencarinya dikota2 yang lain?!
Mungkin nanti, saat berpetualang mengejar mimpi…
Dan ketika pelangi tlah terlihat lagi mewarnai hari, maka akan ku abadikan momen ini.:)



-Medan, 20 April 2010-


Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...