14 Jan 2009

DOA TERHALANG KARENA 10 KELAKUAN

DOA TERHALANG KARENA 10 KELAKUAN

Menurut penuturan Syaqiq Al-Balkhi, pada suatu hari ibrahim bin adham (salah seorang tokoh sufi yang terkenal) berjalan-jalan melewati pasar kota Basrah. Mendadak masyarakat sekitar mengerumuninya, mereka bertanya,
“Wahai Abu Ishaq! ALLAH SubhanaWaTa’ala telah berfirman, “ . . . berdoalah kepadaKU, niscaya aku perkenankan bagimu. . .” (QS. Al-Ghafir [40]:60). Tetapi mengapa do’a kami tidak terkabul juga? Padahal kami telah berdoa selama bertahun-tahun.”
Ibrahim lalu menjawab,
“Wahai masyarakat Basrah! Ada sepuluh hal yang menyebabkan do’a kalian tertolak.”
“Apakah kesepuluh sebab itu?” Tanya mereka.
Lalu, ibrahim menjelaskan kesepuluh hal tersebut,
1. Kalian mengaku mengenal ALLAH, namun kalian tidak melaksanakan hak-NYA.
2. Kalian membaca Al-Qur’an, namun tidak melaksanakan kandungan dan petunjuknya.
3. Kalian mengaku mencintai Rasul-NYA, namun kalian tidak melaksanakan sunahnya.
4. Kalian mengaku bermusuhan dengan syaitan, namun kalian tetap mengikuti langkah-langkahnya dan mendukung perbuatannya.
5. Kalian mengatakan ingin masuk syurga, namun kalian tidak melakukan amal yang bisa mengantarkan kalian ke syurga.
6. Kalian mengatakan ingin selamat dari neraka, namun perbuatan kalian menjurus ke neraka.
7. Kalian mengatakan bahwa mati itu sesuatu yang haq, namun kalian tidak mempersiapkan diri untuk menyambutnya.
8. Kalian sibuk mencari aib orang lain, namun aib diri sendiri tidak pernah diperhatikan.
9. Kalian senang menikmati karunia ALLAH SubhanaWaTa’ala, namun kalian tidak pandai bersyukur kepada-NYA.
10. Kalian mengubur mayat saudara kalian, namun tidak pandai mengambil pelajaran darinya.
( lihat Utsman bin Hasan bin Ahmad Syakir al-Khawbawi, Durratun nashihin fil Wa’zhi wal irsyad ).

Sebab lain dibalik tidak dikabulkannya doa adalah sebuah hikmah yang bisa kita petik. Artinya, jika RABB melarang kita dari sesuatu yang kita minta, mungkin karena hal itu tidak bermanfaat untuk kita.
ALLah menunda mengabulkan doa hamba-NYA karena ALLAH mencintai hamba tersebut. Terdapat Atsar yang menguatkan hal ini,
“ Sesungguhnya ALLAH berkata kepada jibril, “Wahai Jibril, Apakah hamba-KU berdoa kepada-KU?” Jibril menjawab, “Ya, wahai Tuhan!” ALLAH berkata, “apakah hamba-Ku itu terus menerus (tiada henti-hentinya) berdoa kepada-KU?” Jibril menjawab, “Ya wahai Tuhan!”. ALLAH SWT berkata lagi, “Wahai Jibril, akhirkan (tunda) saja permintaan hamba-KU tersebut, karena AKU menyukai (untuk mendengarkan) rintihan suaranya!.”
(makna Atsar ini disampaikan oleh Anas Rodhiallahu anhu)
Terkadang ALLAH SWT menunda mengabulkan doa karena DIA hendak mengajari kita cara menyembah kepada-NYA, hingga Anda dapat merasakan manisnya berTaqarrub kepada ALLAH. Dengarkanlah sabda Nabi Muhammad saw berikut ini,
“ Tidaklah seorang hamba berdoa, kecuali ALLAH mendatangkan apa yang telah ia minta, atau menjauhkan kejahatan yang semisal darinya (doa tersebut), bilamana dia tidak meminta sesuatu yang buruk atau memutuskan tali silaturahim.” ( HR.Tirmidzi dari Abi hurairoh ra)
Yaitu, dosa si hamba dihapuskan sebanyak kadar doanya. Bayangkan, jika kita tanpa berhenti berdoa selama seminggu, sebulan, bahkan setahun, sedangkan jawaban dari doa tersebut DIA tunda. Ternyata dosa-dosa kita di ampuni. Kesimpulannya, jika ALLAH menunda terkabulnya doa kita, hal itu karena DIA senang mendengar rintihan suara kita ketika berdoa. 
Seorang ahli hikmah mengatakan
“Jika ALLAH menahan pemberian-NYA padamu, maka pahamilah bahwa itu adalah suatu (kemuliaan) untukmu, selama kau pertahankan keislaman dan keimananmu, hingga segenap apa yang dilakukan ALLAH kepada dirimu menjadi karunia pula kepadamu.” (Ibnu Athaillah).

ALLAH juga menunda terkabulnya sebuah doa karena DIA ingin mengajarkan agar kita berusaha melawan syaitan yang sedang menggoda kita dengan berkata, “ALLAH telah meninggalkanmu, dan tidak mengabulkan permintaanmu.” DIA hendak mengajari kita untuk mengusir syaitan yang berada disekeliling kita dan berkata kepadanya, “ALLAH akan mengabulkan doa-doaku walau sekeras apapun hatiku.”
ALLAH juga mengakhirkan terkabulnya doa untuk memahamkan bahwa kita mempunyai dosa. Oleh karena itu, segeralah BerTAUBAT dari dosa itu terlebih dahulu, niscaya DIA akan mengabulkan doa kita semua. 

Berikut syarat terkabulnya sebuah doa,
1. Yakin. Kita harus yakin bahwa ALLAH pasti akan mengabulkan doa kita.
2. Khusyu’. Seorang tabi’in berkata, “Aku mengetahui kapan doaku akan terkabulkan.” Orang-orang pun terkejut mendengar pernyataannya itu. Mereka bertanya kepadanya, “Kapan?” Ia menjawab, “Saat hatiku khusyu’, air mataku mengalir dan tubuhku dalam keadaan tenang.”
Makna ini terdapat juga dalam Hadits Nabi saw yang berbunyi,
“Ketahuilah, ALLAH tidak akan mengabulkan doa yang keluar dari hati yang lengah dan lupa.”
(HR. Imam Ahmad dan Tirmidzi).
Imam Ahmad bin Hanbal berkata, “Bagiku perumpamaan seorang muslim yang sedang berdoa dan ALLAH mengabulkan doanya adalah seperti seorang yang bergelayut diatas kayu di tengah-tengah lautan yang sedang bergelombang, hingga ia berpikir akan tenggelam.”
Jadi, jika kita tunduk serta Khusyu’ kepada ALLAH dan berkata pada-NYA, “ENGKAU mengetahui diriku, wahai RABB; karena itu, selamatkanlah aku”; niscaya ALLAH akan mengabulkan permintaan itu. Sebab ALLAH SubhanaWaTa’ala berkata kepada diri-NYA,
“Siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-NYA, yang menghilangnkan kesusahan, menjadikan kamu (manusia) khalifah dimuka bumi ini? Apakah disamping ALLAH ada Tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingat-NYA. (QS. An-Naml[27]: 62)
3. Tidak cepat-cepat. Hendaknya kita berhati-hati dalam hal ini. Nabi saw telah bersabda, “Doa kamu dikabulkan bila kamu tidak berkata ’Aku telah berdoa, dan doaku tidak dikabulkan.” (HR. Bukhari dan Muslim, dari Abi hurairah).
Seorang laki-laki bertanya kepada Nabi saw. Ia datang dan berkata kepada beliau, “Ya Rasulullah! Aku tidak pandai bersenandung sepertimu atau seperti senandung Muadz-yakni menyenandungkan kata-kata indah dalam doa- Nabi bertanya, “Apa yang kamu baca dalam sholat?” Ia menjawab, “Aku berkata, ‘Ya ALLAH Ya RABBku, aku memohon surga, dan lindungilah aku dari api neraka.” Lalu nabi berkata, ‘Jadikanlah itu sebagai senandungmu!” (HR. Imam Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Majah).
Berdoalah dengan apa yang terbetik didalam hatimu! 

ALLAH SubhanaWaTa’ala berfirman dalam hadits Qudsi-NYA,
“Wahai hamba-KU, kamu semua dalam kesesatan, kecuali yang telah aku beri hidayah. Karena itu, mintalah hidayah-KU, niscaya AKU berikan hidayah kepadamu. Wahai hamba-KU, kamu semua dalam keadaan lapar, kecuali yang telah AKU berikan makanan; maka, mintalah makanan kepada-KU, niscaya AKU berikan makanan kepadamu. Wahai hamba-KU, kamu semua dalam keadaan telanjang, kecuali yang telah AKU beri pakaian; maka, mintalah pakaian kepada-KU, niscaya akan aku berikan pakaian kepadamu. Wahai hamba-KU, kamu semua melakukan dosa siang dan malam, sedang AKU mengampuni dosa semuanya; maka, mintalah ampunan kepada-KU, niscaya akan AKU ampuni dosa-mu”.
(HR. Tirmidzi, Shahih Muslim, dari Abi Dzar al-Ghifari).
“Wahai anak manusia, setiap kali engkau meminta kepada-KU dan mengharap dari-KU, maka AKU akan ampunkan bagimu apa yang telah lalu dan AKU tidak peduli betapapun besar dan banyaknya dosamu. Wahai anak manusia, seandainya dosa-dosamu mencapai setinggi langit, kemudian engkau meminta ampun kepada-KU, maka AKU akan mengampunimu dan AKU tidaak peduli. Wahai anak manusia, seandainya kau datang kepada-KU dengan membawa setumpuk dosa sebesar bumi, kemudian engkau berjumpa dengan-KU tanpa menyekutukan AKU dengan sesuatu apapun, maka AKU akan memberikan ampunan sebesar bumi itu pula.”
(Hadits Qudsi Riwayat Turmudzi)

Dan berdoalah . . .
Karena ALLAH telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal Sholih, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. Al-Maa’idah[6]: 9).

“Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti datang, dan kamu sekali-kali tidak sanggup menolaknya.”
(QS. Al-An’aan[6]: 134)

“ Doa itu selalu mendatangkan manfaat untuk ujian apapun, yang telah terjadi dan yang belum terjadi. Jadi, kalian wajib untuk selalu memanjatkan doa, wahai hamba-hamba ALLAH.”
(HR. Hakim)

“Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah do’a yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakilnya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikkan, maka malaikat tersebut berkata aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang dia dapatkan.”
(HR. Muslim)

Ya ALLAH ya RABB . . .
Jadikanlah kami orang-orang yang selalu berada dalam naungan Maghfiroh-MU. Dan kembalikanlah kami kepada-MU dengan sebaik-baik bentuk (khusnul khotimah).
Aamiin . . .

Maraaji :
# Al-Qur’anul kariim
# Kolom “Cermin” harian Medan Analisa jum’at.
# Dengarkan Suara Hati, Amru Muhammad Hilmi Khalid, Cet.3,Jakarta, Maghfiroh Pustaka.
# Hadits Qudsi

13 Jan 2009

Ehm.....

cuma sebagai pengantar aja niy...
mungkin kemarin ada yang bilang ga ada perubahan diblog ini.
juga mungkin belum ada yang terbaru...
tapi insya Allah pada kali ini ada yang baru...hanya saja mungkin perubahannya tidak terlalu tampak secara Zhohir...
Biar DIA saja yang MahaTahu dimana letak perubahan itu.
insya ALLAH..
Mohon Doanya juga untuk artikel-artikel selanjutnya agar bisa segera terselesaikan....

Buat sahabatku yang menanti perubahan itu...
doakan aku selalu dalam khusyukmu dengan ROBBuna.

dan....
ku ucapkan salam cinta dan sayangku untuk bunda dan ayah,
serta kedua kakakku yang saat ini jauh dariku. tapi insya ALLAH akan selalu dekat dihati.
tak lupa juga untuk adik dan abangku....meski terkadang membuatku kesal.
hehehe...
luph U all coz ALLAH.
buat sahabat2ku yang selalu setia menyokongku dalam buliran hari-hari yang dijalani.
dan juga senyum serta semangat dari kalian semua.
ayu, yuni, pita, riri....
sahabat2ku di medan Dakwah...
iin, nurul, k'resty, novi, indah, indah AkS1, caca, rini, puspita....
thax all atas pengertianmu selama ini....
^_^ luph u coz ALLAH..

-BUNDA-

Bunda . . .

Sosok yang selalu sulit untuk ku jabarkan tentang dia. Sosok yang begitu fenomenal, luar biasa, Subhanallah dalam hidupku.

Berkali-kali aku selalu mencoba mengurai tentang sosoknya yang begitu mulia dalam puisi-puisi ku. Tapi lagi lagi aku tak pernah bisa menjabarkannya . . .

Bukan karena aku tidak mencintainya, tapi justru sebaliknya. Karena cintaku yang begitu besar kepada sosoknya lah sehingga aku tak mampu mengurai sesuatu yang begitu . . .

Ah . . . sudah ku bilang, aku tak mampu!

Kata orang, seseorang yang sangat kita cintai akan selalu ada dalam doa kita.

Ya . . . ada dalam doa. Bunda selalu ada didalam doaku. Sampai terkadang, aku lupa untuk mendoakan diriku sendiri.

Jasa bunda terlalu banyak buatku. Terlalu banyak!

Dia yang merawat ku ketika aku masih merah . . .

Dan akulah yang membangunkanya kala malam tlah melarutkannya dengan tangisan kecilku.

Dia yang menyekolahkanku . . membiayai hidupku sampai sekarang ini.

Dia yang mengantikan uangku dikala aku kehilangan.

Dengan lembut ia berkata “uang lulu berapa yang hilang?, ya udah mama aja yang gantikan!

Bunda. . .

Dia yang menegarkan aku dikala aku rapuh.

Saat aku mengecewakannya ketika aku tak dapat memenuhi apa yang diharapkannya.

Ya. Waktu itu aku gagal lagi SpMb. Untuk yang kedua kali. Aku menitikkan air mata ketika melihat wajahnya. Aku tahu ia kecewa, hanya saja ia cepat-cepat mengubur kekecewaan itu dan berusaha menghiburku.

Sering ia tersenyum, tapi aku tahu sebenarnya kala itu hatinya menangis.

Maha suci ALLAH yang telah membuat diriku peka akan keadaan orang-orang disekitarku. Khususnya bunda.

Terkadang aku selalu berselisih pendapat padanya. Tapi hal ini tak akan pernah mengurangkan rasa cintaku padanya.

Bunda termasuk sosok yang misterius, dan mungkin ini menurun padaku. Karna kata temanku, aku ini orangnya misterius (iiii….sereem,hehehe. . .ternyata turun dari bundaku lho ya . . . :)

Misterius. . . terkadang aku tidak tahu makanan apa yang ia suka. Jadi terkadang, kalau habis dari jalan-jalan mau bawa oleh-oleh untuk bunda, agak sedikit bingung. Beda dengan ayah, martabak telur. Itu makanan favoritnya.

Eh . . . jadi teringat ketika dulu masih kecil. Kira-kira saat itu usiaku dibawah 10 tahun. Setiap kali bunda pergi bekerja, aku dan saudara-saudaraku yang lainnya selalu mencium tangan bunda dan melambaikan tangan sampai ia tak nampak lagi diujung gang, begitu juga saat ia pulang bekerja, kami semua berbaris mencium tangannya dan juga selalu memeriksa tas plastik yang dibawanya pulang. Hmm. . .makanan apa yang hari ini ia bawa. Biasanya kami selalu berebutan mengambilnya, lalu bunda membaginya secara rata. Agar tidak terjadi keributan.

Namun, meskipun begitu, keributan kecil juga kadang terjadi lho . . . karna biasanya untuk anak yang paling kecil, jatahnya selalu ada bonusnya. alias dilebihkan.

(Hehehe. . . asyik juga ya jadi anak yang paling kecil ^_^)

Oiya. . . pernah dulu, ketika masih SD, kira-kira antara kelas 4-5 gitu, aku dan bunda baru saja keluar dari salah satu pusat perbelanjaan yang ada dikota Medan, tepatnya, lagi nunggu angkutan umum untuk pulang, suasana jalanan waktu itu lumayan padat. Karna udah sore hari, orang-orang ramai berlalu lalang, lalu bunda berpesan kepadaku, “nanti lulu kalau udah besar, jangan mau berpakaian yang kayak gitu ya. . .

(pesan bunda sambil menunjukkan tangannya kearah wanita ABG yang berpakaian kaos kuning dan celana jeans ketat)

“mana ma? Oo itu . . iya ma . . jawabku polos”

Ternyata Alhamdulillah dan Subhanallah. . . pesan sederhana itu begitu melekat di otakku.

Sehingga sekarang, aku berpakaian seperti yang diharapkannya.

Ya, berpakaian layaknya seorang muslimah. Insya ALLAH.

Dulu, tiap kali aku atau adikku berulang tahun, sepulang dari kerja, bunda selalu membawakan kami makanan. Biasanya sih, chiki rasa coklat/keju, beng-beng, coklat alpine, dll deh.

Namun, makanan itu ga’ boleh langsung disantap lho . . .

Padahal waktu itu kami udah ngiler banget sama makanan yang dibawa bunda.

Ada syaratnya kalau mau chiki-coklat ini!” kata bunda.

“apa ma? Iya . . iya . . kami mau ngikuti syaratnya. Seru aku dan adikku dengan semangatnya.

“nyanyi dulu lah . . rayu bunda.

Karena udah pengen banget makan tuh chiki-coklatnya, kami pun bernyanyi sama-sama dengan kompaknya. Potong bebek angsa. Ya. Lagu kebangsaan kami kala itu. Kemudian, setelah selesai berdendang sambil menari barulah bunda memberinya pada kami. Kami pun kegirangan mendapatkannya.

Bunda . . .

Begitu banyak orang yang dengan hebat menguraikan namamu disetiap ceritanya, puisinya, doa-doanya.

Namun maaf, aku tak mampu melakukannya. Aku tak mampu melukiskan kebaikkan-kebaikkanmu dengan indah.

Karna ku tahu kasihmu tiada terkira, tiada seorang anak pun didunia ini yang mampu membalas ketulusanmu, pengorbananmu. Tiada satu pun!

Jadi teringat lagu “kasih ibu”

“Kasih ibu . . . kepada beta,

Tak terhingga sepanjang masa

Hanya memberi tak harap kembali

Bagai sang surya menyinari dunia.”

Ya, mereka yang bernama ibu adalah surya bagi keluarganya. Matahari bagi anak-anaknya.

Biarlah segala jasamu terpatri dihati ini bunda.

Biarlah hanya DIA yang tahu tentang rasa ini akan dirimu.

Rasa bangga, bahagia, haru, suka, cinta, terimakasih, . . ku tuliskan pada doa-doaku saat mata terbuka hingga mataku tertutup.

Bunda . . .

Maaf . . . jika aku pernah membuatmu marah

Maaf . . . jika aku pernah membuatmu terluka

Maaf . . . jika aku pernah membuatmu murka

Maaf . . . jika aku pernah membuatmu menitiskan air mata

Maaf . . . jika aku pernah membuatmu kecewa

Maaf . . . jika aku belum menjadi anak yang sholihah

Maaf . . . jika aku belum bisa membuatmu merasa bangga

Maaf . . . jika aku belum bisa memberimu harta yang melimpah

Maaf . . . jika aku belum bisa membuatmu bahagia

Bunda . . .

Kaulah wanita pertama yang aku cinta didunia

Kaulah orang pertama yang kan ku beri tahu tentang dia yang aku cinta

Kaulah orang pertama yang kan kupeluk saat ku telah lulus kuliah

Kaulah orang yang kan ku banggakan diseluruh dunia.

Kaulah wanita yang dirindukan syurga-NYA.

Bunda . . .

Inginku memberikanmu mahkota disyurga-NYA kelak.

Ku harap doa mu bunda . . .

Sebab ridhomu adalah ridho ALLAH azza wa jala.

Tsurayya Asy Syifa’

(bintang tinggi yang mempunyai cita-cita tinggi seperti Tsurayya)

Medan, 4 januari 2009

-SYUKURKU-

Ya RABB . . .

Jadikanlah tiap tarikan dan hembusan nafasku sebagai wujud syukurku pada-MU

Jadikanlah tiap aliran darahku sebagai wujud syukurku pada-MU

Jadikanlah tiap denyut nadi dan jantungku sebagai wujud syukurku pada-MU

Jadikanlah tiap langkah kakiku sebagai wujud syukurku pada-MU

Jadikanlah tiap tetesan air mata yang jatuh sebagai wujud syukurku pada-MU

Jadikanlah tiap senyuman yang terukir sebagai wujud syukurku pada-MU

Jadikanlah tiap kata yang terucap sebagai wujud syukurku pada-MU

Ya RABB . . .

Ajari aku cara mensyukuri nikmat-MU selalu. .

Jadikanlah aku hamba-Mu yang penuh syukur selalu. .

“ Maka nikmat RABB kamu yang manakah yang kamu dustakan? “ ( Q.S. Ar-Rahman )

Tsurayya Asy Syifa’_28122008

(Bintang tinggi yang mempunyai cita-cita setinggi Tsurayya)

TAKDIR???

*Jika aku melihat warna maka yang pertama ingin kutanyakan. Mengapa harus warna itu.
Mengapa bertanya? Karena aku tidak paham...
Dan . . .
Apakah saat dilahirkan kedunia ini kita juga harus bertanya,
“Mengapa aku dilahirkan?”
Tentu saja tidak kan! Justru seharusnya yang kita ucapkan adalah
“Maha suci ALLAH dan segala puji bagi-NYA yang telah menciptakan aku dengan sebaik-baik bentuk, . . . dsb.

Firman ALLAH:
“Dan ALLAH mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan DIA memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu berSyukur.”
(QS. An-Nahl: 78)

“Dan AKU tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKU.”
(QS. Az-Zariyat:56)

**Begitupun terkadang aku bertanya tentang takdir pada Rabb-ku. Karena terkadang tidak kupahami. Atau memang aku belum mengenal keindahan yang IA berikan dalam takdir itu...
Kenapa harus bingung dengan takdir yang diberikan ROBBuna?
Semoga kebingungan itu tidak membuat kita sebagai hamba-NYA mengingkari takdir itu. Karena, Qadhi Iyadh Rohimahullah berkata, “orang yang mengatakan ini-mengingkari takdir adalah kafir”
Diriwayatkan oleh Ahmad dan yang lainnya dari Ibnu Ad-Dailami, ia menuturkan:
“Aku datang kepada Ubay bin Ka’ab dan aku katakan padanya, “Ada suatu keraguan dalam diriku tentang masalah Qadar, maka tuturkanlah kepadaku suatu hadits, dengan harapan semoga ALLAH menghilangkan keraguan itu dalam hatiku.” Maka dia berkata, “Sekiranya ALLAH menyiksa penghuni langit dan bumi, maka DIA akan menyiksa mereka, sedang DIA tidak Zholim kepada mereka; dan sekiranya DIA mengasihi mereka, maka rahmat-NYA adalah lebih baik bagi mereka daripada perbuatan mereka. Seandainya kamu menginfakkan emas sebesar gunung uhud, maka ALLAH tidak menerimanya darimu sebelum kamu beriman kepada qadar. Kamu meyakini bahwa apa yang telah ditakdirkan mengenai dirimu pasti tidak akan meleset, dan apa yang telah ditakdirkan tidak mengenai dirimu pasti tidak akan menimpamu. Kalau saja kamu meninggal dunia tidak dalam keyakinan ini, pasti kamu akan menjadi penghuni neraka.”

Ibnu Ad-Dailami melanjutkan perkataanya, “Lalu aku pun mendatangi Abdullah bin Mas’ud, Hudzaifah bin Al Yaman dan Zaid bin Tsabit, seluruhnya menuturkan kepadaku bahwa hadits itu dari Nabi SAW.”
(HR. Abu daud dalam As-Sunnah, no.699; Ibnu Majah dalam Al Mukadiamah, no.77; Ahmad, no. 21101. lihat pula Shohih Abu daud, no.46999.) 

Ibnu Abu Al Izz rohimahullah berkata dalam Syarh Ath-Thahawi,h. 201-202: Al Qurthubi menukil perkataan Ibnu Abdil Barr, ia berkata: “Barangsiapa menanyakan tentang takdir karena ingin mencari tahu dan menghilangkan ketidaktahuan dalam dirinya, dan ingin mencari sesuatu dalam rangka memantapkan agamanya, maka tidak apa-apa menanyakannya, karena obat dari kebodohan adalah bertanya. Sedangkan bila seseorang menanyakannya tanpa berniat ingin belajar dan mengetahui apa yang ia tidak tahu, maka tidak boleh dijawab pertanyaannya.”
Ingatlah bahwa takdir ALLAH itu meliputi segala sesuatu. Bukankah meyakini Qada’ dan Qadar ALLAH merupakan rukun iman?!

Perlu kita ketahui bahwa iman kepada takdir itu akan melahirkan dua sikap dalam diri seorang hamba. Jika ia benar-benar beriman terhadap takdir, maka ia tidak akan marah (tidak terima) ataupun mempermasalahkannya. Dua sikap tersebut adalah:
1. Sikap memuji dan bersyukur. Ia akan memuji RABBnya, mengingat keagungan dzat dan asma-NYA serta segala nikmat yang telah diberikan kepadanya
2. Sikap malu akan segala dosa dan kekurangannya, sehingga ia akan memohon ampun kepada-NYA.
“Dan kepunyaan ALLAH-lah apa yang ghaib dilangit dan dibumi dan kepada-NYA lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah DIA, dan bertaqwalah kepada-NYA. Dan sekali-kali RABB-mu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Hud: 123)

Imam Ibnu Qoyyim Rohimahullah berkata dalam syifa’ Al Alil ( h.214):
“Segala perbuatan ALLAH mengandung hikmah dan tujuan, sekalipun tidak diketahui oleh makhluk secara detail. Karena itu, sekalipun tidak mengetahuinya, mereka tidak patut menafikannya (mengingkarinya) dari diri mereka.”

“Jika ALLAH menimpakan sesuatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali DIA. Dan jika ALLAH menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-NYA. DIA memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-NYA diantara hamba-hamba-NYA dan DIA-lah YANG MahaPengampun lagi MahaPenyayang.”
(QS. Hud:107)

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa dibumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum KAMI menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi ALLAH.” (QS. Al-Hadiid[57]: 22)

“ALLAH tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang di usahakannya dan dia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. . ”
(QS. Al-Baqarah: 286)

“Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi KAMI-lah khazanahnya dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.”
(QS.Al-Hijr[15]: 21)

“Sesungguhnya KAMI menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (QS. Al-Qamar[54]: 49)

“Dan jikalau ALLAH melapangkan rezki kepada hamba-hamba-NYA tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi ALLAH menurunkan apa yang dikehendaki-NYA dengan ukuran. Sesungguhnya DIA MahaMengetahui (keadaan) hamba-hamba-NYA lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-Syuura[42] :27)

“ . . . , Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; ALLAH MahaMengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah: 216)

Ketika Imam Syafi’I Rohimahullah ditanya tentang takdir, ia menjawab dengan beberapa bait syair:
Apa yang ENGKAU kehendaki itulah yang terjadi,
Sekalipun aku tidak menghendakinya
Dan apa yang kuhendaki tidak akan terjadi apabila ENGKAU tidak menghendakinya
ENGKAU ciptakan manusia dengan ilmu-MU, baik yang tua maupun yang muda
Kepada si fulan KAU beri ia anugrah, dan KAU hinakan yang lainya
Hamba ini KAU tolong dan yang itu tidak KAU tolong
Di antara manusia ada yang bahagia dan ada pula yang celaka.
Ada pula yang jelek di antara mereka
Dan demikian pula ada yang buruk.

***Dan aku kembali bertanya, bagaimana caranya agar setiap yang DIA berikan, berupa warna apapun dapat menyadarkanku bahwa sesungguhnya semua yang IA berikan adalah untuk mengindahkan kehidupanku?
Jadi teringat akan SMS yang pernah dikirim oleh sahabatku dulu, isinya subhanallah indah untuk dijadikan bahan perenungan.
“Seorang laki-laki berdoa pada ALLAH agar ia diberi bunga, namun ALLAH memberikannya sebuah kaktus. Laki-laki ini tidak paham mengapa yang ia dapat tidak sesuai dengan yang ia minta, lantas ia pun kecewa. Suatu ketika laki-laki ini sangat terkejut ketika melihat dari batang kaktus yang buruk dan berduri itu tumbuh bunga yang cantik dan dari ulat yang terselubung, telah menjelma menjadi kupu-kupu yang indah.
Itulah ciri ALLAH. Indah pada waktunya. ALLAH tidak memberikan apa yang kita minta, tetapi DIA memberikan apa yang sebenarnya kita butuhkan. :)

Pernah dengar kata-kata bijak ini ga?
“You are what you think”
ya. . . kamu adalah apa yang kamu pikirkan. Kesadaran itu kamu sendiri yang buat. Bukan orang lain. Kita adalah produk dari pikiran kita. Jika pikiran berkata “Ya” maka kita pun akan berkata “ya”. Begitu juga sebaliknya.

Tok . . .tok . . . caranya mudah saja, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah membuka kesadaran kamu melalui pikiranmu. Karena, segala sesuatu itu berawal dari pikiran.

Perhatikanlah pikiranmu; maka jadilah ia kata
Perhatikanlah kata-katamu; maka jadilah ia tindakan
Perhatikanlah tindakanmu; maka jadilah ia kebiasaan
Perhatikanlah kebiasaanmu; maka jadilah ia karakter
Perhatikanlah karaktermu; maka jadilah ia nasibmu.
(Frank Otlaw)

Jangan biarkan orang lain yang menentukan nasib kamu! Dan tetaplah bersabar dan bertahan, maka kamu akan mewujudkan mimpi-mimpi kamu menjadi nyata.
Kemudian, tetaplah berpikiran positif. Ini yang paling penting. Karena, satu-satunya kendala adalah apa yang kamu letakkan pada diri kamu.
Lalu. . yakinlah setiap apa yang kamu dapati, semuanya itu adalah hasil dari diri kamu sendiri, yakni dari pikiran kamu.
Kesadaran ada didalam hati dan pikiranmu, maka kendalikanlah mereka.

Nabi Muhammad bersabda, “Apapun yang anda pikir mudah adalah mudah”
“ALLAH tidak melihat jasad-jasadmu, tidak pula melihat mukamu, namun DIA melihat hatimu.” (Muttafak’alaih)

“Ketahuilah bahwa didalam tubuh manusia terdapat sebongkah daging; yang apabila dia baik, maka baiklah seluruh tubuhnya, dan apabila dia buruk, maka buruklah seluruh anggota tubuhnya. Sebongkah daginng itu adalah hati.” (Muttafak’alaih)

Setelah itu . . . , buat tindakan. Karena sebuah pikiran tak akan berarti apa-apa jika tidak diiringi sebuah tindakkan atau perbuatan. Sama halnya ketika kita mendapatkan sebuah ilmu, maka yang kita lakukan dengan ilmu tersebut adalah mengamalkannya. Saya rasa semuanya setuju dengan ini.
Dan yang paling utama, selalu minta pertolongan ALLAH ya . . . :)

“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).” (QS. An-Naml[27]: 62)

*Mengenai doa. . .silahkan baca pada Artikel saya tentang “Doa”
Hanya penjelasan ini yang bisa saya haturkan. Untuk yang lebih lengkapnya lagi silahkan merujuk pada Qur’an dan sunnah, sebagaimana yang telah di syafa’atkan oleh Rasulullah pada kita ummatnya. Saya rasa, kamu udah tahu haditsnya. Jadi tidak perlu saya tuliskan lagi disini. Baca juga buku tentang Qadha dan qadar ALLAH, atau bisa juga cari di internet. Bertanyalah pada orang-orang alim yang lebih memahami hakikatnya, misalnya pada alim ulama, Murabbi kita (bagi yg punya. . ) or siapa saja yang sholeh dan mempunyai pengetahuan tentangnya.
Saya hanya manusia biasa yang terbatas ilmu pengetahuannya.
Jika ada kata-kata yang tidak berkenan mohon dimaafkan.
Kepada ALLAH, saya memohon ampun.
Oke . . . semoga bermanfaat.


Maraaji:
# Al-Qur’an Al-Karim
# Abu Abdurrahman Ali bin As-Sayyid Al-Washifi, Qadha dan Qadar, cet.1, 2005, Jakarta, Pustaka Azzam.
# Faiez H. Seyal, Change your lens Change your world, cet.1, 2006, Jakarta, Nakhlah Pustaka.


LuLu Asy-Syifa’

BUKAN KARMA.....

"Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (Q.S. Al-Zalzalah: 7-8)

Begitulah penjelasan yang sangat cukup jelas yang telah diterangkan Allah dalam Qur'an-NYa.

So...dalam islam, ga' ada yang namanya "Karma" yang selalu diucapkan oleh kebanyakan orang.

Jika kita mengerjakan suatu kebaikan dan benar-benar ikhlas karena Allah, mengharap Ridho Allah dan mengharapkan pahala disisi-NYA, insya Allah kan ada balasannya pula bagi kita. Karena itu merupakan janji Allah. Bukankah janji Allah adalah benar?

Namun mengapa kita masih meraguinya?

Tapi jika kita udah berbuat kebaikkan namun balasan yang kita dapatkan tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, coba deh renungkan lagi...

kita berbuat kebaikan itu untuk mengharapkan ridho Allah atau balasan dari manusia?

Jika jawabannya untuk mengharapkan ridho Allah..kamu ga perlu kecewa atau ngerasa kesal dan sebagainya..jika tidak mendapatkan balasan yang serupa seperti apa yang kamu harapkan.

Namun, jika yang kamu inginkan adalah balasan dari manusia, coba deh perbaiki lagi niat kamu dengan semurni-murninya.

Karna amal dan ibadah itu tergantung niatnya loh...!!

Beberapa contoh konkret ini misalnya >>>>

Saat kita membantu/ menolong kesulitan orang lain, namun orang tersebut tak membantu kita saat kita membutuhkannya dan lain sebagainya..

Terkadang kita mengeluh dan bergumam..."kenapa ya dia ga pernah mau bantuin aku? padahal aku selalu bentuin dia?

Atau

Kenapa ya tiap aku butuh dia, dia ga pernah ada. Tapi kalau dia ada maunya aja dia baru datangi aku?

Sahabatku....cobalah kembalikan semuanya itu ke diri kita masing-masing. Tanya pada Hati kita..

Karna boleh jadi, kita juga pernah melakukan hal yang sama terhadap orang lain. itulah yang harus kita camkan selalu.

Seperti cerita tentang 2 orang temanku berikut ini..

Mereka teman kuliahku sebut saja antara F dan D. Suatu hari D pernah bercerita padaku, ia mengeluhkan teman lamanya yang selalu datang padanya jika temannya itu membutuhkannya saja. Tapi tatkala si D membutuhkannya, selalu saja ada alasan dari temannya itu untuk menolaknya alias tidak bisa membantu. D pun mengeluh...Kok ada ya lu' orang kayak gitu?

aku tersenyum kecil dan mencoba memberitahunya sesuatu yang aku bisa. Tapi disisi lain aku teringat akan keluhan F tentang si D tadi. F pernah mengeluh padaku, bahwa dia merasa bahwa F maunya dibantu aja..Tapi saat kita butuh pertolongan F, dia pasti ga bisa, selalu aja ada alasan.

Nah lho??!!

Introspeksi diri. Itu yang terpenting. Penting banget!!

oiya...jadi teringat juga ketika dahulu pernah kecewa sama beberapa orang. yah...mungkin karena terlalu berharap lebih sama mereka.

Padahal..kita kan ga boleh berharap sama manusia. Cuma Allah yang wajib menjadi tumpuan Harapan kita.

Huhu..Ampuni aku yach ya Allah:"(

Lantas..aku meminta nasehat dari seorang sahabatku,

She Say's

"Aa Gym bilang..."semakin banyak kita menaruh harapan pada orang maka bersiaplah untuk kecewa. Ukhty..berharaplah hanya pada Allah..ya muhasabah diri.

bila kita kecewa pada orang lain..,mungkin dikarenakan kita pernah membuat orang lain kecewa..."

Astaghfirullah...

Memang, segala sesuatunya itu pasti ada balasannya.

Jazakillah ukh atas nasihatnya.

Itulah gunanya sahabat...untuk saling nasehat-menasehati dalam kesabaran dan kebenaran (Q.S. Al-Ashr:3)

Semoga Allah selalu mencurahkan kasih sayang dan hidayah-NYA kepada kita semua.

Aaamiin..

Simpulannya..

Semua yang kita lakukan pasti ada nilainya disisi Allah dan kita akan mendapat balasan sesuai dengan kadarnya (yang telah ditetapkan Allah).

Muhasabah (introspeksi diri) dan mengambil hikmah dari semua kejadian yang tlah berlaku adalah yang paling utama.

Jangan lagi mengeluh..!!

Pererat ukhuwah dan satukanlah barisan.

Lakukanlah semuanya hanya karena Allah ta'ala.

Jadilah ummat yang memahami din-NYA secara kaffah (menyeluruh).

ALLAHU AKBAR....!!!!!*

*masih bergetarkah Hati dan Jiwamu?

Tatkala Takbir di lafadzkan...

Jazakumullah khoiron katsiron..

>>>> Wassalamu'alaykum warohmatullahi wabarokatuh <<<<<<

Medan, 22 November 2008

By: Asy syifa

NIKMATNYA RASA SAKIT....

“Tidaklah seorang muslim menderita kekalahan atau penyakit atau kesusahan hati, bahkan gangguan berupa duri, melainkan semua kejadian itu akan berupa penebus dosanya.”

( HR. Bukhari, Muslim)

Rasa sakit membuat kita sadar betul bahwa daya tahan manusia itu tebatas. Banyak hal yang tidak bisa kita tolak sebagai manusia. Meskipun kita rajin olah raga, minum vitamin, makan teratur, dan sebagainya. Datangnya sakit tetap saja tidak bisa kita tolak.

Ya tho . . . !!

“Siapa yang dikehendaki oleh ALLAH padanya suatu kebaikkan, maka diberinya musibah.”

(HR. Bukhari)

Sakit itu . . .sebuah nikmat yang tidak dimiliki oleh orang yang sehat. Sakit itu anugrah.

Bukankah, “Setelah kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan.” ( QS. Al-Insyiroh:5-6 )

Meskipun dibelakang nama telah tertulis Asy Syifa, tapi tetap saja saya tidak bisa mengingkari ketetapan-NYA kan?!

Antara pilihan dan kesempatan.

Maka sakit adalah sebuah kesempatan. Bukan pilihan. (ini menurut saya lho ya . . .!!!)

*Kesempatan dimana kita bisa merasakan nikmatnya sakit.

Lho... kenapa harus nikmatnya sakit? Dan bukan nikmatnya sehat? Mungkin ada yang bertanya seperti ini.

Simple aja . . agar setelah sehat, kita manusia bisa selalu menjaga nikmat kesehatan yang selama ini selalunya kita dustakan.

*Kesempatan untuk kita belajar lebih memahami kemampuan fisik yang kita miliki. Sebab manusia itu punya batas.

*Dan juga, kesempatan yang berikutnya adalah memberi kesempatan pada orang lain untuk tidak pernah lupa mendoakan kita. J

“Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah do’a yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakilnya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikkan, maka malaikat tersebut berkata aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang dia dapatkan.”

(HR. Muslim)

“Dan apabila aku sakit. DIA lah yang menyembuhkan aku. Dan yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali).”

(QS. Asy-Syu’ara: 80-81)

Sebenarnya masih banyak kesempatan-kesempatan yang lainnya. Tapi silahkan buat dalam bentuk versimu sendiri. J

############

Ini ada sebuah artikel yang saya dapat dari teman saya, isinya tentang >>>>>>

Bersyukur ketika sehat, bersabar ketika sakit.

Hidup seorang muslim hendaknya selalu berada pada dua hal:
Hal bersyukur dan sabar. Jika ia sehat, ia bersyukur dan gunakan
kesehatannya untuk melakukan pekerjaan yang bermanfaat.
Sebaliknya, jika sakit, ia ikhlas dan bersabar sambil terus menerus
berusaha mengobatinya, disertai dengan sikap tawakal pada Allah.
Ia sadar, Allah-lah zat yang mampu menyembuhkan penyakitnya.
Dalam kaitan ini Allah berfirman :


" (Yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dia-lah yang
memberi petunjuk. Dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan
minum kepadaku. dan apabila aku sakit, Dia-lah Yang menyembuhkan
aku. Dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan
aku (kembali). Dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni
kesalahanku pada hari kiamat." - Asy Syu'araa'; 26: 78 -82.

Oleh karenanya berobat termasuk salah satu perintah dalam ajaran Islam.
Rasulullah bersabda : "Setiap penyakit ada obatnya, maka berobatlah kamu
sekalian, tetapi jangan berobat dengan sesuatu yang diharamkan"
Di samping itu ada hal yang perlu diingatkan, untuk tidak berobat ke dukun
mistik, paranormal yang mengerti ilmu gaib.

Dalam sebuah hadist, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
"Barangsiapa yang mendatangi dukun peramal (kahin), maka sungguh dia
telah kufur kepada apa (Al Qur'an) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
Shalallahu 'Alaihi Wasallam"

Rasulullah sendiri tidak mampu meramalkan yang gaib, yang akan terjadi
pada dirinya. Allah berfirman :
" Katakanlah aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak
pula menolak kemudaratan, kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya
aku mengetahui yang gaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-
banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudaratan. Aku tidak lain hanyalah
pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang
beriman." - Al-A'raaf ; 7: 188

Penyakit itu kadang kala datang dengan tiba-tiba, sementara penyembuhannya
kadangkala membutuhkan waktu lama. Tidak ada sikap yang perlu dipegang
selain bersabar dan bertawakal kepada Allah SWT.

Rasulullah bersabda :
"Jauhilah olehmu segala yang diharamkan, maka pasti engkau akan menjadi
orang yang paling taat beribadah. Bersikaplah ridha terhadap segala apa yang
telah Allah tetapkan kepadamu." (HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah)

Dalam hadist lain Rasulullah bersabda pula :
" Aku bangga dengan seorang muslim, jika menimpa kepadanya suatu musibah
ia ikhlas dan bersabar. Jika mendapatkan kebaikan, ia memuji Allah dan
bersyukur. Sesungguhnya muslim itu pada segala aktivitasnya selalu akan
mendapatkan pahala dari Allah sekalipun pada sesuap nasi yang ia masukkan
ke dalam mulutnya." (HR Imam Baihaqi dari Sa'ad)

Disamping kesabaran dan ketabahan, juga harus memiliki sikap husnu-zhan
(berbaik sangka) kepada Allah SWT. Apa yang terjadi pada si sakit adalah
kebaikan buat dirinya. Rasulullah bersabda :
"Aku bangga dengan orang mukmin, sesungguhnya Allah SWT tidaklah
menetapkan suatu keputusan, kecuali akan berakibat baik kepadanya."
(HR Ibnu Hibban dari Anas)

"Aku heran dengan mukmin yang gelisah menghadapi penderitaan sakitnya.
Jika ia mengetahui sesuatu (pahala) yang terdapat pada sakitnya, ia pasti
akan mengharapkan sakit tersebut sehingga bertemu dengan Allah SWT."
(HR Thabrani dari Ibn Mas'ud)

Berbaik sangka kepada Allah akan melahirkan persangkaan baik pula kepada
sesama manusia. Prinsip semacam inilah yang akan melahirkan sikap saling
mengerti, saling memahami, senasib sepenanggungan, saling merasakan
(empati), serta suka dan duka dirasakan bersama.

Menjenguk orang yang sakit adalah puncak dari rasa persaudaraan yang harus
dimiliki dan dikembangkan oleh setiap muslim. Tiada iman tanpa ukhuwah (rasa
persaudaraan) yang mendalam. Rasulullah bersabda :
" Engkau lihat orang-orang mukmin dalam sayang menyayanginya, saling
mencintai dan saling mengerti, adalah seperti satu tubuh. Apabila satu anggota
tubuhnya sakit, maka yang lainnya akan merasakan pula panas dan demamnya."
(HR Ahmad dari Abu Umamah).

K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc.
-Sakit Menguatkan Iman-

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...