30 Jan 2008

hikmah hari ini

Dewasa itu...ga dilihat dari usianya seseorang....
tapi dari cara dia berfikir dan bersikap....


perbuatan yang buruk hendaknya jangan di balas dengan perbuatan yang sama...
coz tentunya kita sama aja dengan orang yang telah berbuat buruk sama kita..


buat yang hari ini jutek abizz dengan lulu...

syukron yah....atas kejutekannya:)

balasan terbaik yang ku berikan padamu hanyalah sebuah senyuman...^_^

afwan jiddan, kalau diri ini telah membuatmu kesal, marah, jengkel atau sejenisnya...




1 hal yang harus kita ingat saat kita bersikap pada orang lain adalah...
ga selamanya kondisi emosional orang itu sama,
so...,be careful aja yah

26 Jan 2008

ukhti muslimah...!!!!

Tolonglah Aku ...!!
Posted by admin
07/07/2002
Perbuatan zina akhir-akhir ini sudah merajalela, bahkan mereka melakukannya dengan terang-terangan. Mereka juga merusak generasi muda dengan berbagai media masa.
Semoga risalah ini bermanfaat bagi yang menginginkan kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan di akhirat.

Zina itu kehinanan yang akan menghancurkan bangunan yang megah, menundukkan kepala yang berwibawa, menghitamkan wajah yang putih dan membisukan lisan yang tajam. Dan itu adalah kehinaan yang paling berpeluang menanggalkan baju kehormatan, bagaimanapun indahnya baju kehormatan itu. Dan juga merupakan kotoran hitam yang bila menimpa suatu keluarga, maka akan menutupi lembaran-lembaran kehidupan sebelumnya yang putih, dan pandangan matapun tidak memandang mereka kecuali sebagai sesuatu yang hitam dan jelek
Teriakan bersahutan muncul dari seorang wanita usia muda....disusul kemudian lengkingan lantang suara remaja putri yang berteriak dengan suara yang cukup keras...
Semuanya menuntut dengan suara yang satu dan permintaan yang sama: Dimanakah kebahagiaan dan kesenangan itu? Dimanakah ketenangan jiwa dan ketetapan hati itu?

Kami terbawa oleh kesedihan dan tertimpa gundah gulana...Tidur tak nyenyak disebabkan oleh banyaknya dosa yang menyelimuti langit-langit hati kami.

Kami dikelilingi oleh syahwat yang membara, dan layar-layar TV yang membangkitkan rangsangan seks kami ...
Sementara setitik iman masih tersisa dalam hati kami memanggil kalian ...Tolonglah Kami !!

Ukhti Muslimah!!
Kita hidup pada zaman dimana sarana informasi beraneka ragam banyaknya. Duniapun menyuarakan peradaban materi yang memenuhi tempat-tempat hiburan dan kesenangan ... menjauhkan kebahagiaan dan mendekatkan kesengsaraan.

Di tengah-tengah lautan ganas dengan ombak yang menggulung itu, seorang muslim merasa takut fitnah menimpa dirinya disebabkan oleh tersebarnya 'Syubhat'(hal hal yang samar) dan banyaknya Syahwat hawa nafsu. Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya di hadapan kalian akan banyak fitnah, bagaikan malam gelap gulita, seseorang menjadi mu'min di pagi hari dan menjadi kafir di sore hari, menjadi mu'min di sore hari dan menjadi kafir di pagi hari (HR. Abu Daud)

Karena keinginan yang tinggi terhadap surga yang seluas langit dan bumi dan karena ketakutan tergelincir dalam kubang kehancuran..., maka teguklah air sungai yang jernih dan memancarkan cahaya dari firman Allah dan sabda Rasul-Nya saw, yang hal itu akan menghilangkan kebengisan, melepaskan cengkraman syaitan dan merobek tirai yang dipercantik oleh maksiat. Rahmat Allah azza wa jalla akan menggapaimu untuk menyelamatkanmu dari siksaan yang pedih dan menjagamu dari kejatuhan ke dalam salah satu pintu diantara pintu-pintu kehancuran dan kebinasaan.

Ukhti muslimah ...
Diantara bahaya terbesar yang mengancam seorang wanita muslimah adalah pengaruh nafsu seks dan terbukanya pintu syahwat di hadapan mereka. Disebabkan oleh awal-awal yang dianggap remeh, tetapi pada akhirnya bisa menggelincirkan seseorang ke dalam perbuatan zina yang diharamkan.

Imam Ahmad rahimahullah berkata: Saya tidak tahu adanya dosa besar setelah bunuh diri melebihi zina

Allah azza wa jalla dan Rasul-Nya telah mengharamkan zina karena kejinya perbuatan ini dan jeleknya sarana pengantarnya. Allah azza wa jalla melarang mendekati sarana dan penyebab zina karena itu adalah langkah awal sebelum terperosok ke dalamnya. Allah ta'ala berfirman: Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk (Al-Isra':32)

Perbuatan zina termasuk dosa besar setelah syirik dan pembunuhan, dan termasuk perbuatan jijik yang membinasakan, dan kejahatan yang mematikan.

Rasulullah saw bersabda: Tidaklah suatu dosa setelah syirik yang lebih besar disisi Allah dari setetes air mani yang diletakkan seseorang lelaki pada rahim yang tidak dihalalkan baginya

Dalam hadits mutafaqun 'alahi: Tidaklah seseorang pezina itu berzina, sementara dia seorang yang beriman (dengan keimanan yang sempurna)

Keharaman dipertegas lagi oleh Allah azza wa jalla dalam firman-Nya: Dan orang-orang yang tidak menyembah ilah yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan adzab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Furqan:68-70)

Dalam ayat ini Allah azza wa jalla menggandengkan perbuatan zina dengan syirik dan membunuh jiwa, serta menjadikan hukuman semua itu berupa kekekalan di dalam adzab yang berlipat-lipat, selama hamba itu belum membuang penyebab adzab itu, yaitu taubat, iman dan amal shaleh.

Allah azza wa jalla mensyaratkan keberuntungan dan keselamatan seorang hamba dengan menjaga kemaluan agar tidak tergelincir pada perbuatan zina. Dan tidak ada jalan menuju kepada keselamatan kecuali dengan meninggalkannya. Allah azza wa jalla berfirman: Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. (Al-Mu'minun:1-6)

Ukhti muslimah !!
Zina itu kehinanan yang akan menghancurkan bangunan yang megah, menundukkan kepala yang berwibawa, menghitamkan wajah yang putih dan membisukan lisan yang tajam. Dan itu adalah kehinaan yang paling berpeluang menanggalkan baju kehormatan, bagaimanapun indahnya baju kehormatan itu. Dan juga merupakan kotoran hitam yang bila menimpa suatu keluarga, maka akan menutupi lembaran-lembaran kehidupan sebelumnya yang putih, dan pandangan matapun tidak memandang mereka kecuali sebagai sesuatu yang hitam dan jelek.

Hukuman Zina
Allah ta'ala mengkhususkan perbuatan zina dengan tiga hukuman:
1.Dibunuh dengan bentuk pembunuhan yang jelek dan siksaan yang pedih.
2.Allah melarang hamba-hamba-Nya merasa kasihan dan sayang kepada pelaku zina
3.Allah memerintahkan agar hukuman tersebut disaksikan oleh kaum mu'minin, agar lebih tepat sasaran dan sampai kepada hikmah ditegakkannya hukuman itu.

Adapun hukumannya di dunia, adalah dengan menegakkan hukuman bagi pelaku zina laki-laki maupun perempuan yang sudah menikah, berupa rajam dengan lemparan batu hingga meninggal, agar seluruh anggauta tubuhnya merasakan siksaan itu sebagai hukuman bagi keduanya (pelaku zina). Keduanya dilempar dengan batu sebagai gambaran bahwa mereka telah menghancurkan suatu rumah tangga, maka keduanya dirajam dengan batu-batu dari bangunan yang telah mereka runtuhkan.

Bila keduanya belum berkeluarga, maka mereka dicambuk sebanyak 100 kali dengan cambukan yang paling keras dan dibuang dari negeri asalnya selama satu tahun.

Diantara hukuman zina adalah seperti apa yang disabdakan Rasulullah saw: Pintu-pintu surga akan dibuka pada pertengahan malam, lalu ada yang menyeru: Adakah orang yang memohon lalu permohonannya dikabulkan? Adakah orang yang meminta lalu permintaannya dipenuhi? Adakah orang yang tertimpa sesuatu yang jelek lalu dibebaskan darinya? Maka tidak ada seorang muslimpun yang memohon dengan suatu permohonan kecuali dikabulkan oleh Allah, kecuali wanita pezina yang menjual kehormatannya (HR.Ahmad dan Tabarani dengan sanad hasan)

Dan diantara akibat tersebarnya perbuatan zina yang keji ini adalah timbulnya berbagai macam penyakit, sebagaimana disinyalir dalam hadits: Tidaklah nampak suatu perbuatan fahisah (zina) pada suatu kaum hingga mereka terang-terangan melakukannya, kecuali mereka akan ditimpa penyakit menular dan penyakit-penyakit lain yang belum pernah ada pada orang-orang dulu sebelum mereka (HR.Ibnu Majah)

Dan hal itu dapat disaksikan sekarang ini pada umat yang membiarkan dan membolehkan perbuatan kotor ini.

Abdullah bin Mas'ud berkata: Tidaklah nampak suatu riba dan zina pada suatu negeri, kecuali Allah akan menghancurkan mereka

Dan diantara akibat perbuatan zina ini adalah seperti apa yang disabdakan Rasulullah saw dalam hadits Ru'yah: Maka kamipun menuju ke suatu lobang seperti tungku yang atasnya sempit dan bawahnya luas, lalu dinyalakan api. Bila mendekat maka mereka akan terangkat hingga hampir saja mereka terlempar keluar, dan bila apinya redup maka mereka kembali turun. Di dalamnya terdapat golongan laki-laki dan perempuan yang telanjang, maka saya bertanya: Siapa mereka? Kedua (malaikat) itu menjawab: Mereka itu adalah tukang zina laki-laki dan perempuan. Dan di dalam hadits juga terdapat: Sesungguhnya seorang laki-laki yang berzina dengan seorang wanita, maka bagi keduanya di dalam kubur akan disiksa setengah siksaan umat ini.

Diantara hukuman zina adalah pelakunya mengumpulkan segala jenis kejelekan seperti: kekurangan agama, tidak bersifat wara'(usaha menghindari dosa), tidak bersifat sopan santun, serta tidak mempunyai ghirah (rasa cemburu)

Jadi, kita tidak akan menemukan seorang pezina yang memiliki wara', menepati janji, kejujuran dalam perkataan, menjaga ikatan persahabatan dan tidak memiliki ghirah yang penuh terhadap keluarganya.

Diantara akibat zina adalah wajah yang hitam dan kelam, hati yang gelap karena cahayanya yang hilang, jiwa yang penuh kesedihan, kegundahan, dan jauh dari ketenangan, umur yang pendek, berkah yang dicabut dan kefakiran yang akan menimpanya.

Dalam salah satu atsar disebutkan: Sesungguhnya Allah membinasakan para taghut dan memfakirkan para pelaku zina

Diantara akibat lain dari zina adalah pelakunya tidak lagi menyandang nama baik sebagai orang mulia, orang yang baik-baik dan orang yang adil, bahkan sebaliknya akan menyandang nama jelek sebagai orang yang fasik, pezina dan sebagai pengkhianat, keseraman yang meliputi wajahnya, kesempitan dan penyakit hati yang ia derita.

Dan diantara akibat zina yang paling besar adalah Suul Khatimah(Akhir hidup yang jelek). Ibnul Qayyim berkata: Bila anda melihat keadaan sebagian besar orang yang sakaratul maut, maka anda akan melihat adanya halangan antara dia dan husnul khatimah, sebagai akibat dari perbuatan-perbuatan jelek yang pernah mereka lakukan

Ukhi Muslimah !!
Hati-hatilah! Janganlah memberanikan diri untuk melakukan maksiat yang kecil, terlebih lagi yang besar. Wanita-wanita Arab jahiliyah dulu sangat membenci zina dan tidak ridha menimpa orang-orang merdeka (bukan budak). Ketika Rasulullah saw membaiat mereka untuk tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatupun, tidak mencuri dan berzina, Hindun binti 'Utbah bertanya dengan penuh keheranan: Apakah ada seorang wanita merdeka yang berzina wahai Rasulullah?

Dalam salah satu peribahasa Arab mengatakan: Seorang wanita merdeka meninggal dan tidak makan dari usaha menjual diri

Ukhti Muslimah !!
Ingatlah! Bahwa Allah melihatmu, maka janganlah melanggar perintah-Nya dan terperosok ke dalam apa yang Ia murkai.

Jalan Keselamatan
Ukhti Muslimah !!
Semoga Allah menjagamu dan menghiasimu dengan taqwa!. Laluilah jalan keselamatan! Bangkitlah dari tidurmu! Jauhilah apa yang dapat menggiringmu kepada kehancuran dan membawamu kepada kahinaan. Diantara jalan keselamatan adalah sebagai berikut:

1.Tidak berdua-duaan dengan laki-laki lain yang bukan muhrim, selamanya..., baik di rumah, di mobil, di toko, di pesawat dan di tempat lainnya. Jadilah satu umat yang taat kepada Allah azza wa jalla dan Rasul-Nya. Maka janganlah dengan mudah melanggar perintah keduanya. Rasulullah bersabda: Tidaklah seorang laki-laki yang berdua-duaan dengan seorang wanita, kecuali yang ketiganya adalah syaitan

2.Tidak sering keluar ke pasar sebatas kemampuan dan beribadah kepada Allah dengan tetap tinggal dirumah, dengan mengikuti perintah Allah azza wa jalla: Dan hendaklah kalian tetap di rumah kalian(Al-Ahzab:33)

Abdullah bin Mas'ud berkata: Tidak ada taqarub seorang wanita kepada Allah melebihi tinggalnya di rumah.

Dan ketika keluar, hendaklah bersama muhrimmu atau wanita yang dapat dipercaya dari keluargamu. Dan janganlah merendahkan suara dan berlemah lembut dalam bertutur kata kepada penjual. Tidak apa anda rugi beberapa rupiah dari pada kerugian menimpa agamamu, na'udzu billahi min dzalik

3.Hindarilah Tabarruj (berhias diri) dan Sufur (tidak menutup aurat) ketika keluar rumah, karena itu menyebabkan fitnah dan menarik perhatian. Rasulullah bersabda: Ada 2 golongan penghuni neraka -dan disebutkan salah satu diantaranya- wanita yang berpakaian tapi telanjang dan berjalan miring berlenggak-lenggok.

Dan pakaian yang paling dianjurkan adalah 'abaa yang sederhana (pakaian berwarna hitam yang menutupi seluruh tubuh), menutup kedua tangan dan kaki, serta tidak menggunakan wangi-wangian. Hendaklah anda mencontoh Ummahatul Mu'minin dan Shahabiyat, bila keluar rumah mereka itu bagaikan burung gagak yang memakai pakaian hitam, tidak sesuatupun dari tubuh mereka yang terlihat.

4.Hindarilah wahai ukhti muslimah! Membaca majalah-majalah yang merusak dan menonton film-film yang terdapat adegan porno, karena itu akan membangkitkan nafsu seks dan meremehkan perbuatan keji dengan menamakannya sebagai cinta dan persahabatan dan menampakkan perbuatan zina dengan menamakannya hubungan kasih sayang yang matang antara seorang laki-laki dan wanita. Janganlah merusak rumahmu, hatimu dan akalmu dengan hubungan-hubungan yang diharamkan.

5.Allah azza wa jalla berfirman: Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu bahan olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh adzab yang menghinakan (Lukman:6)

Maka hindarilah mendengarkan lagu-lagu dan musik, hiasilah pendengaranmu dengan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an, rutinlah membaca dzikir dan istighfar, perbanyaklah dzikrul maut (mengingat mati) dan Muhasabtun Nafs (evaluasi diri). Ketahuilah bahwa ketika anda berbuat maksiat kepada Allah, maka sesungguhnya anda bermaksiat kepada-Nya dengan nikmat yang Ia berikan kepadamu, maka hati-hatilah, jangan sampai nikmat itu dicabut dari diri Anda.

6.Takutlah kepada Yang Maha Tinggi, Maha Kuasa dan Maha Mengetahui apa-apa yang tersembunyi. Ini adalah rasa takut yang paling tinggi yang menjauhkan seseorang dari perbuatan maksiat. Anggaplah bahwa suatu ketika anda tergelincir pada seperseribu perbuatan zina. Maka bagaimana jika seandainya hal itu diketahui oleh bapakmu, ibumu, saudara-saudaramu, kerabatmu atau suamimu? Dalam pandangan dan buah bibir mereka ketika anda meninggal, mereka akan menganggap anda sebagai seorang pezina, na'udzu billahi min dzalik

7.Hendaklah Anda memiliki temah shalehah yang menolong dan membantu Anda, karena manusia itu lemah sementara syaitan siap menerkam dimana saja. Hindarilah temah jelek, karena ia akan datang kepada Anda bagaikan seorang pencuri yang masuk secara sembunyi-sembunyi mencari kesempatan hingga ia menggelincirkanmu pada sesuatu yang diharamkan. Ingatlah paman Nabi saw, ia adalah lelaki tua dan memiliki akal yang lurus, tetapi walaupun demikian karena adanya teman yang jelek yaitu Abu Jahal yang hadir di sampingnya ketika wafat, menjadi penyebab meninggalnya ia dalam keadaan syirik.

8.Perbanyaklah berdoa, karena Nabi umat ini termasuk orang yang senantiasa membaca doa dan banyak istighfar

9.Janganlah dibiarkan waktu senggang berlalu kecuali anda membaca Al-Qur'an. Berusahalah menghafal apa yang mudah dari Al-Qur'an. Kalau Anda memiliki semangat yang tinggi, maka bergabunglah dengan kelompok Tahfidzul Qur'an khusus wanita, karena jika diri Anda tidak disibukkan dengan ketaatan dan ibadah, maka anda akan disibukkan oleh kebathilan

10.Sesungguhnya apa yang kalian cari dalam hubungan-hubungan yang diharamkan untuk mengisi waktu atau memenuhi rasa kasih sayang pada hakekatnya adalah akibat dari kekosongan rohani dan hati, serta kesempitan dada yang bersumber dari jauhnya seseorang dari ketaatan dan ibadah. Allah azza wa jalla berfirman: Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit (Thaha:124)

11.Ingatlah bahwa Anda akan meninggalkan dunia ini dengan lembaran-lembaran yang Anda tulis sepanjang hari-hari kehidupan Anda, bila lembaran-lembaran itu penuh dengan ketaatan dan ibadah, maka bergembiralah. Dan bila sebaliknya maka segeralah bertaubat sebelum meninggal. Karena hari kiamat itu adalah hari penyesalan. Allah berfirman: Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan. (Maryam:39)

Yaitu hari dibukanya (segala hal yang tersembunyi) dan lembaran-lembaran yang beterbangan. Hari dimana seorang ibu yang menyusui melupakan anaknya yang sedang ia susui.

Ingatlah wahai ukhti muslimah!, hari dimana anda terbaring di dalam kubur sendirian

12.Ukhti Muslimah !! Telepon telah menjerumuskan banyak wanita, maka janganlah Anda menjadi salah satu dari mereka. Bila Anda diuji oleh seekor serigala barwajah manusia dan anda telah memulai hubungan yang diharamkan dengannya, maka hendaklah segera memutuskan hubungan itu sebelum berlanjut. Dan ketahuilah bahwa Allah akan memberikan anda jalan keluar dan keselamatan dari padanya.

13.Ingatlah ! Wahai yang mencari kebahagiaan dan berusaha menuju surga, bahwa itu semua dalam rangka taat kepada Allah dan menjalani perintah-perintah-Nya. Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (An-Nahl:97)

Ingatlah bahwa meninggalkan maksiat lebih ringan dari pada meminta taubat. Saya mengingatkan Anda dengan hadits Rasulullah saw: Bila seorang wanita shalat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka ia akan memasuki pintu-pintu surga mana saja yang ia kehendaki

Semoga Allah memberimu petunjuk yang dapat memberikan petunjuk kepada orang lain, menjadikanmu wanita mulia, bertakwa dan suci, menghiasi dirimu dengan iman dan menjadikanmu wanita shalehah dan taat serta termasuk orang-orang yang diseru nanti pada hari kiamat: Masuklah ke dalam surga, tidak ada kekhawatiran terhadapmu dan tidak (pula) kamu bersedih hati. (Al-A'raaf:49)

(Diambil dari buletin Daar Al-Gasem, For Publishing & Distribution, Saudi Arabia. Penyusun Abdul Malik Al-Qosim)

[Kontributor : Puji Hartono, 07 Juli 2002 ]
perpustakaan-islam.com

Lisan..

Dalam Islam mengajak umat agar senantiasa menjaga lisan. Dengan begitu, lisan menjadi selalu digunakan untuk sesuatu yang baik, tidak bertentangan dengan kehendak Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Lisan orang yang berakal muncul dari balik hati nuraninya. Maka ketika hendak berbicara, terlebih dahulu ia kembali pada nuraninya. Apabila ada manfaat baginya, ia berbicara dan apabila dapat berbahaya, maka ia menahan diri. Sementara hati orang yang bodoh berada di mulut, ia berbicara sesuai apa saja yang ia maui." (HR Bukhari-Muslim).


"Minta tolonglah kepada Allah dan janganlah menjadi lemah. Jika engkau ditimpa sesuatu maka janganlah mengatakan: 'Seandainya aku mengerjakan begini maka akan menjadi begitu!'. Tetapi katakanlah: 'itu semua adalah takdir Allah, apa yang dikehendaki-Nya dikerjakan-Nya'. Sebab kalimat 'Seandainya...'itu akan membuka pintu buat setan".(Al-Hadits)


Mata adalah penuntun, dan hati adalah pendorong dan penuntut. Mata memiliki kenikmatan pandangan dan hati memiliki kenikmatan pencapaian. Keduanya merupakan sekutu yang mesra dalam setiap tindakan dan amal perbuatan manusia, dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain.


"Ketahuilah bahwa dalam jasad ini ada segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya, dan apabila ia jelek maka jeleklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati".(HR. Bukhari dan Muslim)


"Rasulullah senantiasa berwajah ceria, beliau pernah besabda, "Janganlah terlalu membebani jiwamu dengan segala kesungguhan hati. Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu, sebab bila hati terus dipaksakan memikul beban-beban yang berat, ia akan menjadi buta"


"Janganlah kamu sekalian memperbanyak bicara selain berdzikir kepada Allah, sesungguhnya memperbanyak perkataan tanpa dzikir kepada Allah akan mengeraskan hati, dan sejauh-jauh manusia adalah yang hatinya keras." (HR. Turmudji)


Aku tertawa (heran) kepada orang yang mengejar-ngejar dunia padahal kematian terus mengincarnya, dan kepada orang yang melalaikan kematian padahal maut tak pernah lalai terhadapnya, dan kepada orang yang tertawa lebar sepenuh mulutnya padahal tidak tahu apakah Tuhannya ridha atau murka terhadapnya."(Salman al Farisi/Az Zuhd, Imam Ahmad)

16 Jan 2008

MaaFkan aKu....

seribu maaf yang tulus dari hatiku..
buat semua orang di dekatku..
yang taman hatinya pernah ku rusaki..
maaf...
untuk pernah memberi beban kepadamu..
untuk janji yang tak terpenuhi
untuk sikap yang tak kau kehendaki
untuk harimu yang ku cemari

for people in the world
i said sorry...
please forgive my mistake and ALLAH please forgive my sin's

WASPADA TERHADAP "VIRUS MERAH JAMBU = VIRUS CINTA"



Waspada terhadap munculnya Virus Baru.. Virus Merah Jambu..sering diidentikkan dengan rasa "aneh" yang hinggapi hati-hati yang lalai, lalai dari mengingat Allah, lalai beribadah, lalai pada keinginan, hasrat tuk raih Syahid.. dan lalai terhadap tujuan akhir yang akan ditempuh.. dan tanpa disadari, bisa menggeroti file-file rasa ikhlas dalam dada, merusakkan imun amal, membuat pipi bersemu merah, angan pun melayang tak tentu arah, lalu mengacaukan sistem pertahanan hard disk Iman ..

Hati-hati !! karena virus hati tak dapat diawasi keberadaannya..tak dapat dikenali wujudnya.. It's very danger untuk lebih kita cermati, untuk lebih kita hayati keberadaannya.. hingga kita pun harus tahu tanda munculnya Virus Merah Jambu.. harus bisa meraba apa yang seharusnya kita rasa..rasa yang tak terkendali, asa yang terus menari, angan yang terus melayang, harap yang masih bertahan..ada ingin yang terus gayuti kalbu. Ahh..Virus Merah Jambu.. begitu indah untuk di rasa, begitu resah yang membara.. saat mengingat dia.. saat bersamanya, saat temui sosoknya - dia dan hanya dia.. seseorang yang spesial untuk kita, yang berarti untuk kita..seseorang yang merajai tiap langkah kita, seseorang yang.. Ehm.. begitu mempesona..

Virus Merah Jambu..bagaikan darah yang mengalir saat melewati tiap aliran nadi kita, merusakkan kabel - kabel darah yang ujungnya selalu di gayuti oleh setan yang selalu tertawa lebar melihat kegagalan kita meraih RidhoNya.. Dan Virus Merah Jambu pun menembus ke ulu hati.. meluluhlantakkan pusat sistem otak syaraf dan akal kita.. Let's talk about it..

Yup.. Virus Merah Jambu.. �VIRUS CINTA�.. yang paling melenakan kita, paling berbahaya dari virus komputer akal yang pernah ada.. Virus Merah Jambu bisa timbul karena ada tangan dan pihak ketiga yang menelusup ke tiap sanubari kita, yang munculkan was-was pada diri kita..ketika kita tak bersamanya..saat tak bertemu dengannya.. ketika dan ketika.. segala waktu kita persembahkan untuknya.. Yang ada hanya resah terasa, dan rasa cinta yang kobarannya kalahkan api membara, yang penanya setajam pisau rajam, yang mulutnya, matanya, bibirnya, hidungnya, tangannya, sekujur tubuhnya.. selalu bertasbih namanya..selalu menyebut namanya.. Dan.. aacchh.. CINTA.. nama yang begitu indah dan bermakna..

Tak heran rasanya kalau mendengar / baca kisah si Virus Merah Jambu alias 'cinta'..bagaimana tajamnya pisau cinta yang 'singgah' ke hati majnun dan laila.. Karena pada tiap manusia menginginkan cinta, membutuhkan cinta, karena 'cinta' menimbulkan keasyikan, kesetiaan, kemesraan dan rasa kasih sayang, lalu mempertahankan cinta dengan taruhan nyawa, harta atau bahkan tahta sekalipun jadi tidak mengapa..

Akan tetapi bila rasa mulai pudar, bila rasa mulai sirna..suasana hati jadi berubah..rasa setia jadi ingkar-curiga..asyik dan mesra jadi bosan-memuakkan, kasih sayang menghilang, rasa ingin bersama jadi pengen berpisah, berjauhan, tidak tegur sapa..endingnya broken heart..putus cinta..N' sekali lagi.."Cinta"..trus menyerang, memadamkan api yang mulai berkobar..

Perhatikan apa yang difirmankan Allah dalam Surat Al Jaatsiyah (45) : 23.."Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat sesuai dengan ilmuNya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan menjadikan tutupan atas penglihatannya ? Maka siapakah lagi yang akan memberikan petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat) Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran ?".

Amati sekali lagi Surat Al Baqarah (2) : 65.. "Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman mereka sangat cintanya kepada Allah..". Astaghfirullah..

Seorang hamba yang dilanda cinta, selalu ingat akan cintanya, selalu ingat akan kekasihnya. Setiap kesempatan akan digunakan sebaik-baiknya untuk memenuhi hasrat cintanya. Begitu juga halnya dengan seorang hamba yang tulus cintanya pada Khaliqnya, ia senantiasa akan selalu ingat kepadaNya. Semua daya upaya dipersembahkan untuknya, meski untuk mempertahankan kebahagiaan hidupnya ia harus mempertaruhkan hartanya, kedudukan, kekuasaan, perniagaan, anak, istri, dan keluarganya, serta tak lupa jiwa raganya pula.

Dalam Firman Allah SWT, Qs At Taubah (9):24.." Katakanlah:"Jika bapa-bapamu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, isteri-isterimu, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan RasulNya, dan berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik".

Rasulullah SAW bersabda : "Barang siapa cinta karena Allah, benci karena Allah, memberi karena Allah dan tidak mau memberi kecuali karena Allah, maka dia sudah menyempurnakan imannya". (HR. Abu Daud) ; "Tidaklah seorang hamba mendapatkan manisnya Iman kecuali harus terdapat di dalam hatinya 3 aspek berikut : Hendaklah Allah dan RasulNya paling ia cintai dibanding yang lainnya, hendaklah ia mencintai seseorang hanya karena Allah, dan hendaklah ia benci untuk kembali pada kekufuran setelah Allah selamatkan ia sebagaimana ia benci untuk dilemparkan kedalam api neraka" (HR. Bukhari Muslim).

So.. Virus Merah Jambu.. yang menguasai hati.. jika kita tegas menyikapinya, jika kita bisa rusak jaringannya (atau mampu jadi 'hacker' nya hati), jika kita mampu mengendalikannya, jika kita tahu keberadaannya.. niscaya hati mampu mengontrol semua perilaku kita, semua cinta kita jadi terkendali karena Hati adalah pengendali. Jika ia baik, baik pula perbuatannya. Jika ia rusak, rusak pula perbuatannya. Maka menjaga hati dari kerusakan adalah wajib, apalagi Virus Cinta..

Mencintai Allah seperti kekasih.. Allahu Akbar !! (Ya Allah..jadi rindu dech sama Allah !!), tiap disebut namaNya.. bergetarlah hati kita (Surat Al Anfaaal (8) : 2.."Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka dan hanya kepada Allah mereka bertawakkal".. Subhanallah), ada pesona alam yang kita kagumi, dari ciptaannya sekecil atom sampai yang membentang di jagad raya, tak ada yang dapat menandinginya.. Lalu bagaimana khabarnya..Hai Virus Merah Jambu ?? Apakah sudah tahu keberadaanNya ?? Apakah sudah terkendali ?? Atau sudah musnah ?? Kuraba lagi sendi-sendi hati.. Alhamdulillah..sudah terkendali, Alhamdulillah..sudah tiada.. Kini yang ada hanya cinta untukNya.. Yup, Cinta untuk Allah yang tak dapat ditandingi hasratnya, yang tak dapat dicerna maknanya..Subhanallah..

"Katakanlah : jika kalian memang cinta kepada Allah, maka ikutilah aku, pastilah Allah cinta kepada kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian dan Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (Qs. Ali'Imran (3) : 31).

Pisau tak selamanya dapat membunuh seseorang... penapun terkadang lebih tajam dari sebilah pisau. Maka amati 'hati' dengan cara yang ma'ruf..luruskan niat dan bertawwakallah pada ALLAH SWT.

Ya Allah, karuniakanlah kepada kamu cintaMu dan cinta orang-orang yang mencintaiMu, serta amal yang menyampaikan kami kepada cintaMu.. (Dari berbagai sumber "Cinta" yang tersedia !!).

------------------
Dedicated for: " . " yang pernah menghuni 'hati'..Astaghfirullah !! Saat langkah ada didunia maya, tak menapak di bumi-Nya .. Lalu, kucoba kembali atur gelombang asa.. Robbi kudengar panggilanMu tuk meniti jalan RidhoMu..

By : 4121X13 (Saat Rindu dan Cinta pada Syurga dan Syahid begitu 'indah '..) J J




sumber: dudung.net

7 Jan 2008

ukhti...renungkanlah!!

Budaya barat hampir telah menyebar di seluruh pelosok bumi ini, orang-orang yang berusaha tetap konsisten terhadap sunnah Nabi-Nya bahkan diolok-olok. Bagai kaum muda, pengaruh budaya barat sangat besar pengaruhnya, diantaranya dalam hal pergaulan muda-mudi, mereka berkilah bahwa hal itu adalah masa perkenalan dengan calon pasangan hidupnya.

Saudariku muslimah, salah seorang darimu pernah berkisah, simaklah mudah-mudahan engkau bisa mengambil faedah.

Mulanya hanyalah perkenalan dan percakapan biasa lewat telepon. Seiring waktu berkembanglah pembicaraan sampai pada kisah cinta dan seluk-beluknya. Dia pun kemudian mengungkapkan cintanya dan berjanji akan meminang saya. Dia meminta agar bisa melihat wajah saya, terang saya menolaknya. Dia mengancam akan memutuskan hubungan. Akupun menyerah. Kukirimkan fotoku serta surat-surat yang begitu manis penuh rayu. Surat menyurat pun berlangsung selalu. Sampai akhirnya dia meminta untuk berjumpa dan jalan berdua dengannya. Aku menolak dengan keras. Tapi dia mengancam akan menyebarluaskan foto-foto saya serta surat-surat saya dan suara saya yang direkamnya ketika kami bercakap-cakap lewat telepon. Akhirnya akupun keluar pergi bersamanya dengan tekad agar bisa pulang segera secepatnya. Ya, akupun pulang akan tetapi dengan mambawa aib dan kehinaan. Ku katakan padanya: Nikahilah aku! Sungguh ini adalah aib bagiku. Maka dia menjawab dengan segenap penghinaan, ejekan dan mentertawakan: Sesungguhnya aku tidak akan menikahi wanita pezina.

Saudariku yang mulia, jika engkau memang memiliki akal untuk berfikir maka dengarkanlah nasehat berikut ini:

Janganlah engkau percaya bahwa pernikahan akan mungkin terlaksana hanya karena perkenalan dan percakapan iseng lewat telepon. Kalaupun memang ini terjadi maka akan mengalami kegagalan, kegalauan dan penyesalan.

Janganlah engkau percayai seorang pemuda ketika dia mulai menampakkan kejujuran dan keikhlasannya dan menyatakan sangat menghargai dan menjunjung tinggi kehormatanmu tapi dia mengkhianati keluargamu dengan meneleponmu dan mengajakmu jalan bersama. Jangan kamu percayai dia ketika dia mulai menyatakan cinta dan berlemah lembut dalam pembicaraannya. Sungguh dia melakukan semua itu dengan tujuan-tujuan busuknya yang tampak jelas bagi orang yang berakal. Akankah dia benar-benar menjunjung tinggi kehormatanmu sementara dia mengajakmu berjumpa dan jalan bersama padahal engkau belum halal baginya?

Janganlah engkau percayai para penyeru emansipasi yang mengharuskan adanya cinta (pacaran) sebelum pernikahan.

Ketahuilah bahwa cinta yang hakiki adalah setelah menikah. Adapun selain itu, umumnya adalah cinta yang penuh kepalsuan. Cinta yang dibangun di atas dusta dan kebohongan, semata-mata untuk bersenang-senang memuaskan hawa nafsu yang tak lama kemudian akan tampaklah kenyataan yang sesungguhnya. Berapa banyak keluarga yang hancur berantakan padahal mereka telah berpacaran sebelum akad pernikahan dan berjanji akan setia berkasih sayang sepanjang jaman? Bahkan berapa banyak pula pasangan yang berantakan sebelum sampai pada pelaminan dibarengi hilangnya kehormatan yang dibanggakan?

Al-Imam Al-Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya bahwa Nabi SAW bersabda: Pada suatu malam aku bermimpi didatangi dua orang. Keduanya berkata kepadaku, Pergilah! -kemudian beliau menyebutkan haditsnya sampai pada sabdanya SAW -: Kemudian kami mendatangi bangunan seperti tanur yang di dalamnya terdengar suara gaduh memekik. Kamipun melongoknya. Ternyata di dalamnya terdapat pria dan wanita telanjang yang disambar oleh lidah api dari bawah mereka. Ketika lidah api itu mengenai mereka, merekapun memekik kepanasan dan kesakitan. Ketika Nabi SAW menanyakan hal tersebut kepada malaikat, mereka menjawab: Adapun pria dan wanita yang ada di tanur tersebut mereka adalah laki-laki dan wanita pezina.
Maka apakah engkau ingin menjadi bagian dari mereka wahai saudariku muslimah?

Jauhilah bercakap-cakap tanpa keperluan di telepon karena sesungguhnya Allah merekamnya demikian juga syaithan dari jenis manusia pun merekamnya. Mereka para petualang cinta akan menggunakannya sebagai alat untuk mengintimidasi kalian agar kalian mau mendengar mereka dan mentaati mereka. Qiyaskan juga ke dalamnya chating yang tiada guna dan hanya membuang waktu semata.

Hati-hatilah, janganlah engkau foto dirimu kecuali karena suatu hajat dan janganlah terlalu mudah engkau sebarluaskan fotomu dengan segala bentuknya karena hal tersebut merupakan senjata yang paling berbahaya yang digunakan oleh serigala manusia sebagai alat untuk mengancam dan mengintimidasi kalian.

Jauhilah olehmu untuk menulis surat-surat cinta karena hal itu juga merupakan sarana yang digunakan oleh mereka.

Hindarilah majalah-majalah dan kisah-kisah cinta yang rendah, hina penuh aib dan cela. Sungguh di dalamnya terdapat racun yang membinasakan yang tersembunyi di balik indahnya halaman yang warna-warni serta kertas yang halus mengkilap dan wangi.

Jauhilah menonton sinetron-sinetron dan film-film yang hina, yang hanya menonjolkan kemewahan serta gemerlapnya dunia, menyajikan kisah cinta dengan akting yang justru merendahkan martabat wanita. Jauhilah semua itu karena hanya akan merusak akhlak, kehormatan, serta rasa malumu.

Hati-hatilah, janganlah engkau pamerkan auratmu dan janganlah engkau terlalu sering ke luar rumah dan ke pasar-pasar tanpa ada keperluan mendesak yang menuntut untuk itu. Sungguh hal itu hanya akan menjerumuskanmu ke dalam murka Rabbmu.

Janganlah engkau pergi berduaan dengan sopir pribadimu, sungguh ini merupakan khalwat yang terlarang. Janganlah sekali-kali engkau membela diri dengan beralasan bahwa ini darurat. Bertakwalah, karena barang siapa yang bertakwa kepada Allah, akan dijadikan baginya jalan keluar dari segala permasalahannya.

Hati-hatilah engkau wahai saudariku dari teman yang jelek. Cari dan bergaullah dengan temanmu yang shalihah yang akan membimbingmu kepada keridlaan Rabbmu dan senantiasa mengingatkamu agar tidak terjatuh pada perkara yang akan mendatangkan murka Rabbmu.

Saudariku yang mulia,
Hati-hatilah dari segala kemaksiatan dan dosa karena hal tersebut merupakan sebab hilangnya nikmat, mendatangkan musibah, dan merupakan sebab datangnya kesengsaraan serta adzab yang membinasakan.

Persiapkanlah dirimu untuk menghadapi malaikat maut dengan banyak bertaubat dan beramal shalih, sungguh engkau tidak tahu kapan giliranmu akan tiba.

Saudariku,
Setelah engkau baca nasihat di atas maka ketahuilah bahwa pintu taubat senantiasa terbuka bagi siapa saja yang benar-benar ingin bertaubat. Allah berfirman: Katakanlah: Wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas akan dirinya (berbuat dosa), janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah, sesunggunya Allah mengampuni dosa seluruhnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Az-Zumar : 53)

Maka apabila engkau wahai saudariku telah tenggelam dalam suatu kemaksiatan dan dosa, segeralah bertaubat dengan taubatan nashuha sebelum pintu taubat tertutup dan sebelum tubuhmu ditimbun di dalam tanah. Dan pada saat itu tidaklah lagi berguna penyesalan.

Semoga Allah membangunkan kita dari kelalaian yang ada dan semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita, menerima taubat kita, melindungi kita dari adzab qubur dan adzab neraka, serta memasukkan kita ke dalam surga Firdaus Al-A’la.

Shalawat serta salam senantisa tercurah kepada Nabi kita.

(Diterjemahkan dari www.alsalafiyat.com dengan perubahan dan tambahan)

[Kontributor : Umar Munawwir, 02 Juni 2003 ]



sumber: perpustakaan-islam.com

TAON BARUAN???

PERAYAAN TAHUN BARU ITU SYIAR KAUM KUFFÂR

Oleh : Muhammad Abū Salmâ

Tet Tet Tet”, saya mendengar bising suara anak-anak kecil meniup terompet. Bising sekali. Di pinggiran jalan, berjejer panjang para penjual terompet dengan berbagai aksesorisnya mengais rezeki. Saya teringat, ohya… beberapa hari lagi akan masuk pergantian tahun. Subhânallôh, di mana-mana masyarakat tampaknya sedang sibuk mempersiapkan perayaan tahun baru. Mulai dari spanduk, baleho, umbul-umbul, aksesoris dan lainnya. Di perempatan lampu merah, mata saya tertarik dengan sebuah spanduk bertuliskan, ”Muhasabah Akhir Tahun & Istighotsah” bersama ”Gus…”.

Mungkin, penyelenggara acara tersebut berfikir, daripada kaum muslimin berhura-hura pada saat pergantian akhir tahun, lebih baik membuat acara yang Islâmî sebagai alternatif daripada acara hura-hura. Tapi, apa benar bahwa perayaan Tahun baru itu merupakan syiarnya kaum kuffâr?!! Masak hanya merayakan perayaan dan peringatan seperti ini saja dikatakan syiarnya kaum kuffâr?!! Mungkin, demikian pertanyaan yang muncul dari benar para pembaca.

Iya, peringatan tahun baru (New Year Anniversary) itu merupakan syiar kaum kuffâr. Karena, tidaklah peringatan ini dirayakan, melainkan ia satu paket dengan peringatan natal (christmas). Kita sering lihat dan mendengar, bahwa tahni`ah (ucapan selamat) kaum Nasrani adalah : “Marry Christmas and Happy New Year”, “Selamat Natal dan Tahun Baru”. Namun, tunggu dulu. Tidak itu saja… Ternyata kaum pagan Persia yang beragama Majūsî (penyembah api), menjadikan tanggal 1 Januari sebagai hari raya mereka yang dikenal dengan hari Nairuz atau Nurus.

Penyebab mereka menjadikan hari tersebut sebagai hari raya adalah, ketika Raja mereka, ‘Tumarat’ wafat, ia digantikan oleh seorang yang bernama ‘Jamsyad’, yang ketika dia naik tahta ia merubah namanya menjadi ‘Nairuz’ pada awal tahun. ‘Nairuz’ sendiri berarti tahun baru. Kaum Majūsî juga meyakini, bahwa pada tahun baru itulah, Tuhan menciptakan cahaya sehingga memiliki kedudukan tinggi.

Kisah perayaan mereka ini direkam dan diceritakan oleh al-Imâm an-Nawawî dalam buku Nihâyatul ‘Arob dan al-Muqrizî dalam al-Khuthoth wats Tsâr. Di dalam perayaan itu, kaum Majūsî menyalakan api dan mengagungkannya –karena mereka adalah penyembah api. Kemudian orang-orang berkumpul di jalan-jalan, halaman dan pantai, mereka bercampur baur antara lelaki dan wanita, saling mengguyur sesama mereka dengan air dan khomr (minuman keras). Mereka berteriak-teriak dan menari-nari sepanjang malam. Orang-orang yang tidak turut serta merayakan hari Nairuz ini, mereka siram dengan air bercampur kotoran. Semuanya dirayakan dengan kefasikan dan kerusakan.

Kemudian, sebagian kaum muslimin yang lemah iman dan ilmunya tidak mau kalah. Mereka bagaikan kaum Nabî Mūsâ dari Banî Isrâ`il yang setelah Allôh selamatkan dari pasukan Fir’aun dan berhasil melewati samudera yang terbelah, mereka berkata kepada Mūsâ ‘alaihis Salâm untuk membuatkan âlihah (sesembahan-sesembahan) selain Allôh, sehingga Mūsâ menjadi murka kepada mereka. Sebagian kaum muslimin di zaman ini turut merayakan perayaan tahun baru Masehi ini. Bahkan sebagian lagi, supaya tampak Islâmî merubah perayaan ini pada tahun baru Hijriah.

Al-Muqrizî di dalam Khuthath-nya (I/490) menceritakan bahwa yang pertama kali mengadakan peringatan tahun baru Hijriah ini adalah para pendukung bid’ah dari penguasa zindîq, Daulah ‘Ubaidiyah Fâthimîyah di Mesir, daulah Syi`ah yang mencabik-cabik kekuasaan daulah ‘Abbâsiyah dengan pengkhianatan dan kelicikan. Dan sampai sekarang pun, anak cucu mereka masih gemar merayakan perayaan-perayaan bid’ah yang tidak pernah Allôh dan Rasūl-Nya tuntunkan.

Pesta tahun baru sendiri, merupakan syiarnya kaum Yahūdî yang dijelaskan di dalam taurat mereka, yang mereka sebut dengan awal Hisya atau pesta awal bulan, yaitu hari pertama tasyrîn, yang mereka anggap sama dengan hari raya ‘Idul Adhhâ-nya kaum muslimin. Mereka mengklaim bahwa pada hari itu, Allôh memerintahkan Ibrâhîm untuk menyembelih Ishâq ‘alaihis Salâm yang lalu ditebus dengan seekor kambing yang gemuk.

Sungguh ini adalah sebuah kedustaan yang besar yang diada-adakan oleh Yahūdî. Karena sebenarnya yang diperintahkan oleh Allôh untuk disembelih adalah Ismâ’îl bukan Ishâq ‘alaihimâs Salâm. Karena sejarah mencatat bahwa Ismâ’îl adalah lebih tua daripada Ishâq dan usia Ibrâhîm pada saat itu adalah 99 tahun. Mereka melakukan tahrîf (penyelewengan fakta) semisal ini disebabkan oleh kedengkian mereka. Karena mereka tahu bahwa Ismâ’îl adalah nenek moyang orang ‘Arab sedangkan Ishâq adalah nenek moyang mereka.

Kemudian datanglah kaum Nasrani mengikuti jejak orang-orang Yahūdî. Mereka berkumpul pada malam awal tahun Mîlâdîyah. Dalam perayaan ini mereka melakukan do`a dan upacara khusus dan begadang hingga tengah malam. Mereka habiskan malam mereka dengan menyanyi-nyanyi, menari-nari, makan-makan dan minum-minum sampai menjelang detik-detik akhir pukul 12 malam. Lampu-lampu dimatikan dan setiap orang memeluk orang yang ada di sampingnya, sekitar 5 menit. Semuanya sudah diatur, bahwa disamping pria haruslah wanita. Kadang-kadang mereka saling tidak mengenal dan setiap orang sudah tahu bahwa orang lain akan memeluknya ketika lampu dipadamkan. Mereka memadamkan lampu itu bukannya untuk menutupi aib, namun untuk menggambarkan akhir tahun mulainya tahun baru.

Kini, perayaan ini telah menjadi suatu trend mark tersendiri. Muda, tua, pria, wanita, anak-anak, dewasa, muslim, kâfir, semuanya berkumpul untuk merayakan tahun baru. Segala bentuk acara untuk menyambut perayaan ini bermacam-macam. Ada yang sarat dengan kesyirikan, ada lagi yang sarat dengan kemaksiatan dan kefasikan, dan ada lagi yang sarat dengan kebid’ahan, dan ada pula yang sarat dengan kesemua itu.

Yang sarat dengan kesyirikan seperti, upacara penyambutan tahun baru yang kental diwarnai dengan klenik, perdukunan dan ilmu sihir. Segala paranormal berkumpul dan memberikan ramalan tentang awal tahun, baik dan buruknya. Sebagian lagi ada yang nyepi ke gunung-gunung atau tempat keramat untuk mencari ‘wangsit’ alias ilham dari setan.

Ada lagi yang sarat dengan kemaksiatan dan kefasikan. Dan ini sangat banyak sekali dan mendominasi. Mulai dari pentas musik akhir tahun yang menghadirkan wanita-wanita telanjang tidak punya malu yang bergoyang-goyang dan menari-nari merusak moral, sampai acara minum-minuman keras, narkoba dan seks bebas.

Ada lagi yang mengisi kegiatan ini dengan bid’ah-bid’ah yang tidak pernah dituntunkan oleh Rasūlullâh dan tidak pula dikerjakan oleh generasi terbaik, para sahabat dan as-Salaf ash-Shâlih. Mereka melakukan sholât malam (Qiyâmul Layl) berjama’ah khusus pada malam tahun baru saja dan disertai niat pengkhususannya. Ada lagi yang melakukan Muhâsabah atau renungan suci akhir tahun, dengan membaca ayat-ayat al-Qur`ân sambil menangis-nangis. Ada lagi yang berdzikir berjamâ’ah bahkan sampai istighôtsah kubrô. Dan segala bentuk bid’ah-bid’ah lainnya.

Dalîl-Dalîl Pengharamannya

Banyak dalîl-dalîl yang menjelaskan keharaman perayaan-perayaan yang merupakan syiar kaum kuffâr ini. Semuanya kembali kepada haramnya tasyabbuh ’alal Kuffâr (meniru kaum kuffâr) dan mengerjakan amalan yang tidak dituntunkan oleh Rasūlullâh dan para sahabatnya (bid’ah).

Syaikhul Islâm Ibnu Taimîyah rahimahullâh menulis sebuah kitâb khusus dan lengkap tentang larangan menyerupai kaum kuffâr, terutama yang berkaitan dengan hari-hari raya dan ritual ibadah mereka yang berjudul Iqtidhâ` ash-Shirâthal Mustaqîm li Mukhâlafati Ashhâbil Jahîm. Beliau menyebutkan dan memaparkan dalîl-dalîlnya dari al-Qur`ân lebih dari 30 ayat dan lebih dari 100 hadîts berserta wajhu dilâlah (sisi pendalilannya), termasuk juga ijma’ ulama, âtsâr dan i’tibâr-nya. Sampai-sampai al-Mufti, al-’Allâmah Muhammad bin Ibrâhîm Âlu Syaikh memujinya dan mengatakan, ”Betapa berharganya kitâb ini dan betapa besar faidahnya.” (Fatâwa wa Rosâ`il III/109).

Syaikhul Islâm rahimahullâh berkata :

موافقة الكفار في أعيادهم لا تجوز من طريقين: الدليل العام، والأدلة الخاصة: أما الدليل العام: أن هذا موافقة لأهل الكتاب فيما ليس من ديننا، ولا عادة سلفنا، فيكون فيه مفسدة موافقتهم، وفي تركه مصلحة مخالفتهم، لما في مخالفتهم من المصلحة لنا، لقوله - صلى الله عليه وسلم -: (من تشبه بقوم فهو منهم) فإن موجب هذا تحريم التشبه بهم مطلقاً، وكذلك قوله (خالفوا المشركين) وأعيادهم من جنس أعمالهم التي هي دينهم أو شعار دينهم، الباطل.وأما الأدلة الخاصة في نفس أعياد الكفار، فالكتاب والسنة والإجماع والاعتبار دالة على تحريم موافقة الكفار في أعيادهم.

Menyepakati kaum kuffâr di dalam perayaan-perayaan mereka tidak boleh hukumnya dengan dua argumentasi dalil, yaitu dalil umum dan dalil khusus. Dalil umumnya adalah, bahwa menyepakati ahli kitâb di dalam perkara yang tidak berasal dari agama kita dan tidak pula berasal dari kebiasaan salaf kita, maka di dalamnya terdapat kerusakan menyepakati mereka dan meninggalkannya terdapat maslahat menyelisihi mereka. Menyelisihi mereka ada maslahatnya bagi kita, sebagaimana sabda Nabî Shallâllâhu ’alaihi wa sallam : ”Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka.” Hadîts ini berkonsekuensi akan haramnya menyerupai kaum kuffâr secara mutlak. Demikian pula sabda Nabî, ”Selisihilah kaum musyrikîn”, sedangkan hari raya mereka termasuk jenis amal perbuatan berupa agama atau syiar agama mereka yang bâthil. Adapun dalîl-dalîl khusus tentang (haramnya menyepakati) perayaan kaum kuffâr ada di dalam al-Kitâb, as-Sunnah, al-Ijmâ’ dan al-I’tibar yang menunjukkan atas haramnya menyepakati kaum kuffâr di dalam berbagai perayaan mereka.” [Iqtidhâ` ash-Shirâthal Mustaqîm].

Dikarenakan banyaknya dalîl yang diuraikan oleh Syaikhul Islâm, maka saya akan meringkaskannya dan mencuplik sebagian saja. Berikut ini diantara dalîl-dalîl khusus akan haramnya menyepakati kaum kuffâr di dalam perayaan mereka :

Allôh Azza wa Jalla berfirman

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا

Dan orang-orang yang tidak menyaksikan kepalsuan, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS al-Furqân : 72)

{ لا يَشْهَدُونَ الزُّورَ } وقال أبو العالية، وطاوس، ومحمد بن سيرين، والضحاك، والربيع بن أنس، وغيرهم: هي أعياد المشركين

Abūl ’Âliyah, Thôwus, Muhammad bin Sîrîn, adh-Dhohhâk, Rabî’ bin Anas dan selain mereka, mengatakan bahwa maksud Lâ yasyhadūna biz Zūr adalah (tidak menghadiri) perayaan kaum musyrikîn. [Lihat : Tafsîr Ibnu Katsîr VI/130; lihat pula Iqtidhâ` I/80]

وفي رواية عن ابن عباس – رضي الله عنهما - : أنه أعياد المشركين . وقال عكرمة – رحمه الله - : (لعب كان في الجاهلية يسمى بالزور )

Menurut riwayat Ibnu ’Abbâs radhiyallâhu ’anhumâ bahwa yang dimaksud (az-Zūr) adalah perayaan kaum musyrikin. ’Ikrimah rahimahullâhu berkata : ”Permainan di masa jahiliyah disebut dengan az-Zūr.” [Lihat : al-Jâmi` li Ahkâmil Qur`ân karya Imâm al-Qurthubî XIII/79/80].

Di dalam ayat di atas, Allôh menyatakan Lâ Yasyhadūna az-Zūr (tidak menyaksikan kepalsuan) bukan Lâ Yasyhadūna biz Zūr (tidak memberikan kesaksian palsu), hal ini menguatkan tafsîr para imâm dan ulama di atas. Oleh karena itulah Syaikhul Islâm menguatkan makna tafsîr di atas, beliau rahimahullâh berkata :

والعرب تقول : (شهدت كذا : إذا حضرته) . كقول ابن عباس – رضي الله عنهما- : (( شهدت العيد مع رسول الله صلى الله عليه وسلم ))

Orang ’Arab mengatakan : Syahidtu kadzâ (aku menyaksikan begini) maksudnya bila aku menghadirinya. Sebagaimana perkataan Ibnu ’Abbâs radhiyallâhu ’anhu : ”Saya menghadiri ’îd bersama Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam.” [Lihat Iqtidhâ` I/429].

Dan masih banyak ayat-ayat al-Qur`ân lainnya.

Adapun hadîts-hadîts yang melarang menyepakati perayaan kaum kuffâr banyak sekali. Diantaranya adalah :

عن أنس بن مالك - رضي الله عنه – قال: قدم رسول الله - صلى الله عليه وسلم – المدينة، ولهم يومان يلعبون فيهما، فقال: ما هذان اليومان، قالوا: كنا نلعب فيهما في الجاهلية. فقال رسول الله - صلى الله عليه وسلم –: (إن الله قد أبدلكم بهما خيراً منهما، يوم الأضحى، ويوم الفطر)

Dari Anas bin Mâlik radhiyallâhu ’anhu beliau berkata : Rasūlullâh Shallâllâhu ’alahi wa Sallam tiba di Madînah dan mereka memiliki dua hari yang mereka bermain-main di dalamnya. Lantas beliau bertanya, ”dua hari apa ini?”. Mereka menjawab, ”Hari dahulu kami bermain-main di masa jahiliyah.” Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam mengatakan : ”Sesungguhnya Allôh telah menggantikan kedua hari itu dengan dua hari yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari idul adhhâ dan idul fithri.” [Shahîh riwayat Imâm Ahmad, Abū Dâwud, an-Nasâ`î dan al-Hâkim.]

Syaikhul Islâm Ibnu Taimiyah rahimahullâhu berkata :

فوجه الدلالة أن اليومين الجاهليين لم يقرهما رسول الله - صلى الله عليه وسلم - ولا تركهم يلعبون فيهما على العادة، بل قال إن الله قد أبدلكم بهما يومين آخرين، والإبدال من الشيء يقتضي ترك المبدل منه، إذ لا يجمع بين البدل والمبدل منه.

Sisi pendalilan hadîts di atas adalah, bahwa dua hari raya jahiliyah tersebut tidak disetujui oleh Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam dan Rasūlullâh tidak meninggalkan (memperbolehkan) mereka bermain-main di dalamnya sebagaimana biasanya. Namun beliau menyatakan bahwa sesungguhnya Allôh telah mengganti kedua hari itu dengan dua hari raya lainnya. Penggantian suatu hal mengharuskan untuk meninggalkan sesuatu yang diganti, karena suatu yang mengganti dan yang diganti tidak akan bisa bersatu.”

Banyak sekali hadîts yang memerintahkan kita untuk menyelisihi kaum kuffâr, misalnya kita disuruh untuk menyemir rambut dalam rangka menyelisihi Yahūdi dan Nashrâni, Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam bersabda :

إنَّ اليهود والنصارى لا يصبغون فخالفوهم

Sesungguhnya orang Yahūdi dan Nashrâni tidak menyemir rambut mereka, maka selisihilah mereka.” [Muttafaq ’alaihi]

Kita juga diperintahkan untuk memelihara jenggot dan memotong kumis, diantara hikmahnya adalah untuk menyelisihi kaum musyrikin. Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam bersabda :

خالفوا المشركين أحفوا الشوارب وأوفوا اللحى

Selisihilah orang musyrikin, potonglah kumis dan biarkan jenggot kalian.” [HR Muslim].

جزوا الشوارب، وأرخوا اللحى، وخالفوا المجوس

Guntinglah kumis, panjangkan jenggot dan selisihilah orang Majūsî.” [HR Muslim].

Kita pun disyariatkan sholât dengan sandal dan khūf (alas kaki/sepatu) untuk menyelisihi orang Yahūdi. Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam bersabda :

خالفوا اليهود فإنهم لا يصلون في نعالهم ولا خفافهم

Selisihilah Yahūdi karena mereka tidak sholât dengan sandal dan sepatu mereka.” [HR Abū Dâwud].

Dianjurkannya bersahur pun, diantara hikmahnya adalah juga untuk menyelisihi Ahli Kitâb. Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam bersabda :

فصل ما بين صيامنا وصيام أهل الكتاب أكلة السحر

Yang membedakan puasa kita dengan puasa ahli kitâb adalah, makan sahūr.” [HR Muslim].

Demikian pula dengan menyegerakan berbuka, juga dianjurkan untuk menyelisihi ahli Kitâb :

لا يزال الدين ظاهراً ما عجل الناس الفطر ؛ لأن اليهود والنصارى يؤخرون

Agama ini akan senantiasa menang selama manusia menyegerakan berbuka, karena orang Yahūdi dan Nashrâni mengakhirkannya.” [HR Abū Dâwud].

Dan masih banyak lagi hadits-hadits lainnya.

Sisi pendalilan hadits-hadits di atas adalah, apabila dalam masalah penampilan saja, seperti menyemir rambut dan memelihara jenggot kita diperintahkan untuk menyelisihi kaum kuffâr, maka tentu saja dalam hal perayaan yang bersifat bagian dari ritual dan syiar keagamaan mereka lebih utama dan lebih wajib untuk diselisihi.

Adapun âtsar sahabat dan ulama salaf dalam masalah ini, sangatlah banyak. Diantaranya adalah ucapan ’Umar radhiyallâhu ’anhu, beliau berkata :

اجتنبوا أعداء الله في عيدهم

Jauhilah hari-hari perayaan musuh-musuh Allôh.” [Sunan al-Baihaqî IX/234].

Abdullâh bin ’Amr radhiyallâhu ’anhumâ berkata :

من بنى ببلاد الأعاجم وصنع نيروزهم ومهرجانهم ، وتشبه بهم حتى يموت وهو كذلك حُشِر معهم يوم القيامة

Barangsiapa yang membangun negeri orang-orang kâfir, meramaikan peringatan hari raya nairuz (tahun baru) dan karnaval mereka serta menyerupai mereka sampai meninggal dunia dalam keadaan demikian. Ia akan dibangkitkan bersama mereka di hari kiamat.” [Sunan al-Baihaqî IX/234].

Imâm Muhammad bin Sîrîn berkata :

: أُتي على -رضي الله عنه- بهدية النيروز. فقال : ما هذا ؟ قالوا : يا أمير المؤمنين هذا يوم النيروز . قال : فاصنعوا كل يوم فيروزاً . قال أسامة : كره أن يقول : نيروز

’’Alî radhiyallâhu ’anhu diberi hadiah peringatan Nairuz (Tahun Baru), lantas beliau berkata : ”apa ini?”. Mereka menjawab, ”wahai Amîrul Mu’minîn, sekarang adalah hari raya Nairuz.” ’Alî menjawab, ”Jadikanlah setiap hari kalian Fairuz.” Usâmah berkata : Beliau (’Alî mengatakan Fairuz karena) membenci mengatakan ”Nairuz”. [Sunan al-Baihaqî IX/234].

Imâm Baihaqî memberikan komentar :

وفي هذا الكراهة لتخصيص يوم بذلك لم يجعله الشرع مخصوصاً به

Ucapan (’Alî) ini menunjukkan bahwa beliau membenci mengkhususkan hari itu sebagai hari raya karena tidak ada syariat yang mengkhususkannya.”

Apabila demikian ini sikap manusia-manusia terbaik, lantas mengapa kita lebih menerima pendapat dan ucapan orang-orang yang jâhil dan mengikuti budaya kaum kuffâr daripada ucapan para sahabat yang mulia ini.

Hari Raya Kita Adalah Idul Fithri dan Idul Adhhâ serta Jum’at

Di dalam hadîts yang diriwayatkan oleh Ummul Mu’minîn, ’Â`isyah ash-Shiddîqah binti ash-Shiddîq radhiyallâhu ’anhumâ, beliau menceritakan bahwa ayahanda beliau, Abū Bakr radhiyallâhu ’anhu mengunjungi Rasūlullâh. Kemudian Abū Bakr mendengar dua gadis jâriyah menyanyi dan mengingkarinya. Mendengar hal ini, Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam bersabda :

يا أبا بكر ! إن لكل قوم عيداً وإن عيدنا هذا اليوم

Wahai Abū Bakr, sesungguhnya setiap kaum itu mempunyai hari raya dan hari raya kita adalah pada hari ini.” [HR Bukhârî].

Dari hadîts di atas, ada dua hal yang bisa kita petik :

Pertama, sabda Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam : ”Sesungguhnya setiap kaum itu mempunyai hari raya” menunjukkan bahwa setiap kaum itu memiliki hari raya sendiri-sendiri. Hal ini sebagaimana firman Allôh Ta’âlâ :

لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجاً

Untuk tiap-tiap (ummat) diantara kalian ada aturan dan jalannya yang terang (tersendiri).” [QS al-Mâ`idah : 48].

Ayat di atas menunjukkan bahwa Allôh memberikan aturan dan jalan sendiri-sendiri secara khusus. Kata Lâm (لِ) pada kata Likullin (لِكُلٍّ) menunjukkan makna ikhtishâsh (pengkhususan). Apabila orang Yahūdi memiliki hari raya dan orang Nashrâni juga memiliki hari raya, maka hari-hari raya itu adalah khusus bagi mereka dan tidak boleh bagi kita, kaum muslimin, ikut turut serta dalam perayaan mereka, sebagaimana kita tidak boleh ikut dalam aturan dan jalan mereka.

Kedua, sabda Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam : وإن عيدنا هذا اليوم (Dan hari raya kita adalah pada hari ini”), dalam bentuk ma’rifah (definitif) dengan lâm dan idhâfah menunjukkan hasyr (pembatasan), yaitu bahwa jenis hari raya kita dibatasi hanya pada hari itu. Dan hari tersebut di sini masuk pada cakupan hari raya ’îdul Fithri dan ’îdul Adhhâ, seperti dalam perkataan para ulama fikih :

لا يجوز صوم يوم العيد

Tidak boleh berpuasa pada hari raya”.

Maka maksudnya tentu saja, tidak boleh berpuasa pada dua hari raya ’Idul Fithri dan ’Idul Adhhâ.

Dalîl lainnya adalah hadîts Anas bin Mâlik :

عن أنس بن مالك - رضي الله عنه – قال: قدم رسول الله - صلى الله عليه وسلم – المدينة، ولهم يومان يلعبون فيهما، فقال: ما هذان اليومان، قالوا: كنا نلعب فيهما في الجاهلية. فقال رسول الله - صلى الله عليه وسلم –: (إن الله قد أبدلكم بهما خيراً منهما، يوم الأضحى، ويوم الفطر)

Dari Anas bin Mâlik radhiyallâhu ’anhu beliau berkata : Rasūlullâh Shallâllâhu ’alahi wa Sallam tiba di Madînah dan mereka memiliki dua hari yang mereka bermain-main di dalamnya. Lantas beliau bertanya, ”dua hari apa ini?”. Mereka menjawab, ”Hari dahulu kami bermain-main di masa jahiliyah.” Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam mengatakan : ”Sesungguhnya Allôh telah menggantikan kedua hari itu dengan dua hari yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari idul adhhâ dan idul fithri.” [Shahîh riwayat Imâm Ahmad, Abū Dâwud, an-Nasâ`î dan al-Hâkim.]

Adapun Jum’at, maka termasuk hari raya kaum muslimin yang berulang-ulang dalam tiap pekannya. Sehingga dengannya telah cukup bagi kita dan tidak mencari hari-hari perayaan lainnya. Dalîl hal ini adalah, sabda Nabî yang mulia Shallâllâhu ’alahi wa Sallam :

أضل الله عن الجمعة من كان قبلنا ، فكان لليهود يوم السبت، وكان للنصارى يوم الأحد فجاء الله بنا، فهدانا الله ليوم الجمعة، فجعل الجمعة والسبت والأحد ، وكذلك هم تبع لنا يوم القيامة، نحن الآخرون من أهل الدنيا ، والأولون يوم القيامة، المقتضي لهم

Alloh simpangkan dari hari Jum’at umat sebelum kita, dahulu Yahudi memiliki (hari agung) pada hari Sabtu dan Nashrani pada hari Ahad. Kemudian Allôh datangkan kita dan Alloh anugerahi kita dengan hari Jum’at, lantas Alloh jadikan hari Jum’at, Sabtu dan Ahad. Demikianlah, mereka adalah kaum yang akan mengekor kepada kita pada hari kiamat sedangkan kita adalah umat yang terakhir dari para penduduk dunia namun umat yang awal pada hari kiamat, yang diadili (pertama kali) sebelum makhluk-makhluk lainnya. [HR Muslim]

Dari Ibnu ’Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata, Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam bersabda :

إن هذا يوم عيد جعله الله للمسلمين فمن جاء الجمعة فليغتسل

Sesungguhnya hari ini adalah hari ’Ied yang Alloh jadikan bagi kaum Muslimin, barangsiapa yang mendapati hari Jum’at hendaknya ia mandi…” [HR Ibnu Majah dalam Shahih at-Targhib I/298].

Mencukupkan Diri Dengan Sunnah

Para pembaca budiman, sesungguhnya mencukupkan diri dengan yang telah diberikan oleh Allôh dan Rasūl-Nya adalah jauh lebih baik dan utama bagi kita, sehingga tidak perlu bagi kita mencari selain dari apa yang dituntunkan dan diperintahkan oleh Rabb dan Nabî kita, lalu mengikuti jalannya orang-orang yang bodoh dan menyimpang. Allôh Ta’âlâ berfirman :

ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ

Kemudian, kami jadikan kamu di atas syariat dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.” (QS al-Jâtsiyah : 18)

Ibnu Mas’ūd radhiyallâhu ’anhu berkata :

الاقتصاد في السنة ، أحسن من الاجتهاد في البدعة

Bersederhana di dalam sunnah itu lebih baik daripada bersungguh-sungguh (jawa : ngoyo) di dalam bid’ah.” [al-I’tishâm II/65-72].

Beliau juga radhiyallâhu ’anhu berkata :

اتبعوا ولا تبتدعوا فقد كُفيتم

Mencontohlah janganlah berbuat bid’ah karena kalian telah dicukupi.” [Majma’uz Zawâ`id I/181].

Islâm adalah agama yang sempurna, tidak butuh lagi kepada penambahan-penambahan, revisi ataupun penilaian dari luar.

Fatwa al-Imâm Ibnu Baz

Ditanya al-Imâm Ibnu Baz rahimahullâh :

Apa arahan yang mulia tentang peringatan tahun baru dan apa pendapat anda tentangnya?”

Al-Imâm menjawab :

Perayaan tahun baru adalah bid’ah sebagaimana dijelaskan oleh para ulama dan masuk ke dalam sabda Nabî Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam :

من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد

Barangsiapa mengada-adakan sesuatu di dalam urusan (agama) ini yang tidak ada tuntunannya maka tertolak.” Muttafaq ’alaihi (disepakati keshahihannya) dari hadîts ’Â`isyah radhiyallâhu ’anhâ.

Nabî Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam juga bersabda :

من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد

Barangsiapa yang mengamalkan suatu perbuatan yang tidak ada perintahnya dari kami maka tertolak.” Dikeluarkan oleh Imâm Muslim di dalam Shahîh-nya.

Nabî ’alaihi ash-Sholâtu was Salâm juga bersabda di tengah khuthbah jum’at :

أما بعد فإن خير الحديث كتاب الله, وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم, وشر الأمور محدثاتها وكل بدعة ضلالة

Amma Ba’du, Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitâbullâh dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallâllâhu ’alaihi wa Sallâm. Seburuk-buruk suatu perkara adalah perkara yang diada-adakah dan setiap bid’ah itu sesat.” Dikeluarkan oleh Muslim di dalam Shahîh-nya.

An-Nasâ`î menambahkan di dalam riwayatnya dengan sanad yang shahîh :

وكل ضلالة في النار

Dan setiap kesesatan itu tempatnya di neraka.”

Maka wajib bagi seluruh muslim baik pria maupun wanita untuk berhati-hati dari segala bentuk bid’ah. Islâm dengan segala puji bagi Allôh telah mencukupi segala hal dan telah sempurna. Allôh Ta’âlâ berfirman :

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian dan aku sempurnakan nikmat-Ku serta Aku ridhai Islâm sebagai agama kalian.” (QS al-Mâ`idah :3)

Allôh telah menyempurnakan bagi kita agama ini segala yang disyariatkan baik berupa perintah maupun segala yang larangan dilarangnya. Manusia tidak butuh sedikitpun kepada bid’ah yang diada-adakan oleh seorangpun, baik itu bid’ah perayaan maupun selainnya.

Segala bentuk perayaan, baik itu perayaan kelahiran Nabî Shallâllâhu ’alahi wa Sallam, atau peringatan kelahiran (Abū Bakr) ash-Shiddiq, ’Umar, ’Utsmân, ’Alî, Hasan, Husain atau Fâthimah, ataupun Badawî, Syaikh ’Abdul Qadîr Jailânî, atau Fulân dan Fulânah, semuanya ini tidak ada asalnya, mungkar dan dilarang. Semua perayaan ini masuk ke dalam sabda Nabî, ”setiap bid’ah itu sesat”.

Untuk itu tidak boleh bagi kaum muslimin untuk merayakan bid’ah ini walaupun manusia mengamalkannya, karena perbuatan manusia itu bukanlah dasar syariat bagi kaum muslimin dan tidak pula qudwah (teladan) kecuali apabila selaras dengan syariat. Semua perbuatan dan keyakinan manusia harus ditimbang dengan timbang syar’î yaitu Kitâbullâh dan Sunnah Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam. Apabila selaras dengan keduanya maka diterima dan apabila menyelisihi ditolak, sebagaimana firman Allôh Ta’âlâ :

فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

Apabila kalian berbeda pendapat tentang sesuatu hal maka kembalikanlah kepada Allôh (Kitâbullâh) dan Rasūl (hadîts) apabila kalian beriman kepada Allôh dan hari akhir. Yang demikian ini adalah lebih baik akibatnya.”

Semoga Allôh memberikan taufiq dan petunjuk-Nya kepada semuanya ke jalan-Nya yang lurus.

[Fatâwâ Nūr ’alad Darb; kaset no.1]

Kesimpulan

Tidak ragu lagi, dari ulasan singkat dan sederhana di atas, bahwa perayaan Tahun Baru, maupun perayaan-perayaan lainnya yang tidak ada tuntunannya, merupakan :

  1. Bid’ah di dalam agama setelah Allôh menyempurnakannya.

  2. Menyerupai orang kuffâr di dalam perayaan mereka.

  3. Turut menghidupkan syiar dan mengagungkan agama kaum kuffâr.

Allôhu a’lam bish Showâb.

Daftar Bacaan :

  • Al-Bida’ al-Haulîyah, ’Abdullâh bin ’Abdil ’Azîz at-Tuwaijirî. Riyâdh : 1421/2000, Dârul Fadhîlah. Cet. 1.

  • Al-Bida’ al-Haulîyah, ’Abdullâh bin ’Abdil ’Azîz at-Tuwaijirî. Soft Copy dari http://sahab.org.

  • Tahrîmul Musyârokah fî A’yâdil Mîlâd wa Ra`sis Sanah, http://magrawi.net

  • Waqofah Haula A’yâdi Ra`sis Sanah al-Ifranjîyah, Khâlid ’Abdurrahman asy-Syayi’, http://magrawi.net

  • The Two ‘Eids And Their Significance, ‘Abdul Majîd ‘Alî Hasan, Ebook download dari http://theclearpath.com

  • Hukmu A’yâdil Mîlâd, al-‘Allâmah ‘Abdul ‘Azîz bin Baz, http://magrawi.net

MAKTABAH

buat AKHWAT

Perawatan Payudara Selama Hamil
[Print View] [kirim ke Teman]

Saat seorang wanita hamil, terjadi perubahan-perubahan pada tubuhnya yang memang secara alamiah dipersiapkan untuk menyambut datangnya si buah hati. Perubahan-perubahan itu antara lain berat badan bertambah, perubahan pada kulit, perubahan pada payudara, dll.

Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa menyusui. Hal ini karena payudara merupakan satu-satunya penghasil ASI yang merupakan makanan pokok bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin.
Inilah karunia Allah yang sangat besar kepada kaum wanita di mana ASI merupakan makanan paling cocok bagi bayi, komposisinya paling lengkap, dan tidak bisa ditandingi susu formula buatan manusia.

Perawatan payudara selama hamil memiliki banyak manfaat, antara lain:
• Menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan puting susu.
• Melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga memudahkan bayi untuk menyusu.
• Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancar.
• Dapat mendeteksi kelainan-kelainan payudara secara dini dan melakukan upaya untuk mengatasinya.
• Mempersiapkan mental (psikis) ibu untuk menyusui.

Bila seorang ibu hamil tidak melakukan perawatan payudara dengan baik dan hanya melakukan perawatan menjelang melahirkan atau setelah melahirkan maka sering dijumpai kasus-kasus yang akan merugikan ibu dan bayi. Kasus-kasus yang sering terjadi antara lain:
• ASI tidak keluar. Inilah yang sering terjadi. Baru keluar setelah hari kedua atau lebih.
• Puting susu tidak menonjol sehingga bayi sulit menghisap.
• Produksi ASI sedikit sehingga tidak cukup dikonsumsi bayi.
• Infeksi pada payudara, payudara bengkak atau bernanah.
• Muncul benjolan di payudara, dll.

Kasus-kasus tersebut insya Allah bisa dicegah dengan melakukan perawatan payudara sedini mungkin. Berikut ini perawatan payudara yang bisa dilakukan:

a. Umur kehamilan 3 bulan
Periksa puting susu untuk mengetahui apakah puting susu datar atau masuk ke dalam dengan cara memijat dasar puting susu secara perlahan. Puting susu yang normal akan menonjol keluar. Apabila puting susu tetap datar atau masuk kembali ke dalam payudara, maka sejak hamil 3 bulan harus dilakukan perbaikan agar bisa menonjol.
Caranya adalah dengan menggunakan kedua jari telunjuk atau ibu jari, daerah di sekitar puting susu diurut ke arah berlawanan menuju ke dasar payudara sampai semua daerah payudara. Dilakukan sehari dua kali selama 6 menit.

b. Umur kehamilan 6-9 bulan
• Kedua telapak tangan dibasahi dengan minyak kelapa.
• Puting susu sampai areola mamae (daerah sekitar puting dengan warna lebih gelap) dikompres dengan minyak kelapa selama 2-3 menit. Tujuannya untuk memperlunak kotoran atau kerak yang menempel pada puting susu sehingga mudah dibersihkan. Jangan membersihkan dengan alkohol atau yang lainnya yang bersifat iritasi karena dapat menyebabkan puting susu lecet.
• Kedua puting susu dipegang lalu ditarik, diputar ke arah dalam dan ke arah luar (searah dan berlawanan jarum jam).
• Pangkal payudara dipegang dengan kedua tangan, lalu diurut ke arah puting susu sebanyak 30 kali sehari.
• Pijat kedua areola mamae hingga keluar 1-2 tetas.
• Kedua puting susu dan sekitarnya dibersihkan dengan handuk kering dan bersih.
• Pakailah BH yang tidak ketat dan bersifat menopang payudara, jangan memakai BH yang ketat dan menekan payudara.

Itulah tips-tips perawatan payudara. Lakukan secara teratur dan sedini mungkin.

ISLAM DILECEHKAN

EX ANGGOTA FPI MURTAD MELECEHKAN ISLAM

Ditulis oleh abu salma di/pada Januari 7, 2008

ISLAM DILECEHKAN!

Di tengah masyarakat kita belakangan ini muncul sebuah VCD yang meresahkan. Di dalam VCD ini ditampilkan ceramah seorang murtad (sebagaimana tampak dari pengakuannya sendiri, entah itu jujur atau tidak) yang bernama Mohamad Ali Makrus Attamimi, dan ia mengaku sebagai seorang ‘habib’ (keturunan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu). Pengakuannya ini dusta, karena at-Tamimi adalah nisbat kepada Bani Tamim, bukan kepada keturunan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu yang disebut dengan Alawiyin atau Baalawi.

Seorang penyair mengatakan:

كُلٌّ يَدَّعِي وَصْلاً لِلَيْلَى وَلَيْلَى لَا تُقِرُّ لَهُمْ بِذَاكَا

Semua orang mengaku punya hubungan dengan Laila

Namun Laila tidak mengakui ucapan mereka

Disebutkan pula bahwa dia adalah mantan aktifis FPI, seorang keturunan habib, dan juga pernah menjadi anggota Tim Pemburu Hantu Reality Show TV (Lativi) bahkan lebih parah lagi orang ini menyatakan sendiri bahwa dia pernah menjabat sebagai ‘penasehat paguyuban paranormal’ berarti sangat menggandrungi dunia perdukunan dan kesyrikan. Dan yang paling menyedihkan adalah disebutkan bahwa ‘dia menemukan kebenaran’ (artinya meninggalkan Islam dan memeluk agama Nashrani , wal ‘iyadzu billah!), padahal pada hakikatnya dia telah terseret dalam arus kesesatan yang nyata. Semoga Allah menyelamatkan kita dari tipu daya syaitan dan bala tentaranya.

Berikut ini merupakan bantahan VCD yang menyesatkan dan melecehkan Islam tersebut. Bantahan ini disusun oleh dua orang saudara kami, penuntut ilmu dari Ma’hadul Ilmi Yogyakarta, yaitu al-Akh Muhammad Abduh Tuasikal dan al-Akh Ari Wahyudi. Risalah ini sebelumnya telah dimuat di situs muslim.or.id selama beberapa tahap. Dikarenakan, VCD si murtad yang pendusta ini telah menyebar luas, maka kami turunkan bantahan ini dalam edisi ebook agar lebih mudah ditelaah, dibaca dan disebarluaskan. Silakan download.

ISLAM DILECEHKAN

Syaikh Al Utsaimin & Pejuang Chechnya

Syaikh Utsaimin merupakan salah satu ulama umat Islam masa kini. Di masa ketika umat tertimpa oleh beragam fitnah, keterpurukan, penderitaan, dan problem besar. Ternyata semasa hidupnya, Syaikh senantiasa mengikuti berita-berita tentang kondisi kaum muslimin. Sisi ini jarang diketahui alias tersembunyi dari banyak orang. Kebanyakan orang yang hanya tahu bahwa Syaikh sibuk dalam mengajar, mencurahkan waktu dan perhatiannya untuk ilmu, menelaah ilmu, berfatwa dan segala yang terkait dengan itu saja. Tak banyak orang yang tahu, ternyata Syaikh punya perhatian besar terhadap problematika keislaman dan kaum muslimin. Syaikh bahkan mengikuti kabar tentang kaum muslimin di berbagai belahan dunia, tidak sebatas yang ada di negri beliau, atau dunia Arab saja. Beliau perhatian pada kaum muslimin dimanapun. Syaikh pun turut serta dalam kesedihan, duka, kegembiraan, dan penderitaan mereka.

Beliau memberikan perhatian terhadap para pejuang yang berjihad melawan serangan orang-orang kafir. Seperti di Bosnia, Afghanistan dan Chechnya. Salah satu bukti perhatian beliau adalah adanya surat dari Majelis Permusyawatan Tertinggi Chechnya, setelah beliau wafat. Mereka turut berduka cita dengan kepergian Syaikh, sekaligus dengan jujur mengatakan dalam suratnya,

"….Adapun wafatnya Syaikh Al Faqih Muhammad bin Shalih Al Utsaimin merupakan hal yang sangat besar. Karena kami khususnya, telah kehilangan seseorang, kami kehilangan seorang yang sangat bersemangat dalam membantu kami dan menghubungi kami secara berkala. Dari beliau kami dengarkan nasihat, bimbingan dan fatwa. Dari beliau pula kami dapatkan dukungan. Sungguh beliau adalah seorang ayah yang penuh kasih sayang.

Jikalau manusia melupakan keutamaan Syaikh, maka kami tak akan pernah melupakan kebersamaan beliau di perang pertama- pertempuran pertama di Chechnya- dan dukungan beliau pada kami di tengah-tengah perang. Dan setelah perang, beliau sangat bersemangat untuk membuka ma'had-ma'had serta mahkamah syariah. Kami tak pernah melupakan nasihat beliau dan arahan berkelanjutan beliau tentang urusan mahkamah dan penerapan syariat. Kami tak pernah melupakan kebersamaan beliau dengan kami di pertempuran yang masih terus berkecamuk sampai sekarang. Kami tidak melupakan kebersamaan beliau di pertempuran ini, baik dengan harta beliau dengan cara mengirim zakat beliau pada kami, sambil mengatakan "Zakat ini disalurkan untuk keperluan jihad saja." Atau kebersamaan beliau dengan mengarahkan manusia untuk mendukung kami.

Kami juga tidak melupakan aktivitas beliau menghubungi kami setiap hari atau seperti setiap hari, demi mendengarkan berita tentang kami, atau demi mengetahui kebutuhan kami, problematika dan masalah syar'i….(suratnya masih berlanjut-red)
Bila demikian, akankah kita mengatakan bahwa beliau tak peduli dengan perjuangan umat Islam? (aka)
Diambil dari Muhadharah, Ibnu Utsaimin Kama Araftuhu. Dr. Khalid bin Abdillah Al Mushlih


sbr: www.majalah-elfata.com

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...