13 Feb 2011

Antara Mimpi dan Kenyataan :)

Rencana tinggal rencana. Rencananya mau ganti kostum Blog. Tapi lupa caranya. Hohoho....

Abisnya dulu mah nanya sama orang via chating. Ntar klo misalnya udah di utak-atik, takut kayak kejadian kemaren dulu. blognyanya putih polos tanpa postingan atau kostum apapun. Bikin orang jadi hopeless aja.

Hehehe...

Hm... 9 September 2011 nanti (klo gak salah tanggal sih), blog ini berusia 4 tahun. Berarti udah 4 tahun menulis disini. Tapi prestasi yang diberi masih dikit. Ni aku emang rada males plus suka gak PeDe-an ngirim tulisan, apalagi yang untuk di lombakan. (tuing..tuing...*_*). Keinginan buat nulis sebuah novel juga maju mundur. Ngerasa belum pantessss..tesss...tesss....

*Hari ini, aku bilang pada diriku, bahwa harapan itu masih ada selama kita masih mencoba, Selama kita sendiri meyakinkan diri bahwa kita pantas untuk menuntaskannya. Ini bukan tentang tulisan, tapi sebuah jalan kehidupan. Yang selalu berjarak antara pilihan dan kesempatan. Di atas mimpi dan kenyataan. Seperti yang pernah kutuliskan. Karna hidup berawal dari mimpi. Dimana mimpi yang ingin kita raih itu harus kita wujudkan. Harapan tanpa tindakan hanyalah kehampaan.

Yuk mariii....kita bangkit bangun peradaban^_^

Cerita Pagi di Alun-Alun Utara

“Mb...tadi malam aku mimpiin dia lagi.”

“Lagi?”

“Wah..., kok bisa ya?!”

“Mimpinya hampir sama. Tapi kami gak ada bicara, aku Cuma liatin dia aja. Padahal gak ada mikirin dia sama sekali.”

“Wah... mbjuga pernah kayak gitu. Malah baru-baru aja. Tapi..ya mb nganggapnya ini Cuma mimpi aja, meskipun sebenarnya mimpi itu sendiri bisa jadi punya arti.”

“Iya, Tapi aku capek juga kalo terus-terusan mimpiin beliau.”

“Ya Udah..yang sabar ya..^_^. Anggap aja mimpi biasa”

“Capek mbak..”

“hm...tiba2 jadi teringat, ketika kenyataan tak sesuai harapan maka kita belajar tentang keikhlasan. Iya kan?”

“Maksudnya, mb?”

“Ya gitu itu... intinya berharap sama Allah aja deh^_^”

8 Info Unik Tentang Tubuh Kita

oleh Tetuko Nuswanoto, RZI - Surabaya

Ini ada beberapa info unik tentang tubuh kita yang antum sekalian mungkin belom tahu.... cekidot!

1. Jika tenggorokanmu gatal, garuk telingamu.
"Jika saraf dekat telinga distimulasi, bisa menciptakan reflek di tenggorokan yang mampu menghasilkan kejang otot " kata Scott Schaffer, M.D., presiden dari pusat spesialis THT di Gibbsboro, New Jersey. "Kejang ini bisa menghilangkan rasa gatal."
2. Rasakan pendengaran supersonik.
Jika anda terjebak di tengah ramainya orang ngobrol di pesta, condongkan tubuh dengan telinga kanan ke depan. Telinga kanan lebih baik daripda telinga kiri dalam hal mengikuti ritme obrolan yang cepat, menurut peneliti dari UCLA David Geffen School of Medicine. Sebaliknya, jika and aingin mengidentifikasi lagu yang dimainin dengan lembut di elevator, gunakan bagian kiri telinga, ini lebih baik dalam memilah nada musik.
3. Hilangkan rasa sakit.
Peneliti Jerman telah menemukan bahwa batuk saat disuntik bisa mengurangi rasa sakit dari jarum suntik. Menurut Taras Usichenko, pengarang 'mempelajari fenomena', trik ini menyebabkan kejutan, kenaikan sementara tekanan di dada dan kanal spinal, menahan struktur pengatur rasa sakit di pusat tulang belakang.
4. Longgarkan hidungmu yang mampet.
Cara termudah, tercepat, termurah untuk melegakan tekanan sinus adalah tekan lidahmu ke bagian atap mulut, lalu tekan dengan satu jari tempat diantara alis. Ini bisa menyebabkan tulang vomer (tulang tipis yang misahin lubang hidung), yang menghubungkan saluran hidung ke mulut bergerak maju mundur, kata Lisa DeStefano, D.O., asisten profesor di Michigan State University ilmu pengobatan osteopathic. Gerakannya melonggarkan hidung mampet; setelah 20 detik, anda akan merasa sinus berngasur-angsur hilang.
5. Menyembuhkan sakit gigi tanpa buka mulut.
Gosokkan es di bagian belakang telapak tangan, bagian berbentuk huruf V antara jempol dan telunjuk. Peneliti Kanada menemukan tehnik ini mengurangi rasa sakit gigi sebanyak 50 persen dibanding tanpa menggunakan es. Alur saraf di daerah V tersebut menstimulasi daerah otak dan mencegah sinyal rasa sakit ke wajah dan tangan.
cukup segini dulu lah, sisanya dilanjutkan di kesempatan yang lain...
smoga bermanfaat. wassalam..

Sumber: Web In RZ

Renungan tuk Melapangkan

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan.

"Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..", ujar Pak tua itu. "Pahit. Pahit sekali", jawab sang tamu, sambil meludah kesamping. Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya.

Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu.
"Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah. Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi, "Bagaimana rasanya?". "Segar.", sahut tamunya. "Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?", tanya Pak Tua lagi. "Tidak", jawab si anak muda.

Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. "Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. "Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu."
Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. "Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan." Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan "segenggam garam", untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa.

 

Anda Lebih Penting Dari Masalah Anda

oleh Kurnia Ariffianto, RZI - Semarang

Proses pertumbuhan dan belajar selalu melibatkan resiko. Keberanian memberi anda kekuatan untuk menghadapi kesulitan-kesulitan. Keberanian berasal dari pikiran anda yang jauh lebih bertenaga daripada lingkungan luar anda. Bila anda menyadari bahwa betapa besarnya anda dibanding persoalan yang ada, maka anda akan mendapatkan keberanian untuk mengatasinya.Rintangan akan selalu tampak besar atau kecil sesuai dengan penglihatan anda. Keberanian adalah kapasitas untuk menghadapi apa yang terbayangkan. Ia akan memberi anda kemampuan untuk mengatasi kenyataan.

Melewati rintangan adalah buah dari pencapaian, buah dari keberhasilan. Lihatlah persoalan sebagaimana yang anda inginkan, bukan sebagaimana yang tampak. (Daily Motivation)

 

Sumber: Web In RZ

 

Cinta Itu....

Pernahkah kamu merasakan,

bahwa kamu mencintai seseorang,

meski kamu tahu ia tak sendiri lagi, dan

meski kamu tahu cintamu mungkin tak berbalas,

tapi kamu tetap mencintainya,

Pernahkah kamu merasakan,

bahwa kamu sanggup melakukan apa saja demi seseorang yang kamu cintai,

meski kamu tahu ia takkan pernah peduli ataupun

ia peduli dan mengerti, tapi ia tetap pergi.

Pernahkah kamu merasakan hebatnya cinta,

tersenyum kala terluka,

menangis kala bahagia,

bersedih kala bersama,

tertawa kala berpisah,

Aku pernah .........

Aku pernah tersenyum meski kuterluka !

karena kuyakin Tuhan tak menjadikannya untukku,

Aku pernah menangis kala bahagia,

karena kutakut kebahagiaan cinta ini akan sirna begitu saja,

Aku pernah bersedih kala bersamanya,

karena kutakut aku kan kehilangan dia suatu saat nanti, dan......

Aku juga pernah tertawa saat berpisah dengannya,

karena sekali lagi, cinta tak harus memiliki, dan

Tuhan pasti telah menyiapkan cinta yang lain untukku.

Aku tetap bisa mencintainya,

meski ia tak dapat kurengkuh dalam pelukanku,

karena memang cinta ada dalam jiwa, dan bukan ada dalam raga.

Semua orang pasti pernah merasakan cinta..

baik dari orang tua... sahabat.. kekasih dan

akhirnya pasangan hidupnya.

Buat temenku yg sedang jatuh cinta.. selamat yah..

karena cinta itu sangat indah.

Semoga kalian selalu berbahagia.

Buat temanku yg sedang terluka karena cinta...

Hidup itu bagaikan roda yang terus berputar,

satu saat akan berada di bawah dan hidup terasa begitu sulit,

tetapi keadaan itu tidak untuk selamanya,

bersabarlah dan berdoalah karena cinta yang lain

akan datang dan menghampirimu.

Buat temanku yang tidak percaya akan cinta... buka hatimu ...

jangan menutup mata akan keindahan yang ada di dunia

maka cinta membuat hidupmu menjadi bahagia.

Buat temanku yang mendambakan cinta.. bersabarlah..

karena cinta yang indah tidak terjadi dalam sekejap..

Tuhan sedang mempersiapkan segala yang terbaik bagimu.

Mr. -Mn-

Sumber: Web In RZ

Wujudkan MIMPI Anda

SELAMAT ANDA AKAN MELAKUKAN TINDAKAN TEPAT DAN CEPAT...

SELAMAT ANDA AKAN SEGERA BERTINDAK...

SEBAB, CITA - CITA MUSTAHIL TERWUJUD JIKA TIDAK ADA TINDAKAN...

SEBAB, TUJUAN TIDAK AKAN TERCAPAI TANPA ADANYA TINDAKAN...

SEBAB, MUSTAHIL IMPIAN AKAN TERWUJUD JIKA HANYA DIAM, TIDAK MELAKUKAN APAPUN...

 

Motivation Today... (^,^)

Wahai Diri !!!

Ketika wajahmu penat memikirkan dunia

Berwudhulah

Ketika tanganmu letih manggapai cita

Bertakbirlah

Ketika pundakmu tak kuasa lagi memikul beban amanah Bersujudlah Ikhlaskan semua & mendekatlah pada-Nya Agar tunduk di saat yang lain angkuh Agar tegar di saat yang lain terlempar

 

Wahai Diri !!!

Teruslah bergerak

Hingga kelelahan, lelah mengikutimu

Teruslah berlari

Hingga kebosanan, bosan mengejarmu

Teruslah berjalan

Hingga keletihan, letih bersamamu

Teruslah bertahan

hingga kefuturan, futur menyertaimu

Tetaplah terjaga

Hingga kelesuan, lesu menemanimu

 

Wahai Diri !!!

Ketika kau memohon kekuatan

ALLAH memberimu cobaan, agar kau selalu tegar Kala kau memohon kesabaran, ALLAH memberimu masalah, agar kau bisa lebih bijaksana

 

Wahai Diri !!!

ALLAH selalu menjawab Do'amu tidak dengan "Ya"

Tapi ALLAH Memberi yang terbaik untukmu

 

Sudahlah....

Jangan bersedih lagi wahai diri !!!

 

ALLAH punya hadiah untukmu.

Mau tahu????

 

Sebuah cahaya untuk kegelapan

Sebuah rencana untuk setiap hari esok

Sebuah solusi untuk semua permasalahan

Sebuah kebahagiaan untuk setiap kesedihan; dan Sebuah kedewasaan untuk setiap ujian hidupO:)({})

 

Powered by Telkomsel BlackBerry®

 

Doa jodoh... (postingan Iseng, tapi bermanfaat lho..hehe)

Seandainya telah Engkau catatkan dia milikku, tercipta buatku

Satukanlah hatinya dengan hatiku

Titipkanlah kebahagian antara kami

Agar kemesraan itu abadi

Dan....

Ya Allah Ya Tuhanku

yang Maha Mengasihi

Seiringkanlah kami melayari hidup ini

Ketepian yang sejahtera dan abadi

Tetapi Ya Allah

Seandainya telah engkau takdirkan dia bukan milikku

Bawalah ia jauh dari pandanganku

Luputkanlah ia dari ingatanku

Dan peliharalah aku dari kekecewaan

Serta...

Ya Allah Ya Tuhanku yang Maha Mengerti

Berikanlah aku kekuatan

Melontar bayangannya jauh ke dada langit

Hilang bersama senja nan merah

Agarku bisa bahagia Walaupun tanpa bersama dengannya

Dan Ya Allah Yang Tercinta

Gantikanlah yang telah hilang

Tumbuhkanlah kembali yang telah patah

Walaupun tidak sama dengan dirinya

Ya Allah Ya Tuhanku

Pasrahkanlah aku dengan takdirmu

Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan

Adalah yang terbaik buatku

Kerana Engkau Maha Mengetahui

Segala yang terbaik buat hambaMu ini

Ya Allah Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku

Di dunia dan di akhirat

Dengarlah rintihan dari hambaMu yang daif ini

Jangan Engkau biarkan aku sendirian Di dunia ini mahupun di akhirat

Menjuruskan aku kearah kemaksiatan dan kemungkaran

Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yg beriman

Supaya aku dan dia sama-sama dapat membina kesejahteraan hidup

Ke jalan yang Engkau redhai Dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh Amien

^_^

Ayaaah...




Ayaaahh.... :(

hug me, plisss....

12 Feb 2011

Tepian Garis di Ujung Hati (Segores cerita yang belum usai)




Sederet kata ini apa maknanya? Aku tak tau kenapa tiba-tiba tulisan ini tak sarat akan makna. aku ingin memberinya makna seperti yang sudah2 aku lakukan. tapi memang mungkin waktu yang tak mengizinkannya. Tulisan ini ibarat tubuh tanpa kerangka. Atau mungkin ibarat huruf tanpa titik. kemarin aku berlari, kemudian bersembunyi, dan berdiri lagi.
Aku hanya percaya...aku percaya aku bisa, aku mampu walaupun akhirnya aku terjatuh. Dan ketika lagu itu mulai bersenandung, makna itu terdengar pilu. Meski... Tetap tersenyum. karna seperti itulah hidup. Masih banyak moment yang harus dipenuhi dengan syukur. begitupun ketika kita menjadi kebutuhan orang lain sebagai pendengarnya yang baik.
Seorang teman bercerita, dimana setelahnya ia mengucapkan maaf. Maaf karna ia merasa membebani diri sebab diri pun mungkin memiliki problem yang tak jauh beda dengannya.
wajahnya sembab sembilu, lalu aku bertanya kenapa. Mata yang memerah menjawabnya. Ia menangis. Sesaat setelah ada seorang pria yang coba hendak mendekatinya untuk melamarnya, ia langsung meminta seorang pria yang lain untuk segera datang menghadap orangtuanya, datang menjemputnya. Mungkin ia tak ingin ada orang lain yang lebih dulu menghampirinya. Hingga dengan sisa keberanian yang ia punya sekaligus menepis harga dirinya sebagai seorang wanita, ia utarakan niatnya kepada lelaki itu. "Datang dan temuilah orangtuaku".
lelaki ini, sungguh mencintainya. hanya saja mungkin, waktu dan keadaan membuatnya tak berani maju. Ya, merasa tak pantas jika disandingkan dengan wanita yang dicintainya ini.
"Kau layak mendapatkan yang lebih baik", katanya pada wanita itu.
airmata itu kian menetes. "Perih, mbak, kata temanku itu. Dan yang lebih perihnya lagi, dia mendiamkanku. Tak mau bicara sepatah katapun padaku."
"Beri ia ruang sejenak, bujukku, ia pasti butuh waktu untuk berfikir. Dan kalaupun pada kenyataannya di akhir nanti bukan dia jawabannya, yakinlah...Semua kan indah pada waktunya".
"Maaf mb, aku udah membebani mb. Padahal aku tau, mb sendiri juga punya masalah yang sama".
Aku tersenyum padanya, lalu memberikan motivasi untuk menguatkan dirinya yang mungkin tengah lemah. Wajar, ia seorang wanita yang lembut hatinya. Yang mungkin baru saja merasakan cinta.
Pernah suatu ketika kami selesai lari pagi bersama di alun-alun sebelah utara. Disana ia menunjukkan yang mana orangnya padaku. Ah...ternyata ini pria yang dia cinta, batinku saat melihat orangnya dari atas motor yang melaju tepat didepannya. Seorang atlet ternyata...
selang beberapa hari disuatu pagi, temanku bercerita padaku bahwa salah seorang teman kantor kami hendak menjodohkannya dengan adik sepupu teman kantor kami tersebut. Saat itu Pak Anto (Bukan nama sebenarnya) meminta temanku untuk menyiapkan lemabaran2 proposal biodata untuk ditukarkan dengan sepupunya tersebut. Segala macam kelebihan si ikhwan di ungkapakan oleh pak Anto. Mulai dari Bacaan Qur'an yang bagus, Lulusan S2 di Malaysia, seorang kepala sekolah, udah punya aset2 berharga dan lainnya.
Namun, tahukah kau kawan... temanku hanya mengatakan, "Mb, pantaskah?"
Ya, lagi-lagi ini tentang rendah diri. Lalu aku katakan padanya "Pantas."
memang, untuk hal yang satu ini "kepantasan" kita selalu mengukurnya dari sisi kita sebagai manusia. Merasa lebih rendah dari orang lain (rendah diri), dan sebagainya. Padahal kita manusia hanya boleh merendahkan diri di hadapan-NYA. Hanya dihadapan-Nya lah kita patut untuk merendakhan diri kita. dan bukan pada manuasia. yang selayaknya, memiliki kelebihan dan kekurangan. dan pertanyaannya, pantaskah kita merendahkan diri kita terhadap manusia. padahal derajat kita sama? Hanya keimanan kita kepada Allah lah yang membedakan kita, itu pun dihadapan-NYa.
aku mencoba menerangkannya sebisaku pada sahabatku itu. setidaknya untuk permulaan, ia paham terlebih dulu.
Hari berganti waktu, kali ini datang lagi tawaran yang lainya. Bukan hanya satu, tapi menyerang kami berdua. Tawaran dari seorang Ustadz yang singgah ke kantor kami. Untuk keponakannya katanya. ya..kalau sudah begini, akunya selalu cuek. Gak mau ngurusi, apalagi menyimak pembicaraan sang ustadz dengan salah satu suhu dikantorku. pokoknya cuek beibeh... Usilnya aku, penawaran itu ku alihkan ke temanku. (Hohoho...nunjuk-nunjuk orang lain ih). Pokoknya dalam hati udah teriak "Jangan usik aku dulu". Meskipun kadang akhirnya kami jadi tunjuk-tunjukkan. Hihihi..kayak anak kecil aja.
Pernah suatu kali diprotes sama salah satu teman di kantor. Sebut saja pak Ali. Beliau menikahi istrinya, saat istri beliau berusia 21 tahun. Lha..ketika beliau mempertanyakan usiaku, dengan intonasi keheranan ala jawa tengah ia mengatakan "Saya heran sama mb, kenapa sih mb kok gak mau nikah?"
Lha...saya kaget bukan main. setelah saya diceramahi, giliran teman saya pun ikut di ceramahi. "mb yang ini juga, kok kalian gak nikah-nikah sih?"
Aku cuma tersenyum, sedang temanku pun tersenyum juga sambil menyebut-nyebut namaku sebagai dalangnya.
Terang saja aku hanya tersenyum dan tak bisa memberikan jawaban apa-apa. Aku tak ingin beralibi dengan mengatakan karna ini dan itu.
meskipun setelah itu, ceramah si pak Ali ini tak terhenti sampai disitu. "Kok malah senyum-senyum mb?!", katanya lagi.
dan, cara satu-satunya membuat si bapak ini tak bertanya adalah, mengalihkan topik pembicaraan ke topik masalah kerjaan. Mulai dari adanya pengajuan dari mustahik, dan lain-lain. Hm... Ampuh juga.^_^
eh..kok jadi ceritain saya. hohoo...
ya Sudah, berhubung belum ada perkembangan episode cerita dari temanku, kelak akan kusambung lagi cerita ini. Semoga endingnya bahagia. Seperti ending yang diharapkan setiap manusia dalam setiap cerita perjalanan kehidupannya...

*To be continued...

SiNergi Pengharapan


Sinergikan waktu untuk menunggu masa yang berlalu dengan tepat tapi pasti. Kemudian berjalan untuk mengakhiri kata yang dituliskan, menutup gerbang sisi kelam lalu membuka pintu masa depan. Memilih apa yang bisa dipilih, merangkai apa yang bisa dirangkai, melihat apa yang bisa dilihat, mendengar apa yang bisa didengar, tapi cukuplah semua itu adalah sesuatu yang memberikan manfaat. Ketika kosong hanya menjadikan hampa, maka diamlah sejenak untuk merenungkan tiap kekosongannya. Belajar dan terus belajar mencari makna, hingga akhirnya sang waktu menemukan muaranya. Tak ada yang perlu disesalkan, pun ketika harapan dan kenyataan tak sejalan.

11 Feb 2011

Menunda Dunia Untuk Allah..


oleh Febi Rahmi, RZI - Pusat

 

Sebuah cerita dari kuliah online Ust Yusuf Mansyur

 

Adalah si A yang akan mengikuti test interview. Si A, membawa surat interview dan berencana menuju Perusahaan yang memanggilnya. Dia ini orang yang terbiasa tepat waktu. Ia gelisah. Sebab di surat interview itu, ia dipanggil jam 11.00. Jam yang rawan bagi dia. Rawan? Yup, rawan untuk tidak bisa mempersiapkan diri shalat tepat waktu.

 

Subhaanallaah! Padahal jam 11 kan masih jauh? Masih 1 jam menuju waktu shalat.

 

Iya. Itu kalo dia prediksi wawancara bisa berlangsung tepat waktu. Bagaimana kalau pewawancara telat. Atau ia datang di urutan wawancara nomor ke sekian? Atau wawancara akan masih berlangsung sedang waktu shalat sudah menjelang. Lihat ya, baru "sudah menjelang", bukan sudah datang. Pikiran ini betul-betul mengganggu si A ini. Tapi karena dia butuh pekerjaan, kemudian dia tetap memutuskan untuk datang.

 

Jam 11 kurang dia sudah sampai. Dia catatkan namanya untuk interview. Ternyata hanya dia seorang. Aman nih. Tapi apa yang terjadi? Ternyata si penginterview dipanggil oleh direksi. Sampe jam 11.30-an ga kunjung ada kejelasan apakah wawancara bisa dilaksanakan atau tidak, atau di jam berapa wawancara bisa dilaksanakan.

 

Di mata si A ini, pertanyaan itu jelas ia jawab, atau bahasa lainnya, jawabannya jelas: Batal.

 

 

Betul: Batal.

 

Dia memilih tidak wawancara bila wawancara itu dilakukan di jam 12 lalu mengganggu jadual shalatnya. "Mbak, saya izin dulu ya. Nanti saya balik lagi. Saya titip tas di sini," katanya kepada resepsionis. "Bawa aja tas nya. Emangnya mau kemana? Bapak sebentar lagi barangkali datang." "Mau shalat dulu." "Oh? Silahkan? Nanti saya beritahu Bapak." Alhamdulillah, pikir si A. Kirain akan dimarahin. Ini malah dipersilahkan dan akan dibantu untuk memberitahukan ke pewawancara.

 

Sesampenya si A di ruang mushalla, belum ada orang. Sebab baru jam 11.50. saat itu, zuhur jam 12.08. Kira-kira jam 12-an lewat, tapi belum datang saatnya azan, datang seorang bapak. Bersih wajahnya. Berseri. Bapak ini sudah datang dalam keadaan berwudhu. Ditemani oleh dua orang lagi di sebelahnya. Juga dalam keadaan sudah berwudhu nampaknya. Sebab si A tidak melihat ada tanda-tanda bekas air wudhu baru.

 

"Mas, bukan pegawai sini ya?" tanya salah satu dari yang tiga orang tersebut. "Iya Pak" "Eh, kemana yang azan? Koq belum azan nih?" cetus lagi yang satu, sambil melihat jam. "Saya saja Pak yang azan," kata si A. Dalam keadaan rapih baju dan celananya, dan dalam keadaan wangi, si A, azan. Ada rasa kebanggaan di hatinya, bahwa dia bisa mengalahkan interview untuk dapat azan dan shalat zuhur berjamaah. Berdirilah yang tiga orang tersebut, sambil menunggu azan selesai. Seolah-olah mereka mendampingi si A ber-azan.

 

"Selepas azan, si A tidak sempat lagi bicara-bicara dengan tiga orang tersebut. Sebab mushalla sudah keburu ramai. Hanya, selepas shalat ba ' diyah, pundaknya ditepuk oleh salah satu dari yang tiga. "Mas yang akan diwawancara oleh saya ya?" Kagetlah si A. Rupanya ia bersama-sama sang pewawancara. Satu shaf. "Yang ngimamin shalat itu, Dirut kita," katanya datar. "Kita tunggu beliau selesai shalat sunnah."Singkat cerita, malah si A itu diajak makan siang bersama. Dua dari yang tiga, adalah direksi. Sedang yang mewawancara pun nampaknya memiliki jabatan yang cukup tinggi di kantor tersebut.

 

Sungguh beruntung si A. Ia jaga shalatnya, malah Allah dudukkan dia dalam posisi yang sangat mulia Bagaimana lalu dengan awawancaranya? Ya sudah tidak perlu diwawancara kali. Pertemuan di mushalla, dan azannya si A, sudah menyelesaikan wawancara. Alhamdulillah, subhaanallaah.

 

Para Peserta Kuliah Online yang budiman, kalau kita hidup dalam aturan Allah, maka Allah akan mengaturkan hal-hal yang terbaik buat kita. Allah Maha Mengendalikan dunia ini, dan DIA Maha Mengetahui apa yang akan terjadi. Pintu rizki pun di tangan-Nya. Bukan di tangan siapa-siapa.

 

Memberi Jam yang Terbaik

 

Allah begitu baik

 

Judul di atas bukan bermaksud memberi hadiah jam tangan. Bukan. Maksudnya, memberikan waktu terbaik kita buat Allah. Tidak mudah loh menerapkan hal ini. Makanya, mintalah bantuan, bimbingan, dan pertolongan Allah, agar bisa memberikan kepada Allah, waktu terbaik untuk-Nya.

 

Jadilah orang yang berbahagia, di mana ketika orang sedang sibuk-sibuknya, kita bisa memotong menghadiahkan waktu yang berharga yang kita miliki, buat Allah. Bukankah sejatinya semua punya Allah?

 

Berikut ini kira-kira waktu terbaik kita:

1. Waktu istirahat kita di pertengahan malam, di dua pertiga malam, dan atau di sepertiga malam. Untuk bangun malam. Untuk ruku ' dan sujud, memuji Allah dan memohon pertolongan- Nya. Memohon bimbingan-Nya agar kita tidak kelelahan dalam menjalani hidup ini. Agar anak-anak menjadi anak-anak yang saleh salehah. Agar orang-orang tua kita panjang umur, sehat dan diampuni Allah. Dan masih banyak lagi lah. Wuah, ini berat. Tidak sedikit yang tidak mampu mengorbankan waktu tidurnya. Karena lelahnya mencari dunia, kita lalu tidak bisa bangun malam. Atau karena banyaknya dunia yang di tangan kita, kita lalu berat untuk bangun malam. Suasana pun barangkali sedang nyaman, tidak sedang bermasalah. Ayo Sobat Zakat, seperti yang selalu dikatakan Abu, awal-awal sulit untuk bangun malam, tapi selanjutnya kesulitan itu berkurang. Allah melihat ikhtiar kita.


2. Waktu pagi. Ketika manusia langsung ngebut dengan pekerjaannya, dengan usahanya, dengan kesibukannya, kita korbankan dulu barang sedikit untuk menegakkan shalat dhuha. Dan sebelumnya, ketika manusia langsung berburu dunia, kita malah tahan dulu barang sebentar untuk menegakkan shalat shubuh. Subhaanallaah. Kalau bisa shalat shubuhnya di masjid. Masya Allah. Kita ajak anak-anak dan istri.


3. Jam zuhur. Jam sibuk-sibuknya. Traffic lagi tinggi-tingginya. Ketika pelanggan lagi banyak-banyaknya, kita ridho meninggalkannya demi Yang Memiliki diri kita dengan seluruh pemberian-Nya. Ga usah khawatir dengan berkurangnya perniagaan. Lihat saja Mekkah dan madinah. Ketika jam shalat, mereka tutup. Akhirnya apa? Allah malah memberikan international buyer, pembeli internasional. Bukan sekedar local buyer.

4. Jam ashar. Jam ngantuk. Kita segarkan diri kita, dengan air wudhu. Kita segarkan batin kita, jiwa kita, raga kita, dengan shalat ashar. Sungguh banyak kemuliaan bacaan-bacaan habis ashar.


5. Jam macet. Jam pulang. Banyak manusia yang terjebak di kemacetan, karena berburu pulang cepat. Akhirnya tetap saja kemaleman karena memang macet. Kalau memang macet-macet juga, kenapa tidak kita tunggu saja sampe maghrib usai. Atau syukur-syukur kita sekalian selesaikan isya, baru kita pulang. Kalau tetap khawatir, misalkan pulang jam 5, maka jam 18 mampir ke masjid. Jalan lagi usai maghrib. Lalu, mampir lagi jelang isya. Dan jalan lagi setelah shalat isya. Repot memang. Tapi insya Allah yang begini ini yang kelak akan Allah istimewakan. Manusia mau lelah, mau cape. Tapi kali ini cape dan lelahnya, buat Allah. Bukan seperti selama ini yang untuk dunianya, untuk perutnya, untuk keseombongannya, untuk hawa nafsunya. Subhaanallaah.

 

Sobat Zakat, mari berikan waktu terbaik kita untuk bertemu dengan Allah. Ada hadiah dari Allah buat siapa saja yang mementingkan diri-Nya

 

Sumber: Web In RZ


Antara Dua Wanita (Berkelana Dalam Pilihan 2nd)

Bahwa ada pilihan-pilihan dalam menyusun cita dan langkah di jalan cinta para pejuang, biarlah kali ini dua orang wanita mengajari kita. Wanita pertama bernama Habibah binti Sahl, istri Tsabit ibn Qais. Suatu masa ia datang kepada Rasulallah saw. Ia berkata, "... Aku tidak mengingkari kebagusan akhlaq dan agamanya, Ya Rasulallah. Tetapi aku takut menjadi kufur jika tak bercerai darinya. Aku takut jika terus menerus bermaksiat padanya karena ketidaktaatan pada suami, dan aku tahu itu menyalahi perintah Allah..."

Rasulallah bersabda, "Maukah engkau mengembalikan kebun-kebunnya?" Habibah menjawab, "Ya...!" Maka Rasulallah bersabda kepada Tsabit, "Ambil kembali kebun itu, dan thalaq-lah istrimu satu kali!"

Habibah begitu mengerti akan potensi dirinya. Ia tahu resiko yang kemungkinan besar terjadi sebagai konsekuensi dari bertemunya realita kondisi yang ia hadapi dengan watak, sifat dan karakter dirinya. Maka ia bicara tentang sebuah hak yang memang semestinya ia peroleh.

Ia tidak tercela. Bagaimanapun ada harapan-harapan tersendiri bagi seorang wanita untuk mendapatkan suami yang begini dan begitu. Siapapun tidak berhak mengatakan Habibah berselera rendah karena menolak Tsabit ibn Qais semata karena alasan fisik. Dan sebenarnya alasannya lebih pada dirinya sendiri yang khawatir kufur kepada Allah atas kondisi suaminya. Ada hal yang lebih besar yang ia takutkan, yakni kufur pada nikmat Allah, dan durhaka pada suami. Habibah memilih untuk bertaqwa pada Allah dengan meminta cerai dari seorang suami yang sulit diterima oleh perasaannya.

Selalu ada ruang dan ruang itu berisi pilihan-pilihan. Tetapi, bicara tentang kemuliaan, tentu lebih dari sekedar bicara tentang hak.

Inilah kisah tentang wanita kedua. Dengarlah, dalam riwayat Imam An Nasa'i, 'Aisyah bercerita dalam perasaan yang senada. "Ada seorang gadis remaja dinikahkan dengan seorang laki-laki. Ia kemudian berkata padaku, "Sesungguhnya ayah telah menikahkanku dengan putera saudaranya agar martabatnya dapat terangkat melalui diriku. Tetapi aku tidak menyukainya...!"

'Aisyah lalu mengajaknya bertemu dengan Rasulallah. Kemudian Rasulallah mengutus seseorang untuk memanggil ayahnya agar hadir ke rumah beliau. Ketika sang ayah hadir, Rasulallah menyerahkan kembali urusan hal pernikahan kepada sang gadis. Dan gadis itu berkata' "Ya Rasulallah, sebenarnya aku telah ridha akan apa yang dilakukan ayah kepadaku. Hanya saja, aku berkeinginan untuk memberitahukan kepada para wanita, bahwa mereka memiliki hak dalam masalah ini."

Ada hak dalam menolak pernikahan yang digagas orang tua. Tapi ada kemuliaan dalam mentaati orang tua dan berbakti pada mereka. Wanita agung ini memilih yang kedua. Bukanya tanpa resiko. Karena dalam pernikahan ini ianya harus membangun cinta, mengatur perasaannya dari titik tidak suka. Menarik. Karena gadis ini mengungkap satu pelajaran besar tentang hak wanita untuk menentukan pilihan. Ia memperjuangkan hak saudari-saudarinya agar mendapat ketegasan pengakuan dari Allah dan RasulNya. Dan jauh lebih menarik, karena ia mengungkap kemuliaan sebuah kata ridha kepada orang tua, dan keagungan kata shabar atas ujian.

Begitulah. Selalu ada ruang diantara rangsangan dan tanggapan. Dan ruang itu berisi pilihan-pilihan. Maka itulah gunanya misteri takdir. Agar kita memilih diantara bermacam tawaran.


Sumber: Web In RZ


6 Feb 2011

Serenade Pagi

Dan...Ingin kutanyakan tentangnya

Pada daun-daun yang melambai tertiup angin

Pada debu jalanan yang menjadikannya berhamburan

Pada kicau beburung yang menerangi pagi.

Dan...ingin kunyatakan tentangnya

Lewat uraian singkat yang mengeja kata

Lewat embun daun dipagi yang menyapa

Lewat senandung mendung yang menjadikan mentari tiada

Lalu kutanyakan padanya

Tentang daun-daun yang mlambai tertiup angin

Tentang debu jalanan yang menjadikannya berhamburan

Tentang kicau beburung yang menerangi pagi.

Lalu...Kunyatakan padanya

Tentang uraian singkat yang mengeja kata

Tentang embun daun dipagi yang menyapa

Tentang senandung mendung yang menjadikan mentari tiada.

Namun, mungkin ini masih terlalu pagi.

Serenade hati mungkin masih sembunyi dibalik jeruji.

Lotus Garden,

5 February 2011

5 Feb 2011

Karena Kamu adalah Tulang Rusuk-ku

oleh Ratih Astrya Ningsih, RZ - Banjarmasin

Karena Kamu adalah Tulang Rusuk-ku (Hope it can be inspiring story)

KERENA KAM...U ADALAH TULANG RUSUK-KU; Dada ini longar bila tanpa penyangga, dada ini akan terasa terhimpit bila tulang yang ada tak mampu mempu menopang desah nafas. Itulah tulang rusuk, tulang rusuk suami ada pada istri dan istri sebagai penopang kehidupan suami. Tak lantas beramarah bila rusuk itu kemudian susah untuk diluruskan, dan tak harus jenggah bila suami tak jua segera meluruskan. Yang dibutuhkan adalah pengertian, kesabaran dan saling memberi waktu untuk mengerti. Itulah hakikat cinta sejati pasangan suami-istri

Karena Kamu Tulang Rusukku

Sebuah senja yang sempurna, sepotong donat, dan lagu cinta yang lembut. Adakah yang lebih indah dari itu, bagi sepasang manusia yang memadu kasih? Raka dan Dara duduk di punggung senja itu, berpotong percakapan lewat, beratus tawa timpas, lalu Dara pun memulai meminta kepastian. ya, tentang cinta. Dara : Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini? Raka : Kamu dong? Dara : Menurut kamu, aku ini siapa? Raka : (Berpikir sejenak, lalu menatap Dara dengan pasti) Kamu tulang rusukku! Ada tertulis, Tuhan melihat bahwa Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam dan menciptakan Hawa. Semua pria mencari tulang rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hati."

Setelah menikah, Dara dan Raka mengalami masa yang indah dan manis untuk sesaat. Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing dan kepenatan hidup yang kain mendera. Hidup mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain. Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas. Pada suatu hari, pada akhir sebuah pertengkaran, Dara lari keluar rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak,

"Kamu nggak cinta lagi sama aku!" Raka sangat membenci ketidakdewasaan Dara dan secara spontan balik berteriak,

"Aku menyesal kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!" Tiba-tiba Dara menjadi terdiam ,

Berdiri terpaku untuk beberapa saat. Matanya basah. Ia menatap Raka, seakan tak percaya pada apa yang telah dia dengar. Raka menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan. Tetapi seperti air yang telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk diambil kembali. Dengan berlinang air mata, Dara kembali ke rumah dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah. "Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan kita berpisah dan mencari pasangan sejati masing-masing."

Lima tahun berlalu. Raka tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu akan kehidupan Dara. Dara pernah ke luar negeri, menikah dengan orang asing, bercerai, dan kini kembali ke kota semula. Dan Raka yang tahu semua informasi tentang Dara, merasa kecewa, karena dia tak pernah diberi kesempatan untuk kembali, Dara tak menunggunya. Dan di tengah malam yang sunyi, saat Raka meminum kopinya, ia merasakan ada yang sakit di dadanya. Tapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Dara. Suatu hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di airport, di tempat ketika banyak terjadi pertemuan dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas, mata mereka tak saling mau lepas.

Raka : Apa kabar? Dara : Baik... ngg.., apakah kamu sudah menemukan rusukmu yang hilang? Raka : Belum. Dara : Aku terbang ke New York dengan penerbangan berikut. Raka : Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon kita, belum ada yang berubah. Tidak akan ada yang berubah. Dara tersenyum manis, lalu berlalu. "Good bye...."

Seminggu kemudian, Raka mendengar bahwa Dara mengalami kecelakaan, mati. Malam itu, sekali lagi, Raka mereguk kopinya dan kembali merasakan sakit di dadanya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena Dara, tulang rusuknya sendiri, yang telah dengan bodohnya dia patahkan.

"Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal"

 (Oleh : Lutfi S Fauzan)

Semoga bisa menginspirasi di jumat yang penuh berkah ini..Aminnn

 

Sumber: Web In RZ

 

3 Feb 2011

Sebuah Nama, Sebuah Cerita (Impian yang Tertunda)




Aku kembali menulis disini, setelah beberapa kali ingin ku akhiri. ingin menyelesaikan, ingin menyudahi cerita dari awal mula blog ini tercipta. Namun ternyata tak bisa. Meninggalkannya ternyata tak sesederhana yang aku kira. Jika ini sebuah cerita, pasti ada segelintir makna yang terkandung didalamnya. Harmoni cerita... yang dirangkum begitu indah. dalam bahasa sederhana namun menyimpan makna yang tiada mudah terduga oleh sesiapa yang membacanya.
Disini, begitu banyak lahir cerita sederhana. yang aku rangkai sebagai pengingat jiwa yang terkadang lupa. Bahkan terkadang tak jarang aku diingatkan oleh yang membaca tulisan-tulisan sederhana ini. Darinya aku banyak belajar. Belajar tentang kesederhanaan hidup, lalu menikmatinya.

"Mengertikah engkau bahwasanya gagal itu bukanlah kekalahan, selama kau memahami apa yang menguji hatimu. Tak perlu lagi engkau bersedih seperti dulu melemahkan niatmu, semoga bertemu kembali, tetapkan hati berjuang bersama lagi..."*Padi*

Hidup memang tak bisa kita terka. Bagiku, semua yang telah kulalui adalah takdir-Nya. Yang tak mungkin bisa aku pungkiri. Setiap kesalahan dan kesilapan yang pernah menguasai diri adalah cara Tuhan memberikan pelajaran kepada diri sendiri agar kelak kedepannya menjadi insan pembelajar yang telah mampu bertindak lebih awas serta bijaksana.
Aku ingin terus menjadi bijak diatas bumi aku berpijak. Karna ketika kata yang dituturkan terdengar sebagai petuah ditelinga mereka, tentu saja itu menjadi pemicu untuk tetap menjadi pendengar serta pembicara yang jitu untuk menenangkan kondisi psikologi mereka. Meski kadang tak jarang, ketika menyerang diri balik, diri sendiri pun kelabakan menghadapinya.
Dan...Ayah dan Ibu-lah sebagai penenang jiwa kala hariku menjadi gundah.
Menjadi pendengar yang baik itu sungguh menyenangkan. Dari cerita2 mereka kita bisa mendapatkan banyak hikmah dan pelajaran. dari cerita mereka juga akan banyak ide tulisan yang berseliweran. Kalau males nulis panjang-panjang, tinggal dijadikan puisi. Kalau ingin ditulis dalam bentuk cerita juga bisa dibuat dalam bentuk Flash fiction, dll..
hm...
Blog ini, usianya sudah sekitar 3,5 tahun. sudah 3 kali pula ganti nama. Dan yang sekarang adalah nama ketiga. Kalo gak salah, blog ini dibuat bulan September 2007. Tapi gak inget (tepatnya, gak tau tanggal berapa).
Berawal dari blog ini....
Sebuah nama, sebuah cerita terukir dengan indahnya.
Berawal dari blog ini....
Aku menulis. Sesuatu yang tak terpikirkan olehku sebelumnya.
Berawal dari blog ini....
Ingin segera ku akhiri cerita "Pelangi di Langit Senja"
Untuk kubukukan dalam uraian sederhana bahasa jiwa.
Semoga masih punya Mood buat nulis^_^.
Dan semoga... Memori ingatan penghujung desember 4 tahun lalu hingga hari ini masih bekerja dengan baik. Hingga pada akhirnya, rangkuman cerita itu terbukukan sempurna dalam impian sederhana Langit Senja Asy Syifa'.
Semoga belum terlambat menuliskannya...

"
Bersyukurlah Bahwa kita masih saling mendengarkan dan berkata Bersyukurlah bahwa kita masih memijakkan kaki diatas bumi Menghirup nafas alamNya "

Mars Rumah zakat^_^ (Iseng)

Dengan tekad yang membaja dihati

Tuk mengabdi kepada Ilahi

Mewujudkan masyarakat hakiki

Bahagia dunia dan akhirat nanti

Bekerja profesional dan amanah

Kan selalu menjadi visi kami

Bersemangat tiada kata lelah

Kan selalu terukir pada langkah kami

*ReFF*

*Ketenangan ada...

Saat kewajiban terlaksana

Ketenangan ada...

Sast bisa berbagi dengan sesama

Ketenangan ada...

Saat amanah tertunaikan

^_^

1 Feb 2011

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...