13 Jan 2009

NIKMATNYA RASA SAKIT....

“Tidaklah seorang muslim menderita kekalahan atau penyakit atau kesusahan hati, bahkan gangguan berupa duri, melainkan semua kejadian itu akan berupa penebus dosanya.”

( HR. Bukhari, Muslim)

Rasa sakit membuat kita sadar betul bahwa daya tahan manusia itu tebatas. Banyak hal yang tidak bisa kita tolak sebagai manusia. Meskipun kita rajin olah raga, minum vitamin, makan teratur, dan sebagainya. Datangnya sakit tetap saja tidak bisa kita tolak.

Ya tho . . . !!

“Siapa yang dikehendaki oleh ALLAH padanya suatu kebaikkan, maka diberinya musibah.”

(HR. Bukhari)

Sakit itu . . .sebuah nikmat yang tidak dimiliki oleh orang yang sehat. Sakit itu anugrah.

Bukankah, “Setelah kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan.” ( QS. Al-Insyiroh:5-6 )

Meskipun dibelakang nama telah tertulis Asy Syifa, tapi tetap saja saya tidak bisa mengingkari ketetapan-NYA kan?!

Antara pilihan dan kesempatan.

Maka sakit adalah sebuah kesempatan. Bukan pilihan. (ini menurut saya lho ya . . .!!!)

*Kesempatan dimana kita bisa merasakan nikmatnya sakit.

Lho... kenapa harus nikmatnya sakit? Dan bukan nikmatnya sehat? Mungkin ada yang bertanya seperti ini.

Simple aja . . agar setelah sehat, kita manusia bisa selalu menjaga nikmat kesehatan yang selama ini selalunya kita dustakan.

*Kesempatan untuk kita belajar lebih memahami kemampuan fisik yang kita miliki. Sebab manusia itu punya batas.

*Dan juga, kesempatan yang berikutnya adalah memberi kesempatan pada orang lain untuk tidak pernah lupa mendoakan kita. J

“Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah do’a yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakilnya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikkan, maka malaikat tersebut berkata aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang dia dapatkan.”

(HR. Muslim)

“Dan apabila aku sakit. DIA lah yang menyembuhkan aku. Dan yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali).”

(QS. Asy-Syu’ara: 80-81)

Sebenarnya masih banyak kesempatan-kesempatan yang lainnya. Tapi silahkan buat dalam bentuk versimu sendiri. J

############

Ini ada sebuah artikel yang saya dapat dari teman saya, isinya tentang >>>>>>

Bersyukur ketika sehat, bersabar ketika sakit.

Hidup seorang muslim hendaknya selalu berada pada dua hal:
Hal bersyukur dan sabar. Jika ia sehat, ia bersyukur dan gunakan
kesehatannya untuk melakukan pekerjaan yang bermanfaat.
Sebaliknya, jika sakit, ia ikhlas dan bersabar sambil terus menerus
berusaha mengobatinya, disertai dengan sikap tawakal pada Allah.
Ia sadar, Allah-lah zat yang mampu menyembuhkan penyakitnya.
Dalam kaitan ini Allah berfirman :


" (Yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dia-lah yang
memberi petunjuk. Dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan
minum kepadaku. dan apabila aku sakit, Dia-lah Yang menyembuhkan
aku. Dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan
aku (kembali). Dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni
kesalahanku pada hari kiamat." - Asy Syu'araa'; 26: 78 -82.

Oleh karenanya berobat termasuk salah satu perintah dalam ajaran Islam.
Rasulullah bersabda : "Setiap penyakit ada obatnya, maka berobatlah kamu
sekalian, tetapi jangan berobat dengan sesuatu yang diharamkan"
Di samping itu ada hal yang perlu diingatkan, untuk tidak berobat ke dukun
mistik, paranormal yang mengerti ilmu gaib.

Dalam sebuah hadist, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
"Barangsiapa yang mendatangi dukun peramal (kahin), maka sungguh dia
telah kufur kepada apa (Al Qur'an) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
Shalallahu 'Alaihi Wasallam"

Rasulullah sendiri tidak mampu meramalkan yang gaib, yang akan terjadi
pada dirinya. Allah berfirman :
" Katakanlah aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak
pula menolak kemudaratan, kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya
aku mengetahui yang gaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-
banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudaratan. Aku tidak lain hanyalah
pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang
beriman." - Al-A'raaf ; 7: 188

Penyakit itu kadang kala datang dengan tiba-tiba, sementara penyembuhannya
kadangkala membutuhkan waktu lama. Tidak ada sikap yang perlu dipegang
selain bersabar dan bertawakal kepada Allah SWT.

Rasulullah bersabda :
"Jauhilah olehmu segala yang diharamkan, maka pasti engkau akan menjadi
orang yang paling taat beribadah. Bersikaplah ridha terhadap segala apa yang
telah Allah tetapkan kepadamu." (HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah)

Dalam hadist lain Rasulullah bersabda pula :
" Aku bangga dengan seorang muslim, jika menimpa kepadanya suatu musibah
ia ikhlas dan bersabar. Jika mendapatkan kebaikan, ia memuji Allah dan
bersyukur. Sesungguhnya muslim itu pada segala aktivitasnya selalu akan
mendapatkan pahala dari Allah sekalipun pada sesuap nasi yang ia masukkan
ke dalam mulutnya." (HR Imam Baihaqi dari Sa'ad)

Disamping kesabaran dan ketabahan, juga harus memiliki sikap husnu-zhan
(berbaik sangka) kepada Allah SWT. Apa yang terjadi pada si sakit adalah
kebaikan buat dirinya. Rasulullah bersabda :
"Aku bangga dengan orang mukmin, sesungguhnya Allah SWT tidaklah
menetapkan suatu keputusan, kecuali akan berakibat baik kepadanya."
(HR Ibnu Hibban dari Anas)

"Aku heran dengan mukmin yang gelisah menghadapi penderitaan sakitnya.
Jika ia mengetahui sesuatu (pahala) yang terdapat pada sakitnya, ia pasti
akan mengharapkan sakit tersebut sehingga bertemu dengan Allah SWT."
(HR Thabrani dari Ibn Mas'ud)

Berbaik sangka kepada Allah akan melahirkan persangkaan baik pula kepada
sesama manusia. Prinsip semacam inilah yang akan melahirkan sikap saling
mengerti, saling memahami, senasib sepenanggungan, saling merasakan
(empati), serta suka dan duka dirasakan bersama.

Menjenguk orang yang sakit adalah puncak dari rasa persaudaraan yang harus
dimiliki dan dikembangkan oleh setiap muslim. Tiada iman tanpa ukhuwah (rasa
persaudaraan) yang mendalam. Rasulullah bersabda :
" Engkau lihat orang-orang mukmin dalam sayang menyayanginya, saling
mencintai dan saling mengerti, adalah seperti satu tubuh. Apabila satu anggota
tubuhnya sakit, maka yang lainnya akan merasakan pula panas dan demamnya."
(HR Ahmad dari Abu Umamah).

K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc.
-Sakit Menguatkan Iman-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...