24 Jan 2013

Ini Serius . .


Bawa motor itu capek. Apalagi untuk perjalanan yang cukup jauh. Jadi inget dahulu sama Alm. abangku, ketika dia hendak mampir ke rumah sehabis aktivitas kerjanya di lapangan, aku pernah minta dibelikan sesuatu sama dia. Aku minta dia mampir ke warung. Berhubung beliaunya sudah hampir sampai rumah, jadi dia tidak membelikan apa yang kuminta. Saat itu menurutku, apa susahnya tinggal mutar sedikit, beli, daaah. . . tinggal pulang. Selesai.

Sesampainya ia di rumah, aku tagih, kecewa ternyata gak jadi dibeli apa yang aku pesankan. Ngomel lah si aku. Menganggap gampang persoalan. "Kan gampang, kek gini aja pun, mampir sebentarnya . . ." Begitu kira-kira ocehanku. Nah, dari hal itu aku jadi belajar mandiri. Mandiri untuk bisa bawa motor sendiri. Jadinya tidak terlalu bergantung sama orang lain.

Kembali ke persoalan "Menggampangkan", Nah . . . kita yang tidak mengalami kejadian langsung itu seringnya emang ngegampangin sesuatu. Sama kayak aku tadi. Namun setelah dialami sendiri, ternyata ada hal-hal yang sebelumnya tak pernah terpikir dan tak terkaji oleh diri. Bawa motor itu capeknya luar biasa, kena panas atau hujan, belum lagi kena debu jalanan, dan yang paling membuat tubuh remuk itu adalah hempasan angin yang langsung menyerang ke badan. Meski sudah pakai jaket sekalipun, tetap saja anginnya nembus ke dada. Hal itu semualah yang benar-benar menguras tenaga juga menggoyahkan daya tahan tubuh. Pantesan aja dulu Alm. Abang gitu nyampe rumah suka minum es karna sangkin haussnyaa, trus juga tiduran di kamarku yang ademm. Capeknya emang nguras tenaga. Bahkan sangkin capeknya, untuk berhenti atau berjalan lawan arah lagi itu bisa jadi hal yang sangat melelahkan, karna kalau udah capek gitu, tujuannya cuma satu. Rumah. Sampai rumah langsung ke kamar mandi, basahin kaki, minum, trus baring di lantai atau di kasur. hmmm . . .

Selalu, ketika capek itu benar tlah terasa, selalu teringat sama Alm. Abang. Selalu teringat sama ulah diri dahulu yang selalu "Menggampangkan". Namun, dari hal inilah aku bisa mengambil hikmahnya. Yaitu belajar untuk mandiri, juga tidak lagi menggampangkan persoalan. Dan aku benar-benar bisa memahami setelah mengalami semua peristiwa sendiri. Semoga yang lain pun mampu belajar.

Hm. . . mohon maaf khususnya kepada Alm. Abang, Papaku, Adikku yang mungkin selama ini telah aku repotkan perihal ini. Dari sini aku belajar, belajar memahami setiap hal yang ada dalam hidupku.

Dan untuk ini aku berpesan, Ketika seseorang kelelahan sehabis dari perjalanan, Jangan sedikitpun kita beri omelan atau pun memintanya pergi ke suatu tempat untuk memenuhi kebutuhan/ kemauan kita. Alangkah lebih baik kita tanya dahulu apakah ia bersedia, atau jika ia telah memberi isyarat/ memberi tahu kita bahwa ia kelelahan, maka berilah waktu sejenak baginya untuk beristirahat, atau janganlah memaksakan kehendak. Hehehe . . . orang yang kelelahan sehabis dari perjalanan itu sangat membutuhkan jeda untuk istirahat, rehat sejenak. Capek, Lelah, Haus, Lapar pulak . . . membuat seseorang menjadi lebih sensitif. Pas lah itu dengan aku. Kalau udah seperti ini, suka sensitifff . . . langsung peka sama ekpresi marah, sebel, dll yang ditujukan orang lain ke diri. Kalau kata iklan "Loe bukan loe kalo lagi lapar". Hihihi . . . benerrr bin betoolll ya kan.

Oiya, satu lagi. Klo udah kayak gini, juga jadi teringat sama si Lastri sahabatku yang di Batam. hehe . . . maafkan diriku yang sudah merepotkanmu selama ini yaa sobat :))
aku jadi rindu sama si Momo- Mio kecilmu ^^ Sudah setahun lebih aku tak mengendarainya. Aku pun masih punya salah sama Momo yang sampai saat ini belum kutebus. Haha . . . ingatkah kau ketika kita terjatuh saat mengejar Pelangi?? Hihi . . . jatuh dari motor yang sangat tidak elit untuk Apel sepertiku bukan?! :p #Kyaahaha . . . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...