17 Des 2012

Selaksa Senja

Semua tertanam, tertanam didalam benak. Penuh luka, penuh kesedihan . . . .
Aku tau sejak awal, Namun aku pun tak punya kuasa untuk menghentikanmu. 

Sahabat . . . lukamu mengiris hatiku. Entah, ini sudah untuk yang keberapa kali kau disakiti.
Semoga ia memahami, bahwa segala perilaku akan kembali kepada yang melakukan.


Dan kau tak menemukan pendar-pendar keadilan itu.
Mungkin inilah waktunya perbaikan, perubahan dan juga kebaikan.
Kau akan melewatinya,
Ketika kau melihat kesalahan yang sama, dimana kesalahan itu dulu pun kau pernah melewatinya, kan ada luka yang terkoyak. Dan kau teramat takut merasakannya, teramat takut tuk kembali kepada jalan itu. Karna kau sadar, Dia tlah menyadarkanmu dari khilafmu. Dan kau terlalu teramat takut untuk kembali pada jalan itu. Ada rasa dalam rongga dadamu yang sesak, ingin menyampaikan kepada orang yg melalui jalan gelap itu. "Jangan lewat lorong itu, karena kelak kau kan merasakan kesakitan yang tiada tara hitungan jumlahnya". Namun katamu tersekat. Menyesak didada, ingin menyampaikan namun tak bisa. Dan.... "Ah... andai ia tau, andai ia mau mendengarku".
Duhai Rabb.... Selamatkan kami, jangan biarkan kami terlena oleh cinta dunia.
Jaga kami, dengan penjagaan-Mu duhai Rabb....

*Intuisi ini bukan sekedar prasangka biasa, aku hanya tak ingin ada yang terluka.

~Sahabat, duniaku kini tiada ceria hilang entah kemana. Detik detik yang kita lalui penuh duri.
Mengapa tangisan itu terdengar lagi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...