29 Mei 2012

Proses


Dari sebuah keniscayaan hari, proses itu menggelayuti. ketika aku terbangun dari mimpi, kusadari suatu hal.."Inikah sebuah janji?", mimpi itu benar-benar membuat berbagai pertimbangan mulai muncul kepermukaan. Disini, sedang ada yang berperang. Jiwa-jiwa sang pemikir, jiwa-jiwa sang pembelajar. “Inikah sebuah janji?”. Lagi! Kalimat tanya itu menggelayuti. Sanubari mulai bersimpati memilih apa yang menjadi pilihan, jiwa mempertimbangkan berbagai ragam kemungkinan ini dan itu. Lalu, siapa berikutnya yang berhenti di perhentian terakhir?


Remuk tatapku menatap layar monitor. Mata ini terlalu lelah, hampir sepuluh jam menatap layar biru ini diruang kerja. Dan selebihnya pun masih harus menatap monitor biru ini saat seharusnya tubuh ini di istirahatkan.  Ada yang mengganggu memang. Mimpi itu! Bukankah tak perlu dikhawatirkan perihal mimpi? Ada benarnya pasti. Namun, ini bukan seperti biasa. Bukan nafsu yang mencakrawala, bukan pula kecemasan langit seperti  saat petir menyambar dengan coretan putih kilat yang menggelegar. Ini mimpi-mimpi yang ditanyai dipenghujung sujud dan air mata. Jubah putih itu, tatap mata itu tidak berdosa..., senyum tulus itu... setulus janji yang ingin kutepati dipenghujung sanubari. Benar aku mengenal sosok itu, sosok yang pernah tersenyum menghibur kala luka terbuka menganga. Sosok yang memberi beribu dukungan semangat ketika perih mampir menyandra diri.


Lalu aku bertanya lagi, “inikah sebuah janji?”

 gambar di unduh dari Google images :)

Medan, 29.5.12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...