24 Mei 2012

Dua Empat


Tanggal berapa ini?? Ah.. ternyata sudah tanggal dua puluh empat mei, hari ke dua puluh empat dibulan ke lima tahun 2012. Ada apa dengan tanggal ini?! hari ini? Eh.. Ini hari kamis?! Astaga... hmm, tapi ada apa ya? Seperti ada sesuatu dengan tanggal ini. Tapi tepatnya apa, aku lupa. Hari ulang tahun seseorang kah? Sahabatku? Apa ada yang berulang tahun hari ini? Kurasa tidak.

Hm.. sepertinya ini hari yang penting. Tapi sepertinya sudah tidak menjadi penting lagi karna aku sudah lupa, bahkan benar-benar lupa, tepatnya mungkin tidak tau –apa keistimewaan hari ini. Yang aku tau, besok seharusnya laporan keuangan ini sudah harus aku serahkan kepada bosku. Namun malangnya, belum selesai. Perkiraanku waktu itu dalam sepekan aku mampu menyelesaikannya. Tapi ternyata semua diluar dugaanku. Sekarang aku benar-benar terjebak dengan apa yang selama ini tidak pernah aku seriusin. Apalagi kalau bukan “A-K-U-N-T-A-N-S-I”. Aku benar-benar terjebak disini. Di pelajaran yang dulu saat dibangku SMA, tak sedikitpun aku tertarik untuk memperdalamnya. Di mata kuliah yang aku sering dibuat jenuh olehnya.

Mungkin inilah namanya siklus kehidupan. Sebab akibat dari kehidupan yang aku jalani. Menyesal telah terjebak didalam semua ini?? Tentu saja tidak kawan! Aku tidak senaif itu untuk menyesali akan sesuatu. Bahkan menyesali suatu keliruan sekalipun! Inilah hidup, inilah prosesnya, kesusahan dimasa sekarang akan menjadi kemudahan diwaktu yang akan datang. Sama seperti nasibku sekarang, bersusah-susah terlebih dahulu, baru kemudian berlapang-lapang dalam waktu senggang (#eh?) hahah. . . .

Contohnya sekarang, udah tau ada setoran kejar laporan, ini malah ngetik buat postingan. Ckckck.... intermezzo lah, mumpung lagi ada mood buat nulis. Soalnya sekalinya gak moody, yah gak bisa dipaksain. Palingan yah comot sana sini artikel dari hasil browsing.
Aku lelah. Benar-benar lelah malam ini. Ketika hendak pulang kerja tadi, hujan mengguyur deras kotaku. Yah. . .  batal pulang! Sekitar setengah jam lebih aku harus bertahan di kantor, menunggu hujan reda. Untung saja saat pulang, angkotnya ramai penumpang. Sedikit lega, tapi kelelahan. Jam tujuh malam aku tiba dirumah (*halaah... kok malah jadi curhat gini #gakpenting  ~Abaikan)

Diluar masih hujan. Beberapa waktu belakangan ini hujan turun perlahan, selalu. Aku jadi suka mengamati langit. Hm.. sama saja, dulu aku juga begitu. Terlalu peduli pada langit, terlalu perhatian. Pernah aku berceloteh pada temanku tentang langit. “Ternyata orang-orang itu banyak yang tidak terlalu peduli dengan langit ya?!”, Retorik.  Dahi temanku mengernyit, menyiratkan tanda antara tanya dan bingung. Lalu aku menjawab sendiri pertanyaan retorikku tadi dengan kalimat retorik lagi, “Apa aku yang terlalu memperhatikan langit kali ya?!”
Lagi. Sore itu langit berwarna. Bukan jingga, apalagi biru. Ia hanya berwarna. Warna warna yang lembut. Kali itu aku biarkan mataku saja yang engambil objek keindahannya. Lagian sepertinya tidak akan tertangkap oleh kamera HaPe soner jadul milikku. Warna-warna yang lembut. Tidak jelas, tapi ia ada. Tidak tegas, tapi ia membekas. Dibalik awan ia terlukis lembut. Cukup mata yang merekam keindahannya.

Hidup memang cukup adil, bukan hanya cukup, tapi memang adil. Karna semua telah diatur sesuai dengan komposisinya. Semua dijatah sesuai ukurannya. Sama kayak kondisi aku yang sekarang. (hahah.. lagi2 nyeritain diri sendiri :p). ~biar gampang ini mengilustrasikannya.
Baiklah, mengutip kata “semua dijatah sesuai ukurannya”, aku umpamakan ke diri sendiri. Yup. . . tentang pekerjaan yg sekarang. Akuntansi.... (loh kok akuntansi? Apa hubungannya?). Nah .... otakku yang dengan kapasitas terbatas ini terkadang merasa kesulitan menghadapi pekerjaan yang aku sendiri belum menguasai apa yang diperintahkan. Kata “belum menguasai” inilah yang seringnya menjadi kendala dalam mengerjakan sesuatu. Jika dulu aku mengerjakan apa yang udah tersistem, nah kali ini aku harus membuat sistem apa yang aku kerjakan. Kesulitan? Pasti! Itu tidak bisa dipungkiri. Namanya juga belum mengerti, masih bingung. Malah ada yang pernah bilang kalau bingung itu artinya mau paham. Lah.. kok? Ya iya... bingung itu proses dari yang “gak tau” menjadi “tau”, bingung itu ada diantara tau dan gak tau. Dari kebingungan itulah kita mencari tau, misalnya dengan bertanya, mendengarkan, membaca, atau dengan cara yang lainnya. Hingga akhirnya kebingungan itu berujung pada kata “Paham”. Waktu temanku bilang “bingung itu artinya mau paham”, waktu itu aku juga lagi bingung, maksud pernyataan itu apa. Hahha... payah nih aku! (hm . . .  namanya waktu itu juga lagi bingung, eh malah dibikin bingung #ngeless).


Hem.. ini hari kamis kan? Malam jumat. Malam yang penuh barokah. Besok hari raya nih. Eh iya jadi inget, kalau malam jum’at atau hari jumat itu sunnahnya membaca Qur’an surat Al Kahfi. Kalau gak salah inget, surat ke 18. Diamalkan ya temaann.... :) (#sambil dengerin Al Kahfi sambil ngetik ^_^)
Adem n tentram ya... kalau dengerin yang beginian. ~Alhamdulillah. Gak kayak tadi pas pulang naik angkot, backsoundnya lagu Judika, satu album diputer. Lagunya menggalau semua. ~banyak2 istighfar. Mana waktu itu perut lagi lapar karna belum makan dari siang. (hoho... kebiasaan!) sempurnalah hari ini sudah. Nikmati sajalah...^_^9

Hidupku. Sempurna! Bagaimana dengan hidupmu?


 
#Kota Medan di bawah guyuran hujan
24.5.12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...