Rimbun retak berguguran satu persatu
Menyisakan luka pada garis tanah yang kering
Merindukan jejak hujan membasahi persada bumi biru
Menyuburkan dedaun yang layu dimakan waktu
Pernah sesekali rasa kubunuh
Menjadi kepingan kaca yang berserakan karna pecah
Lalu dawai asmara merontak lewat nada tak berirama
Kusapu kepinggir kolam
Kutengadahkan ke buai samudera panjang
Disana muaramu, dengan ombak sbagai tangismu
Dan karang sebagai hasratmu yang membatu.
Tak peduli, takkan pernah
Sebab kerasmu menyelimuti qalbu.
Duhai kau yang lembut hatinya. . .
Tidakkah jiwamu merindu?
Medan, 5.11.12
*Import from WP
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dua beda
Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta. Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana. Me...
-
Fhuh… “Jika setiap desah nafas adalah syukur, maka mengapa masih ada tangis yang tersekat tak mengucur?” “kenapa kau menangis?” “Tidak. Aku ...
-
I that you have once enforced I that have once you arouse I that have once you give perceive while are i am awake until my most fall asleep ...
-
Maaf. Mungkin benar aku tersinggung. Atas ungkapan yang seharusnya tak ku serap ke dalam hati. Tapi kata-kata yang di ucap itu justru menyak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^