9 Feb 2013

Rindu Sepersekian

Untuk yang kesepersekian, meronta diatas temali yang mengkakukan simpulnya.
Menari membawa rindu diantara pusara kecemasan dan halaunya
Tiada bertemu lawan masa diantara dinding-dinding yang bicara
Hari semakin gulita bersama kepekaan makna yang kian tenggelam
Untuk yang kesepersekian kalinya, kembali didera masa yang tiada peduli sesak merona
Membuncah ke langit mengangkasa, memberaikan pusat aral yang melintang
Damai menyesak jadi retak, kutub-kutub menabrak polar menghentak
Jatuh berserakan, lalu memunguti puing-puing berhamburan.

Hendak dikemanakan langkah jika pijakan bertabur beling dan duri tajam yang siap menghujam perlahan.?! Menghembuskan aroma luka berdarah disepersekian masa.
Kutebar rinai lewat embun dalam genggaman daun pagi tadi, lalu ia menguap oleh sengat mentari kala siang dengan gagahnya bertualang di langit biru. Hujan sesaat, kembali gagah mentari membinarkan kilaunya.

Ada kalanya rindu itu menggantung untuk yang kesepersekian masa. Diamnya adalah bencana dalam prahara yang ia tiupkan sendiri. Menutup diri, mengulang hari, mendulang mimpi. Jatuh, pecah, berhamburan, bagai awan dilangit yang saling menghantam lawan kala hujan mendera bumi.
Padam api menyisakan asap, kuhirup sesak diruang pengap. Menghentikan langkah dalam ruang sepersekian masa. Jalan jauh itu masih harus kutempuh, meski peluh kian meluruh keseluruh tubuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...