13 Nov 2012

Hujan di Langit Senja #3

"Senja, kenalkan ini Dew."
"Dew??!!", Senja membatin.

"Hai Senja, aku Dew", sembari mengulurkan tangan.
"Hai", saut Senja dingin.
"Rain?"
"Aku antar Dew pulang dulu. Kau tunggu disini."
-Hening-
"Sampai ketemu lain waktu, Senja. Senang berkenalan denganmu"
"Ya, begitupun aku . . .", kalimat senja terpenggal. Dew memberikan senyuman manisnya kepada senja. "Aku tak ingin mengenalmu. Rain", batinnya.


-------- di bawah rintikan hujan -----------
"Siapa Dew?"
"Dew? Hm . . . Yap, Dew itu semangatku."

"Lalu aku? Bonekamu?"
"Haha . . . kau boneka kecilku yang manis"
"Tak perlu tertawa. Kenapa kau begitu Rain?", mata Senja berkaca-kaca.

"Senjaa . . ."
"Kenapa kau begitu padaku? Kenapa kau tega padaku?"
"Senja, maksudmu apa?"

"Rain. Kenapa kau beri aku harapan itu jika pada akhirnya kau sendiri yang menghancurkannya?"
"Senja, dengar . . ."
"Harusnya kau tak datang saat hujan deras itu menghantam tubuh biruku. Harusnya kau tak perlu memberi payung teduh milikmu untuk melindungiku. Harusnya kau . . .", berai airmata senja, sesunggukan. "Dew. Gadis itu. Harusnya aku tau. Harusnya aku sadar sedari dulu."
"Senja, aku tak bermaksud melu. . .", gantung. Petir menyambar. Senja terjatuh menggenggam tanah. Bajunya basah, kuyup. Airmatanya menyatu bersama hujan.
"Rain . . . harusnya aku tak mengenalmu. Harusnya kau tak membangun harapan-harapanku padamu. Harusnya kau tak perlu peduli padaku. Harusnya aa kuu tak menge-nalmu", senja sesenggukan.

"Senja, sungguh. Aku benar-benar minta maaf. Aku tak bermaksud membuatmu begini"
"Rain, kau tau?! Kau datang disaat aku merasa terpuruk dengan hidupku. Kau menghiburku dengan caramu. Kau . . . . .", Done!
--------------------------------------------

"Senja . . . kau sudah sadar?"
"Di mana ini?"
"Di rumah sakit. Kau pingsan. Tidak makan lagi ya seharian?"

"Aku lupa."
"Dasar Senja! Kau selalu begitu. Aku marah kalau kau tidak makan."
"Semuanya akan baik-baik saja. Aku lebih kuat dari yang kau tau."

"Huh! masih membela diri saja"
"Rayhan . . ."
"Ya. eh? Apa? Kau menyebut namaku "Raihan"?!?!

"Aku akan baik-baik saja. Pergilah dengan semangatmu dan jangan pedulikan aku. Maaf jika selama ini aku selalu merepotkanmu atau membuatmu terganggu. Maaf Rain . . ., kau tau . . . Jangan pernah memasuki kehidupan seseorang jika kau hanya akan menghancurkannya."
---------------------------------------------

"Kak Ray. Bangun, kau tertidur. Dimana Senja?" Ray kaget terbangun, dilihatnya jam ditangannya menunjukkan pukul delapan pagi. Semalaman iya tertidur menunggui senja yang tak jua siuman sampai akhirnya ia tertidur. "Senja dimana? tanya Ratih yang baru saja datang ke Rumah sakit.
"Seharusnya senja disini", seru Ray yang mulai panik. "Susteerr", Ray setengah berlari menuju ruang suster jaga. "Pasien . . . Senjaa . . . dimana??"
"Oh, Ibu Senja sudah pulang pukul enam tadi pak. Beliau menitipkan ini.", suster tersebut menyerahkan secarik memo rumah sakit yang ditulisi senja dengan beberapa kalimat singkat.

"Pergilah hati, jangan kembali. Datanglah bila kau telah pulih."
(Mei -- 2005)~Senja
"Senja bilang apa kak?" Tanya Ratih penasaran.
"Senja pergi" 
"Pergi kemana kak?"
--Hening --

Sinar mentari seolah padam dari teriknya. Dunia serasa gelap bagi senja. Baginya mengekang perasaan adalah seperti sebuah keharusan. "Rasa itu harus kubunuh, dengan atau tanpamu".
Rain. Senja begitu mencintai sebutan itu, mungkin pun pada sosok yang selama ini mengisi hari-harinya. R-a-i-n ---- Hujan, filosofinya yang menenangkan. Tapi tidak lagi. Mungkin.
Dan Rain . . . tahukah kau? sekarang bagiku, setiap harinya adalah hujan di langitku.
Dan Rain . . . tahukah kau? hujan selalu menemani senjaku di kota ini. Tanpa jeda, dan malam langsung menyekatku.
Dan Rain . . . tahukah kau? Aku bahagia jika kau bahagia, meski perih ini adalah luka.

Dan Rain . . . tahukah kau? Aku sudah mendengar kabar bahagiamu bersama Dew. Meski di kota kecil ini, meski aku mengasingkan diri dari apapun yang memungkinkan tentangmu sampai ke telingaku. Aku belajar mengikhlaskan diri, aku belajar untuk mengikhlaskan apa-apa yang bukan milikku . . .


*End





--------------------------------------------------------



~Senja
13.11.12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...