25 Okt 2012

Karna aku Perempuan . . .

Karena aku pun perempuan, kelak aku kan merasakan apa yang dirasakan oleh seorang wanita bernama ibu. Wajar saja jika sampai detik ini aku terus bersandar dibawah kanopi yang sama. Karna satu persatu anak-anaknya pergi meninggalkannya. Tinggal ia sendiri dengan sisa-sisa usianya, dengan kerutan-kerutan yang semakin jelas diwajahnya. Cela saja aku sesuka kalian. Jika baktiku justru membuat kalian begitu risih, maka cari saja yang tak membuat kalian risih. Jika tak bisa memahami, cobalah sekedar berempati, dan jika tak mampu berempati adalah lebih baik diam, tak perlu keluarkan kata yang menyakiti. Setiap orang melakukan sesuatu pasti mempunyai alasan, alasan yang tak pernah diketahui orang luar. Maka biasakan dirimu.

Karna aku pun perempuan, aku mencintai ibuku sepenuh hidupku. Tidak lebih dan tidak kurang. Lukanya lukaku, sedihnya sedihku, bahagianya bahagiaku. Ibuku lebih berhak atasku daripada kalian yang sejatinya bukan siapa-siapa.

Aku cukup memahami hidupku, jalanku, pilihanku, jika tak berkehendak maka cukup kalian diam. 

"Jangan pernah menilai sesuatu sebelum kau selesai urusan dengannya. Sebelum mengenal baik. Sebelum selesai mendengarkan atau selesai membaca semuanya."

--Tere Liye

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...