31 Jul 2012

E#mail

"Sedang apa? ngecek email lagi kah?"
"Ya."
"Sabar ya. Mungkin infonya belum sampai ke beliau"
"Iya, mungkin."
----------------------------

"Nungguin email?"
"Ya."
"Hm . . . Sepertinya infonya masih belum sampai."
"Sepertinya begitu."
------------------------------

"Emailnya belum sampai."
"Hm. . . Sabar aja ya."
"Iya."
------------------------------

"Email?"
"Aku masih sabar."
"Bener?"
"Ya. Emailnya msih belum ada. Tenang saja."
-------------------------------

"Bukan email sebenarnya."
"Lalu, kenapa selalu menunggu?"
"Aku hanya mencari penghibur laraku lewat email itu."
"Kok?"
"Berharap, harapanku tidak layu dengan selalu menunggu. Aku pasrah atas ada tidaknya email itu mampir di inbox-ku, aku hanya sedang berusaha memupuk pohon harapanku agar ia tak layu atau bahkan mungkin mati."
"Kau baik-baik saja?"
"Tentu. Semua yang terjadi sudah kehendak-Nya. Ini takdir namanya. Ketentuan-Nya masih akan mungkin berubah selama ia belum menjadi suatu ketetapan-Nya. Kita ini hanya hamba, yang mesti ridho atas apa yang telah ditetapkan untuk kita. Tidak boleh protes, namun silahkan jika hendak berduka. Itulah kita manusia. Pun silahkan jika kita hendah bersuka ria. Masing-masing sudah sesuai dengan garis edarnya, sudah pas dengan kapasitasnya. Tahukah kau teman? Menunggu bagiku adalah mengasah pedang waktu lewat hikmah dari episod peristiwa yang dijalani. Menunggu bagiku adalah memupuk pohon harapan tumbuh subur dibawah kanopi keimanan. Dan kau teramat tahu, bahwa Allaah teramat menyayangi kita. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak dengan sejuta manfaat yang memotivasyifa^_^

Dua beda

 Terkadang luka ada baiknya datang diawal. Agar kau tau bahwa hidup tak hanya tentang cinta.  Gemerlap dunia hanya persinggahan yg fana.  Me...